1 / 31

Dr. Pantun Bukit Firmansyah

Kajian Pengembangan Investasi dlm Rangka Percepatan Pembangunan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dr. Pantun Bukit Firmansyah. Pendahuluan. Salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah investasi.

bruis
Download Presentation

Dr. Pantun Bukit Firmansyah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kajian Pengembangan Investasi dlm Rangka Percepatan Pembangunan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Dr. Pantun Bukit Firmansyah

  2. Pendahuluan • Salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah investasi. • Prospek untuk berinvestasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat cukup baik karena ketersediaan sumberdaya alam. • Meskipun demikian, ke depan keunggulan SDA yg dimiliki Kab. Tanjab Barat perlu didukung dgn pelayanan perizinan dan ketersedian infrastruktur untuk meningkatkan daya tarik investasi bagi para investor. • Pada suatu sisi, proses pembangunan ekonomi menuntut adanya kejelasan dan ketepatan pada setiap kebijakan yang dirumuskan. • Secara implikatif, kebijakan tsb akan dituangkan kedlm berbagai program salah satu program adalah program percepatan pembangunan. • Yang diharapkan mampu memberi daya tumbuh lebih cepat dan daya dorong lebih besar terhadap perekonomian daerah Kab. Tanjab Barat.

  3. Pendahuluan • Prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam penyusunan program percepatan pembangunan ekonomi tersebut adalah harus berbasis pada keunggulan yang dimiliki daerah. • Tujuan utamanya adalah agar setiap program percepatan yang disusun memiliki daya tarik ke belakang (backward lingkage) dan daya tumbuh ke depan (forward linkage) terhadap sektor ekonomi yang ada dalam masyarakat. • Melalui program percepatan pembangunan ekonomi yang berbasis pada keunggulan daerah maka proses pembangunan akan berjalan lebih cepat, baik dalam kondisi recovery maupun dalam kondisi ekspansi.

  4. Tujuan • Mengidentifikasi dan menginventarisir potensi internal dan eksternal pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat. • Mengklasifikasi permasalahan pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat. • Menyusun serangkaian strategi dan arah kebijakan pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat. • Menyiapkan fokus prioritas pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat.

  5. 1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan • Kekuatan : SDM yang memadai, sumber dana, sarana dan prasarana yang memadai, peraturan, juknis dan juklak • Kelemahan : kemampuan teknis, disiplin, kinerja PPL, dana • Peluang : potensi lahan, UU 32 dan 33/2004, komitmen Pemda, SIJORI • Ancaman : tingginya harga saprodi, nilai produk rendah, lahan produktif yg beralih fungsi, kurangnya modal petani • Potensi dan peluang : usaha pengolahan hasil padi/beras (pelabelan/packing), usaha budidaya jeruk siam banjar, usaha budidaya sayuran organik • Prioritas :usaha pelabelan/packing, usaha pengolahan hasil jeruk siam banjar • Upaya : pembinaan pasca panen dan pengolahan hasil, pembinaan terhadap petani kebun jeruk &sayuran organik

  6. Subsektor Tanaman Bahan Makanan Permasalahan : • Aspek Kebijakan : belum ada kebijakan pelabelan • Aspek Infrastruktur : keterbatasan jalan produksi, irigasi • Aspek Proses Perizinan : tidak ada • Aspek Sumberdaya Energi : kekurangan • Aspek Peraturan Daerah : belum ada perda yg mengarah pengembangan investasi subsektor bahan makanan Strategi : • Peningkatan pengenalan dan penerapan teknologi dalam budidaya maupun pengelolaan pasca panen. • Mengembangkan komoditas hortikultura unggulan dan diversifikasi produk ke high value commodities. • Pengembangan sarana dan prasarana transportasi serta mengembangkan sistem irigasi teknis. • Meningkatkan kualitas SDM pertanian

  7. 2. Subsektor Tanaman Perkebunan • Kekuatan : SDM, teknologi budidaya, kebijakan daerah/program perkebunan • Kelemahan : keterbatasan dana, kualitas & kuantitas SDM, sarana produksi dan pengolahan hasil, infrastruktur jalan • Peluang : lahan, bahan baku, sumber dana dari pusat dan propinsi, investor dari luar • Ancaman : mekanisme pasar untuk perkebunan yang belum stabil, hama dan penyakit • Potensi dan peluang : luas lahan dan produksi perkebunan, usaha pengolahan hasil samping usaha perkebunan, pabrik CPO belum dapat menampung secara maksimal • Prioritas : pengembangan komoditas kelapa sawit,kelapa dalam, karet • Upaya : pameran pembangunan pertanian

  8. Subsektor Tanaman Perkebunan Permasalahan : • Aspek Kebijakan : tidak ada • Aspek Infrastruktur : keterbatasan jalan ke sentra produksi • Aspek Proses Perizinan : tidak ada • Aspek Sumberdaya Energi : Belum terpenuhinya listrik • Aspek Peraturan Daerah : Tidak ada Strategi : • Pengembangan komoditas perkebunan dgn strategi comparative advantange yg lebih berdasarkan kandungan sumberdaya lokal dgn competitive advantange • Meningkatkan pembangunan perkebunan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri (agroindustri) dan mengembangkan agribisnis yang terpadu. • Intensifikasi dan ekstensifikasi sektor perkebunan sesuai dgn potensi wilayah. • Percepatan pengembangan teknologi budidaya, produksi dan pengolahan hasil

  9. 3. Subsektor Peternakan • Kekuatan : SDM, SDA, sarana dan prasarana • Kelemahan : kemampuan teknis, kinerja PPL, terbatasnya dana • Peluang :potensi lahan, komitmen Pemkab, SIJORI • Ancaman : tingginya harga saprodi, produk ilegal • Potensi dan peluang :breeding dan fattaning, ayam broiler dan petelur maupun itik, integrasi ternak, pabrik pakan • Prioritas:pengembangan ternak sapi, ayam buras & broiler, kambing • Upaya : promosi potensi bidang peternakan melalui pameran, pembuatan leaflet/brosur profit investasi, kerjasama dengan perusahaan dalam pengembangan ternak sapi yang disebarkan ke masyarakat

  10. Subsektor Peternakan Permasalahan : • Aspek Kebijakan : belum adanya kebijakan pengembangan investasi bibit ternak dan belum adanya upaya yang serius dan terprogram mendorong investasi peternakan • Aspek Infrastruktur : sarana dan prasarana jalan ke kawasan pengembangan ternak belum baik • Aspek Proses Perizinan : tidak ada masalah • Aspek Sumberdaya Energi : fasilitas listrik belum memadai • Aspek Peraturan Daerah : belum ada PERDA yang dibuat untuk mendorong investasi di bidang peternakan Salah satu langkah strategis pemerintah Kabupaten adalah membangun Balai Pembibitan Ternak (BPT) Sapi Potong.

  11. 4. Subsektor Kehutanan • Kekuatan : Dukungan pemerintah pusat (kesatuan pengelolaan hutan), aktivis lingkungan (program karbon trade) • Kelemahan :kekurangan tenaga teknis, konflik lahan, kasus jual beli lahan • Peluang :Pengembangan hutan rakyat (jelutung dilahan gambut), jasa lingkungan (ekowisata, listrik tenaga air) • Ancaman :perambahan liar dan jual beli lahan, penegakan hukum belum optimal • Potensi dan peluang :HTR, pengembangan budidaya tanaman unggulan • Prioritas :HTI (hutan tanaman industri), KPH lahan gambut • Upaya:kerjasama dgn LSM (reintroduksi orang utan), Menkampanyekan penanaman jenis jelutung rawa

  12. Subsektor Kehutanan • Permasalahan : • Aspek Kebijakan : pemberian izin di kawasan hutan terlalu berbelit (program HTR), semua kebijakan kawasan hutan masih ditangani pemerintah pusat • Infrastruktur : sarana utkpengawasan areal di lapangansangat minim • Proses Perizinan : semua proses perizinan dlm kawasan hutan tidak ada yg diserahkan kpd daerah • Sumberdaya Energi : pengembangan sumberdaya energi sering berbenturan dengan kepentingan lingkungan • Peraturan Daerah : untuk mendorong investasi melalui PERDA hanya bisa dilakukan di luar kawasan hutan tetapi lahan diluar kawasan hutan terbatas dan lebih cenderung untuk budidaya sawit

  13. Subsektor Kehutanan Strategi: • Prinsip pengelolaan hutan lestari dijadikan landasan utama dalam setiap unit pengelolaan hutan. • Prinsip pengelolaan hutan lestari harus dipadukan dengan prinsip pembangunan ekonomi berbasis masyarakat yang berkeadilan • Konservasi sumberdaya alam hutan harus dipadukan dengan prinsip pemanfaatan yang lestari • Pengembangan industri kehutanan harus dipadukan prinsip pengelolaan hutan lestari dan beroirentasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. • Pemerintah akan mendorong berkembangnya hutan rakyat dan memfasilitasi pemilihan species, penyediaan bibit dan teknologi penanaman • Pemerintah akan mendorong dan memfasilitasi berkembangnya industri kehutanan berbasis non kayu  dan jasa lingkungan. 

  14. 5. Subsektor Perikanan • Kekuatan : potensi perikanan tangkap 25.856 ton/thn (pemanfaatan 22.246,7 ton/thn), tambak5.000 Ha (pemanfaatan 1.020 Ha), kolam 2.000 Ha (pemanfaatan 75 Ha), keramba 10.000 unit (pemanfaatan 112 unit), otensi perikanan ZEEI laut Cina Selatan 1,02 juta ton/thn • Kelemahan : rendahnya kualitas SDM (kultur) nelayan, Lemah permodalan, penangkapan berlebih, pencemaran, sarana & prasarana belum optimal • Peluang : pelabuhan perikanan pantai (PPP)/TPI, sentra pengolahan hasil perikanan, SPBN, usaha budidaya tambak dan kolam, koperasi, pabrik es • Ancaman : perubahan iklim & kerusakan lingkungan, • Potensi dan peluang : pengembangan kawasan budidaya tambak dan kolam, pengembangan penangkapan ikan ZEEI laut Cina Selatan, pengembangan sentra pengolahan hasil perikanan, pengembangan wisata bahari

  15. Subsektor Perikanan Permasalahan : • Aspek Kebijakan : tidak ada masalah • Aspek Infrastruktur : jalan & jembatan menuju ke PPP dan BBI belum memadai • Aspek Proses Perizinan : perizinan kapal-kapal penangkapan ikan >30 GT masih melalui proses yang panjang ke Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta • Aspek Sumberdaya Energi : masih terbatasnya daya listrik untuk pengembangan industri perikanan • Aspek Peraturan Daerah : PERDA zonasi PWP dan PERDA BBI sampai saat ini masih dalam proses.

  16. Subsektor Perikanan • Prioritas : invesntasi pengkapan (Armada kapal >30 GT), pengolahan hasil perikanan, usaha budidaya ikan & udang • Upaya : pengembangan IPTEK melalui pelatihan, peningkatan pengawasan dan pengendalian, usaha perbenihan perikanan masyarakat, peningkatan produksi perikanan, konsumsi ikan/kapita & ekspor hasil perikanan Strategi : • Peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah produk perikanan melalui pengembangan teknologi pasca tangkap/panen. • Memperluas jaringan pemasaran hasil usaha perikanan. • Peningkatan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. • Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, penyuluh dan pendamping perikanan.

  17. 6. Sektor Pertambangan dan Penggalian • Kekuatan : fasilitas, sarana dan prasarana jalan dan jembatan, kemudahan dalam perizinan, media promosi, • Kelemahan : SDM, Identifikasi dan inventarisasi data • Peluang : potensi wilayah pertambangan, potensi pasar terbuka untuk pertambangan, Iptek • Ancaman : sosek masy. sekitar pertambang, (risk, cost, tech) • Potensi dan peluang :minat pelaku usaha, kebutuhan bahan tambang, peluang pasar, lahan yang mengandung potensi pertambangan • Prioritas: batubara, bahan galian C (batu andesit, tanah, batu, kerikil) • Upaya : melakukan promosi, mempermudah proses perizinan pada investor, sosialisasi perizinan usaha

  18. Sektor Pertambangan dan Penggalian Permasalahan : • Aspek Kebijakan : peruntukan lahan yang masih tumpang tindih, kepemilikan oleh masyarakat • Aspek Infrastruktur : kondisi daerah • Aspek Proses Perizinan : kurangnya kesadaran pengusaha tambang memenuhi syarat perizinan • Aspek Sumberdaya Energi :cadangan pertambangan dan penggalian yang belum terinventarisir dengan baik • Aspek Peraturan Daerah : Belum adanya PERDA yang mengatur di bidang pertambangan dan penggalian. Strategi : • Penganekaragaman pengolahan hasil pertambangan yang efisien dan efektif • Meningkatkan pengelolaan pertambangan diselenggarakan dengan melibatkan peran serta masyarakat dan terpadu lintas daerah;

  19. 7. Sektor Industri Pengolahan • Kekuatan : sumber bahan baku, teknologi, kebijakan yang mendorong berkembangnya sektor industri • Kelemahan : infrastruktur dasar (jalan dan Jembatan, listrik, air), prasarana ekspor (pelabuhan, pergudangan dan pendukungnya), belum memiliki kawasan industri, KADIN tidak berjalan sesuai dengan fungsinya • Peluang : SIJORI • Ancaman : Masih lemahnya penguasaan teknologi proses produksi, Standarisasi produk dan ecolabeling, Persaingan yang ketat di pasar komoditi • Potensi dan peluang : pengembangan industri turunan CPO dan karet, industri Pengolahan kelapa dan turunanya, industri pengolahan hasil laut dan turunanya • Prioritas : industri yang mengolah bahan baku lokal, Industri yang melibatkan pelaku lokal, Industri yang menyerap banyak tenaga kerja, Industri yang ramah lingkungan

  20. Sektor Industri Pengolahan Permasalahan : • Aspek Kebijakan : belum ada stimulus bagi pelaku usaha yang ingin berinvestasi, terutama daya dukung lahan • Aspek Infrastruktur : daya dukung jalan dan jembatan, Pelabuhan expor belum bisa melayani kontainer, Belum siapnya industri penunjang • Aspek Proses Perizinan : Masih adanya pembatasan kewenangan penerbitan izin usaha industri • Aspek Sumberdaya Energi : Keterbatasan pasokan sumber energi (listrik) dimana suatau perusahaan industri membutuhkan supply energi yang besar • Aspek Peraturan Daerah : Belum ada PERDA yang mengatur dan memfasilitasi pelaku usaha industri khususnya pemberian insentif bagi investor Upaya : kajian kompetensi inti industri daerah dengan pendekatan cluster, Promosi potensi bahan baku

  21. 8. Subsektor Listrik dan Gas • Kekuatan :dana yang tersedia, kemudahan birokrasi dalam proses pembangunan, SDM dan teknologi • Kelemahan: sarana perhubungan antar daerah misal jalan dan jembatan • Peluang : sumberdaya mineral yang banyak, peluang pasar yang luas • Ancaman : resiko yang tinggi, Kondisi tanah, Lokasi yang sulit untuk dijangkau, sumberdaya energi yang terbatas • Potensi dan peluang : kebutuhan masyarakat akan air membuka peluang usaha untuk membangun sumur bor, Tersedianya sumber daya mineral yang belum dikelola • Upaya-upaya : mengundang pihak investor untuk melakukan investasi pada sektor listrik, memfasilitasi investor yang berminat pada sektor listrik, Melakukan promosi

  22. Subsektor Listrik dan Gas Permasalahan : • Aspek Kebijakan : sentralisasi dalam kebijakan sektor listrik • Aspek Infrastruktur : sarana perhubungan antar daerah yang belum terpenuhi • Aspek Proses Perizinan : Belum ada • Aspek Sumberdaya Energi : Cadangan energi yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui • Aspek Peraturan Daerah : Sebagian peraturan daerah tentang listrik dan gas belum ada Strategi : • Peningkatan partisipasi investasi swasta, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menyediakan sarana dan prasarana ketenagalistrikan. • Peningkatan infrastruktur tenaga listrik yang efektif dan efisien

  23. 9. Subsektor Air Bersih • Kekuatan : Jumlah pegawai banyak, komitmen untuk memperbaiki kinerja perusahaan, sumberdaya air baku • Kelemahan : fasilitas pendukung seperti kantor dan sarana lainnya, tingginya tingkat kebocoran • Peluang : kemudahaan mengembangkan usaha, Keterlibatan yang lebih besar dalam perumusan kebijakan, dukungan kuat dari stakeholders • Ancaman : banyaknya sumur bor swasta, pencurian water meter • Potensi dan peluang : memperkuat keberadaan cabang • Prioritas : mampu memproduksi air baku menjadi air bersih/air minum sesuai ketentuan berlaku, mampu mengopersionalkan PDAM selama 24 jam perhari, meningkatkan sistem pembuatan rekening air, pegawai

  24. Subsektor Air Bersih Permasalahan: • Aspek Kebijakan : Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen sangat memberatkan dan tidak ada keseimbangan antara sanksi yang dikenakan kepada konsumen • Aspek Infrastruktur : Fasilitas pendukung seperti kantor, laboratorium, bengkel serta sarana lainnya • Aspek Proses Perizinan : Tidak ada masalah • Aspek Sumberdaya Energi : Usia genset sudah tua, listrik kurang daya • Aspek Peraturan Daerah : Prosesnya memerlukan waktu lama Upaya: mengusahakan penyambungan kembali pelanggan yang diputus sementara, pengembangan dengan sambungan baru, pemberdayaan cabang-cabang, Membuat master plan, FS

  25. 10. Subsektor Bangunan • Kekuatan :pertumbuhan ekonomi, pertumbuh penduduk, sarana transportasi • Kelemahan : kurangnya sosialisasi instansi terkait, bahan dasar kayu yang semakin berkurang • Peluang : tersedianya bahan material, bangunan rangka baja ringan yang ramah lingkungan • Ancaman : ketersediaan bahan baku kayu semakin berkurang, kondisi alam yang sebagian daerah rawa • Potensi dan peluang : investasi dibidang rangka kuda-kuda baja ringan, investasi rangka steel • Prioritas : infrastruktur harus diperhatikan, Sosialisasi harus diperluas

  26. Subsektor Bangunan Permasalahan: • Aspek Kebijakan : kurangnya transparansi dan sosialisasi ke masyarakat • Aspek Infrastruktur : alat transportasi jambi kuala tungkal kurang baik, Masih mengandalkan alat transportasi air • Aspek Proses Perizinan : sosialisasi ke masyarakat kurang • Aspek Sumberdaya Energi :Kurangnya perhatian dari instansi terkait • Aspek Peraturan Daerah : Kurang sosialisasi ke masyarakat Upaya: memperbaiki, memperbanyak infrastruktur jalan

  27. 11. Subsektor Perdagangan, Hotel dan Restoran • Kekuatan : letak geografis, pertumbuhan mata dagangan (komoditi) • Kelemahan : topografia daerah (rawa pasang surut), struktur ekonomi yang lemah, kegiatan ekonomi hanya dikuasai oleh beberapa orang, Masih rendahnya entereneurship • Peluang : Kuala tungkal sudah dikenal pelaku bisnis dari luar negeri, pertumbuhah penduduk dan ekonomi yang tinggi, Penggunaan teknologi informasi yang semakin baik • Ancaman : akurasi data dan informasi produk, Sarana dan prasarana distribusi barang dan jasa, Kebijakan dan prosedur ekspor dan impor, Daya saing komoditi impor yang tinggi • Potensi dan peluang : Jasa penyimpanan/pergudangan, Jasa cargo laut, Jasa perbankan dan lintas devisa

  28. Subsektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Permasalahan: • Aspek Kebijakan :Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi belum difasilitasi dengan baik, KADIN tidak berfungsi • Aspek Infrastruktur : daya dukung jalan dan jembatan, status pelabuhan dan perlengkapannya (belum tersedia dermaga kontainer, gudang penyimpanan) • Aspek Proses Perizinan : telah berdiri kantor pelayanan perizinan satu pintu, sehingga lebih murah • Aspek Sumberdaya Energi : masih perlu penambahan kapasitas terpasang listrik • Aspek Peraturan Daerah : perlunya PERDA yang mendorong peran aktif pihak swasta, Insentif dan stimulus bagi pelaku usaha tidak ada • Prioritas :Jasa pergudangan, Jasa cargo laut, Wisata kuliner Upaya : membentuk tim PEPIDA (Peningkatan ekspor dan peningkatan investasi daerah)

  29. 12. Subsektor Pengangkutan dan Komunikasi • Kekuatan :PERDA, otonomi di bidang perhubungan, informatika dan komunikasi, SDM yang memiliki kualifikasi, sumber dana yang memadai • Kelemahan : karakteristik daerah umumnya bersifat labil, kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat • Peluang : ketak geografis • Ancaman : kondisi alam yang berubah-ubah terutama pasang surut, pengaruh globalisasi mengingat kota kuala tungkal merupakan outlet di provinsi Jambi • Potensi dan peluang :wisata bahari, kapal pesiar, kapal roro, pengembangan menara, tower untuk menjangkau desa terpencil • Prioritas: pengelolaan pelabuhan di bidang laut, sungai dan penyeberangan

  30. Subsektor Pengangkutan dan Komunikasi Permasalahan: • Aspek Kebijakan : masih belum optimalnya kantor pelayanan terpadu • Aspek Infrastruktur : jalan darat dan sarana pelabuhan belum memadai • Aspek Proses Perizinan : belum optimalnya otonomi dibidang perizinan, sebagian proses perizinan masih dikeluarkan oleh provinsi dan pusat • Aspek Sumberdaya Energi :proses pembangunan PLTG belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten • Aspek Peraturan Daerah : perlu penyesuaian retribusi dengan kondisi yang ada, masih ada PERDA yang tidak sinkron dengan peraturan yang lebih tinggi Upaya: meningkatkan pelayanan yang prima bagi para investor, mempermudah sistem birokrasi yang cepat dan efisien, memberikan informasi yang akurat

  31. Terima Kasih Wasalam

More Related