1 / 50

MODEL PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

MODEL PEREKONOMIAN DUA SEKTOR. Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB. PEREKONOMIAN DUA SEKTOR. Perekonomian dua sektor  interaksi antar pelaku ekonomi dengan asumsi bahwa dalam perekonomian tersebut hanya ada dua pelaku ekonomi , yaitu: sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.

lilike
Download Presentation

MODEL PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MODEL PEREKONOMIAN DUA SEKTOR Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB

  2. PEREKONOMIAN DUA SEKTOR • Perekonomian dua sektor interaksi antar pelaku ekonomi dengan asumsi bahwa dalam perekonomian tersebut hanya ada dua pelaku ekonomi, yaitu: sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. • Perekonomian dua sektor merupakan model perekonomian yang tidak melakukan hubungan ekonomi dengan dunia internasional. • Perekonomian dua sektor Perekonomiantertutupsederhana

  3. PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

  4. PEREKONOMIAN DUA SEKTOR Keterangan 1. Kegiatan perekonomian antara sektor rumah tangga dan sektor perusahaan terjadi di suatu “tempat” yang disebut pasar. 2. Sektor rumah tangga menawarkan faktor produksi atau input kepada sektor perusahaan melalui pasar faktor 3. Hasil menawarkan input kepada sektor perusahaan, sektor rumah tangga memperoleh pendapatan yang berupa uang.

  5. PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 4. Pendapatan bagi sektor rumah tangga akan digunakan untuk membeli output yang dihasilkan oleh sektor perusahaan melalui pasar produk, disebut dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga. 5. Hasil menjual output kepada sektor rumah tangga, sektor perusahaan memperoleh pendapatan berupa uang sebesar pengeluaran konsumsi rumah tangga.

  6. PEREKONOMIAN DUA SEKTORHubunganAntaraKonsumsi & Pendapatan • Padapendapatan yang rendah, rumahtanggaakanmengambiltabungan (dissaving) • Kenaikanpendapatanakanmenaikkanpengeluarankonsumsi • Padapendapatan yang tinggi, rumahtanggaakanmenabung (saving) • Pendapatan sektor rumah tangga sama dengan pengeluaran konsumsi Y (pendapatan) = C (konsumsi)

  7. PEREKONOMIAN DUA SEKTORHubunganAntaraKonsumsi, Pendapatandan Tabungan • Masyarakat yang semakin modern  kebutuhan semakin beragam  ketidakpastian  diantisipasi dengan tindakan berjaga-jaga pada masa sekarang ini  mengalokasikan sebagian pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi, yaitu untuk tabungan.

  8. PEREKONOMIAN DUA SEKTORHubunganAntaraKonsumsi, Pendapatandan Tabungan • Perekonomian dua sektor yang modern  pendapatan yang diperoleh sektor rumah tangga yang digunakan sebagian untuk pengeluaran konsumsi dan sebagian untuk pengeluaran tabungan. • Pendapatan sektor rumah tangga sama dengan pengeluaran konsumsi ditambah tabungan, atau: Y (pendapatan) = C (konsumsi) + S (tabungan)

  9. PEREKONOMIAN DUA SEKTORHubunganAntaraKonsumsi, Pendapatandan Tabungan • Pengalokasian sebagian pendapatan untuk pengeluaran tabungan dapat dilakukan dengan cara: 1. Menyimpan uang tunai di rumah  opportunity cost of holding money 2. Lembaga keuangan • Dana yang disimpan di lembaga keuangan akan disalurkan kepada pelakuekonomi (sektor perusahaan)yang membutuhkan dana untuk kegiatan investasi.

  10. PEREKONOMIAN DUA SEKTORHubunganAntaraKonsumsi, Pendapatandan Tabungan • Lembaga keuangan adalah lembaga yang menghubungkan antarpelaku ekonomi sektor rumah tangga dan perusahaan dalam melakukan interaksi ekonomi. • Sektor rumah tangga kebutuhan sektor rumah tangga untuk mengalokasikan sebagian pendapatan untuk ditabung di lembaga keuangan • Sektor perusahaan membutuhkan dana dari lembaga keuangan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan.

  11. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKecondonganMengkonsumsi • Kecondonganmengkonsumsimarjinal (marginal propensity to consume)adalahperbandinganantarapertambahankonsumsi (∆C) yang dilakukandenganpertambahanpendapatandisposibel (∆Yd). • Rumus:

  12. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKecondonganMengkonsumsi • Kecondonganmengkonsumsi rata-rata (average propensity to consume)adalahperbandinganantaratingkatkonsumsi (C) dengantingkatpendapatandisposibelketikakonsumsitersebutdilakukan (Yd). • Rumus:

  13. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKecondonganMengkonsumsi

  14. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKecondonganMengkonsumsi • Ciri-ciri MPC 1. Apabila ∆Yd < ∆C, maka: MPC = > 1 2. Apabila ∆Yd = ∆C, maka: MPC = 1 3. Apabila ∆Yd > ∆C, maka: MPC = < 1 • Ciri-ciri APC 1. Apabila Yd < C, maka: APC = > 1 2. Apabila Yd = C, maka: APC = 1 3. Apabila Yd > C, maka: APC = < 1

  15. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKecondonganMenabung • Kecondonganmenabungmarjinal (marginal propensity to save)adalahperbandinganantarapertambahantabungan (∆S) denganpertambahanpendapatandisposibel (∆Yd). • Rumus:

  16. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKecondonganMenabung • Kecondonganmenabung rata-rata (average propensity to save)adalahperbandinganantaratingkattabungan (∆S) dengantingkatpendapatandisposibel (∆Y). • Rumus:

  17. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKecondonganMenabung

  18. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKecondonganMenabung • Ciri-ciri MPS 1. Apabila ∆Yd < ∆S, maka: MPS = < 1 2. Apabila ∆Yd = ∆S, maka: MPS = 1 3. Apabila ∆Yd > ∆S, maka: MPS = < 1 • Ciri-ciri APS 1. Apabila Yd < S, maka: APS = < 1 2. Apabila Yd = S, maka: APS = 1 3. Apabila Yd > S, maka: APS = < 1

  19. PEREKONOMIAN DUA SEKTORHubungan MPC-MPS dan APC-APS • MPC + MPS = 1 Bukti: • APC + APS = 1 Bukti:

  20. PEREKONOMIAN DUA SEKTORHubungan MPC-MPS dan APC-APS

  21. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiKonsumsidan Tabungan • Konsumsisemuarumahtanggadalamperekonomian konsumsiagregrat • Tabungan semuarumahtanggadalamperekonomian tabunganagregrat • Analisishubunganantarakonsumsiagregratdantabunganagregrat, akandijelaskancontohsbb: • MPC = 0,75 • Padasaat Y=0, konsumsiagregratsebesar Rp.90 T

  22. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiKonsumsidan Tabungan

  23. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiKonsumsi • Fungsikonsumsiadalahkurva yang menggambarkansifathubungandiantaratingkatkonsumsirumahtanggadalamperekonomiandenganpendapatannasional (ataupendapatandisposibel) perekonomiantersebut. • Persamaan: C = a + bY atau C = a + bYd

  24. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiKonsumsi • Keterangan: a : konsumsirumahtanggapadaketikapendapatannasionaladalahnol b : kecondongankonsumsi marginal (MPC) Y : pendapatannasional Yd : pendapatandisposibel

  25. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsi Tabungan • Fungsitabunganadalahkurva yang menggambarkansifathubunganantaratingkattabunganrumahtanggadalamperekonomiandenganpendapatannasional (ataupendapatandisposibel) perekonomiantersebut. • Persamaan: S = -a + (1-b)Y atau S = -a + (1-b)Yd

  26. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsi Tabungan • Keterangan: a : tabunganrumahtanggapadaketikapendapatannasionaladalahnol b : kecondonganmenabungmarginal (MPS) Y : pendapatannasional Yd : pendapatandisposibel

  27. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiKonsumsidan Tabungan • Berdasarkanpada table sebelumnya, makadapatdiketahuifungsikonsumsidanfungsitabungan, yaitu:  F. Konsumsi: C = 90 + 0,75Y  F. Tabungan: S = -90 + 0,25Y

  28. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiKonsumsidan Tabungan • Faktorpenentu: 1. Tingkat pendapatanrumahtangga (Keynes) 2. Kekayaan yang telahterkumpul 3. Sukubunga 4. Sikapberhemat 5. Keadaanperekonomian 6. Distribusipendapatan 7. Tersediatidaknyadana pension yang mencukupi

  29. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiInvestasi • Fungsiinvestasiadalahkurva yang menggambarkanhubunganantaratingkatinvestasidantingkatpendapatannasional. • Bentukfungsi: 1. Bentuksejajardengansumbudatar Investasiotonom pembentukan modal tidakdipengaruhiolehpendapatannasional 2. Bentuknaikkeataskesebelahkanan Investasimempengaruhipendapatannasional

  30. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiInvestasiBentukSejajarDenganSumbuDatar

  31. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiInvestasiBentukNaikKeAtasKeSebelahKanan

  32. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiInvestasi – EfisiensiInvestasiMarjinal • Efisiensiinvestasimarjinal (marginal efficiency of investment)adalahkurva yang menunjukkanhubunganantaratingkatpengembalian modal danjumlah modal yang akan di investasikan. • Tingkat pengembalian modal akanmenguntungkanjika: nilaisekaranglebihbesardaripenanaman modalatau memiliki NPV positip

  33. PEREKONOMIAN DUA SEKTOREfisiensiInvestasiMarjinal

  34. PEREKONOMIAN DUA SEKTORFungsiInvestasi • Faktor-faktor yang menentukan: 1. Tingkat keuntungan yang diharapkan 2. Sukubunga 3. Kondisiekonomi di masadepan 4. Kemajuanteknologi 5. Tingkat pendapatannasional & perubahannya 6. Keuntungan yang diperolehperusahaan

  35. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKeseimbanganPerekonomian Negara • Rumus:  Y = C + I • I = S Keterangan: Y = Pendapatannasiional C = Konsumsi I = Investasi S = Tabungan

  36. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKeseimbanganPerekonomian Negara • Terdapat 3 metodepenentuantingkatkeseimbanganperekonomiannegara:  Metodepertama: menggunakancontohangka yang membandingkanpendapatannasionaldanpengeluaranagregrat  Metodekedua: menggunakangrafik yang menunjukkan(a) kesamaanpengeluaranagregratdenganpenawaranagregrat, dan (b) kesamaanantarainvestasidantabungan  Metodeketiga: menggunakanpendekatanaljabar

  37. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKPN – MetodePertama • Contoh:  MPC sebesar 0,75  Konsumsisebesar 90  Investasisebesar 120

  38. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKPN – MetodePertama

  39. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKPN – MetodeKedua • Terdapatduapendekatan: 1. Pendekatanpenawaranagregat – Pengeluaranagregat a. Garis Y=AE membentuksudut 45 derajat b. Fungsi C+I memotonggaris Y=AE c. FungsiC+I di atasgaris Y=AE  pengeluaranagregrat > pendapatannasional produsenmenambahjumlahproduksi (PN bertambah) d. Fungsi C+I di bawahgarisY=AE  pengeluaranagregrat< pendapatannasional  produsenmengurangijumlahproduksi(PN berkurang)

  40. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKPN – MetodeKedua 2. PendekatanSuntikan-Bocoran a. Menunjukkanfungsitabungan RT danfungsiinvestasi para pengusaha b. Fungsiinvestasiditunjukkanpadasumbutegak c. Fungsitabunganditunjukkanpadagaris miring darisudutkiribawahmenujukananatas d. Titikperpotongangarisfungsiinvestasidanfungsitabunganmerupakantitikkeseimbanganpendapatannasional

  41. PEREKONOMIAN DUA SEKTORKPN – MetodeKetiga S = I -90+0,25Y = 120 0,25Y = 120+90 0,25Y = 210 Y = 840 • Diketahui: C = 90+0,75Y I = 120 Y = C+I Y= (90+0,75Y) + 120 Y= 210+0,75Y Y-0,75Y = 210 0,25Y = 210 Y = 840

  42. PEREKONOMIAN DUA SEKTORMultiplier • Nilai multipliermenggambarkanperbandingan di antarajumlahpertambahan/pengurangandalampendapatannasionaldenganjumlahpertambahan/pengurangandalampengeluaranagregrat yang telahmenimbulkanperubahandalampendapatannasional. • Rumus:

  43. PEREKONOMIAN DUA SEKTORMultiplier • Contoh:  MPC sebesar 0,75  Y = 90+0,75Y  Investasisebesar 120  Tambahaninvestasi (∆I) sebesar 20

  44. PEREKONOMIAN DUA SEKTORMultiplier • Pembahasan: Y = C+I Y = (90+0,75Y) + (120+20) Y = (90+0,75Y) + (140) Y-0,75Y = 90 + 140 0,25Y = 230 Y = 920 • Multiplier:

  45. PEREKONOMIAN DUA SEKTORMultiplier

  46. PEREKONOMIAN DUA SEKTORMultiplier • Kesimpulan: Pendapatannasional yang baruadalah Y1 = Y + ∆Y Y1 = 840 + 80 = 920

  47. SAMPAI KETEMU PADA PERTEMUAN BERIKUTNYA

More Related