1 / 13

THE LAW OF DIMINISHING RETURNS (SALAH SATU HUKUM/DALIL PRODUKSI)

THE LAW OF DIMINISHING RETURNS (SALAH SATU HUKUM/DALIL PRODUKSI)

darby
Download Presentation

THE LAW OF DIMINISHING RETURNS (SALAH SATU HUKUM/DALIL PRODUKSI)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. THE LAW OF DIMINISHING RETURNS (SALAH SATU HUKUM/DALIL PRODUKSI) YAITU SUATU PRINSIP YANG MENYATAKAN BAHWA APABILA KITA MENAMBAH INPUT YANG TERUS MENERUS (PADA SATU FAKTOR YANG TETAP) MAKA AKAN DIDAPAT MARGINAL OUTPUT YANG MULA-MULA NAIK DAN KEMUDIAN SETELAH INPUT TAMBAHAN YANG DISEBABKAN OLEH PENAMBAHAN INPUT MENCAPAI TITIK TERTENTU AKAN MENURUN SAMPAI AKHIRNYA MENCAPAI TITIK 0 (NOL). MARGINAL OUTPUT: OUTPUT TAMBAHAN YANG DISEBABKAN OLEH PENAMBAHAN 1 (SATU) UNIT OUTPUT.

  2. TABEL ----------------------------------------------------------------------------------- TANAH (FIXED BURUH TOTAL MARGINAL FAKTOR) (INPUT) OUTPUT OUTPUT ----------------------------------------------------------------------------------- 1 HA 0 0 1 HA 1 100 100 --| IN 1 HA 2 210 110 | CREASING 1 HA 3 325 115 --| 1 HA 4 425 100 --| DE 1 HA 5 500 75 | CREASING 1 HA 6 550 50 --| 1 HA 7 550 0 -----------------------------------------------------------------------------------

  3. ECONOMIC SCALE / ECONOMIC OF MASS PRODUCTION :  Dalam suatu usaha produksi, tidak hanya menambah / merubah faktor variabel tapi juga menambah faktor tetap. Ini akan menyebabkan biaya produksi yang rendah dan mengakibatkan kenaikan produksi.

  4. TEORI MALTHUS Inti teori adalah jika tidak diadakan hambatan (check) maka penduduk akan bertambah menurut deret ukur sedangkan bahan ma- kanan bertambah menurut deret hitung. Latar belakang teori ini adalah teknik produksi yang belum maju. Hubungan dengan Teori The Law of Diminishing Re- turns : Bila faktor produksi tetap maka akan berlaku The Law of Diminishing Returns dimana hasil total ber tambah tapi tambahan hasilnya terus berkurang.

  5. Hambatan Terhadap Pertambahan Penduduk: * Preventive Check contoh : Keluarga Berencana. * Represive Check contoh : perang, aborsi. Teori Malthus ini tidak cocok lagi di jaman modern.

  6. OPPORTUNITY COST Definisi : * Biaya yang besarnya sama dengan hasil yang akan di dapat atas sesuatu pemilihan tetap yang tidak dipilih, atau ; * Biaya untuk memproduksi suatu benda adalah sama dengan nilai benda yang tidak jadi dipro- dusir sebagai akibat faktor produksi itu sudah dipakai untuk membuat benda yang disebut ter dahulu. Contoh : sebidang tanah yang dapat ditanam deng- an padi atau tomat. Diputuskan menanam tomat. Opportunity Cost dari tomat = nilai padi yang tidak jadi ditanam.

  7. NILAI SESUATU ITU BERNILAI TERGANTUNG PADA KA PASITASNYA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MANUSIA (NICHOLAS BARBON PENULIS ING- GRIS) SUPPLY BARANG-BARANG AKAN MEMPENGA- RUHI NILAINYA ATAU HARGANYA. 4 MACAM NILAI : 1. NILAI GUNA OBYEKTIF 2. NILAI TUKAR OBYEKTIF 3. NILAI GUNA SUBYEKTIF 4. NILAI TUKAR SUBYEKTIF

  8. DALAM PENENTUAN NILAI DAPAT DILIHATDARI 2 SUDUT : 1 .DARI SUDUT BARANG ITU  NILAI OBYEKTIF CONTOH: BUKU SENDI-SENDI ILMU EKONOMI DIPERGUNAKAN DALAM PELAJARAN ILMU EKONOMI. • DARI SUDUT ORANG YANG MEMBUTUHKANNYA  NILAI SUBYEKTIF CONTOH : BUKU SENDI-SENDI ILMU EKONOMI DIBUTUHKAN OLEH MAHASISWA FHUI UNTUK DIPELAJARI.

  9. NILAI GUNA DAN NILAI TUKAR NILAI GUNA : UNTUK DIGUNAKAN LANGSUNG CONTOH : BERAS DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MAKAN NILAI TUKAR : UNTUK DITUKARKAN CONTOH : BERLIAN MEMPUNYAI HARGA DAN NILAI TINGGI SUMBER NILAI DITENTUKAN OLEH KELANGKAAN (SCARCITY) DAN JUMLAH (QUANTITY). NILAI GUNA YANG BERJUMLAH BANYAK BELUM TENTU MEMPUNYAI NILAI TUKAR SEDANGKAN SESUATU YANG MEMPUNYAI NILAI TUKAR TENTU MEMPUNYAI NILAI GUNA.

  10. NILAI GUNA OBYEKTF DAN NILAI GUNA SUBYEKTIF NILAI GUNA OBYEKTIF : DAPAT DIGUNAKAN SIAPAPUN UNTUK MEMUASKAN KEBUTUHAN- NYA. CONTOH : BERAS, KAYU NILAI GUNA SUBYEKTIF : MEMPUNYAI NILAI GUNA OBYEKTIF DAN JUMLAHNYA TERBATAS. TIDAK SETIAP JENIS BARANG YANG MEMPUNYAI NILAI GUNA OBYEKTIF AKAN MEMPUNYAI PULA NILAI GUNA SUBYEKTIF. BARANG YANG MEMPUNYAI NILAI GUNA OBYEKTIF TIDAK AKAN MEMPUNYAI NILAI GUNA SUBYEKTIF JIKA JUMLAH BARANG ITU BERLEBIHAN DISEBUT BARANG-BARANG BEBAS.

  11. NILAI TUKAR OBYEKTIF DAN NILAI TUKAR SUBYEKTIF NILAI TUKAR OBYEKTIF : BILA BARANG DAPAT DITUKARKAN DENGAN BARANG LAIN. CONTOH : BERAS NILAI TUKAR SUBYEKTIF : MEMPUNYAI NILAI TUKAR OBYEKTIF DAN DIBUTUHKAN BAGI ORANG TERSEBUT. CONTOH : BIBIT PADI  DIBUTUHKAN PETANI

  12. HUKUM GOSSEN I “ BILA UNTUK MEMENUHI SESUAU KEBUTUHAN TERUS MENERUS MENAMBAH JUMLAH BARANG YANG DIPERGUNAKAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN TERSEBUT MAKA PADA SUATU KETIKA INTENSITAS DARIPADA KEBUTUHAN TADI AKAN BERKURANG DAN KEGUNAAN DARIPADA BARANG ITU MENURUN SAMPAI AKHIRNYA MENJADI NEGATIF KARENA TELAH MENCAPAI TITIK KEPUASAN, TITIK KEKENYANGAN “. CONTOH : BILA KITA HAUS KITA MINUM GELAS 1 TERASA NIKMAT, GELAS KE 2 MASIH TERASA NIKMAT, GELAS KE 3 MASIH SANGGUP KITA MEMINUMNYA, GELAS KE 4 SUDAH KEKENYANGAN PERUT KITA, GELAS KE 5 TIDAK SANGGUP UNTUK DIMINUM. PENGECUALIANNYA PADA ORANG YANG MEMPUNYAI HOBI DAN MENGENAI CADANGAN YANG BERGUNA UNTUK DIKEMUDIAN HARI. KEGUNAAN SUATU BARANG MENURUN BILA KEBUTUHANNYA TELAH TERPENUHI.

  13. HUKM GOSSEN II “DENGAN ADANYA KENUTUHAN YANG BERMACAM-MACAM, ORANG AKAN MEMBAGI BARANG YANG IA KUASAI/MILIKI SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA KEBUTUHANNYA MEMPUNYAI INTENSITAS YANG SAMA“. CONTOH : ORANG MENDAPAT PENGHASILAN DIGUNAKAN UNTUK MAKAN, PANGAN, REKREASI, TRANSPORTASI, DLL SEHINGGA SESEMUANYA TERPENUHI DENGAN TINGKAT KEPUASAN YANG SAMA WALAUPUN JUMLAH YANG DIKELUARKAN BERLAINAN. WALAUPUN UANG YANG DIKELUARKAN TIDAK SAMA NAMUN AKAN MEMBERIKAN KEPUASAN YANG SAMA. HUKUM GOSSEN I  PEMUASAN KEBUTUHAN SEDANG BERLANGSUNG. HUKUM GOSSEN II  DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN.

More Related