1 / 16

Pertemuan 11 Beton bertulang & pembesian penulangan

Pertemuan 11 Beton bertulang & pembesian penulangan. Matakuliah : S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II Tahun : 2006 Versi :. Learning Outcomes. Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menjelaskan konstruksi bangunan yang terbuat dari beton.

varick
Download Presentation

Pertemuan 11 Beton bertulang & pembesian penulangan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pertemuan 11Beton bertulang & pembesian penulangan Matakuliah : S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II Tahun : 2006 Versi :

  2. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : • Mahasiswa dapat menjelaskan konstruksi bangunan yang terbuat dari beton

  3. Outline Materi • Materi 1 :Istilah umum beton bertulang • Materi 2 :Tabel kelas dan mutu beton • Materi 3 :Tulangan • Materi 4 :Tabel selimut beton • Materi 5 :Pelaksanaan pemasangan penulangan

  4. Konstruksi Beton Bertulang Istilah-istilah : • Beton : bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen dan air. • Beton bertulang : beton yang mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasar-kan anggapan bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. • Beton pratekan : beton bertulang didalam mana telah ditimbul-kan tegangan-tegangan intern dalam nilai dan pembagian yang demikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat beban dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.

  5. Beton pracetak : bagian-bagian beton bertulang atau tak bertulang yang dicetak dalam kedudu-kan yang lain dari pada kedudukan akhirnya di dalam konstruksi. • Beton ringan : beton dimana agregatnya terdiri dari bahan-bahan yang ringan. • Beton tak bertulang : beton yang tidak mengandung batang tulangan. • Baja tulangan : jenis baja yang dipakai untuk tulangan beton yang harus memenuhi ketentuan-ketentuan tertentu.

  6. Batang yang diprofilkan (ulir) : batang tulangan dengan bentuk penampang khusus untuk memperbesar lekatan dengan beton. • Batang polos : batang tulangan dengan permukaan licin dan berbentuk prismatis. • Berkas tulangan : berkas terdiri dari 2,3,4 atau lebih batang yang diprofilkan yang diikat bersama dengan erat, sehingga seluruh berkas bekerja sebagai satu kesatuan.

  7. Kelas dan mutu beton : • Beton untuk konstruksi beton bertulang dibagi dalam mutu dan kelas seperti dalam tabel dibawah ini :

  8. Kait dan Bengkokan Kait penuh : Tulangan Batang yang diprofilkan d = diameter batang polos dp = diameter pengenal batang yang diprofilkan Batang Polos

  9. Kait Miring : Batang Polos Batang yang diprofilkan

  10. Kait Miring pada Sengkang

  11. Untuk tulangan juga harus diperhatikan : • Panjang penyaluran tulangan tekan • Panjang penyaluran tulangan tarik • Panjang lewatan • Jarak antara batang tulangan • Dan sebagainya, seperti tulangan geser, dll.

  12. Bagian-bagian konstruksi : • Pelat • Dinding • Balok • Kolom

  13. PELAT : • Tebal pelat tidak boleh diambil kurang dari 7 cm untuk pelat atap dan 12 cm untuk pelat lantai. • Tulangan pelat, termasuk tulangan pembagi tidak boleh diambil kurang dari pada yang diperlukan untuk memikul susut dan perubahan suhu. Luas tulangan harus diambil minimum 0,25 % dari luas beton yang ada. • Luas tulangan pembagi minimum diambil 20 % dari luas tulangan pokok. • Diameter tulangan untuk pelat minimum tulangan pokok  8 mm, tulangan pembagi  6 mm, bila digunakan baja lunak dan tulangan pokok  5 mm, tulangan pembagi  4 mm untuk baja keras. • Pelat yang lebih tebal dari 25 cm harus dipasang tulangan atas dan tulangan bawah. • Pada pelat di tempat-tempat momen tumpuan maksimum dan momen lapangan maksimum jarak masing-masing batang tulangan tidak boleh lebih dari 20 cm atau 2 kali tebal pelat.

  14. DINDING : • Tebal dinding vertikal diambil minimum 1/30 dari bentang bersih dinding atau 12 cm untuk dinding yang memikul lentur dan 10 cm untuk dinding yang tidak memikul lentur. Dinding-dinding luar dari ruang dibawah tanah minimum 20 cm. • Pemasangan tulangan pada dinding vertikal dengan tebal kurang dari 12 cm, tulangan dipasang ditengah, sedangkan pada dinding reservoir air, dan dinding lainnya dengan tebal >/30 cm harus dipasang tulangan rangkap. • Luas tulangan minimum 0,25 % dari luas beton yang ada. • Diameter tulangan yang digunakan sama dengan tulangan pelat.

  15. BALOK : • Lebar badan balok minimum 1/30 kali bentang bersih. Tinggi balok harus sesuai dengan lebar balok dan memenuhi pembatasan penulangan. • Untuk balok tinggi, perbandingan antara tinggi dan lebar lebih dari 2,5 untuk balok menerus dan lebih 4,5 untuk balok atas 2 tumpuan. • Tulangan tarik minimum untuk setiap penampang balok • Ukuran penampang baja tulangan minimum  12 mm. • Jarak masing-masing tulangan tidak boleh lebih dari 15 cm dan kurang dari 3 cm • Jarak sengkang pada balok maksimum 30 cm atau 2/3 tinggi balok.

  16. KOLOM : • Ukuran kolom strukturil minimal lebar = 15 cm. • Luas tulangan minimum = 1 % dari luas penampang kolom, dengan minimum 1 batang tulangan di masing-masing sudut penampang. • Diameter batang tulangan memanjang minimal  12 mm. • Luas tulangan memanjang kolom tidak boleh diambil lebih dari 6 % dari luas penampang beton. • Apabila tulangan memanjang kolom disambung, ujung-ujung batang tidak boleh diberi kait. • Jarak sengkang maksimum pada tulangan memanjang kolom diambil yang terkecil dari : - Ukuran terkecil dari penampang kolom - 15 kali diameter tulangan memanjang terkecil - 30 cm

More Related