1 / 70

Struktur Beton Bertulang

Struktur Beton Bertulang. Beton dan Beton Bertulang. Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen, dan air. Bahan lain ( admixtures ) dapat ditambahkan pada campuran beton untuk meningkatkan workability, durability, dan waktu pengerasan.

chung
Download Presentation

Struktur Beton Bertulang

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. StrukturBetonBertulang

  2. Beton dan Beton Bertulang • Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen, dan air. • Bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan pada campuran beton untuk meningkatkan workability, durability, dan waktu pengerasan. • Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, dan kekuatan tarik yang rendah. • Beton dapat retak karena adanya tegangan tarik akibat beban, susut yang tertahan, atau perubahan temperatur. • Beton bertulang adalah kombinasi dari beton dan baja, dimana baja tulangan memberikan kekuatan tarik yang tidak dimiliki beton. Baja tulangan juga dapat memberikan tambahan kekuatan tekan pada struktur beton.

  3. Towers CN Tower, 1975

  4. Cantilever Ganter Bridge, 1980, Swiss

  5. Water Building Dutch Sea Barrier

  6. Komponen Struktur Beton Bertulang

  7. Keuntungan Penggunaan Beton Bertulang untuk Material Struktur • Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dibandingkan kebanyakan material lain. • Cukup tahan terhadap api dan air. • Sangat kaku. • Pemeliharaan yang mudah. • Umur bangunan yang panjang. • Mudah diproduksi, terbuat dari bahan-bahan yang tersedia lokal (batu pecah/kerikil, pasir, dan air), dan sebagian kecil semen dan baja tulangan yang dapat didatangkan dari tempat lain. • Dapat digunakan untuk berbagai bentuk elemen struktur (balok, kolom, pelat, cangkang, dll). • Ekonomis, terutama untuk struktur pondasi, basement, pier, dll. • Tidak memerlukan tenaga kerja dilatih khusus.

  8. Kerugian Penggunaan Beton Bertulang untuk Material Struktur • Mempunyai kekuatan tarik yang rendah sehingga memerlukan baja tulangan untuk menahan tarik. • Memerlukan cetakan/bekisting serta formwork sampai beton mengeras, yang biayanya bisa cukup tinggi. • Struktur umumnya berat karena kekuatan yang rendah per unit berat. • Struktur umumnya berdimensi besar karena kekuatan yang rendah per unit volume. • Properties dan karakteristik beton bervariasi sesuai dengan proporsi campuran dan proses mixing. • Berubah volumenya sejalan dengan waktu (adanya susut dan rangkak).

  9. Mekanisme Struktur Beton dan Beton Bertulang • Retak terjadi pada beton karena tidak kuat memikul tegangan tarik • Baja tulangan tarik diberikan untuk memikul tegangan tarik pada struktur beton bertulang

  10. Perencanaan Struktur • Tujuan Disain: Struktur harus memenuhi kriteria berikut, • Sesuai dengan fungsi/kebutuhan • Ekonomis • Layak secara struktural • Pemeliharaan mudah • Proses Disain: • Definisi kebutuhan dan prioritas • Pengembangan konsep sistem struktur • Disain elemen-elemen struktur

  11. Prinsip Dasar Disain • Kekuatan>beban • Berlakuuntuksemuagayadalam, yaitumomenlentur, gayageser, dangayaaksial • Rn > 1S1 + 2S2 + … •  adalahfaktorreduksikekuatan/tahanan, iadalahfaktorbeban •  bervariasisesuaidengansifatgaya, • Lentur,  = 0.80 • Geserdan torsi,  = 0.75 • Aksialtarik,  = 0.80 • Aksialtekan, dengantulangan spiral,  = 0.70 • Aksialtekan, dengantulangan lain,  = 0.65

  12. Prinsip Dasar Disain •  bervariasisesuaidengansifatbebandanperaturan • Beban yang umumbekerja: • Bebanmatiatauberatsendiri (D) • Bebanhidup (L) • Bebanatap (Lr) • Bebanhujan (R) • Bebangempa (E) • Bebanangin (W), dll • Kombinasibeban yang umumdipakai: • U = 1.4D ; U = 1.2D + 1.6L • U = 1.2D + L+E, dsb.

  13. Struktur Beton Bertulang

  14. Properties Beton Bertulang • Kekuatan tekan • Modulus Elastisitas • Rasio Poisson • Susut (Shrinkage) • Rangkak (Creep) • Kekuatan tarik • Kekuatan geser

  15. Material Beton • Hubungan regangan vs waktu

  16. Material Beton • Hubungan tegangan-regangan

  17. Material Beton • Hubungan kekuatan vs waktu

  18. Kekuatan Tekan (fc’) • Tipikal kurva tegangan-regangan beton

  19. Kekuatan Tekan (fc’) • Kurva tegangan regangan bersifat linier hingga 1/3 sampai 1/2 dari kekuatan tekan ultimate, setelah itu kurva bersifat non linier • Tidak terdapat titik leleh yang jelas, kurva cenderung smooth • Kekuatan tekan ultimate tercapai pada regangan sebesar 0.002 • Beton hancur pada regangan 0.003 sampai 0.004. Untuk perhitungan, diasumsikan regangan ultimate beton adalah 0.003 • Beton mutu rendah lebih daktail dari beton mutu tinggi, yaitu mempunyai regangan yang lebih besar pada saat hancur

  20. Kekuatan Tekan (fc’) • Ditentukan berdasarkan tes benda uji silinder beton (ukuran 15 x 30 cm) usia 28 hari • Dipengaruhi oleh: • Perbandingan air/semen (water/cement ratio) • Tipe semen • Admixtures/bahan tambahan • Agregat • Kelembaban pada waktu beton mengeras • Temperatur pada waktu beton mengeras • Umur beton • Kecepatan pembebanan

  21. Modulus Elastisitas, Ec • Beberapa definisi: • Modulus awal, yaitu slope atau kemiringan kurva tegangan regangan di titik awal kurva • Modulus tangen, yaitu slope atau kemiringan di suatu titik pada kurva tegangan regangan, misalkan pada kekuatan 50% dari kekuatan ultimate • Nilai Modulus Elastisitas: • Ec = wc1.5 (0.043) fc’ (SI Unit) • Ec = wc1.5 (33) fc’ (Imperial Unit) Untuk beton normal, wc = 2320 kg/m3 (atau 145 lb/ft3 ): • Ec = 4700 fc’ (SI Unit) • Ec = 57000 fc’ (Imperial Unit)

  22. Kekuatan Tarik • Kekuatan tarik (modulus of rupture): fr = 6M/(bh2) • Kekuatan tarik – split test (tensile flexural strength) ft = 2P/(ld)

  23. Susut (Shrinkage) • Pada saat adukan beton mengeras, sebagian dari air akan menguap. Akibatnya beton akan menyusut dan retak. • Retak dapat mengurangi kekuatan elemen struktur, dan dapat menyebabkan baja tulangan terbuka sehingga rawan terhadap korosi. • Susut berlangsung pada waktu yang lama, tetapi 90% terjadi pada tahun pertama. • Semakin luas permukaan beton yang terbuka, semakin tinggi tingkat susut yang terjadi. • Untuk mengurangi susut: • Gunakan air secukupnya pada campuran beton • Permukaan beton harus terus dibasahi selama pengeringan berlangsung (curing) • Pengecoran elemen besar (plat, dinding, dll) dilangsungkan secara bertahap • Gunakan sambungan struktur untuk mengontrol lokasi retak • Gunakan tulangan susut • Gunakan agregat yang padat dan tidak berongga (porous)

  24. Rangkak (Creep) • Pada saat mengalami beban, beton akan terus berdeformasi sejalan dengan waktu. Deformasi tambahan ini disebut dengan rangkak atau plastic flow. • Pada saat struktur dibebani, deformasi elastis akan langsung terjadi pada struktur, • Jika beban terus bekerja, deformasi akan terus bertambah, hingga deformasi akhir dapat mencapai dua atau tiga kali deformasi elastis. • Jika beban dipindahkan, struktur akan kehilangan deformasi elastisnya, tetapi hanya sebagian kecil dari deformasi tambahan/rangkak yang akan hilang. • Sekitar 75% dari rangkak terjadi pada tahun pertama.

  25. Beton normal vs Beton ringan

  26. Baja Tulangan • Terdiri dari tulangan polos dan tulangan ulir • Umumnya kekuatan tarik baja: • Tulangan polos: fy = 240 MPa • Tulangan ulir: fy = 400 Mpa

  27. Kurva Tegangan-Regangan Baja Tulangan

  28. Ukuran Baja Tulangan

  29. Pembebanan pada Struktur • Jenis beban: • Beban mati/Dead Loads (DL) : berat sendiri struktur, beban permanen • Beban hidup/Live Loads (LL) : berubah besar dan lokasinya • Beban lingkungan : gempa (E), angin (W), hujan (R), dll • Kombinasi beban ditentukan oleh peraturan, misal: • 1.4 D • 1.2 D + 1.6 L

  30. Analisis Lentur Balok Beton Bertulang • Balok mengalami 3 tahap sebelum runtuh: • Sebelum retak (uncracked concrete stage) • Setelah retak – tegangan elastis (concrete cracked-elastic stresses stage), • Kekuatan ultimate (ultimate strength stage)

  31. Analisis Lentur Balok Beton Bertulang

  32. Analisis Lentur Balok Beton Bertulang

  33. Analisis Lentur Balok Beton Bertulang

  34. Uncracked concrete stage • Tegangan tarik beton fc < fr • fr = 0.7 fc’ (SI Unit) • fr = 7.5 fc’ (US Unit) • Dibatasi oleh momen pada saat retak (cracking moment) Mcr Mcr = fr Ig / yt

  35. Contoh 1: Cracking Moment

  36. Contoh 1: Cracking Moment

  37. Concrete Cracked – Elastic Stresses Stage • Beton di bawah garis netral (NA) tidak memikul gaya tarik, dan sepenuhnya ditahan oleh baja • NA ditentukan dengan prinsip transformed area (n x Ac) • Rasio modulus: n = Es/Ec

  38. Contoh 2: Bending Moment for Cracked Concrete

  39. Ultimate Strength Stage Asumsi: • Tulangan tarik leleh sebelum beton di daerah tekan hancur • Diagram kurva tegangan beton dapat didekati dengan bentuk segi empat

  40. Ultimate Strength Stage Penyederhanaan kurva tegangan beton: • US Unit • SI Unit

  41. Ultimate Strength Stage Prosedur Analisis: • Hitung gaya tarik T = As fy • Hitung C = 0.85 fc’ a b, dan dengan T = C, tentukan nilai a • Hitung jarak antara T dan C (untuk penampang segi empat, jarak tersebut adalah d – a/2) • Tentukan Mn sebagai T atau C dikalikan dengan jarak antara kedua gaya tersebut

  42. Contoh 3: Nominal moment

  43. Keruntuhan Balok Beton Bertulang • Tension failure • tulangan leleh sebelum beton hancur • balok bersifat under-reinforced • Compression failure • beton hancur sebelum tulangan leleh • balok bersifat over-reinforced • Balanced failure • beton hancur dan tulangan leleh secara bersamaan • balok bersifat balanced-reinforced

  44. Keruntuhan Balok Beton Bertulang

  45. Luas Tulangan Minimum • Diperlukan untuk mencegah balok runtuh mendadak • Berdasarkan peraturan:

  46. Luas Tulangan Balancedb • Beton hancur dan tulangan leleh secara bersamaan

  47. Tulangan Tekan/Negatif • Tulangan tekan/negatif adalah tulangan yang berada di daerah tekan balok • Balok yang mempunyai tulangan tarik dan tekan disebut doubly reinforced beams • Momen Nominal:

  48. Contoh 4: Doubly Reinforced Beams SOLUTION

  49. Contoh 4: Doubly Reinforced Beams

  50. Tulangan Transversal/Geser • Memikul sebagian gaya geser pada balok • Menahan retak geser pada balok • Meningkatkan kekuatan dan daktilitas balok

More Related