1 / 37

ANALISA & PENILAIAN SEKURITAS

Pertemuan ke 9-10. ANALISA & PENILAIAN SEKURITAS. Take care of the pences and the pounds will take care of themselves. Materi bahasan :. Prinsip-2 Analisa Sekuritas Analisa Ekonomi Analisa Industri Analisa Fundamental Analisa Tehnikal Perbedaan Analisa Fundamental dan Tehnikal.

salene
Download Presentation

ANALISA & PENILAIAN SEKURITAS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pertemuan ke 9-10 ANALISA & PENILAIAN SEKURITAS Take care of the pences and the pounds will take care of themselves

  2. Materi bahasan : • Prinsip-2 Analisa Sekuritas • Analisa Ekonomi • Analisa Industri • Analisa Fundamental • Analisa Tehnikal • Perbedaan Analisa Fundamental dan Tehnikal

  3. Prinsip-2 Analisa Sekuritas : • Investasi dalam sekuritas memberi prospek, bahwa suatu jumlah yang relatif kecil dapat tumbuh men- jadi jumlah yang cukup besar, sehingga menarik ba gi investor institusi, korporasi maupun individual • Keberhasilan dalam pasar sekuritas tergantung da- ri pemilihan sekuritas yang hati-hati dan penentuan waktu pasar yang tepat melalui Analisa Sekuritas • Pada pokoknya analisas sekuritas meliputi pengum- pulan informasi, mengaturnya dalam format yang logis dan menggunakannya untuk menentukan nilai instrinsik (intrinsic value) dari suatu saham.

  4. Nilai instrinsik ini memberikan ukuran mengenai nilai dasar dari suatu saham dan merupakan stan- dar untuk mempertimbangkan apakah saham ter-sebut dinilai terlalu rendah(undervalued) dihargai secara wajar(fairly priced) atau dinilai terlalu tinggi (overvalued) • Seorang investor akan membeli saham jika harga pasarnya yang berlaku tidak melebihi nilai intrin - siknya . Nilai instrinsik tersebut tergantung dari : • Perkiraan aliran kas (cash flow) mendatanag dari sahan itu, yaitu jumlah dividen yang diharapkan diterima in - vestor dan perkiraan harga saham pada saat dijual • Tingkat diskon (discounted rate) yang digunakan untuk mengkonversi aliran kas mendatang menjadi P.V • Besarnya risiko (risk) yang terkandung dalam mempero- leh tingkat prestasi /penghasilan yang diharapkan

  5. Analisa Sekuritas yang tradisional biasanya menggunakan pendekatan “dari atas kebawah” (top - down) dengan urutan : • Dimulai dengan Analisa Ekonomi • Dilanjutkan dengan Analisa Industri • Akhirnya Analisa Fundamental serta AnalisaTehnikal, yaitu analisa mengenai keadaan ke- uangan perusahaan dan perilaku saham yang dianalisa

  6. ANALISA FUNDAMENTAL • Analisa Fundamental ini adalah studi ten - tang keadaan keuangan dari suatu perusaha- an yang memungkinkan pemahaman menge- nai perilaku saham yang dikeluarkannya . • Asumsinya adalah bahwa nilai suatu sekuri- tas dipengaruhi oleh prestasi keuangan dari perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut. • Prestasi keuangan perusahaan menyangkut penghasilan yg dijanjikan (expected return) dan risko yg dihadapi

  7. Analisa Fundamental adalah penelitian dalam bentuk fundamental atau basic dalam menentu- kan nilai suatu sekuritas. • Analisa ini mempelajari data industri perusaha - an, penjualan, kekayaan, pendapatan produk dan penyerapan pasar, evaluasi manajemen perusaha an, membandingkan dengan pesaingnya serta memperkirakan nilai instrinsik dari saham perusahaan tersebut. • Kemudian mempelajari hubungan harga saham dengan kondisi perusahaan

  8. Ada 3 aspek yang dapat dipakai sebagai rujukan untuk menganalisis secara Fundamental, yaitu : a. Analisis Ekonomi Makro b. Analisis Industri c. Analisis Perusahaan melalui Lap. Keuangan • Analisa secara Fundamental dapat digunakan untuk melihak tingkat perkembangan perekonomian suatu negara

  9. ANALISA EKONOMI MAKRO • Adalah analisa yang menyangkut penilaian ke adaan ekonomi makro dan pengaruh potensi- sialnya terhadap hasil sekuritas. • Perilaku perekonomian tercermin dalam ko - nyungtur (businesss cycle) yang merupakan indikasi perubahan dalam kegiatan ekonomi keseluruhan selama jangka waktu tertentu. • Ukuran konyungtur yang menyangkut kehi dupan bisnis adalah Produk Nasional Bruto (GDP) dan Produk Industrial (I.P)

  10. GDP menunjukkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu tahun. • IP merupakan ukuran (dalam indek) kegiatan/hasil produksi dari bidang industri dalam perekonomian • GDP dan IP bergerak naik dan turun bersama konyungtur • Beberapa kegiatan dan kebijakaan ekonomi yang memberi pengaruh pada perekonomian a. l : - Kebijakan Fiskal : perpajakan, pengeluaran rutin dan pembangunan , pengelolaan hutang dalam dan luar negeri - Kebijakan Moneter : perkreditan, pengaturan uang yang beredar, suku bunga - Faktor lainnya : Pengeluaran konsumsi masyarakat, Investasi perusahaan , biaya energi dll.

  11. Analisis : • Perekonomian yang ekspansif (konyungtur naik) di pengaruhi kebijakan pajak yang longgar, pengeluar an pemerintah yang meningkat, suku bunga yang rendah dan perkreditan yang mudah. Hal ini akan meningkatkan pengeluaran konsumsi masyarakat dan kenaikan Investasi • Sedang perekonomian resesioner (konyungtur turun) dipengaruhi kebijakan yang sebaliknya. • Inflasi selain menurunkan pendapatan riil masyara kat dan laba rill perusahaan juga akan menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ini akan berpe- ngaruh terhdapat return obligasi, saham preferen dan tabungan membaik (fixed income) . Namun membuat daya tarik saham menurun

  12. Faktor yang berperan dalam dalam menganalisis secara ekonomi makro : a. Inflasi, yaitu terjadinya peningkatan/kenaikan harga barang/jasa pada suatu periode tertentu se- bagai akibat dari : - Ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran - Penurunan mata uang rupiah terhadap mata uang asing - Pertambahan uang beredar yang melampaui produksi barang/jasa yang tersedia

  13. Jika suatu negara mengalami tingkat inflasi yang tinggi, maka risikonya adalah nilai in - vestasi akan terpangkas/menurunkan risiko pendapatan riil dari investasi. • Untuk suatu perusahaan, inflasi yang tinggi akan meningkatkan pendapatan maupun biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya lebih ting- gi dibandingkan dengan pendapatannya, akan mengurangi profit. Situasi ini tidak mengun - tungkan bagi investor/dunia investasi.

  14. b. Tingkat Suku Bunga, yaitu dalam kondisi suku bunga yang tinggi, pihak investor lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya di bank (diper- oleh return yg tinggi dengan risiko rendah ) dari pada investasi di Pasar Modal. Bagi perusahaan/emiten, suku bunga yang tinggi akan menaikkan beban bunga dan biaya produk- si serta harga jual produk yang berpengaruh pada volume penjualan; pada gilirannya akan berpengaruh pada tingkat profitabilitas

  15. c. Gross Domestic Product (GDP) , adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun asing yang beroperasi di dalam negari pada suatu waktu tertentu. GDP merupakan salah satu indikator pertum - buhan ekonomi suatu negara. Oleh karenanya jika GDP/pertumbuhan ekonomi tinggi, ini me- rupakan sinyal yang baik untuk berinvestasi di negara tersebut

  16. d. Tingkat Pengangguran , dapat digunakan seba- gai salah satu indikator untuk melihat gambaran perekonomian sutu negara. Dalam keadaan kri- sis ekonomi pengangguran meningkat. Sabalik- nya jika terjadi pertumbuhan ekonomi, akan ter jadi full capacity produksi barang/jasa, karena hampir semua angkatan kerja terserap. Indikator ini dapat digunakan sebagai dasar ber- investasi disuatu negara, yaitu apakah cukup ter sedia tenaga kerja atau sebaliknya, karena pe - ngangguran secara tidak langsung berhubungan dengan daya beli.

  17. e. Defisit Anggaran, didasarkan oleh neraca pem- bayaran suatu negara terhadap aktivitas ekono - mi internasional. Kemampuan suatu negara un - tuk membiayai anggaran belanjanya dapat digu- nakan sebagai indikator untuk melihat perkem - bangan perekonomian suatu negara. Dari keti - dak-mampuan membiayai kebutuhan rutinnya saja dapat dinilai kekuatan negara tesebut dalam perdagangan internasionalnya.

  18. ANALISA INDUSTRI • Analisa ini menyangkut studi mengenai industri, di- mana suatu perusahaan beroperasi; dan prospek industri tersebut dimasa depan. • Industri terdiri dari perusahaan yg memproduksi barang atau jasa sejenis. • Analisa industri dilakukan karena harga saham dipengaruhi juga oleh keadaan industri • Jika masa depan industri baik, maka prospek peru- sahaan yg. menjadi bagian dari industri juga baik. • Analisis industri akan memberikan pemahaman tentang sifat dan operasi suatu industri yang dapat digunakan untuk memprediksi prospek pertumbuh an perusahaan serta prestasi saham-sahamnya

  19. Informasi yang diperlukan investor tentang indus - tri adalah : -Sifat industri : monopolistis atau kompetitif - Tingkat pengaturan : ketat seperti BUMN atau l longgar - Peranan Serikat Pekerja : Hubungan perburuhan - Pengaruh Tehnologi : tehnik produksinya, padat karya atau pada t modal - Hubungan dengan kekuatan ekonomi : bagaimana hubungan permintaan barang dan jasa industri dengan variable ekonomi - Keadaan Finansial dan Operasi : ketersediaan tenaga kerja, bahan dan modal sahamnya

  20. ANALISA PERUSAHAAN • Analisa ini penting bagi investor, karena tidak selamanya perusahaan yang selama ini dianggap besar, merupakan perusahaan yang layak untuk berinvestasi • Dalam hal ini perlu melakukan analisis tentang tentang kinerja serta prospek perusahaan tsb. • Salah satu alat untuk mnegetahui kinerja suatu perusahaan adalah penilaian melalui Laporan Keuangannya

  21. Model dalam Analisis Fundamental Model yang populer a.l : 1. Pendekatan PER (Price Earning Ratio) Dihitung dengan membagi harga saham pada suatu saat dengan EPS (Earning Per Share) 2. Pendekatan Devidend Yield Dihitung dengan membagi dividen yg. diharapkan dengan harga pasar saham ybs. 3. Pendekatan Net Assets Value Membagi Net Assets perusahaan dengan jumlah lembar saham yang beredar.

  22. 1. Pendekatan PER (Price Earning Ratio) a. Memperkirakan/memprediksi : - Tingkat diskon yang telah disesuaikan - Tingkat pertumbuhan - EPS (earning per share) - Rasio pembayaran dividen b. P/E (Price/Earning) yang diperkirakan : E (P/E) = Cash Dividend/EPS Discount Rate - Growth Rate c. P/E Sesungguhnya : Actual P/E Ratio = Harga Pasar Saham(current) Pendapatan per saham (current)

  23. Hasil dari perbandingan yang digunakan Analisa Fundamental adalah : a. Jika current P/E > E(P/E) saham dalam kondisi overpriced; ini saat menjual saham yang dimiliki b. Jika current P/E > E(P/E) saham dalam kondisi underpriced; menunjukkan bahwa saham harus ditahan, karena diperkirakan harga saham akan meningkat c. Jika current P/E = E(P/E) harga saham dalam kondisi terkoreksi, tidak ada perubahan yang nyata dari saham-saham. 2. Pendekatan Dividend Yield & Net Assets Value : Biasanya membandingkan nilainya dengan nilai wajar menurut pertimbangan analisis

  24. ANALISA TEHNIKAL • Adalah analisis pasar/sekuritas yang memu - satkan perhatian pada indeks saham, harga atau statistik pasar lainnya dalam menemu - kan pola yg. mungkin dapat diprediksikan dari gambaran yang telah dibuat • Analisis yang menganggap bahwa saham ada lah komoditas perdagangan yg pada gilirannya permintaan dan penawarannya merupakan ma- nifestasi kondisi psikologis dari pemodal.

  25. Analisis Tehnikal mempelajari saham dan bursa berdasarkan pada penawaran (supply) dan per - mintaan (demand) • Analisa ini mempelajari harga dengan menggu - nakan grafik sebagai alat bantu. • Para analis tehnikal menggunakan grafik riwajat harga dan volume transaksi untuk memprediksi pergerakan harga selanjutnya.

  26. Asumsi Dasar Analisis Tehnikal : a. Harga pasar ditentukan oleh interaksi supply/ pe- nawaran dan demand/permintaan b. Suplly dan Demand dipengaruhi oleh banyak faktor, baik rasional maupun tidak c. Harga saham bergerak dalam trend terus mene - rus dan berlangsung cukup lama, meskipun ada fluktuasi kecil di pasar. d. Perubahan trend disebabkan supply dan demand e. Pegeseran supply dan demand, tidak menjadi masalah mengapa terjadi, dapat dideteksi lambat atau cepat melalui chart transaksi. f. Beberapa pola chart berulang dengan sendirinya

  27. Model-Model Analisis Tehnikal : Analisis Tehnikal umumnya menggunakan chart (grafik) dengan nama pola satu dengan yang lain berbeda. Dengan menggunakan charts itu maka analisis ini disebut chartis. Beberapa jenis chart diantaranya : a. Dow Theory b. The Head & Shoulders Top (HST) c. Support - Resistance d. T r e n d e. Moving Avarage f. Relative Strength Index (RSI) g. Moving Avarage Convergence/Divergence (MACD) h. Stochastic

  28. 1. Dow Theory : Merupakan salah satu Analisa Tehnikal yang telah lama dan cukup populer. Teori ini terdiri dari 3 gerakan harga saham pada hari perdagangan sbb. : a. Primary Trends, disebut pasar dalam kondisi bull atau bear . Gambaran primary trend adalah tu- juan utama teori ini, yang dibagi dua, yaitu up- ward primary dan down-ward primary trend b. Secondary Movements, hanya beberapa bulan yang kadang-kadang disebut “correction” c. Tertiary Moves, yakni fluktuasi harian sederhana Analisis membuat grafik dan mem-plot harga sa - ham atau indeks pasar setiap hari dalam upaya menemukan Primary Trends,Secondary Movements

  29. 2. The Head & Shoulders Top (HST) The H & S mempelajari pola perdagangan saham. Tingkah laku pasar yang dibentuk teori ini dapat dikategorikan dalam 4 fase, yaitu : a. The left shoulder.Periode pembelian yg. ramai dan di ikuti dgn. sepinya perdagangan, kemudian mendorong harga ke puncak yang baru sebelum harga mulai menurun lagi. b. The head. Dorongan pembelian yg besar, meningkat - kan harga ke tingkat yang tinggi, kemudian jatuh diba- wah left shoulder c. The right shoulder.Reli moderat diatas volume perda gangan saham untuk mengangkat harga, tetapi gagal ke puncak The head sebelumnya, harga-2 mulai menurun d. The confirmation.Harga jatuh dibawah (neck line). Titik ini merupakan sinyal untuk menjual saham

  30. 3. Support - Resistance (S - P) - Harga yang terjadi merupakan hasil kesepakatan pembeli dan penjual. Terminologi S -P hampir sinonim dengan supply & demand . - Support adalah tingkat harga dimana terdapat permintaan yg memadai untuk menghentikan turunnya harga saham - Support terjadi bila terdapat kesepakatan bahwa harga sa- ham tidak akan lebih rendah lagi. Dan pada tingkat sup - port ini jumlah pembeli melebihi jumlah penjual - Resistance adalah tingkat harga dimana terdapat penawar an yg memadai untuk menghentikan naiknya harga saham sehingga umunya setelah itu harga bergerak turun. - Resistance terjadi bila terdapat kesepakatan bahwa harga saham tidak akan lebih tinggi lagi. Dan pada tingkat resis- tance ini jumlah penjual melebihi jumlah pembeli Pada trend naik tingkat S dan R bertambah tinggi sampai ter- jadi perubahan trend. Sebaliknya pada trend turun, tingkat S dan R bertambah rendah sampai terjadi perubahan trend

  31. 4. T r e n d : • Salah satu prinsip analisa tehnikal, bahwa harga ber gerak dalam suatu trend yg dapat naik, turun atau mendatar • Investor memperoleh keuntungan dengan mengikuti trend sampai trend tersebut berbalik • Trend dibagi berdasarkan periode waktu, yaitu jangka pen- dek (s/d 3 bln) menengah (3- 6 bln) dan panjang (6 bln -1 th) • Garis trend naik digambarkan dengan menghubungkan dua atau lebih harga low untuk menentukan harga support. Sedang trend turun digambarkan dg. menghubungkan dua atau lebih harga high untuk menentukan harga resistance • Perubahan arah trend ditunjukkan dengan berubahnya har-ga “menembus” garis trend . Penembusan ini merupakan perubahan trend jika divalidasi dengan seberapa jauh per - gerakan harga menjauhi garis trend dan volume yang me - ningkat, khususnya bila garis trend menurun ditembus

  32. 5. Moving Average : • Merupakan salah satu metode analisa tehnikal yang tertua dan banyak digunakan. • Moving Average adalah rata-2 harga pada periode tertentu • Untuk menghitung M.A, lebih dahulu dengan menentukan periode waktu (N hari) dan diperlukan data minimal N hari tersebut. • M.A yang sederhana dihitung dengan menambah harga-2 untuk N periode waktu , kemudian dibagi N • Dalam penerapannya M.A dengan waktu yg. ber beda sering digunakan bersama untuk menentukan trend. • Jika dua M.A digunakan, sinyal beli terjadi bila M.A dengan periode waktu yg lebih pendek bersilangan keatas M.A de - ngan periode waktu yg. lebih panjang • Sinyal jual terjadi bila M.A dengan periode waktu yg lebih panjang bersilangan keatas M.A dengan periode waktu yg. lebih pendek

  33. 6. Relative Strength Index (RSI) : • Merupakan indikator momentum harga yang dikembang - kan oleh Welles Wilder pada tahun 1978 • Pertama kalinya, direkomendasikan RSI-14 hari ; saat ini RSI-9 dan RSI-25 hari merupakan indikator yang populer. • Wilder juga merekomendasikan untuk level 70 dan 30 • Jika RSI naik keatas 70, posisi harga tertinggi kemungkinan telah terjadi. Sedang jika RSI turun kebawah 30 terdapat kemungkinan besar posisi harga terendah telah terjadi. • Divergensi (perbedaan) antara arah grafik harga dan RSI mengindikasikan bahwa trend harga akan berubah arah. • Jika harga menaik atau mendatar dan RSI menurun, akan terhadi penurunan harga. Sebaliknya jika harga menurun atau mendatar dan RSI meningkat, diharapkan harga akan berbalik arah dan bergerak naik.

  34. 7. Moving Avarage Convergence/Divergence (MACD) : • Merupakan trend yang mengikuti indikator momentum yg. memperlihatkan relasi antara 2 Moving Average harga, di- kembangkan oleh Gerald Appel • MACD menunjukkan perbedaan antara M.A eksponensial 26 dan 12 hari. Kemudian M.A eksponensial 9 hari yg. dise- but garis sinyal, disusun dari perbedaan tersebut untuk memperlihatkan sinyal - beli atau sinyal - jual. • Panduan dasar untuk menggunakan MACD, adalah sinyal- jual terjadi pada saat garis MACD bersilangan kebawah garis sinyal. Sebaliknya sinyal-beli terjadi, jika garis MACD bersilangan keatas garis sinyal. • Saat membeli ketika MACD diatas 0 dan menjual ketika MACD dibawah 0 • Jika terjadi divergensi antara harga dan MACD, menunjuk- kan bahwa arah trend saat ini mendekati akhir, untuk kemu dian terjadi perubahan arah trend.

  35. 8. Stochastic : • Metode ini dikembangkan oleh George C. Lane • Populer digunakan oleh investor, khususnya yang berorientasi jangka pendek, walaupun tetap efektif digunakan pada jangka waktu yang lebih panjang, • Stochastic membandingkan harga penutupan (close) relatif terhadap range harga pada periode tertentu (misal 5 hari) • Jika harga bergerak naik, maka harga closecende- rung untuk dekat dengan harta tertinggi pada peri- ode tersebut. Sedangkan jika harga menurun, maka harga close cenderung untuk dekat dengan harga terendah pada periode tersebut. • Stochastic digambarkan dengan 2 garis, yaitu garis utama dinamakan % K dan garis kedua % Dyang merupakan Moving Average dari % K . Garis % K disajikan dalam bentuk garis solid dan garis % D berupa garis putus-putus

  36. Sinyal-beli dihasilkan bila % K atau % D turun kebawah level tertentu (misal 20) dan kemudian naik melewati level tersebut. • Sinyal-jual terjadi bila % K atau % D naik mele - wati level tertentu (misal 80) dan kemudian turun ke bawah level tersebut • Selain itu sinyal-beli juga muncul bila garis % K naik keatas garis % D dan sinyal jual muncul jika garis % K turun kebawah garis % D

  37. Perbedaan Analisis Fundamental dan Tehnikal : Variabel Fundamental Tehnikal 1. Fokus perhatian overvalued/ Timing (upward/ harga undervalued downward) 2. Horison Investasi Jk.menengah & Jk.pendek panjang 3. Informasi utama Perush/emiten Psikologis investor 4. Motif utama Dividen dan Capital gain pertumbuhan 5. Strategi utama Beli & simpan Berpindah 6. Karakter investor Penabung & Pedagang & individual institusional

More Related