1 / 52

DASAR-DASAR

DASAR-DASAR. PENDIAGRAMAN. II. DASAR-DASAR PENDIAGRAMAN. 21 Lambang. 22 Persyaratan Diagram. 23 Penomoran Kejadian. 24 Hubungan antar Kejadian. 25 Hubungan antar Kegiatan. 26 Rangkaian Dasar suatu Kejadian. 21. Lambang. 11 Lambang lingkaran. 10/08/05. 30. SPAn. n. 6. 7. SPLn.

lynn
Download Presentation

DASAR-DASAR

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DASAR-DASAR PENDIAGRAMAN

  2. II DASAR-DASAR PENDIAGRAMAN 21 Lambang 22 Persyaratan Diagram 23 Penomoran Kejadian 24 Hubungan antar Kejadian 25 Hubungan antar Kegiatan 26 Rangkaian Dasar suatu Kejadian

  3. 21 Lambang 11Lambanglingkaran 10/08/05 30 SPAn n 6 7 SPLn 45 30/08/05 (a) (b) (c)

  4. Waktukejadian n mungkinterjadi paling awal SPAn Nomorkejadian n SPLn Waktukejadian n bolehterjadi paling lambat Sn = SPLn - SPAn (tenggangwaktukejadian) SPA7 = waktukejadian no. 7 mungkinterjadipadaharike 30 30 Kejadian no. 7 7 45 SPL7 = waktukejadian no. 7 bolehterjadipadaharike 45 S7 = SPL7 – SPA7 = 15 (tenggangwaktukejadian no. 7 selama 15 hari)

  5. S6 = SPL6 – SPA6 (tenggangwaktukejadian no.6 selama 20 hari) = 20 SPA6 = waktukejadian no.6 mungkinterjadipadatgl 10 Agustus 2005 10/08/05 Kejadian no. 6 6 30/08/05 SPL6 = waktukejadian no.6 bolehterjadipadatgl 30 Agustus 2005

  6. Waktuluang: suatukejadiantidakselalubernilaipositip (+) tapiadakemungkinanbernilainol (0) ataunegatip (-) JikaSn = 0 kejadianybskejadiankritis Sn = - kejadianybskejadiansangatkritis S9 = 0  kejadiankritis 100 (biasanyaterdapatsekitar 20% - 30% kejadiandarisebuahjaringanmerupa-kankejadiankritis) 9 100 100 S13 = -10  iniberartiproyekybstidakakanselesaipadawaktunya 13 90

  7. Kegiatanantara 2 kejadiandilambangkanberupaanak-panah 12Lambang anak-panah X L X L Data kegiatan : namakegiatan (X), lama kegiatan (L) & sumberdaya (bahan, peralatan, manusia & biaya) Bilalambangkegiatantsbberupaanak-panahterputus-putusberartihubungan 2 kejadiantidakperludiperhi-tungkan (dummy), karenatidakmemilikinamadalam per-hitunganwaktu (L = 0); tapiperludibuatuntukmenyata-kanlogikaketergantungankegiatan

  8. 22 Persyaratan Diagram 21Prasyarat SebelumJaringankerjasuatuproyekdibuat : a. Menginventarisir kegiatan2apasaja yang akanterjadiselamapelaksanaanproyekhinggaselesaitepatwaktudantujuanproyektercapai b. Menentukan (mengidentifikasi) kegiatan2 / pasangankegiatan yang memilikihubunganserilangsung

  9. A A , B A a. Satuanak-panahhanyamelambangkansatukegiatan & demikian pula sebaliknya 22Syarat ( a ) b. Setiapawalproyekdimulaipadasatuawalkegiatanawaldanharusberakhirpadasatukejadianakhir

  10. ( b ) c. Tidakdibenarkanadanyalintasan yang berputar ( c )

  11. d. Jumlahkejadiandanjumlahdummy-nyatidakbolehkurangataulebih bilaterjadisecaraotomatisjumlahdummyakankurangataulebih : d1.jikalogikaljumlahdummy-nyakurang, menyebabkanketergantunganantarkegiatantidaksesuaidenganrealita kesalahan fatal d2.jikaidentitasjumlahdummy kurang, menyebabkanidentitaskegiatanataudummyberdasarkan nomor2kejadian yang membatasinyatidakmungkindigunakan

  12. d3.jikakelebihandummy dapatmenyebabkankehi-langantenggangwaktukegiatanataukehilang-an 1 ataubbpkebebasanpelaksanaankegiatan e. Agar syaratterpenuhi : e1.jika 1 ataubbpkegiatan (pendahuluan) hanyadiikutioleh 1 ataubbpkegiatanlainnya (pengikut) & demikian pula sebaliknya, makakejadianakhirdari 1 ataubbpkegiatanpendahuluakanmerupa-kankejadianawaluntuk 1 ataubbpkegiatanberikutnya (e1)

  13. e2.jika 2 kegiatanataulebihdiikutiolehbbpkegiatan yang macam (jenis) danbanyaknyasama, maka 2 kegiatanataulebihtadimempunyai 1 kejadianakhirsama (e2) (e3) e3.jika 2 kegiatanataulebihdidahuluiolehbeberapakegiatan yang macam (jenis) danbanyaknyasama, maka 2 kegiatanataulebihtadimempunyai 1 ataulebihkejadianawalbersama

  14. 23Kasus pendiagraman Kasus 1 tidakmemenuhisyarat e1 Perbaikan Kasus 2 tidak memenuhi syarat e1 Perbaikan

  15. Kasus 3 Perbaikan tidak memenuhi syarat e1 & e2 Kasus 4 Perbaikan tidak memenuhi syarat e1 & e3

  16. D P D P Kasus 5 Q Q E E F F R R tidak memenuhi ketiga syarat Perbaikan D P D P Kasus 6 Q E E Q Perbaikan tidak memenuhi ketiga syarat

  17. D P D P Kasus 7 E Q E Q F F Perbaikan tidakmemenuhiketigasyarat D P D P Kasus 8 Q Q E E R R tidak memenuhi ketiga syarat Perbaikan

  18. D P D P Kasus 9 E Q E Q tidak memenuhi ketiga syarat F R R F Perbaikan D P P D Kasus 10 E Q Q E tidak memenuhi ketiga syarat R F F R

  19. D P Memenuhi ketiga syarat Q E Kasus 11 F R

  20. Penomoran Kejadian 23 Nomor suatu kejadian merupakan suatu bilangan yang melambangkan kejadian dalam suatu diagram dan ditulis pada ruang kiri lingkaran Tujuan pemberian nomor : 1. Sbg pengenal atau identifikasi suatu kejadian shg dapat di-bedakan antara kejadian satu dengan kejadian lainnya 2. Sbg pengenal kegiatan atau dummy 3. Sbg urut-urutan perhitungan SPA (saat selesai paling awal) dan SPL (saat selesai paling lambat) semua kegiatan 4. Untuk mengetahui saat awal dan saat akhir semua kegiat-an dalam sebuah proyek

  21. Agar tujuan dapat dipenuhi : 1. Nomor kejadian awal suatu kegiatan atau dummy harus lebih kecil daripada nomor kejadian akhirnya 2. Nomor kejadian awal diberi nomor 1 dan nomor kejadian akhir diberi nomor n. Nomor n merupakan bilangan yang terbesar nilainya yaitu samadengan banyaknya kejadian dalam diagram ybs

  22. 24 Hubungan antar Kejadian *Penggunaan Notasi* [ Kejadian  Peristiwa ] i = nomor kejadian awal ; j = nomor kejadian akhir X = nama kegiatan ; L = lama kegiatan KAW = kejadian awal (kejadian yang terletak pada pangkal anak panah atau pangkal anak panah yang terputus-putus) KAK = kejadian akhir (kejadian yang terletak pada ujung anak panah atau ujung anak panah yang terputus-putus)

  23. SPA = saat paling awal st kejadian mungkin terjadi SPL = saat paling lambat st kejadian boleh terjadi SPAi = saat paling awal st kejadian awal mungkin terjadi SPLi = saat paling lambat st kejadian awal boleh terjadi SPAj = saat paling awal st kejadian akhir mungkin terjadi SPLj = saat paling lambat st kejadian akhir boleh terjadi MPA = saat mulai paling awal st kegiatan (selalu sama dengan SPAi) MPL = saat mulai paling lambat st kegiatan (tidak selalu sama dengan SPLi) FPA = saat selesai paling awal st kegiatan (umumnya tidak sama dengan SPAj) FPL = saat selesai paling lambat st kegiatan (selalu sama dengan SPLj)

  24. Maknanya : * Bila i terjadi X bisa mulai * Bila X mulai i pasti terjadi * Bila X selesai j pasti terjadi * Bila j terjadi X pasti selesai 41 Kegiatan biasa • Kasus 21 SPAj X L SPAi j i SPLj SPLi KAK KAW

  25. Maknanya : * Bila i terjadi X mungkin mulai * Bila X mulai i pasti terjadi * Bila X selesai j mungkin terjadi * Bila j terjadi X pasti selesai SPAj X L SPAi • Kasus 22 j i SPLi SPLj KAW KAK

  26. Maknanya : * Bila i terjadi j pasti terjadi * Bila j terjadi i pasti terjadi 42 Kegiatan semu (dummy) • Kasus 23 SPAj X L SPAi j i SPLj SPLi KAK KAW

  27. Maknanya : * Bila i terjadi j mungkin terjadi * Bila j terjadi i pasti terjadi X L SPAj SPAi • Kasus 24 j i KAW KAK SPLi SPLj

  28. Makna ketiga kegiatan : * kejadian 1 terjadi kegiatan A bisa dimulai * kegiatan A selesai kejadian 2 terjadi * kejadian 2 terjadi kegiatan B bisa dimulai 25 Hubungan antar Kegiatan 51 Hubungan seri • Kasus 25 B LB C LC A LA 1 2 3 4 A, B dan C = kegiatan

  29. * kegiatan B selesai kejadian 3 terjadi * kejadian 3 terjadi kegiatan C bisa dimulai * kegiatan C selesai kejadian 4 terjadi • Penjelasan # Kegiatan C belum bisa dimulai, bila kejadian 3 tidak terjadi & kegiatan B belum selesai. Bila kegiatan B selesai, maka kejadian 3 terjadi & kegiatan C bisa dimulai. Berarti kegiatan B & kegiatan C merupakan Hubungan Seri Langsung # Kegiatan B belum bisa dimulai, bila kejadian 2 tidak terjadi & kegiatan A belum selesai. Bila kegiatan A selesai, maka kejadian 2 terjadi & kegiatan B bisa dimulai. Berarti kegiatan A & kegiatan B merupakan Hubungan Seri Langsung

  30. # Kegiatan C belum bisa dimulai, bila kegiatan A belum selesai. Bila kegiatan A selesai ternyata belum tentu kegiatan C bisa dimulai. Berarti kegiatan A & kegiat-an C merupakan Hubungan Seri Tidak Langsung 52 Hubungan paralel • Kasus 26 D 5 7 Kejadian kapal siap berlayar (kejadian 7), bila kegiatan me-naikan penumpang (kegiatan D) selesai dan memuat barang (kegiatan E) selesai E 6

  31. * Kegiatan D memiliki kejadian awal no.5 & kejadian akhir no.7 • Maknanya : * Kegiatan E memiliki kejadian awal no.6 & kejadian akhir no.7 * Kejadian 7 merupakan kegiatan akhir bagi kegiatan D & kegiatan E. Kejadian 7 terjadi bila kegiatan D selesai & kegiatan E selesai * Jadi untuk memulai dan atau menyelesaikan kegiatan D tidak perlu menunggu kegiatan E mulai dan atau selesai * Kegiatan D & kegiatan E mempunyai Hubungan Paralel & memiliki satu kejadian akhir yang sama

  32. Maknanya : * Kejadian 8 merup. kejadian awal bagi kegiatan F maupun kegiatan G Kejadian kapal sandar di darma-ga (kejadian 8) merupakan sya-rat agar bisa menurunkan penumpang (kegiatan F) & mem-bongkar ba-rang (kegiatan G) F • Kasus 27 9 G 8 10

  33. * Kegiatan F & kegiatan G masing2 memiliki kejadian akhir no.9 dan no.10 * Bila kejadian 8 terjadi, mungkin saja kegiatan F & kegiatan G akan mulai saat bersamaan atau mulai pada saat yang berbeda * Untuk memulai dan atau menyelesaikan kegiatan F tidak perlu menunggu kegiatan G selesai dan atau kegiatan G dimulai; demikian pula sebaliknya * Kegiatan F dan kegiatan G merup. 2 kegiatan yang mempunyai Hubungan Paralel dengan memiliki satu kejadian awal yang sama

  34. Katakan saat kejadian kapal sandar di darmaga (kejadian 8) dengan keadaan siap berlayar kembali (kejadian 9) dilakukan kegiatan pertukaran (turun naik) penumpang (kegiatan F) dan kegiatan bongkar muat barang (kegiatan G) F • Kasus 28 8 9 G Maknanya : * Kegiatan F maupun kegiatan G memiliki kejadian awal dan kejadian akhir yang sama * Agar kegiatan F dan kegiatan G dapat dimulai dengan syarat kejadian 8 terjadi

  35. * Memulai kegiatan F dan kegiatan G bisa pada saat yang bersamaan atau bisa pula pada saat yang berbeda * Kejadian 9 dapat terjadi dengan syarat kegiatan F dan kegiatan G selesai pada saat bersamaan atau pada saat yang berbeda Kasus 29 * Memulai dan atau menyelesaikan kegiatan F tidak perlu menunggu kegiatan G selesai dan atau kegiatan G dimulai; demikian pula sebaliknya Ada kalanya 2 kejadian atau lebih tidak saling berhu-bungan sejak kejadian awal sampai kejadian akhir, mau-pun kejadian2 yang terjadi diantaranya

  36. M = kegiatanmemancingikandengankejadianawal no.10 dankejadianakhir no.15 • Maknanya : N = kegiatan naik haji dengan kejadian awal no.7 dan kejadian akhir no.10 N M 10 10 15 7 * Memulai dan atau menyelesaikan kegiatan M tidak terkait dengan berlangsungnya kegiatan N; demikian pula sebaliknya * Kegiatan M dan kegiatan N merupakan Hubungan Paralel satu sama lain

  37. K KI E D E D E KI = Kegiatan Pengikut (berikutnya) KD = Kegiatan Pendahulu (sebelumnya) K KD D D E Rangkaian Dasar suatu Kegiatan 26 61 Kegiatan Pengikut & Pendahulu Kasus 2-10 Alterlatif I Alterlatif II D E 6 4 5

  38. Alterlatif I KI K F D E, F E E F D Alterlatif II K KD D E D F D • Kasus 2-11 E 8 D 6 7 F 9

  39. Alterlatif I KI K F D F E F E D F Alterlatif II K KD D E F D , E • Kasus 2-12 D 4 F 6 7 E 5

  40. Alterlatif I KI K D E, F G E G F G D G E F Alterlatif II KD K D E D F D G E, F • Kasus 2-13 E D G 6 4 7 5 F

  41. Antara 2 kejadian hanya boleh ada 1 kegiatan atau 1 dummy saja, maka diagram tsb (kasus 2-13) tidak dapat dibenarkan 62Beberapa alternatif perbaikan • Alternatif 1 E 6 dE dummy G D dE  dF 7 8 4 5 F dF

  42. E dE D G dE  dF 4 5 7 8 • Alternatif 2 • Alternatif 3 dummy F 6 dF E dE G D dE  dF 5 8 4 7 dummy F dF 6

  43. E 6 dE dummy D G dE  dF 7 8 4 5 • Alternatif 4 • Alternatif 5 F dF d1 I2 I1 d2 H J 8 14 13 9 I3 d3 d4 I4

  44. Alternatif 6 10 I1 11 d1  d2  d3  d4 I2 d1 I3 d2 12 H d3 J I4 14 8 9 13 d4

  45. Alternatif 7 12 I4 11 d1  d2  d3  d4 I3 d4 I2 10 d3 d2 I1 H J 13 8 9 14 d1

  46. Alterlatif I KI K G D F , G F E F , G D E F G Alterlatif II KD K D E D , E F D , E G • Kasus 2-14 5 8 E G 6 F D 9 4

  47. Alterlatif I KI K D F G E F , G F F G D E Alterlatif II KD K D E D , E F E G • Kasus 2-15 E G 6 9 5 D F 4 8 7

  48. KI K J P , R R K P , Q L Q , R Q P Q P R L K J KD K J K L P J , K Q K , L J , L R Alterlatif I • Kasus 2-16 J P Alterlatif II 10 16 19 13 K Q 14 20 11 17 L R 12 15 21 18

  49. K KI Z D W, Z Y W,X,Y,Z E F W,X,Y,Z X G W, X , Y W W X F G E Y D Z KD K D E F G D,E,F,G W X E , F , G Y E , F , G D , E , F Z Alterlatif I • Kasus 2-17 Langkahpenyelesaian : D W Alterlatif II 18 22 21 4 E X 23 5 14 10 Y F 1 6 24 G Z 7 25 19 13

  50. Penyelesaian K 2-17 2 D Z 18 25 19 4 E W 22 5 21 10 X F 6 23 G Y 7 24 14 13

More Related