1 / 20

KODE ETIK ASESOR BANPT

KODE ETIK ASESOR BANPT. BAN-PT. Husni Rahim Natsir Nessa Anah Suhaenah. BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2009. PENGANTAR (Latar Belakang 1/3). (Latar Belakang 1/2).

onan
Download Presentation

KODE ETIK ASESOR BANPT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KODE ETIK ASESOR BANPT BAN-PT Husni Rahim Natsir Nessa Anah Suhaenah BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2009

  2. PENGANTAR(Latar Belakang 1/3)

  3. (Latar Belakang 1/2) • Asesor adalah profesi pilihan dan seseorang dapat dipilih menjadi asesor karena kepakaran dan integritasnya serta memenuhi syarat yang ditentukan sebagai asesor. • Asesor adalah jabatan kehormatan, jabatan penghargaan atas kepakaran dan keamanahannya, bukan jabatan struktural dan bukan pula jabatan yang memberikan “keuntungan finansial”.

  4. (Latar Belakang 2/2) • Salah satu ciri utama ke-independenan banpt, yang banyak dipertanyakan pihak lembaga akreditasi perguruan tinggi luar negeri (inqaahe, apqn) adalah: • Adanya asesor sebagai peer group atau peer review yang melaksanakan akreditasi • Adanya kode etik asesor yang menjamin pelaksanaan akreditasi banpt dilakukan asesor secara profesional tanpa adanya konflik kepentingan (conflict of interest).

  5. KODE ETIK ASESOR

  6. Seorang asesor harus menyatakan secara tertulis bahwa ia bebas dari hubungan kerja dengan institusi yang akan diakreditasi yang diperkirakan atau patut diduga menimbulkan conflict of interest. • Asesor harus menolak tugas akreditasi dari BAN-PT jika asesor yang bersangkutan pernah membantu institusi yang akan diakreditasi dalam waktu kurang dari dua tahun. • Asesor harus menolak setiap tawaran untuk bertugas di program studi yang sedang diakreditasi minimal untuk masa dua tahun setelah keluarnya sertifikat akreditasi. • Asesor harus bekerja secara objektif tanpa memandang reputasi perguruan tinggi yang dievaluasinya. • Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil penilaian (nilai/score) proses akreditasi, kecuali kepada BAN-PT.

  7. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan akreditasi. • Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang mengatasnamakan BAN-PT. • Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi hasil akreditasi. • Asesor tidak diperkenankan mengubah atau memperbaiki data dan informasi, termasuk hasil penilaian yang berkaitan dengan proses evaluasi yang telah diserahkan kepada BAN-PT

  8. INTI UTAMA KODE ETIK ASESOR BAN-PT • Bertindak sebagai “PEER REVIEW” yg baik • Menghindari “conflict of interest”, • Bertindak PROFESIONAL • PATUH & TAAT pada aturan dan peraturan dan Perundang-undangan yg berlaku

  9. “LAKUKAN” DAN “JANGAN LAKUKAN”

  10. LAKUKAN! • Melaksanakan tugas asesmen dalam koridor sebagai “peer review”, sehingga harus bekerja secara obyektif tanpa mempertimbangkan reputasi program dan atau satuan pendidikan tinggi yang dinilainya. Obyektif dalam memberikan penilaian, jangan sampai berbaik hati yang berlebihan atau kejam memperlihatkan kekuasaan sehingga program dan atau satuan pendidikan tinggi merasa terancam. • tegas dalam memberikan saran atau kritik yang membangun kepada setiap program dan atau satuan pendidikan tinggi yang dinilainya, termasuk yang memiliki nama besar atau reputasi yang tinggi, jika memang program dan atau satuan pendidikan tinggi tersebut memiliki masalah atau hal yang memerlukan perbaikan. • Mendapatkan izin dari atasannya ketika akan melaksanakan tugas akreditasi

  11. menjamin kerahasiaan semua dokumen dan informasi yang disampaikan oleh program dan atau satuan pendidikan tinggi yang dinilainya. • menjamin kerahasiaan hasil akreditasi dan semua hal yang konfidensial pada semua tahap dalam proses akreditasi. • memperhatikan dan menerapkan tatakrama, sopan santun dan menghormati serta menghargai tradisi lokal dan adat istiadat setempat selama melakukan asesmen lapang (site visit) • Menepati waktu pada setiap perjanjian dan rapat/pertemuan asesmen. Jika seorang asesor berhalangan karena kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, yang bersangkutan harus memberi tahu “contact person” BAN-PT secepat mungkin • bersedia menerima dan mempertimbangkan secara sungguh-sungguh setiap keluhan dan keberatan yang dikemukakan oleh pihak program dan atau satuan pendidikan tinggi yang dinilainya.

  12. JANGAN LAKUKAN • memiliki afiliasi dengan program dan atau satuan pendidikan tinggi yang dinilainya. • memiliki komitmen – antara lain berupa janji atau kesediaan untuk melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya, atau memberikan informasi yang konfidensial – untuk kepentingan program dan atau satuan pendidikan tinggi yang dinilainya. • menerima tawaran untuk terlibat dalam kegiatan program dan atau satuan pendidikan tinggi yang dinilainya.

  13. memanfaatkan kedudukan dan mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan akreditasi. • bekerja sebagai konsultan akreditasi pada program dan atau satuan pendidikan tinggi yang dinilainya. • memberi pernyataan pribadi dan atau mengatasnamakan BAN-PT mengenai prediksi hasil akreditasi program dan atau satuan pendidikan tinggi yang dinilainya. Pelatihan Asesor Diploma BAN-PT

  14. memberitahukan cara pengisian insrumen akreditasi dan cara penilaiannya agar dapat memperoleh hasil akreditasi yang baik. • menerima layanan, pemberian dan atau hadiah (suap) dalam bentuk apa pun pada saat akan, selama, dan atau setelah melakukan penilaian program dan atau satuan pendidikan tinggi yang dinilainya yang dapat diduga ada kaitan dengan tugasnya sebagai asesor. • memalsukan atau terlibat dalam pemalsuan data dan informasi yang berhubungan dengan akreditasi. • mengubah atau memperbaiki data dan informasi yang berkaitan dengan proses evaluasi (kecuali perubahan data yang harus dilakukan sebagai hasil visitasi dan hal ini harus dicantumkan di dalam Berita Acara Visitasi)

  15. SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK ASESOR

  16. SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK ASESOR Setiap asesor yang melakukan pelanggaran kode etik dapat dikenakan sanksi sebagai berikut: • Peringatan Lisan; • Peringatan Tertulis; • Pembebesan Tugas Sementara • Pemberhentian

  17. Kode Etik Pengelola PS atau Institusi • PENGELOLA PROGRAM DAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI YANG DINILAI HARUS: • Menyediakan ruangan kerja dan dokumen-dokumen yang diperlukan bagi kelompok asesor pada semua tahap dalam proses akreditasi. • menolak asesor yang memiliki kepentingan (conflict of interest) dengan program studi dan institusi yang dinilai • Mempermudah proses kunjungan yang dilakukan oleh asesor sebagai petugas yang mewakili BAN-PT tanpa melanggar kode etik • Memberikan akses untuk menjamin penilaian secara obyektif

  18. Kode Etik Pengelola PS atau Institusi • PENGELOLA PROGRAM DAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI YANG DINILAI TIDAK BOLEH: • membiarkan terjadinya penyimpangan proses penilaian dari yang seharusnya. • memberi hadiah dalam bentuk apa pun kepada asesor yang melaksanakan asesmen lapang (visitasi). • memalsukan atau terlibat dalam pemalsuan data dan informasi yang digunakan dalam proses akreditasi.

  19. SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN AKREDITASI BAGI PENGELOLA PS ATAU INSTITUSI Setiap pengelola PS atau institusi perguruan tinggi yang diakreditasi yang melakukan pelanggaran kode etik dapat dikenakan sanksi sebagai berikut: • Peringatan Lisan; • Peringatan Tertulis; • Penundaan pengumuman akreditasi; • Pembatalan hasil akreditasi

  20. Pernyataan tertulis bebas dari conflict of interest dengan PT yang dinilai. • Conflict of interest itu adalah semua hal yang tampak atau diperkirakan dapat menimbulkan potensi conflict of interest harus dinyatakan dengan jelas pada saat asesor diberi tugas dalam tim asesmen. Seperti : • asesor memiliki afiliasi atau komitmen termasuk adanya pekerjaan-pekerjaan asesor dimasa lalu sebagai konsultan, atau • potensi tawaran jabatan yang akan diberikan oleh pihak yang diases pada masa datang, atau • jika ada alasan lain yang menyebabkan objektifitas asesmen yang dilakukan terpengaruhi.

More Related