1 / 26

PENGANTAR - PWK

assalamu’alaikum wr . wb. PENGANTAR - PWK. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Johannes Parlindungan Siregar PERENCANAAN WILAYAH dan KOTA UNIVERSITAS BRAWIJAYA. PERMASALAHAN. JAKARTA : PENINGKATAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR = 7,5%/thn VS PERTAMBAHAN JARINGAN = 4,9%/thn (Wibawa, 1996).

tovah
Download Presentation

PENGANTAR - PWK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. assalamu’alaikumwr. wb PENGANTAR - PWK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Johannes ParlindunganSiregar PERENCANAAN WILAYAH dan KOTA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

  2. PERMASALAHAN JAKARTA : PENINGKATAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR = 7,5%/thn VS PERTAMBAHAN JARINGAN = 4,9%/thn (Wibawa, 1996) SUMBER POLUSI DI JAKARTA Sumber : Wibawa, 1996

  3. TINGKAT KEBOCORAN JARINGAN AIR MINUM (PDAM) KOTA MALANG SEBESAR 40% (Radar Malang, 26 Mei 2011) 72,5 juta penduduk Indonesia masih buang air besar (BAB) di luar rumah. 70 persen air tanah di Jakarta terkontaminasi tinja atau bakteri lain seperti E coli. (Kompas, 19 Maret 2008)

  4. DO WE NEED THIS ??

  5. WHEN EQUALITY BEING QUESTIONED …

  6. KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Konferensi STOCKHOLM 1972 KELESTARIAN LINGKUNGAN SEJAHTERAKAN GENERASI SEKARANG TANPA KURANGI KESEMPATAN GENERASI YG AKAN DATANG BROUTLAND REPORT 1987 INISIASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI TINGKAT “LOKAL” AGENDA 21 – RIO SUMMIT 1992 INTERAKSI DAN KERJASAMA DGN WILAYAH SEKITARNYA, dukungprinsip CRADLE to GRAVE >>> ECOLOGICAL FOOT PRINT APEC 1996 (Asia Pasifik)

  7. 5 LANDASAN : • KELESTARIAN LINGKUNGAN. • ORIENTASI PADA PENCEGAHAN. • INTRAGENERASI dan INTERGENERASI. • SOSIAL dan EKONOMI. • KERANGKA POLITIS dan PERENCANAAN.

  8. INDIKATOR MENURUT United Nations Commission on Sustainable Development Raak(2010)

  9. ELEMEN KUNCI PEMBANGUNAN Berkelanjutan • INTERSECTORAL COLLABORATION • COMMUNITY PARTICIPATION • INTEGRATED APPROACH • PARTNERSHIP AND ALLIANCE • EQUITY • HEALTH PROPOTION • SUPPORTIVE ENVIRONMENT • ACCOUNTABILITY • THE RIGHT TO PEACE

  10. EKSPEKTASI SOSIAL - EKONOMI EKSPEKTASI EKOLOGIS

  11. PRINSIP CRADLE TO GRAVE SIKLUS TERTUTUP DARI INPUT ENERGI SAMPAI ASIMILASI LIMBAH YG TIDAK MUNGKIN DIOPERASIONALISASIKAN OLEH SUATU KOTA SEC MANDIRI (METABOLISME PERKOTAAN) UKURAN “LOKAL” MENGACU PADA BATASAN WILAYAH GEOGRAFIS DALAM MENDUKUNG PRINSIP “CRADLE TO GRAVE” LIVEABILITY RESOURCE INPUT : POPULATION STOCK URBAN SYSTEM & PROCESS WASTE & EMISSION / RECYCLING & REUSE

  12. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN di Indonesia 4 FENOMENA TRANSFORMASI SOSIAL SECARA SPASIAL :

  13. 7 KELEMAHAN PRAKTEK PENATAAN RUANG PADA MASA LALU :

  14. TUJUH KEBIJAKAN POKOK Ditjend. PENATAAN RUANG DALAM MENATA MORFOLOGI PERKOTAAN (Ernawi, 2010) : PENINGKATAN KUALITAS RTRW. 2 KARAKTERISTIK UTAMA : RIGID dan FLEKSIBEL MENDORONG PERCEPATAN LEGALISASI RTRW >>> KEPASTIAN HUKUM RTH = 30% dari LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF (20% PUBLIK + 10% PRIVAT) KAMPANYE DLM RANGKA MENGGALANG KEBERSAMAAN DALAM MENATA RUANG >>>> DORONG PARTISIPASI

  15. KOLABORASI DGN AKTOR-AKTOR KUNCI, misalnya : IKATAN ARSITEK INDONESIA (IAI), IKATAN AHLI PERENCANA (IAP), ASOSIASI SEKOLAH PERENCANAAN INDONESIA (ASPI), LSM, dll. MENGEMBANGKAN PROSES PEMBANGUNAN FISIK YG LEBIH RUNTUT dan SISTEMATIS : RTRW >> RDTR >> RTBL >> RENCANA DETAIL INFRASTRUKTUR (Detailed Engineering Design / DED), PERKUATAN PERATURAN ZONASI, antara lain : Ketentuantentangprosedurpengembanganlahan (misal : prosedurperizinan) Ketentuan membangun di dalam zona dan persil/perpetakan (KDB, KLB, dll.) Ketentuan tentang dampak pembangunan. Ketentuanterkaitdenganfungsi-fungsikhusus (misal : ruang-ruangdisekitarbandara) KEPASTIAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

  16. INTEGRASI PERENCANAAN TATA RUANG DENGAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP DIPERSYARATKAN DALAM PENYUSUNAN RTRWP (UU no 32/2009)

  17. Once upon a time in my lovely city 9 Desember 2011 TIADA ROTAN, AKAR PUN JADI SALAH SATU FENOMENA KEBERLANJUTAN TRANSPORTASI (SUATU KELUCUAN ATAU KEKHAWATIRAN?)

  18. MACHINE WORLD … NO SPACE FOR HUMAN ???? ????

  19. SUATU INOVASI DALAM KEBERLANJUTAN BAHKAN DAPAT TERWUJUD SANGAT SEDERHANA

  20. SUATU KEBERLANJUTAN MEMBUTUHKAN PARTISIPASI

  21. POTENSI PEMBANGKITAN LISTRIK TENAGA PASANG SURUT (TIDAL) DI PERAIRAN SERANGAN >> 2,1 MW (Manuaba & Yasa. 2008) KEBERLANJUTAN JUGA MEMBUTUHKAN PENGENALAN AKAN POTENSI LOKAL

  22. PADA AKHIRNYA KEBERLANJUTAN MEMBUTUHKAN KESADARAN BAHWA KITA TIDAK SENDIRIAN TERIMA KASIH wassalamu’alaikumwr. wb

  23. DAFTAR PUSTAKA ERNAWI. 2010. MORFOLOGI – TRANSFORMASI DALAM RUANG PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN. KOESRIJANTI, et al. 2007. BUKU PEGANGAN KLHS. DEPUTI BIDANG TATA LINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP RI. KOESRIJANTI, et al. 2007. KLHS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG. DEPUTI BIDANG TATA LINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP RI. RAAK. 2010. An EVALUATION of SUSTAINABLE DEVELOPMENT in INDONESIA RETNOWATI. KAJIAN TELAPAK EKOLOGIS : PERTIMBANGAN UNTUK STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN WHO. 1999. TOWARDS A NEW PLANNING PROCESS. EUROPEAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT AND HEALTH SERIES : 3. ZAVRL dan ZEREN. 2010. SUSTAINABILITY AND URBAN INFRASTRUCTURES. ISSN 2071-1050

More Related