1 / 16

TOXICOLOGY

TOXICOLOGY. BY : HENIK TRI RAHAYU, S.Kep.Ns. KERACUNAN. KLASIFIKASI: Menurut cara terjadinya keracunan : Self Poisoning Attempted Suicide Accidental Poisoning Homicidal Poisoning. B. Menurut Mula Waktu terjadinya :

tadita
Download Presentation

TOXICOLOGY

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TOXICOLOGY BY : HENIK TRI RAHAYU, S.Kep.Ns

  2. KERACUNAN KLASIFIKASI: • Menurutcaraterjadinyakeracunan: • Self Poisoning • Attempted Suicide • Accidental Poisoning • Homicidal Poisoning

  3. B. MenurutMulaWaktuterjadinya : • Kronik diagnosis sulitditegakkankrngxtimbulperlahandan lama sesudahpajanan • Akut  timbulmendadaksetelahpajanandanseringmengenaipadabanyakorang C. Menurut organ yang terkena: Racun SSP, racunjantung, racunginjaldll • Menurutjenisbahankimia:  gol: alkohol, fenol, logamberat, organoklorindll

  4. Gejaladan Diagnosis Keracunan Kesadaran 4 derajat: • Tingkat 1  penderita ngantuk tp mudah diajak bicara • Tingkat 2  penderita dlm keadaan sopor, dpt dibangunkan dgn rangsang minimal • Tingkat 3  Penderita dlm keadaan soporokoma, hanya dpt bereaksi rangsangan max. • Tingkat 4 Penderita dlm keadaan koma

  5. Cont….. • RESPIRASI  Depresi nafas, hambatan jalan nafas oleh mukus • TD  Syok, proknosis buruk bila terjadi kerusakan pada pusat vasomotor • KEJANG  menandakan adanya rangsangan SSP (Ex. : Amfetamin), medula spinalis (ol:Striknin), hubungan saraf otot (oleh insektisida organofosfat) • PUPIL dan reflek extermitas  atropin dan morfin, pupil anisokor pd tosisitas hipnotik

  6. Cont.. • BISING USUS pd kesadaran tingkat III dan IV bising usus negatif (bisa utk mencocokan derajat kesadaran) • JANTUNG  aritmia, payah dan henti jantung • LAIN2 ggg keseimbangan as-basa atau air, tnda kerusakan hati & ginjal, kelainan EEG, retensi urin, muntah, diare, bula dll

  7. TERAPI INTOKSIKASI Keadaan Darurat  mencegah ggl napas, syok, dan absorbsi lebih lanjut • Ggl napas pembersihan jalan napas, Px dibaringkan dalam posisi miring bergantian bila tidak sadar, evaluasi dg respirometer  volume <4lt/menit  beri O2, bila tjd apnea lakukan intubasi dg ETT, ventilasi mekanik dan trakeostomi bila perlu

  8. Cont.. • SYOK tjdkrndepresimiocarddan COP  (pd toksisitasbarbiturat) • Mekanisme : ggnalirbalik vena • Permeabilitaskapiler ekatravasasicairandan vol. darah • Katup vena diekstremitastdkbekerja dg baik darahterkumpuldibagian vena

  9. URUTAN tindakan mengatasi Syok (Barbiturat) : • Px diposisikan dg tungkai sedikit (± 10cm) keatas • Berikan Metaraminol 5 mg IM dan diulangi 2-3 kali dg interval 20 mnt k/p; TDS tidak boleh >100mmHg (krn pd TDS>100mmHg tdj inefesiensi kerja jantung serta vasokronstriksi pemb.drh ginjal) • Bila bl menolong, beri infus dekstran • Beri O2 • Asidemia dan payah jantung memperhebat syok • Hidrokortison 100mg tiap 6 jam dapat ditambahkan pd kasus resisten

  10. PREVENSI ABSORBSI OBAT • Kulit: tidak boleh membersihkan dg zat pelarut organik (cukup sabun dan air) • Inhalasi: pindahkan keruangan yg segar • Obat ditelan: menimbulkan muntah, GC (gastric coolin), memberi pencahar.

  11. Tindakan lain: Tx simptomatik • Transfusi : pd px yg mengalami kerusakan elemen darah akibat keracunan • Dialisis Peritoneal: bila kadar obat dlm darah besar, dialisis akan lebih berguna begitu sebaliknya Misal: alkohol, metilalkohol, amfetamin, barbiturat kerja panjang, asam borat, bromid, karbontetraklorida, salisilat, sulfonamid

  12. DialisisPaksa: yi: tindakanmembericairanparenteraldalamjumlahbesar (0,5-1,5 lt/jam) utkmempercepatekskresiobatmelaluiginjal Syarat : • Keracunan hrs cukupberat • Obatharuslarutdlm air • Beratmolekulobat hrs kecil • obattidakdiikatol protein/lemak • Obattidakdiakumulasiolsuaturongga/ organ tubuh • Obattdkdiekskresilbhcepatmelaluijln lain (mis: paruatauusus)

  13. Prinsip2 Pemberian cairan dialisis paksa: • 300ml elektrolit ditambah 80ml urea 50%/jam utk 4 jam pertama; bila diurisis tdk melebihi 350ml/jam,diurisis paksa harus dihentikan,krn keadaan ini menandakan insufisiensi ginjal • Bila diurisis baik, cairan ditingkatkan s/d 600ml elektrolit + 30ml urea 50% perjam utk 4 jam berikutnya • prosedur diteruskan dg 400ml/jam s/d Px sadar

  14. Hemodialisis dan hemoperfusi • Tindakan yang tidak perlu: • Pemberian cairan IV utk 12 jam pertama, kec. Bila tdp dehidrasi mis:keracunan salisilat • Antibiotik sbg profilaksis yg rutin • Pernapasan mouth to mouth

  15. Tabel: KERACUNAN DENGAN TINDAKAN TERAPINYA

  16. Cont….

More Related