1 / 42

PETA KERAWANAN PANGAN FOOD INSECURITY ATLAS (FIA) PROVINSI JAWA TIMUR

PETA KERAWANAN PANGAN FOOD INSECURITY ATLAS (FIA) PROVINSI JAWA TIMUR. PEMETAAN KERAWANAN PANGAN. Bukan dimaksudkan untuk memotret kinerja wilayah. m enyediakan informasi bagi para pengambil kebijakan di tingkat wilayah : untuk mampu menghasilkan perencanaan yang lebih baik

edison
Download Presentation

PETA KERAWANAN PANGAN FOOD INSECURITY ATLAS (FIA) PROVINSI JAWA TIMUR

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PETA KERAWANAN PANGAN FOOD INSECURITY ATLAS (FIA) PROVINSI JAWA TIMUR

  2. PEMETAAN KERAWANAN PANGAN Bukan dimaksudkan untuk memotret kinerja wilayah menyediakan informasi bagi para pengambil kebijakan di tingkat wilayah : • untuk mampu menghasilkan perencanaan yang lebih baik • membantu perencanaan antisipasi bencana, • persiapan dan usaha untuk mengatasinya secara lebih tepat

  3. TUJUAN PEMETAAN KERAWANAN PANGAN • Fokus titik-titik rawan pangan di tingkat kabupaten • Mengidentifikasi penyebab kerawanan pangan di setiap kabupaten • Strategi yang tepat mengatasi kerawanan pangan sesuai dengan faktor penyebabnya • Monitoring dan evaluasi untuk tindak lanjut kegiatan • Kabupaten dapat lebis spesifik membuat peta rawan pangan sampai level kecamatan dan/ desa

  4. Kaitan antara Perbaikan Gizi, Peningkatan SDM dan Kemiskinan Kemiskinan kurang Ekonomi Meningkat Akses pangan, gizi dan kesehatan meningkat Perbaikan Gizi, Tumbuh kembang fisik dan mental anak Investasi sektor sosial (Gizi, Kes, Pendidikan) Peningkatan Produktivitas Peningkatan Kualitas SDM Investasi sektor ekonomi Sumber: Modifikasi dari Martorell 1992

  5. GIZI BURUK UNICEF, 1998 Akses Pangan Rumah Tangga Perilaku/asuhan Ibu dan Anak Akses kesehatan Rumah tangga KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH, KETERSEDIANAN PANGAN KESEMPATAN KERJA, PELAYANAN PENDIDIKAN & KESEHATAN, INFRASTRUKTUR PEDESAAN,

  6. Konsep Analisisis Kerawanan Pangan Ketersedian pangan Akses pangan Kesehatan dan gizi Kerentanan thd bencana

  7. Indikator Yang Digunakan Ketersediaan Pangan Ketersedian pangan rumah tangga (1) Pendidikan (Perempuan buta huruf) (7) Akses penghubung (3) Akses pangan rumah tangga KERAWANAN PANGAN Pendapatan dan kesempatan kerja (2) Akses Listrik (4) Kesehatan dan gizi rumah tangga Pelayanan Kesehatan (pusekesmas 10) Harapan hidup (5) Berat badan balita (6) Kematian bayi (8) Prasarana Air bersih (9)

  8. UKURAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA • ANGKA KECUKUPAN ENERGI ; 2100 Kkal /KAPITA/HARI • POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

  9. Indikator FIA Kerentanan terhadap bencana ( kerawanan pangan sementara) Kerawanan kronis • 10 Indikator Kerawanan Pangan Kronis: • Aspek ketersediaan: konsumsi normatif • Aspek Akses pangan dan mata pencaharian: KK miskin, tidak akses listrik, Desa yang tidak dilalui kendaraan roda empat • Aspek kesehatan dan gizi:wanita buta huruf, umur harapan hidup, bayi kurang gizi, tingkat kematian bayi, pddk tinggal >5km dari puskesmas • 4 Indikator Kerawanan Pangan Sementara (transien) • persentase daerah berhutan • persentasi daerah puso • Daerah rawan longsor dan banjir • penyimpangan curah hujan

  10. Indikator FIA dan Pengukuran

  11. Indikator FIA dan Pengukuran (lanjutan)

  12. Indikator FIA dan Pengukuran (lanjutan)

  13. Kelompok prioritas 1 (warna merah tua) tidak berarti bahwa semua penduduknya berada dalam kondisi rawan pangan. • Kelompok prioritas 6 (warna hijau tua) tidak berarti bahwa semua penduduknya mengalami cukup pangan.

  14. Kabupaten : Sampang, Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, Bondowoso, Probolinggo, Situbondo, Jember

  15. KABUPATEN RAWAN PANGAN DI JAWA TIMUR Kabupaten Sampang Kabupaten Bangkalan Kabupaten Sumenep Kabupaten Pamekasan Kabupaten Bondowoso Kabupaten Probolinggo Kabupaten Situbondo Kabupaten Jember

  16. Ketersediaan pangan

  17. Persentase penduduk dibawah garis kemiskinan

  18. Persentase penduduk tanpa akses listrik

  19. Lalu lintas desa yang tidak bisa dilalui roda empat (%desa )

  20. Persentase wanita >15 th yang buta huruf

  21. Harapan hidup (tahun)

  22. Persentase balita yang berat badannya di bawah standar

  23. Angka kematian bayi

  24. Persentase penduduk yang tidak dapat akses air bersih

  25. Persentase penduduk yang tinggal > 5 km dari puskesmas

  26. Penghitungan Indeks FIA • Untuk menentukan nilai akan dilakukan dengan menghitung indeks dimana rumus indeks adalah : Indeks = • Dimana : • = nilai ke – j dari inidkator ke i • “min” dan “max” = nilai minimum dan maksimum dari indikator tersebut • Selanjutnya indeks komposit diperoleh dihitung dengan cara sebagai berikut : • = 1/4 • Dimana : • Indeks Gabungan Kerawanan Pangan • = Indeks Ketersediaan Pangan • = Indeks Akses Pangan dan Mata Pencaharian • = Indeks Kesehatan dan Gizi • = Indeks Kerawanan Pangan sementara • n = Jumlah indikator

  27. Penghitungan Indeks FIA • Dalam penentuan suatu wilayah termasuk kategori ketahanan pangan yang mana, maka setelah didapatkan indeks komposit semua aspek dapat dilihat range indeksnya yaitu : • > 0,8 sangat rawan pangan • 0,64 - < 0,8 rawan pangan • 0,48 - < 0,64 agak rawan pangan • 0,32 - < 0,48 cukup tahan pangan • 0,16 - < 0,32 tahan pangan • < 0,16 sangat tahan pangan

  28. Analisis Aspek Ketersediaan Pangan Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur

  29. PETA KETERSEDIAAN PANGAN TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR

  30. Analisis Aspek Akses Pangan dan Mata Pencaharian Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur

  31. Analisis Aspek Akses Pangan dan Mata Pencaharian Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur (lanjutan)

  32. PETA AKSES PANGAN DAN MATA PENCAHARIAN TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR

  33. Analisis Aspek Kesehatan dan Gizi Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur

  34. Analisis Aspek Kesehatan dan Gizi Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur (lanjutan)

  35. PETA KESEHATAN DAN GIZI TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR

  36. Analisis Aspek Kerawanan Pangan Sementara (transien) Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur

  37. Analisis Aspek Kerawanan Pangan Sementara (transien) Tingkat Kabupaten Provinsi Jawa Timur (lanjutan)

  38. PETA KERAWANAN PANGAN SEMENTARA (TRANSIENT) TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR

  39. Langkah-langkah Strategis • Pembuatan Peta rawan pangan sampai level kecamatan dan desa • Pemantapan ketersediaan pangan yang disertai dengan peningkatan nilai tambah melalui penanganan pasca panen. • Pengentasan kemiskinan melalui : Percepatan pembangunan infrastruktur publik bersifat padat tenaga kerja , Percepatan industrialisasi pedesaan dengan skala kecil dan rumah tangga, peningkatan layanan lembaga keuangan untuk pembiayaan usaha mikro, subsidi untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin : pangan, kesehatan , pendidikan , dll • Pengembangan prasarana dan sarana penting pedesaan (jalan, irigasi, listrik air minum, dsb) • Peningkatan layanan kesehatan di pedesaan • Revitalisasi kelembagaan pangan ,gizi dan kesehatan di pedesaan • Pengelolaan sumberdaya alam • Percepatan pembangunan daerah rawan pangan melalui program desa mandiri pangan

  40. Mau ikutan memanen padi, he -3 . . ..

  41. Pangan adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar serta ketahanan pangan adalah benteng terakhir ketahanan nasional TERIMAKASIH

More Related