1 / 24

ROADMAP DAN GRAND STRATEGY Pengembangan ESD di Indonesia

I’m DD, the mascot of the UNESCO website on ESD. ROADMAP DAN GRAND STRATEGY Pengembangan ESD di Indonesia. Disampaikan pada Worskhop “ Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan” Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan” Diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup

nero
Download Presentation

ROADMAP DAN GRAND STRATEGY Pengembangan ESD di Indonesia

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. I’m DD, the mascot of the UNESCO website on ESD ROADMAP DAN GRAND STRATEGY Pengembangan ESD di Indonesia Disampaikan pada Worskhop “Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan”Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan” Diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup 22 Desember 2008 Disampaikan oleh Triarko Nurlambang Pusat Penelitian Geografi Terapan Universitas Indonesia

  2. Tujuan a b c Start Prinsip Dasar dan Elemen Dalam Strategi MANUSIA INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF • Prinsip dasar: • Dimana posisi kita sekarang • (posisi ‘start’) • Apa yang ingin capai mendatang? (tujuan) • Bagaimana kitadapat merealisasi tujuan? • Elemen Strategi: • Substansi Obyek yang akan dikembangkan • Faktor-faktor lain yang mendukung substansi di atas • Dapat digunakan untuk mengukur kinerja (dibandingkan berdasarkan dimensi substansi, ruang dan waktu) • Alternatif Strategi: (a)/ (b) / (c) ? • dipengaruhi oleh External Factors dan Internal Faktors Alt. (a): Lebih kompleks; lebih banyak diskusi/ debat dengan konstituen, Alt. (b): lebih efisien tetapi harus dijalankan oelh SDM yang sudah baik kapabilitasnya, dan (c) perlu proses yang melibatkan beberapa unit pelaksana

  3. Dari Visi Hingga Realisasi Situasi lingkungan Eksternal Internal FORMULASI STRATEGI IMPLEMENTASI STRATEGI EVALUASI Visi Misi Tujuan Strategi Kebijakan Program Anggaran Prosedur Performance U M P A N B A L I K

  4. Manajemen Strategi Apa kegiatannya? Bagaimana Posisi Awal (Start)? (Mengapa kita harus berubah?) Kajian Strategis (tetapkan harapan dan arah) MEMBANGUN KOMITMEN Visi (Apa yang kita inginkan?) Misi (Apa bisnis/kegiatan yang akan kita tekuni?) Tujuan (Apa yang harus kita lakukan untuk mencapai Visi?) Perencanaan Strategis (tetapkan pendekatan) Ukuran (Bagaimana kita mengukur program dan sukses?) Strategi (Bagaimana kita memnuhi Tujuan tsb?) Membangun Organisasi (Bagaimana kita mencipatakan kondisi yang siap untuk mencapai sukses?) Implementasi Strategi (tetapkan kendali) Monitoring dan Review (Seberapa baik kita melaksanakan rencana strategi?) Tahap penyusunan Kaji Ulang dan Revisi (Apa tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil; lebih baik?) Proses Umpan-balik

  5. Keberatan Program

  6. Tahap pertumbuhan Kegiatan Pembangunan Starting point 2nd curve (peremajaan) matang Manusia Indonesia Cerdas dan Kompetitif (mampu membina) Kemandirian tumbuh Pengembangan (mampu mandiri) inkubasi Prototipe (perlu dukungan induk/pusat) Perlu support ide 2025 Nilai Kinerja (dapat diukur menggunakan indeks pembangunan pendidikan daerah ATAU kapasitas sustainability) waktu Strengths Weaknesses Position Opportunities Threats

  7. 3 Main area of ESD perspectives • Human Rights • Peace and human security • Gender equality • Cultural diversity & intercultural understanding • Health • HIV/AIDS • Governance Economic: the production of goods and services Social : the maintenance and enhancement of the quality of life Environmental: the conservation and prudent management of natural resources SOCIAL Perspectives • Natural resources (water, energy, agriculture, biodiversity) • Climate Change • Rural Development • Sustainable urbanization • Disaster prevention and mitigation • Poverty reduction • Corporate responsibility and accountability • Market economy Sustainable Development ECONOMIC Perspectives ENVIRONMENTAL Perspectives ESD : satu program aksi untuk mensikapi secara luas dan kaya akan kehidupan melalui pemahaman dalam menghadapi tantangan-tantangan kehidupan esok sebagai kegiatan sehari-hari yang dapat kita semua jalani dan miliki (atau menjadi tidak kita miliki) semuanya, baik secara individual, institusi ataupun kelompok masyarakat.

  8. Masalah Pendidikan tidak berdiri sendiri, bahkan seperti ‘lingkaran setan’ Pengangguran Pertmbhn eko. rendah Tabungan terbatas Sedikit input modern Ouput pertanian kecil Kurang modal Daya beli rendah Keluarga besar Laju kelahiran tinggi Produktifitas rendah Diet jelek Pendapatan/kapita rendah Permintaan tenaga kerja tinggi Kesehatan buruk Kurang gizi Kemiskinan Kondisi hidup tak sehat Output/ pekerja kurang Perumahan tak layak Pendidikan kurang Oleh karena itu pendekatan terbaik yang dapat mengintegrasikan dengan keseluruhan kepentingan pencapaian Tujuan Pembangunan adalah dengan Pendekatan Spasial (Ruang/Daerah)

  9. Isu Inti ESD (Sebagai Referensi Dasar Penyusunan Rencana Strategi Masing Negara ataupun Daerah) • Informasi dan Kesadaran /Awareness • Sistem Pengetahuan • Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup • Perdamaian dan Kesetaraan • Konteks Lokal • Transformasi Masyarakat • Budaya • Isu dan Tema Lintas Bidang • Kesehatan • Pendidikan Lingkungan Hidup • Keterlibatan Aktif Pemimpin

  10. Indeed, it needs a REAL CHANGE (From Awareness to Practise) Public Awareness and Understanding: the Fuel of Change Reorienting Education to Support Sustainability Pattern of Change Shifting to Sustainable Lifestyle: Changing Consumption and Production Pattern Continue change Continue change & accelerated Ethics, Culture, Equity: Sustainable as a Moral Imperative Un-continue change (incremental change) Mobilizing for Action United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, 1997

  11. EDUCATING for the FUTURE (Target priority) Achievement: to develop sustainable skills inspired by creative and critical thinking, in order to encourage the solving and managing of problems that stand in the way of sustainable development • Therefore: • it is an education for all • it is not just a formal education • it is not only government responsibility • Educating women and girls is the top priority; they may be the best advocates DESD will use formal, non-formal and informal modes of teaching and the power of information and communication technologies (ICTs) to reach all audiences, inc. the poor, women and marginalized people • What is education for sustainable development ? • education that allows learners to acquire the skills, capacities, values and knowledge required to ensure sustainable development; • education dispensed at all levels and all social contexts (family, school, workplace, community); • education that fosters responsible citizens and promotes democracy by allowing individuals and communities to enjoy their rights and fulfill their responsibilities; • education based on the principle of life-long learning; • education that fosters the individual’s balanced development Principle #2: Start with target market most ready for action

  12. ESD is not just a MOTTO “The ultimate goal …… that ESD is not just only a motto. ESD has to be realistic to any human kind, whatever their individual or group or government interest, in any decision-making and daily activity so we may achieved our commitment to enabling sustainable planet which save for our children, grand-children, and their great-grand children. Main development actors should play a real rolein early education, higher education, informal education and any community based learning process. Finally, education program should be changed in order to develop capabilities in responding social, economy, cultural and environment in this 21st century”. Koichiro Matsura, Dir.Gen. UNESCO 2005

  13. Pendidikan Yang Bagaimana Yang Perlu Dikembangkan ? Tentu Pendidikan Berkualitas yang mencakup Life Skills dan berbasis pencapaian Pembangunan Berkelanjutan Level of the learner processes Level of the learner processes Supportive legislative framework Implementation of good policies Content Environment Learning Seeks out learners What the learner brings Means to measure learning outcomes Resouces “Education is an indispensable element for achieving sustainable development”

  14. Principle #5: Bring real benefits into the present Principle #6: Highlight costs of competing behaviors http://timpakul.multiply.com/journal?&page_start=60 Please don’t deliver these messages from contradictory character to your children Lapindo mud tragedy

  15. Principle #7: Promote a tangible object or service to help target audiences perform the behavior Principle #8: Consider nonmonetary in the form of recognition and appreciation Our Mother Nature is getting Sad and Suffer desaingrafisindonesia.files.wordpress.com

  16. Roadmap ESD: Menangani Isu Publik (keseluruhan) sebagai bagian dari proses penetapan Kebijakan Publik Tahapan/fase efektifitas proses implementasi Kebijakan Publik/ Peraturan-Perundangan High Phase 1: Changing Stakeholder Expectations Phase 2: Political Action (legislative process) Phase 3: Formal Government Action Phase 4: Legal Implementation Pelaksanaan RPJMN-3 Indonesia membutuhkan terobosan bagi pengarus-utamaan Pembangunan Berkelanjutan Level of Stakeholder concerns Pelaksanaan RPJMN-2 • Revisi RPJMN-2010-2014 • Revisi RTRWP 2009 • Revisi RTRWKab/Kot 2010 Management discretion to resolve the issue Life Cycle of issues Management discretion Low Time 2010-2014 2015-2019 2009-2010 Perkiraan kondisi saat ini di Indonesia (2008) Tidakan masa depan yang diperlukan (terutama mengingat kondisi Indonesia menjelang tahun 2009)  pemerintahan baru maka RPJM (kemungkinan) akan dirumuskan kembali

  17. Penjelasan Slide Roadmap Menjelaskan proses perkembangan penanganan ESD sebagai isu kebijakan publik melalui 4 tahapan/fase sebagai berikut: Fase 1: Ekspektasi stakeholder mengalami perubahan (kesadaran atau keinginan akan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan semakin mendesak sehingga perlu terobosan  muncul terobosan ESD) – 2007/2008 Fase 2: Aksi politik (proses legalisasi – menggalang kemitraan politis interdep.) – 2009/2010 ditandai/sejalan dengan momentum penyiapan serentak RPJMN/D, RTRWN/D & Pemilu Fase 3: Gerakan formal pemerintah (pelaksanaan mandatory) – pelaksanaan RPJM 2010-2014 dimana ESD telah ditetapkan menjadi mandatory Fase 4: Implementasi legal (pemerintah dan publik telah menerapkan sebagai kesadaran hukum dan kebutuhan nyata  kapasitas pemerintah dan publik untuk menyelenggakan ESD sudah mengarah mapan dan telah terbentuk menjadi public action) – perumusan dan pelaksanaan RPJM 2015-2019 sudah menyatu dengan pemikiran dan perilaku ESD Isu kebijakan publik (pembangunan berkelanjutan) berbasis ESD ini dikelola hingga mencapai puncaknya saat Fase ketiga dimana seluruh unsur lembaga pemerintah, baik di Pusat maupun di Daerah dan lintas sektoral telah menerapkan ESD sebagai bagian dari proses peningkatan kualitas KRP (perkembangan isu ini ditunjukan dengan ‘perilaku’ garis solid). Pada saat awal isu ini masih rendah maka beban manajemen penanganan isu ini lebih berat (seperti saat ini; perlu ekstra upaya). Sejalan dengan perilaku isu tadi maka beban manajemn akan rendah manakala seluruh unsur pemerintah dan masyarakat telah serta merta menjalankan sebagai satu kesadaran kebutuhan (beban manajemen ini ditandai dengan garis putus-putus)

  18. Grand Strategy Pengembangan Kebijakan Publik ESD Indonesia Tahapan/fase efektifitas proses implementasi Kebijakan Publik/ Peraturan-Perundangan High Phase 1: Changing Stakeholder Expectations Phase 2: Political Action (legislative process) Phase 3: Formal Government Action Phase 4: Legal Implementation • Penguatan Legalisasi ESD (UU) • Penguatan Institusionalisasi penyelenggara ESD • Komunikasi Publik • Public Action • Public Polcy tracking (Riset) • Aktifasi Law enforcement • Penguatan Institutsi Sosial • Penguatan Manajemen Lokal Penyelenggara ESD • Public Action (success story) • Public Polcy tracking (Riset) • Legalisasi ESD • Pra-Capacity building (sosialisasi) melalui workshop dan pilot project • Membangung Pedoman Teknis, termasuk NSPK Level of Stakeholder concerns Program Internal KLH • Legalisasi ESD • Capacity building • Strategi Komunikasi • Public Polcy tracking (Riset) Life Cycle of issues Management discretion Low Time 2009-2010 2010-2014 2015-2019 2008 Kerjasama eksternal

  19. Penjelasan Slide Grand Strategy Untuk dapat mengelola isu ESD menjadi kebijakan publik dan secara efektif menjadi aksi publik maka strategi pokok yang diterapkan berdasarkan perkembangan masing-masing fase di atas dan peran dukungan kemitraan untuk mengupayakan strategi dapat terealisir tadi adalah sebagai berikut:

  20. Community Dynamic Actors Parliamentarians Associations (Industries & Proffesionals) Government (National & Local) • DESDI(ndonesia) Forum • Resource Center • A Sustained Consultation NGOs Media National Commissions UNESCO Representative Schools UNs family UNEP Representative Scientific Institutions Cultural Institutions Private sectors DESDI; initiated by Meneg LH RI

  21. Expected Outcomes of the DESD IIS, UNESCO, 2005

  22. Rencana Strategis Pelaksanaan DESD INDONESIA (2006 - 2014) • Tahap 1: Start Up (2006) • Identifikasi masalah ESD dan publisitas posisi kesiapan (readiness) Indonesia • Menyusun konsep DESDI, penetapan prioritas dan rencana strategi serta menyusun kelembagaan • Penyusunan Promotion/Publication Kit dan Launching ESD Nasional – DESDI(ndonesia) • Merancang atau memberdayakan prototipe program ESD (yang baru atau sudah ada) dan uji coba • Tahap 2: Post Launch and Partnership (2007 – 2008) • Monitor dan Evaluasi program prototipe • Publisitas, Gerakan Awal ESD Nasional dan Kampanye Citra ESD • Merumuskan program kemitraan berbasis kepentingan stakeholder • Pengembangan prototipe sampai mencapai produk yang realistik serta layak direplikasi dengan merekayasa konsepnya untuk daerah atau kelompok masyarakat lain melalui jalur kemitraan • Tahap 3: Success Story and Inovation (2009 – 2010) • Menciptakan cerita keberhasilan (success story) • Pengembangan Inovasi program/ produk ESD berbasis Kearifan Lokal (Local Genius): Konsep, pendekatan, metode, teknik, saran/prasarana pendidikan, dll • Publisitas dan Kampanye Program ESD: pendekatan testimonial (success story) • Tahap 4: Good to Great (2011 – 2013) • Peningkatan ketersediaan Materi/Modul-modul ESD untuk seluruh Stakeholder • Peningkatan kapasitas organisasi (Organization Capacity enhancement) dan program legislasi • Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan (Leadership enhancement); menumbuhkembangkan sejumlah superleaderships per lokasi (Local Champion) • Pemberdayaan Kapasitas Lokal • Membentuk discipline people  discipline thought  discipline action • Publisitas dan Kampanye: “ESDI in Progress” • Tahap 5: Indonesia: The New Achievers for Sustainable Development Country (2014) • Pembuatan film dokumenter “The Indonesian Way in Achieving SD’s State” • Promosi/ publisitas/kampanye intensif (ATL/ BTL; off-air /on-air): “We (Indonesian) are Ready” • Memantabkan jejaring ESDI dan memposisikan ESDI sebagai Acuan Utama ESD di Indonesia • Gerakan Nasional ESD

  23. Echoing the Values of ESD should promotes, potential behavioral outcomes of this kind of learning • Respect for other people of current and future generations, recognizing their right to a life of quality and to equitable sharing in the world’s resources; • Respect for the natural world, based on an understanding of how it works, of how we can stewards its resources and of the devastating effects of not respecting it; • Knowing how to make choices and decisions, individually and collectively, which take into account the long-term future of social equity, ecological viability and economic progress • Committed and aware individuals with a global view, but also with the capacity to envision alternative futures and create change within their societies • Capacity to work with others to bring about structural or institutional change within society so that efforts can be embedded within the mainstream ESD must go beyond self-development to promote structural social change

More Related