1 / 33

Pengolahan Citra (TIF05)

Pengolahan Citra (TIF05). Deteksi Tepi / Edge Detection. Segmentasi. Metode untuk mengubah citra input ke dalam citra output berdasarkan atribut yang diambil dari citra Tujuan: Membagi wilayah-wilayah yang homogen

megan-ware
Download Presentation

Pengolahan Citra (TIF05)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pengolahan Citra(TIF05) DeteksiTepi / Edge Detection

  2. Segmentasi • Metode untuk mengubah citra input ke dalam citra output berdasarkan atribut yang diambil dari citra • Tujuan: Membagi wilayah-wilayah yang homogen • Membagi citra ke dalam daerah intensitasnya masing-masing, agar dapat membedakan antara objek dengan background

  3. Jenis Algoritma Segmentasi Citra • Diskontinuitas • Pembagian citra berdasarkan perbedaan dalam intensitasnya • Contoh: deteksi titik, deteksi garis, deteksi tepi • Similaritas • Pembagian citra berdasarkan kesamaan kriteria yang dimiliki • Contoh: thresholding, mean clustering, region growing, region splitting, region merging

  4. Deteksi Titik • Mengisolasi suatu titik yang secara signifikan berbeda dengan titik-titik di sekitarnya. • Persamaan: • |R|  T  • T  tresshold positif; R  nilai persamaan • Kernel yang dipergunakan:

  5. Contoh Deteksi Titik

  6. Deteksi Garis • Mencocokkan dengan kernel dan menunjukkan bagian tertentu yang berbeda secara garis lurus vertikal, horisontal, diagonal kanan maupun diagonal kiri. • Persamaan : |Ri| > |Rj| dimana i  j

  7. Filter-Filter untuk deteksi Garis Horisontal vertikal Diagonal kiri Diagonal Kanan

  8. Deteksi Tepi • Tepi Objek  pertemuan antara bagian objek dan bagian latar belakang • Indikasi : titik yang nilai keabuannya memiliki perbedaan cukup besar dengan titik yang ada disebelahnya. • Deteksi tepi : menemukan titik yang perbedaan intensitasnya besar

  9. Deteksi Tepi Berbasis Gradient • Menghitung selisih dua buah titik yang bertetangga sehingga didapat gradient citra • Gradient adalah turunan pertama dari persamaan dua dimensi yang didefinisikan dengan vektor sbb:

  10. Sifat Gradient • Besar Gradient sama dengan penambahan laju maksimum dari fungsi f(x,y) per satuan jarak dalam arah G • Vektor G[f(x,y)] menunjukkan arah penambahan laju maksimum dari fungsi f(x,y)

  11. Sifat Gradient (cont.) • Untuk kebutuhan pengolahan citra, besar gradient dapat dicari dengan persamaan G[f(x,y)] = |Gx|+|Gy| atau G[f(x,y)] ≈maks(|Gx|,|Gy|) • Orientasi arah dapat dihitung dengan α(x,y)=tan-1(Gy/Gx) atau α(x,y)=arctan(Gy/Gx)

  12. Sifat Gradient (cont.) • Untuk orientasi sudut 0 diartikan bahwa arah dari kontras maksimum dari hitam ke putih berjalan dari kiri ke kanan pada gambar, • Untuk nilai orientasi sudut lain dihitung berlawanan arah jarum jam dari orietasi ini

  13. Beberapat Operator deteksitepiberbasis gradient turunanpertama • Operator Robert • Operator Sobel • Operator Prewitt

  14. Operator Robert • Operator berbasis gradient • Menggunakan kernel ukuran 2 X 2 • Mengambilarah diagonal untukpenentuanarahdalamperhitungannilai gradient, sehinggadapatditulisdenganpersamaan G=|f(x,y)-f(x+1,y+1)|+|f(x+1,y)-f(x+y+1)| • dimana Gx=|f(x,y)-f(x+1,y+1)| Gy=|f(x+1,y)-f(x+y+1)| • Biladitulisdalamkomponen gradient: G=|Gx|+|Gy|

  15. Operator Robert (cont.) • Kernel Gx dan Gy masing-masing sbb: • Kedua kernel dikonvolusi pada f(x,y)

  16. Operator Sobel • Menghindari perhitungan gradient di titik interpolasi. • Berdasarkan besaran gradient laplace, besaran gradient dapat ditulis dengan • M adalah besar gradient di titik tengah kernel • Sx = (a3+ca4+a5)-(a1+ca8+a7) • Sy = (a1+ca2+a3)-(a7+ca6+a5)

  17. Operator Sobel (cont.) • c adalah konstanta yang bernilai 2. • Berdasarkan persamaan tersebut, Sx dan Sy dapat diaplikasikan dengan kernel sbb:

  18. Operator Prewitt • Jika Konstanta c pada Operator Sobel diubah menjadi 1, maka Operator Sobel akan menjadi operator Prewitt • Perbedaan Operator Prewitt dengan Sobel adalah, Op. Sobel menggunakan pembobotan pada piksel-piksel yang lebih dekat dengan titik pusat kernel, sedangkan Op. Prewitt tidak menekankan pembobotan pada titik tengah

  19. Operator Prewitt (cont.) • Kernel dari operator Prewitt:

  20. Operator Isotropic • Menggunakan kernel 3 X 3 • Operator ini berfungsi untuk mendeteksi tepi yang curam

  21. Operator-operator Kompas • Operator Compass • Operator Kirsch • masing-masing kernel di konvolusi dan diambil nilai terbesar dan dijadikan sebagai nilai baru dari suatu titik. • |G| = max(|Gi|:i=1 to n)

  22. Operator Compass • Menggunakan pola empat mata angin • CNUtara • CSSelatan • CETimur • CWBarat

  23. Operator Kirsch • Menggunakan delapan arah mata angin

  24. DeteksiTepiBerbasisTurunanKedua • Bila suatu nilai batas dikenakan pada fungsi turunan pertama, maka piksel dengan intensitas di atas nilai batas akan digolongkan menjadi piksel-piksel tepi. • Tinggi rendahnya nilai batas yang digunakan menentukan tebal tipisnya garis tepi yang didapat. • Pada turunan kedua, titik puncak pada turunan pertama akan bersesuaian dengan titik perpotongan fungsi dengan sumbu x. • perpotongan antara fungsi dengan sumbu x satu titik saja, maka ketebalan garis tepi yang didapatkan hanya satu titik ideal

  25. Operator laplacian • Titik-titik tepi dilacak dengan cara menemukan titik perpotongan dengan sumbu x oleh turunan kedua  sehingga sering di sebut sebagai zero crossing operator • Sangat sensitif terhadap noise yang terletak pada titik-titik tepi.  dapat diatasi dengan Laplacian of Gaussian yang merupakan kombinasi dari operator laplacian dengan operator gaussian

  26. Persamaan Laplacian • Persamaan Laplacian • dimana

  27. Ilustrasi Zero Crossing Sumber: http://euclid.ii.metu.edu.tr/~ion528/demo/lectures/6/3/

  28. Persamaan laplacian • Persamaan pada masing-masing sumbu tsb menyebabkan titik pusat bergeser di (x+1,y) dan (x,y+1) karena itu agar tetap di titik (x,y) pada masing-masing persamaan tersebut x diganti dengan x-1 dan y di ganti dengan y-1

  29. Persamaan laplacian • Dengan demikian diperoleh • Terlepas dari tandanya yang negatif atau positif, bila diimplementasikan dalam bentuk kernel:

  30. Kernel Laplacian lain • Dengan memberikan bobot yang lebih besar pada titik pusat, didapatkan beberapa kernel lainnya

  31. Kernel Laplacian of Gaussian • Dapat dilakukan dengan cara: • Sebuah citra di konvolusi dengan operator gaussian, kemudian hasilnya di konvolusi dengan operator laplacian • Di konvolusi langsung dengan menggunakan operator Laplacian of Gaussian

  32. Operator Laplacian of Gaussian • Operator Laplacian of Gaussian diperoleh dari konvolusi sbb: • Dimana:

  33. Ilustrasi Operator Laplacian of Gaussian Ref: http://euclid.ii.metu.edu.tr/~ion528/demo/lectures/6/3/index.html

More Related