1 / 20

DIURETIK DAN ANTI DIURETIK

DIURETIK DAN ANTI DIURETIK. DIURETIK Adalah obat-obat atau bahan yang bekerja diginjal untuk menambah/mempercepat pengeluaran urine dan zat-zat yang terlarut didalamnya Diuresis dapat dengan beberapa cara : 1. Dari luar ginjal

derica
Download Presentation

DIURETIK DAN ANTI DIURETIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DIURETIK DAN ANTI DIURETIK DIURETIK Adalah obat-obat atau bahan yang bekerja diginjal untuk menambah/mempercepat pengeluaran urine dan zat-zat yang terlarut didalamnya Diuresis dapat dengan beberapa cara : 1. Dari luar ginjal a. Menghambat hormon anti diuretik dengan memberi air banyak, larutan hipotonik dan alkohol b. Meningkatkan kardiak output  meningkat- kan peredaran ginjal dengan digitalis c. Memobilisasi cairan udema perifer  albumin

  2. 2. Pada Ginjal (Sebagai Dierutik) a. Pada tubulus renalis proxinal  mencegah reabpsorspsi air  osmotic diuretik b. Pada ansa henle asenden = loop diuretik menghambat transportasi klorida dan reapsorpsi natrium  volume urine  Contoh : furosemide, etakrinik acid dan bumetanide c. Pada kortikal diluting segmen ansa henle mencegah reapsorpsi natrium :  tiazide d. Pada tubulus distal Mengeluarkan natrium , tetapi menarik kalium :  triamteren, amiloride, spironolakton bila Na tidak diapsorpsi, air juga tidak diapsorpsi  hasilnya : diuresis 

  3. Rangking (kekuatan) diuresis sesuai kekuatan megeluarkan narium 1. Yang paling kuat (loop diuretik) 15 – 25 % mengeluarkan natrium : furosemid, bumetiazid, etakrinik asid 2. Yang sedang (5 – 10% mengeluarkan natrium)  tiazid dan derivat-derivatnya, klortalidon, clopamid, xipamod, meprusid 3. Yang paling ringan (5 % ekresi natrium)  triamteren, amilorid, spironolakton Efek-efek yang tidak diinginkan dari diuretik Adalah kehilangan/kekurangan kalium. Tandanya : kelemahan otot, konstipasi, anoreksi perubahan ECG ( S – T depesi), inversi gel. T, pemanjangan QT interval)

  4. Kekurangan kalium dapat diatasi dengan : 1. Intake kalium lewat diet 8 m.mcl/h 2. Intermitten dengan diuretik hemat kalium 3. Kalium tambahan (aspar k) 4. Dengan kombinasi obat-obat peghambat kalium Obat-obat Kelompok Tiazide (Benzotiadiazine) Cukup luas digunakan dan efektif bila digunakan per oral. Dia menekan transport natrium terutama pada segmen-segmen 3 dibagian proksinal pergantian natrium dan kalium. Dapat mengeluarkan 5 – 10 % Na. Tiazide kurang mempengaruhi keseimbangan asam basa. Dia dapat mengeluarkan kalium  sehingga  hipokaliemi.

  5. Tiazid juga mempunyai efek hipotensi, oleh karena dapat menurunkan volume plasma dan juga menurunkan resistensi perifer pembuluh darah. Tiazide tidak menambah diuresis pada diabetes insipidus, bahkan dapat menurunkan volume urine. Pada manusia tiazid menghambat eskresi asam urat dan meningkatkan kadarnya dalam darah. Farmakokinetik Absorpsi melalui saluran cerna baik dengan efeknya mulai nampak sesudah 1 jam. Lama kerjanya tergantung preparatnya yang larutair (cyclopentiazid, chlorothiazid, hidroklorotiazid) sangat cepat dielminasi 4 – 12 jam. Dieskresi dalam bentuk utuh oleh tubulus proksinal.

  6. Pada yang lipid soluble (polytiazid, cyclotiazid, metylclotiazid) didistribusi lebih luas kedalam jaringan dan bekerja > 24 jam. Tiazid baik digunakan untuk T/ hipertensi. Intoksikasi dan Efek Samping Jarang terjadi, antara lain : reaksi allergi, kelaianan kulit, purpura, dermatitis, fotosensitivitas dan kelaianan darah. Pada terapi yang lama dapat menyebabkan hiperglukemi terutama pada d.m. laten, mungkin oleh karena hambatan pelepasan insulin oleh pankreas. Dapat meningkatkan eskresi kalium  hipokaliemi. Kadar asam urat darah meningkat  dapat menyebabkan serangan gout.

  7. Indikasi. Tiazid bermanfaat pada : 1. Payah jantung kronik 2. Penyakit hati dan ginjal yang disertai edema 3. Pada hipertensi dengan kombinasi a.h. lain 4. Pada toksemia gravidarum  diuresis meningkat  menurunkan udem dan menurunkan tekanan darah 5. Pada edema kronik untuk mempertahankan b.b. 6. Pada diabetes insipidus  diurese menurun Posologi : Klorotiazid tab 250, 500 mg dosis D. 500 – 1.000 mg/h Hidroklorotiazid tab .25,50 mg dosis D. 25 – 100 mg/h Flumetiazid tab.500 mg dosis 50 – 2.000 mg/h Hidroflumetiazid tab. 50 mg dosis 25 – 50 mg/h Politiazid tab. 1,2,4 mg dosis 4 – 8 mg/h Bentiazid tab. 50 mg dosis 25 – 50 mg/h

  8. Diuretik Kuat (Loop Diuretik) Furosemide (Fruseid, Lasix) Tablet 20, 40, 500 mg (Injeksi 10 mg/ml) struktur kimia berkaitan dengan tiazid. Tapi tempat kerjanya pada loop henle asenen, kemungkinan sepanjang nefron, kecuali pada bagian distal, tempat aldosteron bekerja. Pengeluaran urine bertambah progressive. Efeknya mulai > 1 jam dan berakhir ± 10 l/24 jamdan dapat  circulatory collaps. Furosemide masih efektif pada kegagalan jantung dan ginjal dimana diuretik lain gagal. Furosemid hanya sedikit di m.b. sebagian besar dieskresi melalui urine dan feses. Banyak digunakan dan berhasil untuk menurunkan edema. Efek yang tidak diinginkan adalah gangguan-gangguan elektrolit dan hipotensi.

  9. Kadang  nausea, pankreatitis dan tuli terutama pada pemberian I.V. cepat pada insuff ginjal. Dosis 20 – 120 mg (total oral). 20 – 50 mg i.m., i.v. Oral 1 – 2 x 1 tab dapat >p I 120 mg/x. Pada gagal ginjal sampai 500 mg. Asam Etakrinat (50 mg, 50 mg vial) Struktur kimia beda dengan furosemid, antara lain efeknya pada nephron = furosemid. Di i.m. sebagian di hati, sebagai melalui urine tanpa perubahan. Kurang digunakan oleh karena efeknya pada t.cr.i dan perdarahan sama dengan furosemid  kehilangan banyak Na. dan  hipotensi. Dapat  tuli bail per oral/parentral. Dosis 50 – 150 mg utuk 1 (2) dosis  kadang spi 400 mg, tab 25, 50 mg. sangat merangsang bila  s.c., i.m.

  10. Intoksikasi  dehidrasi, allkalosis, hipoensi dia dapat meningkatkan kadar asam urat  gout. Indikasi terutama untuk edema yang refrakter dengan diuretik lain. Efek maksimal 2 jam lamanya 6 – 8 jam. Bumetanide (Burinex)  (1.5. mg Iny. 0,25 mg/cc) Efeknya sama dengan furosemid. Kekuatannya 50 x > kuat dari furosemid. Mulai > ½ jam  berakhir 4 – 6 jam. Digunakan pada keadaan = furosemid. Dapat  hiperurikemi, kerusakan otot (pada dosis tinggi), kerusakan telinga (jarang) dosis 1 – 5 mg (oral). Digunakan  udema pulmo akut  2 mg i.v.

  11. Diuretik Hemat Kalium - Antagonis aldosteron - Triamteren - Amilorid Antagonis Aldosteron (spironolakton – aldacton)  (25, 100 mg) Merupakan sintetik streoidlacton. Bekerja berlawanan dengan efek aldosteron pada tubulus renalis secara bersaingan. Dia menghambat abs. Na pada tubulus distal dan mencegah keluarnya kalium. Penggunaan spironolakton sangat baik pada sirosis hepatitis dan nefrotik sindrom, dimana terjadi oedema dengan hiperaldosteron . Dapat digunakan untuk hipertensi. Spironolakton dapat menurunkan eksr. kalium pada T/ tiazid dan diuretik lain. Dapat  retensi urat.

  12. Dosis oral 50 – 100 mg/h (1 - > h). Diuresis maksimal spi 4 h. Side efek jarang  - Gynecomasti, gangguan mental - Mengantuk, sakiot perut - Rasit Amiloride (midamor) Meningkatkan ekresi Na dan kalium kurang dieskresi pada tubulus distal. Tak ada kaitan dengan aldosteron baik diberi bersama tiazid (moduretik  amilorid 5 mg + HCL 50 mg) digunakan untuk hipertensi dan edema. Efak maksimal 6 jam per oral  24 jam. Dosis total 5 – 20 mg/h.

  13. Triamteren (dytac) amilorid Sebagian besar di m.b. dan sebagian dieksresi utuh melalui urine. Efek diuretik  10 jam. Dapat  gangguan intest. Dosis oral 50 – 300 mg. Intoksikasi : beban jantungbertambah Osmotik Diuretik Tidak termasuk elektrolit, tapi mudah dan cepat dieksresi oleh ginjal. Syarat-syarat osmotik diuretik 1. Difiltrasi bebas oleh glomerulus 2. Tidak/sedikit direabsorpsi oleh sel tubulus ginjal 3. Dia merupakan zat inert Contoh : manitol, urea, sukrosa, glukosa Monitol paling sering digunakan. Dia tidak di m.b. dan sedikit direabsorpsi.

  14. Bermanfaat pada olikuri akut oleh karena syok hipopolemik. Reaksi transfusi dan nekrosis tubuli. Penggunaan manitol pada : 1. Profilaksis kegagalan ginjal akut oleh karena operasi jantung 2. Menurunkan volume, tekanan cairan intra oculer, intra cererospinal dengan meningkatkan tekanan osmotik plasma Intoksikasi : beban jantung bertambah Dosis : untuk profilaksis 50 – 100 gr. Untuk menurunkan tekanan 1,5 – 29 r (kg bb) Kontra indikasi Pada penyakit ginjal berat dan anuri kongesti dan edema paru yang berat.

  15. Jenis Diuretik Yang Lain 1. Garam pembentuk asam Garam yang dapat  asidosis  diuresis meningkat Oleh karena peningkatan tekanan osmotik tubuli dan keasaman meningkat. Contoh : amonium klorida 2. Penghambat mekanisme ransport elektrolit a. Diuretik merkuri  menghambatfungsi tubuli dalam reapsopsi natrium dan klorida (jarang digunakan) b. Penghambat karbonik anhidrase : azetasolamid. Menghambat enzym karb. Anhid  ginjal  Eksresi bikarbonat, natrium dan kalium meningkat Diurine  alkali Indikasi  menurun tekanan intra okuler

  16. Pengobatan dengan diuretika 1. Untuk menurunkan volume darah dan cairan interstital meningkatkan eskresi Na, cl dan air 2. Diuresis cepat perlu pada edema paru  furosemid, etakrinad i.v 3. Edema  payah jantung, penyakit hati, sindrom nefrotik  perlu suplemen kalium 4. Edema dan payah ginjal Dengan diuretik kuat  dosis besar 5. Hipertensi oleh karena ekresi natrium dan vasodelatasi tiazid sebagai obat terpilih 6. Diabetes insipidus  tiazid dapat menurunkan ekresi air 7. Batu ginjal  tiazid menurunkan ekresi Ca. 8. Hipercalsemia  furosemid dosis tinggi i.v. reabs di tub menurun

  17. Efek samping diuretik 1. Hipokalemia  tiazid 2. Hiperurikemia  semua diuretik – asam urat meningkat  dapat menyebabkan gout. Artr. 3. Gangguan toleransi glukosa  D.M.  tiazid dan furosemid 4. Hipercalcemia  tiazid 5. Hiperlakemia  diuretik hemat kalium 6. Sindroma edema idiopatik  diuretik kuat 7. Volume depletion  diuretik kuat 8. Hiponatremia  furosemid dosis besar

  18. Anti Diuretik Hormon = Vasopressin Merupakan obat yang mempengaruhi konservasi air Sekresi vasopressin diatur oleh : 1. Osmoreseptor  bila dehidrasi, sekresi adh meningkat 2. Volume reseptor  bila volume darah menurun  sekresi ADH meningkat 3. Stres emosional dan fisik  ADH meningkat 4. Obat-obat nikotin dan morfin  ADH meningkat 5. Alkohol dan feniton  ADH menurun Kekurangan A.D.H.  diabetes insipidus Kelebihan A.D.H.  retensi air dan hidronatremia dilusional A.D.H. tempat kerjanya pada tubuli ginjal distal

  19. ADH  interaksi sel tubuli  permeabilitas meningkat masa kerja vasopressin pendek. Vasopressin tanat  masa kerja lebih panjang Penggunaan ADH digunakan untuk diabetes insipidus. Dosis 0.25 – 14/h ADH + tiazid  kerjanya > baik. Vasopressin (ADH) dosis tinggi (10 – 20 u) dapat  perdaharan varises ostofagus. Efek samping  vasokontriksi dan tekanan darah tinggi Peristaltik usus meningkat, mual dan kolik usus. Pada perempuan  spasme uterus dan serangan angina p. Preparat : vasopressin (pitressin) 20u/ml  0,5 – 1 ml  s.k., 1 m. Vasopressin tanat 5 u/m.l – 1 m

More Related