1 / 29

Dasar Pengelolaan Sampah Kota

Dasar Pengelolaan Sampah Kota. Pengelolaan sampah kota merupakan bagian dari pengelolaan kebersihan kota. Pengertian bersih sebenarnya bukan hanya berarti tidak adanya sampah, melainkan juga mengandung pengertian yang mengarah ke tinjauan estetika.

lilac
Download Presentation

Dasar Pengelolaan Sampah Kota

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Dasar Pengelolaan Sampah Kota Pengelolaan sampah kota merupakan bagian dari pengelolaan kebersihan kota. Pengertian bersih sebenarnya bukan hanya berarti tidak adanya sampah, melainkan juga mengandung pengertian yang mengarah ke tinjauan estetika.

  2. Terdapat tiga hal yang menjadi perhatian utama dan yang harus dipertimbangkan secara matang dalam pengelolaan sampah, yaitu : • Identifikasi kondisi sistem pengelolaan sampah yang telah ada • Definisi baik dan benar dalam hal pengelolaan sampah • Pola kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan

  3. Aspek Manajemen Pengelolaan Persampahan • Aspek Organisasi Dan Manajemen • Aspek ini mempunyai peranan pokok : menggerakan, mengaktifkan dan mengarahkan sistem manajemen persampahan kota, • Sub sistem ini meliputi bentuk serta pola organisasi dan komponen pelengkapnya, yakni persoalan serta sistem manajemen. • Struktur manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian untuk jenjang strategis, teknik maupun operasional

  4. Aspek Pembiayaan • Aspek ini merupakan komponen sumber dalam arti supaya sistem mempunyai kinerja yang baik. • Sub sistem ini diatur dengan struktur pembiayaan dalam bentuk anggaran serta alternatif sumber pendanaan.

  5. Aspek Pengaturan • Aspek ini merupakan komponen yang menjaga pola / dinamika sistem agar dapat mencapai sasaran secara efektif • Umumnya kompleksitas permasalahan justru diredam oleh penerbitan peraturan yang mengatur seluruh komponen yang secara umum dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : • Sebagai landasan pendirian instansi pengelola (Dinas Perusahaan Daerah dan lainnya) • Sebagai landasan pemberlakuan struktur tarif • Sebagai landasan ketertiban umum (masyarakat) dalam pengelolaan persampahan

  6. Aspek Peran Serta Masyarakat • Aspek ini merupakan komponen yang tidak bersifat sub sistem tapi terikat erat. Dalam kondisi keterbatasan kemampuan sistem, yakni penyediaan kapasitas kerja maupun pendanaan, maka salah satu alternatif adalah peran serta masyarakat

  7. Aspek Teknik Operasional • Aspek ini merupakan komponen yang paling dekat dengan obyek pengelolaan sampah. • Aspek ini terdiri dari perangkat keras, misalnya : sarana pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. • Disini permasalahan yang timbul pada umumnya berkisar pada perbedaan yang jauh antara kebutuhan dan kapasitas operasi yang dapat disediakan oleh sistem

  8. Ruang Lingkup Tata carateknikoperasionalpengelolaansampahmeliputidasar - dasarperencanaanuntukkegiatan - kegiatan : 1. Pewadahansampah 2. Pengumpulansampah 3. Pemindahansampah 4. Pengangkutansampah 5. Pengolahansampah 6. Pembunganakhir

  9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengelolaan Sampah Kota • Rencana Penggunaan Lahan • Kepadatan dan Penyebaran penduduk • Karakteristik lingkungan fisik,biologi, dan sosial ekonomi • Kebiasaan Masyarakat • Karakteristik sampah • Peraturan-peraturan/ aspek legal nasional dan daerah setempat • Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan • Lokasi pembuangan akhir • Biaya yang tersedia • Rencana tata ruang kota • Iklim dan Musim

  10. Perencanaan Kegiatan Operasional Daerah Pelayanan • Hasil perencanaan daerah pelayanan berupa identifikasi masalah dan potensi yang tergambar dalam peta-peta sebagai berikut : • Peta problem minimal menggambarkan kerawanan sampah, tingkat kesulitan pelayanan, kerapatan timbulan sampah, tat guna lahan • Peta pemecahan masalah menggambarkan pola yang digunakan, kapasitas perencanaan (alat dan personil), jenis sarana dan prasarana

  11. Tingkat Pelayanan • Strategi Pelayanan Mendahulukan pencapaian keseimbangan pelayanan dilihat dari segi kepentingan sanitasi dan ekonomis, kuantitas dan kualitas pelayanan

  12. Frekuensi Pelayanan Berdasarkan hasil penentuan skala kepentingan daerah pelayanan, frekuensi pelayanan dapat dibagi dalam beberapa kondisi sebagai berikut : • Wilayah dengan pelayanan intensif adalah daerah di jalan protokol, pusat kota,kawasan pemukiman tidak teratur dan daerah komersial • Wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan pemukiman teratur • Wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran kota

  13. Kriteria Penentuan Kualitas Operasional Pelayanan • Penggunaan Jenis Peralatan • Sampah terisolasi dari lingkungan • Frekuensi Pelayanan • Frekuensi Penyapuan lebih sering • Estetika • Tipe Kota • Variasi Daerah Pelayanan • Pendapatan dan Retribusi • Timbulan sampah Musiman

  14. “Rumah Pengolahan Sampah” Solusi Teknologi Karya ITB

  15. Penimbunan sampah sudah menjadi masalah nasional

  16. Dr Nyoman Aryantha - Mikrobiologi ITB telah kembangkan “Rumah Pengolahan Sampah” di Sabuga Lahan di depan rumah untuk penampungan sampah & penyortiran Rumah Pengolahan Sampah

  17. Solusi ITB adalah membuat sampah menjadi pupuk organik & menghilangkan tumpukan sampah

  18. MIKRO ORGANISME DIBUAT PUPUK ORGANIK SAMPAH DISORTIR Teknologi pengolahan sampahnya relatif sangat sederhana Sampah organik (tanaman) SAMPAH ORGANIK DIGILING Sampah non-organik (plastik, kertas, kaleng, gelas) Pupuk organik SAMPAH NON ORGANIK DIBAKAR Enersi panas

  19. Sampah disortir secara “manual”(foto diambil di kompleks Sabuga ITB) Sampah organik seperti daun, sayuran Sampah non-organik seperti plastik

  20. Sampah diperkecil volumenya dengan digiling Alat penggiling sampah non-organik Alat penggiling sampah organik

  21. Sampah organik yang telah digiling diberi Mikro-organisme agar bisa menjadi pupuk organik Sampah organik yang telah digiling di dipindahkan ke bak beton & diberi Mikro-organisme Sampah organik setelah digiling

  22. Pupuk organik yang dihasilkan dimasukan ke kantong untuk dijual ke penanam sayuran & buah-buahan

  23. Sampah non-organik setelah digiling lalu dibakar untuk menghasilkan panas dalam unit Insinerator Siklon penangkap debu Tungku pembakaran Untuk memulai pembakaran diperlukan sumber energi seperti minyak solar

  24. Dengan teknologi yang dikembangkan ITB, sampah yang menggunung menjadi hilang (zero waste) !!! Zero Waste

  25. Produk turunan PT Great Ganesha

  26. Harga jual pupuk organik (kompos) per kantong (berat antara 3 s/d 4 kg)

  27. Sampah Non-organik (plastik & kertas) jika tidak dibakar, bisa dijual

  28. “Rumah Pengolahan Sampah” dapat dibuat secara “modular” • Di dekat kompleks perumahan • Di dekat pasar • Di dekat daerah perhotelan • Di dekat Mall atau supermarket Untuk mengolah 1000 M3 sampah per bulan diperlukan gedung sekitar 150 M2 dan lahan tempat penyortiran sebesar 500 m2 Sehingga sampah tidak harus dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

  29. ITB telah kembangkan teknologi untuk menghilangkan bau sampah. Sehingga “Rumah Pengolahan Sampah” bisa beroperasi hanya beberapa puluh meter dari ruang-ruang utama Sabuga

More Related