1 / 21

Pajak Pertambahan Nilai

Oleh Rizkita Dwi Amanah Rizka Kurnia Andaru Mentari Anggraini Ira Yunitasari Nesya Nandhini Wildan Deny Saputra. Pajak Pertambahan Nilai. Definisi Pajak Pertambahan Nilai.

toby
Download Presentation

Pajak Pertambahan Nilai

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Oleh Rizkita Dwi Amanah Rizka Kurnia Andaru Mentari Anggraini Ira Yunitasari Nesya Nandhini Wildan Deny Saputra Pajak Pertambahan Nilai

  2. Definisi Pajak Pertambahan Nilai • Pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen

  3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas : a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha; b. impor Barang Kena Pajak; c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha; d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; dan h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. Objek pajak pertambahan nilai

  4. PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. PENGUSAHA KECIL Pengusaha kecil dibebaskan dari kewajiban mengenakan/memungut PPN atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) kecuali pengusaha keci mengukuhkan diri sebagai pengusaha kena pajak. Pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). SUBYEK PAJAK pertambahan nilai

  5. Lanjutan.. • PEDAGANG ECERAN • Pedagang eceran adalahpengusaha yang dalamkegiatanusahaataupekerjaannyamelakukanusahaperdagangandengancarasebagaiberikut : • menyerahkan BKP melaluisuatutempatpenjualaneceransepertitoko, kiosataudengancarapenjualan yang dilakukandarirumahkerumah • menyediakan BKP yang diserahkandaritempatpenjualansecaraecerantersebut; dan • melakukantransaksijualbelisecaraspontantanpadidahuluidenganpenawarantertulis, pemesanantertulis, kontrakataulelangdanpembelipadaumumnya dating ketempatpenjualantersebutlangsungmembawasendiri BKP yang dibelinya;

  6. Barang yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang PPN 1984 Yang dimaksutkan barang kena pajak adalah Menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial atau ilmiah Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial atau komersial. Barang kena pajak

  7. Disebutkan dalam pasal 1 angka 6 UU PPN 1984 adalah jasa yang dikenakan pajak menurut Undang-Undang ini. Jadi sama halnya dengan Barang Kena Pajak, semua jasa pada dasarnya dikenakan PPN, kecuali yang dikecualikan menurut UU PPN 1984 Jasa Kena Pajak

  8. Minyak mentah Gas bumi Panas bumi Asbes, batu tulis, batu permata, batu kapur, batu apung Batu bara sebelum di proses jadi briket Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga Beras Gabah jagung Sagu Kedelai Garam daging Jenis Barang yang tidak dikenai ppn

  9. a. jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi; b. jasa dokter hewan c. jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo d. jasa pemadam kebakaran e. jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman, termasuk krematorium; f. Jasa dibidang olahraga kecuali komersial g. jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu Jenis jasa yang tidak dikenai pajak

  10. PAJAK MASUKAN, PAJAK KELUARAN DAN FAKTUR PAJAK • KARAKTERISTIK PAJAK KELUARAN Pajak keluaran adalah pajak yang dikenakan ketika Pengusaha Kena Pajak melakukan penjualan terhadap barang kena pajak atau jasa kena pajak • KARAKTERISTIK PAJAK MASUKAN Pajak masukan adalah pajak yang dikenakan ketika Pengusaha Kena Pajak melakukan pembelian terhadap barang kena pajak atau jasa kena pajak

  11. FAKTUR PAJAK Pengertian Faktur Pajak • Bukti pungutan pajak (PPN/PPn BM) yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan BKP/JKP ; atau • Bukti pungutan pajak (PPN/PPn BM) karena impor BKP yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. • Faktur Pajak tidak harus dibuat secara khusus atau berbeda dengan Faktur Penjualan, artinya Faktur Penjualan dapat sekaligus berfungsi sebagai Faktur Pajak.

  12. SAAT PAJAK TERUTANG Pajak terutang: 1) pada saat penyerahan BKP atau JKP 2) pada saat impor BKP 3) pada saat dimulai pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean 4) pada saat pembayaran dalam hal : a) pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP atau JKP b) pembayaran dilakukan sebelum dimulai pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. 5) pada saat lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

  13. TEMPAT PAJAK TERUTANG Berdasarkan Pasal 12 UU PPN 1984 ditetapkan bahwa pajak terutang di : 1) tempat tinggal atau tempat kedudukan ; dan 2) tempat kegiatan usaha dilakukan, atau 3) tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak ; 4) tempat BKP dimasukkan, dalam hal impor ; 5) tempat orang pribadi atau badan terdaftar sebagai Wajib Pajak dalam hal pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean ; atau 6) satu tempat atau lebih yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai tempat pemusatan pajak terutang atas permohonan tertulis dari Pengusaha Kena Pajak.

  14. PPN yang terutang dihitung dengan cara mengalikan Tarif Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). TARIF PPN 1. Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen). 2. Tarif PPN sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas: • ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Berwujud; • ekspor BKP Tidak Berwujud; dan • ekspor Jasa Kena Pajak. CARA MENGHITUNG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

  15. Contoh Pajak Penambahan Nilai • PKP “A” melunasi tagihan tunai Barang Kena Pajak dengan hargaRp 25.000.000,00. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang = 10% x Rp25.000.000,00= Rp2.500.000,00. Jadi PPN sebesar Rp2.500.000,00 tersebut merupakan Pajak Masukan yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak “A”. • PKP “B” melakukan pengiriman pesanan barang kena pajak sebesar Rp20.000.000,00. PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP “B” = 10% x Rp20.000.000,00 = Rp 2.000.000,00 Jadi PPN sebesar Rp2.000.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak “B”.

  16. CARA MENGHITUNG PPN ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI • Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.03/2012 Pasal 3, perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas kegiatan membangun sendiri adalah sebagai berikut :

  17. Contoh: Pada Bulan Desember  2012  Bapak Andi memulai membangun sebuah rumah untuk tempat tinggal pribadinya. Luas keseluruhan dari rumah tersebut adalah sebesar 200 m2, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Bapak Andi dalam upaya membangun rumah tersebut sampai dengan selesainya bangunan tersebut adalah sebagai berikut: pembelian tanah sebesar Rp 200.000.000, pembelian bahan baku bangunan keseluruhan Rp 180.000.000, biaya upah mandor dan pekerja bangunan Rp. 70.000.000. Maka berapakah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas pembangunan rumah tersebut? Jawab:Sesuai dengan PMK No. 163/PMK.03/2012 tarif PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri yang terhutang adalah:= 10% X  DPP= 10%  X (20% X Total biaya Pembangunan)= 10% X (20% X (Rp 180.000.000 + Rp 70.000.000)Sehingga PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri yang terhutang adalah= 10% X 20% X Rp 250.000.000= Rp 5.000.000

  18. LATIHAN SOAL

  19. 1. Pada Bulan Januari 2012 Tn. Alex membangun sebuah toko untuk kegiatan usahanya. Pembangunan toko tersebut dimulai pada bulan juni 2012 dan selesai pada bulan Desember 2012. Luas keseluruhan dari toko tersebut adalah 250m2, total biaya yang dikeluarkan Tn Alexdalam kegiatan Membangun Sendiri sampai dengan selesai adalah sebesar Rp 450.000.000, maka PPN terutang ? 2. Diketahui MEDIA  adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang REKLAME & ADVERTISING. Dan telah dikukuhkan sebagai PKP Beralamat JL. Lembah Pinang Raya BLok i 17 No.4, lt 2 Jakarta13450,Jakarta Indonesia. Berikut ini beberapa transaksi MEDIA selama Bulan januari 2010 • Tanggal 4 Jan, Melunasi tagihan PT Lancar atas pembelian alat PRINTER OFFSET  bulan November 2009 sebesar Rp 200.000.000,- • Tanggal 10 Januari, Mengirim pesanan 1 unit Baliho ke Makassar dengan harga Rp 160.000.000,- • Tanggal 12 Januari, Menerima pembayaran Uang Muka sebesar Rp. 23.000.000 dari PT Ventosa untuk pemasangan Baliho  pada bulan Februari • Tgl 17 Jan, Membayar sewa ruang kantor sebesar Rp 105.000.000 kepada PT. Keraya Bagaimana perhitungan PPN Perusahaan MEDIA dalam setiap transaksi tsb?

  20. Jawaban SOAL 1 Tarif PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri yang terhutang adalah:= 10% X  DPP= 10%  X (20% X Total biaya Pembangunan) =10% X (20% X Rp 450.000.000) = Rp 9.000.000

  21. JAWABAN SOAL 2 : • Melunasi tagihan PT Lancar atas pembelian alat PRINTER OFFSET PPN= 10 % x Rp 200.000.000,- = Rp 20.000.000 • Mengirim pesanan 1 unit Baliho ke Makassar dengan harga Rp 160.000.000,- PPN = 10 % x Rp 160.000.000,- = Rp 16.000.000 • Menerima pembayaran Uang Muka dari PT Ventosa untuk pemasangan Baliho pada bulan Februari PPN = 10 % x Rp 23.000.000,- = Rp 2.300.000 • Membayar sewa ruang kantor sebesar Rp 105.000.000 kepada PT. Keraya PPN = 10 % x Rp 105.000.000,- = Rp 10.500.000

More Related