1 / 5

Pedoman Aqidah di Muhammadiyah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah Islam yang murni, bersih dari segala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip Toleransi

FadhAldrich
Download Presentation

Pedoman Aqidah di Muhammadiyah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PedomanBerakidah di Muhammadiyah Oleh : Fadh Ahmad Arifan *MA Muhammadiyah 2 kotaMalang (kelas X)

  2. Pendahuluan • Masing-masingkelompok/gerakankeagamaan di Indonesia memilikipedomandalammemahamiakidahdanmengamalkannya. Begitu pula denganMuhammadiyah. • DalamMatanKeyakinandancitacitaHidup (MKCH), Muhammadiyahbekerjauntuktegaknyaakidah Islam yang murni, bersihdarisegalakemusyrikan, bid’ahdankhurafat, tanpamengabaikanprinsipToleransimenurutajaran Islam (EnsiklopediMuhammadiyah, hal 259)

  3. Imansebagaifondasiakidah & amal • Di dalamMuhammadiyah, imanadalahhal yang prinsip. IaadalahfondasidariAqidahdanamalsholeh. MenurutH Faisal Salim, S.Ag, (Sekreta­ris Umum PDM Sumbawa),”Berimantanpaberamalshalih, hasilnya HAMPA. Beramalshalihtanpaberiman, PERCUMA.“ • BuyaHamkaberkata :”Mengakuidiriberiman, padahaltakmengikutiperintah, belumlahbernamaMukmin” (Hamka, ImandanamalShaleh, hal 1) • Mengokohkaniman, bisadilakukandengan : At-Tasliim (berserahdiri), As-Sam’uwa At-Thaa’atu (DengardanTaat), Ittibaa’ulManhaj (MengikutiSistem), dan ‘AdamulKhiyarah (TidakMemilih-Milih).

  4. 2 Model berakidah/bertauhiddalamMuhammadiyah • Orang yang ber-tauhidtidaksekedarmenerimasajakonsep “tauhid” secarapasif (ditelanbulat-bulat, taken for granted), melainkanpenerimaankonsep “tauhid” tersebutperlumelewati proses-proses kritisdarimanusiaberdasarmekanismekerjaakalnya (rasionalisasi) yang kemudiandilanjutkan proses-proses internalisasi (pengendapandalamalambatin). • Karenaitumenurut Dr. Mohammad Damami (Suaramuhammadiyah, 13/3/2016), tampilanluardariber-tauhidadalah: pikir (karenaadanya proses rasionalisasi) dandzikir (karenaadanya proses internalisasi). • Cara berakidahatauber-tauhidsepertiinidigambarkan Al-Qur’an, paling tidak, dalamdua model, yaitupem­bebasankeingintahuan (kuriositas) seperti yang dialamiNabi Ibrahim (Q.s. Al-An’am : 75-79), dankeseimbanganrenungankritisseperti yang dilakukanpara “Ulu-‘l Albaab” (Q.s. Ali Imran: 190-191).

  5. PedomanAkidah (karakteristik) • Persoalanakidah di Muhammadiyahmerujukkepada al-Quran danSunnah yang mutawatir (lihatmanhajTarjih). • Keterbatasanperananakaldalamsoalaqidah, Muhammadiyahtermasukkelompok yang memandangkenisbianakaldalammasalahaqidah. • Islam : Agama yang yangditurunkan Allah kepadaparaRasul-Nya, sejakNabi Adam hinggaNabiTerakhir, Muhammad saw. • Tentangperbuatanmanusia : Pertama, segalaperbuatantelahditentukanoleh Allah danmanusiahanyadapatberikhtiar. Kedua, jikaditinjaudarisisimanusiaperbuatanmanusiamerupakanhasilusahasendiri. • Sifat-sifat Allah : pandanganMuhammadiyahmengenaisifat-sifat Allah tidakdijelaskansecaramendetail.

More Related