1 / 31

BAB 6 . KESENJANGAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB 6 . KESENJANGAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Dr. Ir. herien Puspitawati , M.SC., m.sC. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 2014. Tingkat Masyarakat. Tingkat Keluarga. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan.

ros
Download Presentation

BAB 6 . KESENJANGAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB 6. KESENJANGAN GENDER DALAMPEMBANGUNAN NASIONAL Oleh: Dr. Ir. herienPuspitawati, M.SC., m.sC. DepartemenIlmuKeluargadanKonsumen FakultasEkologiManusia InstitutPertanian Bogor 2014

  2. Tingkat Masyarakat Tingkat Keluarga Kesenjangan Gender dalam Pembangunan • Pengangguran & Ketenagakerjaan • Bid. Pendidikan APS, APK, APM • Tingkat PendapatanJenisPekerjaan • PengambilanKeputusan • PembagianPeran • PretasiAkademikSiswa • Politik (Eksekutif, Yudikatif) • Kesenjangan Gender • KeadilanTrafficking, KDRT • AlokasiWaktu • HDI, GDI, GEM • ButaAksara • Kemiskinan

  3. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan Rata-rata Pengangguran Dunia 1998-2009 (persen)(Jalal 2010).

  4. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan 1 2 3 4 5

  5. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan

  6. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan

  7. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan Posisi HDI Indonesia terhadapnegaratetanggaTahun 2011

  8. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan Tren HDI dan GDI Indonesia Tahun 1999-2011

  9. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan

  10. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan

  11. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan Jumlah rata-rata partisipasi perempuan dan laki-laki dalam ketenagakerjaan nasional (2001-2008).

  12. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan Rata-rata penghasilan bulanan pekerja perempuan dan laki-laki di sektor non-agrikultur (2001-2008)

  13. Kesenjangan Gender dalam Politik • Pada Tahun 1987 persentase keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif adalah 13 persen dari 565 anggota DPR. • Pada Tahun 1999 persentase keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif adalah 9 persen dari 546 anggota DPR. • Pada Tahun 2004 persentase keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif adalah 11,3 persen dari 550 anggota DPR. • Tahun 2009, jumlah calon legislatif perempuan adalah 3.910, dan hal ini memenuhi 35 persen dari total pemilihan. • Data menunjukkan bahwa terjadi penurunan partisipasi perempuan di bidang Legislatif dari 12,5 persen (1992-1997) ke 9.2 persen (1999-2004).

  14. Kesenjangan Gender dalam Politik • Pada tahun 2004-2009: 13% (65 orang) anggota parlemen adalah perempuan. Ini diprediksi akan terus meningkan hingga 18% pada periode 2009-2014. • Terdapat 5 dari 33 provinsi di Indonesia (Aceh, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Bali dan NTB) yang tidak memiliki wakil perempuan di parlemen. • Provinsi yang memiliki wakil perempuan dengan proporsi yang cukup signifikan di parlemen adalah Jawa Timur (23), Jawa Barat (20) dan Jawa Tengah (8).

  15. Kesenjangan Gender dalam Politik • Proporsi perempuan sebagai Pejabat Eselon Iadalah 9,1persen (2007). • Proporsi perempuan sebagai Pejabat Eselon 1 adalah8,71persen(2008). • Proporsi perempuan sebagai Pejabat Eselon 2adalah 6,87persen (2007). • Proporsi perempuan sebagai PNSadalah 43,63persen (2008). • Proporsi perempuan sebagai Wakil Gubernuradalah 1 orang (2009). • Proporsi perempuan sebagai Bupatiadalah 10 orang (2009). • Proporsi perempuan sebagai Pengacaraadalah 40,2persen (2009). • Proporsi perempuan sebagai pejabat di Pengadilan Agamaadalah 15persen.Dari 246.993 orang yang menduduki jabatan Eselon I sampai Eselon V di Indonesia adalah 21.40 persen yang dijabat oleh perempuan.

  16. Kesenjangan Gender dalam Politik • Peran perempuan pada Lembaga Yudikatif masih rendah, yaitu: • Pejabat Hakimperempuansebanyak 20 persen. • Pejabat HakimAgungperempuansebanyak 18 persen. • Pejabat Jaksa perempuan sebanyak 26,8 persen.

  17. Kesenjangan Gender dalam Politik Partisipasi perempuan di anggotalegislatifDPR-RI

  18. Permasalahan Gender dalam BidangPendidikan • Masih terjadinya kesenjangan gender dalam hal akses, manfaat, partisipasi dalam pembangunan, serta penguasaan terhadap sumberdaya, terutama antarprovinsi dan antar kabupaten/ kota. • Belum memadainya kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG), terutama sumberdaya manusia dan ketersediaan serta penggunaan data terpilah menurut jenis kelamin dalam siklus pembangunan. • Belumoptimalnya pemahaman mengenai konsep dan isu gender serta manfaat PUG dalam pembangunan, terutama di kabupaten/ kota

  19. Permasalahan Gender dalam BidangPendidikan • Mulai munculnya kecenderungan bahwa siswa laki-laki agak tertinggal dibandingkan dengan perempuan baik akses maupun prestasi akademiknya. Solusinyaadalah: • Perlumenjagabahwaanakperempuantetapbersekolahdanmemastikanbahwaanaklaki-lakitidakdrop-outdarisistempersekolahan. • Perlu memastikan agar anak laki-laki maupun perempuan dari kelompok. 20 persendan 40 persen strata ekonomikeluargaterendahuntukdapatbersekolah. • Perlumemberiperhatiankhusus agar anaklaki-lakidanperempuandidesauntukmendapataksespendidikan yang makinserupadenganaksessebayanyadidaerahperkotaan. • Perludicarisebabtertinggalnyaanaklaki-lakidalammengaksespendidikan (misalnyafaktorbudayaataukemiskinan).

  20. Permasalahan Gender dalam BidangPendidikan • Mulaiterlihatkecenderunganprestasiakademikanaklakilakitertinggaldarianakperempuan. Solusinyaadalah: • Perludiperhatikanprosesbelajarmengajar yang memotivasianaklaki-lakiuntukbelajardenganlebihsungguhsungguh. • Perludiperhatikankemampuan guru dantenagakependidikandalammelaksanakantugaspembelajarantermasukpemahamanmengenaiperbedaankebutuhansecaraspesifiksiswaperempuandanlaki-laki.

  21. Permasalahan Gender dalam BidangPendidikan • Masihtingginyabutaaksarapendudukperempuandibandingkanlakilaki. Solusianyaadalah: • Perludilanjutkanpemihakanpenyediaanpendidikankeaksaraanbagiperempuanbutaaksara yang berusia 15 tahun. • Priotitaspadakelompokpendudukusia 25 – 44 tahun.

  22. Permasalahan Gender dalam BidangPendidikan • Kesenjangandalamperbedaan status sosialekonomi, latarbelakangbudayadangeografis; sehinggamengakibatkansemakintinggijenjangpendidikansemakinbesarkesenjanannya. • Dalamhalmutupendidikanprosespembelajaranmasihnetralatau bias gender, halinikarenapemahaman guru, kepalasekolahdanpengelolapendidikanbelumresponsif gender. • Dalamhasilbelajar, angkakelulusananakperempuanlebihtinggidbandinganaklaki-lakisejakTahun 2005. • Kualifikasi guru perempuanjauhdibawahlaki-laki, haliniberdampakterhadaphasilsertifikasidimana guru perempuanjauhtertinggaldibanding guru laki-laki (25% berbanding 75%). • Rendahnyapartisipasiperempuandalamperumusankebijakandanpegambilankeputusanbidangpendidikan.

  23. KesenjanganGender dalam BidangPendidikan • TerjadikesetaraandalamAngkaPartisipasiMurni (APM) jenjangsekolah SD antaralaki-lakidanperempuan yang relatifkonstandenganrasio 100 mulaiTahun 1990 sampaiTahun 2008. • Terjadikesenjangan gender dalamAngkaPartisipasiMurni (APM) jenjangsekolah SLTP dengankondisiperempuanlebihtinggidarilaki-lakiterutamadariTahun 1995 sampai 2001, danmenurunmenujukesetaraanpadaTahun 2008. • Terjadikesenjangan gender dalamAngkaPartisipasiMurni (APM) jenjangsekolah SLTA dengankondisilaki-lakilebihtinggidariperempuanterutamadariTahun 1990 sampai 1995.

  24. KesenjanganGender dalam BidangPendidikan • Terjadikesenjangan gender dalamAngkaPartisipasiMurni (APM) jenjangPerguruanTinggidengankondisilaki-lakilebihtinggidariperempuanterutamadariTahun 1990 sampai 1994 kemudianbervariasinaikdanturunmenujukesetaraanpadaTahun 2005. Bahkanterjadikecenderungan ‘backward” bahwalaki-lakisudahmulaitertinggaldariperempuandalampartisipasisekolahdijenjangperguruantinggi. • Terjadikesenjangan gender dalamjenjangpendidikantertinggi yang ditamatkanantaralaki-lakidanperempuandengankesenjanganberadapadapihakperempuan (Tabel 6.6)

  25. KesenjanganGender dalam BidangPendidikan Persentasependudukberusia 10 tahunkeatasmenurutjeniskelamindanjenjangpendidikantertinggi yang ditamatkanTahun 2008

  26. KesenjanganGender dalam BidangPendidikan • Adanyavariasikesenjangan gender berdasarkan strata ekonomi. Secaragarisbesardapatdikatakanbahwasemakintinggi strata ekonomikeluargamakakesenjangan gender antaralaki-lakidanperempuansemakinkeciluntuksemuakohortumur (7-12; 13-15; 16-18; dan 19-24 tahun). Dengankata lain, semakinkayakeluargadi Indonesia, makasemakinsetaradalammenyekolahkan anaknya.6.2 • Berbagaialasandikemukakanbaikberupaalasanekonomimaupunekonomi. Sebagianbesarpendudukmenyatakanalasanekonomi (tidakadabiaya, bekerjamencarinafkah, yang lebihmendominasiuntuktidaksekolahdibandingkandenganalasan non-ekonomi (menikahmengurus/ rumahtangga, tidakditerima, sekolahjauh, merasapendidikancukup, cacat, menunggupengumuman).

  27. Perkembangan nilai dan angka kelulusan menurut jenis kelamin Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2005-2008

  28. PerkembangannilaimenurutjeniskelamindiSekolahMenengahAtas (SMA) 2005-2008

  29. PerkembangannilaimenurutjeniskelamindiSekolahMenengahAtas (SMA) 2005-2008 Jumlahguru berdasarkan gender di Indonesia Tahun 2009

  30. KesenjanganGender dalam BidangPendidikan Perkembanganpendudukbutaaksaradandisparitas gender, Tahun 1971-2008

More Related