1 / 27

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR OLEH. MOH. YANI, S.AG, MM,M.Pd.I

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR OLEH. MOH. YANI, S.AG, MM,M.Pd.I. Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Download Presentation

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR OLEH. MOH. YANI, S.AG, MM,M.Pd.I

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. STRATEGI BELAJAR MENGAJAROLEH. MOH. YANI, S.AG, MM,M.Pd.I PengertianStrategiBelajarMengajar Secaraumumstrategimempunyaipengertiansuatugarisgarisbesarhaluanuntukbertindakdalamusahamencapaisasaran yang telahditentukan / ilmudansenimenggunakansemua SDM untukmelksanakankebijakantertentu / Rencana yang cermatmengenaikegiatanuntukmencapaisasarankhusus. 2. Biladihubungkandenganbelajarmengajar, strategibisa diartikansebagaipola – polaumumkegiatan guru anak didikdalamperwujudankegiatanbelajarmengajaruntuk mencapaitujuan yang telahdigariskan.

  2. ADA EMPAT STRATEGI DASAR DALAM BELAJAR MENGAJAR 1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. • Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana yang diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan? • Apa yang dijadikan sebagai sasaran dari KBM ? • Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah serta konkret • Rumusantujuandalam KBM haruslahtujuan yang operasional

  3. 2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. Contoh : Satumasalah yang dipelajariolehduaorangdenganpendekatan yang berbedaakanmenghasilkankesimpulan – kesimpulan yang berbeda. Norma – norma sosial seperti baik, benar, adil akan melahirkan kesimpulan yang berbeda dan bahkan mungkin bertentangan bila dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu.

  4. 3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah , berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya. Dengan sasaran yang berbeda guru hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan ingin diperoleh maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode/ kombinasi berbagai metode.

  5. 4. Menetapkan / menerapkan norma – norma dan batas minimal keberhasilan atau kritria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik dalam rangka membuat penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

  6. KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR • Menurut Tabrani Rusyan, Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar ada empat sbb : 1. Konsep dasar Strategi belajar mengajar, meliputi : • Menetapkanspesifikasidankualifikasiperubahantingkahlaku • Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar • Memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar • Menerpkan norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

  7. 2. Sasarankegiatanbelajar Setiapkegiatanbelajarmengajarmempunyaisasaranatautujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang operasional dan yang konkret, yaitu • Tujuan intruksional umum ( TIU ) / Standart kompetensi ( SK ) dan tujun intruksional khusus ( TIK ) / • Kompetensi dasar ( KD ), Tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai kepada tujuan yang bersifat universal. • Pada tingkat sasaran dan tujuan yang bersifat universal, manusia yang diidamkan harus memiliki kualifikasi sbb : • Pengembanganbakat yang optimal • Hubunganantarmanusia • Efisiensiekonomi • Tanggungjawabsebagaiwarganegara.

  8. 3. Belajarmengajarsebagaisistem • BelajarmengajarsebagaisuatusistenintruksionalmengandungpoengertianSebagaisepereangkatkomponen yang salingbergantungsatusama lain untukmencapaitujuan. SedangsebagaisutusistembelajarmengajarmeliputiSuatukomponenantara lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, danevaluasi. Agar tujuan berhasil maka seluruh komponen yang ada harus di organisasikan sehingga antar sesama sesama komponen terjadi kerja sama. Karena itu guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen – komponen tertentu saja misalnya, metode, bahan dan evaluasi saja, tapi harus mempertimbangkan komponen – kpmponen secara keseluruhan. Berbagai persoalan yang biasa dihadapi oleh guru antara lain adalah : • Tujuan – tujuan apa yang mau dicapai • Materipelajaranapa yang diperlukan • Metode, alat mana yang harus dipakai • Prosedur apa yang akan diotempuh untuk melakukan evaluasi.

  9. Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dngan masyarakat, administrator dll. Untuk itu guru perlu memahami dengan segala aspek pribadi anak didik seperti : • Kecerdasandanbakatkhusus • Prestasisejakpermulaansekolah • Perkembanganjasmanidankesehatannya • kecendrunganemosidankarakternya • Sikapdanminatbelajar • Cita – cita • kebiasaanbelajardanbekerja • hobidanpenggunaanwaktusenggang • Hubungan sosial di sekolah dan di rumah • L;atarbelakangkeluarga • Lingkungan tempattinggal • Sifat – sifat khusus dan kesulitan anak didik.

  10. 4. Hakikatprosesbelajar • Belajaradalahprosesperubahanperilakuberkatpengalamandanlatihan. • Maksudnya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan ( Kognitif ), ketrampilan ( Psikomotorik ) maupun sikap ( Afektif ).

  11. 5. Entering behavior siswa • Entering behaviorsiswa adalah karakteristik perilaku anak didik saat mereka mau masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik yang telah dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Menurut ABIN SYAMSUDIN Entering behavior siswa dapat di identifikasikan dengan cara : a. Cara tradisional, yaitu guru mulai dengan perntanyaan mengenai bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru. b. Cara Inovatif, yaitu guru tertentu diberbagai lembaga pendidikan yang memiliki / mampu mengembangkan instrumen pengukuran prestasi belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pretes sebelum mereka mulai mengikuti program belajar mengajar.

  12. 6. Pola – polabelajarsiswa ROBERT M. GAGNE membedakan pola – pola belajar siswa menjadi 8 type, yaitu : 1. SIGNAL LEARNING • Signal lerningyaituprosespenguasaanpola – poladasarperilaku yang bersifat involuntary atau tidakdisengajadantidakdisadaritujuannya. Contoh : Aba – aba “siap “ merupakansuatu signal atauisyaratuntukmengambilsikaptertentu.

  13. 2. STIMILUS – RENSPONS LEARNING • Type inidigolongkankedalam Instrumental conditioning yaitubelajardengan Trial and Error ( Mencoba – coba ) termasukprosesbelajarbahasapadaanak – anak. • Kondisi yang dperlukan untuk berlangsungnya type belajar ini adalah faktor inforcement. Waktu antara stimulus pertama dqan berikutnya amat penting. Makin singkat S – R denga S – R berikutnya, semakin kuat Reinforcementnya. Contoh : Burung Beo dpat diajar memberi salam dengan mengangkat kaki, bila kita katakan “kasih tangan atau salam”. Ucapan kasih tangan merupakan stimulus yang menimbulkan respons memberi salama burung itu. • Jadi jelaslah bahwa kemampuan itu tidak diperoleh secara tiba – tiba, akan tetapi melalui latihan – latihan. Respon dapat diatur dan dikuasai, respons bersifat spesifik, tidak umum dan kabur.

  14. 3. CHAINING • Chaining adalah belajar menghubungkan satuan ikatan S – R yang satu dengan yang lain. • Kondisi yang diperlukan bagi berlangsungnya type beljar ini antara lain secara internal anak didik sudah harus terkuasai sejumlahsatua S – R , baik psikomotorik maupun verbal.

  15. 5. DISCRIMINATION LEARNING • Discrimination learningyaitubelajarmengadakanpembeda. Dalam type inianakdidikmengadakanseleksidanpengujiandiantaraduaperangsangatausejumlah stimulus yang diterimanya, kemudianmemilihpola – polarespon yang diaggap paling sesuai. Anakdidikdalampolainisudahmempunyaikemahiranmelakukan chaining, association danpengalaman (pola S–R ) Contoh : Anakdapatmengenalberbagaimerekmobilbesrtanamanya, walaupunmobilitubanyakbersamaan.

  16. 6. CONCEPT LEARNING • Concept learningadalahbelajarpoengertian. Denganberdasarkankesamaanciri – ciridarisekumpulan stimulus danobyek – obyeknya, iamembentuksuatupengertian/ konsep, kondisiutama yang diperlukanadalahmenguasaikemahirandiskriminasidanproseskognitif fundamental sebelumnya. • Contoh : Iadapatmenggolongkanduniaskitarnyamenurutkonsep, misalnyamenurutwarna , bentuk,jumlah. Iadapatmenggolongkanmanusiamenuruthubungankeluargaseperti: bapak, ibu, paman, saudara.

  17. 7. RULE LEARNING ( BELAJAR ATURAN ) • Rule learning adalahbelajarmembuatgeneralisasi, hukumdankaidah. • Pada tingkat ini siswa belajar mengadakan kombinasi berbagai konsep dengan mengoperasikan kaidah – kaidah logika formal ( induktif, kondukti, analisis, sintesis, asosiasi, diferiensi, komparasi dan kausalitas ) sehingga anak didik dapat menemukan konklusi tertentu yang mungkin selanjutnya dapat dipandang senagai “ Rule “. • Belajar aturan adalah Type belajar yang banyak terdapat dalam pelajaran sekolah. Aturan ini terdapat dalam tiap mata pelajaran, misalnya, benda yang dipanaskan memuai, angin berhembus dari daerah yang maksimum ke daerah minimum, (a+b) (a-b) = a2 – b2, untuk menjamin keselamatan negara harus diadakan pertahanan yang ampuh

  18. Ada dua cara dalam metode ini : • Anakmenemukansendiriaturan – aturanitu • Anakdiberitahukanatuaran – aturan yang dipelajaridenganmemberikancontoh – contoh, dancarainilebihefektif. • Mengenalaturantanpamemahaminyaakanmerupakan “ verbal chain “ sajadaninihanyamenunjukkancarabelajar yang salah. • Kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar seperti ini adalah : • Kepada anak didik diberitahukan bentuk performance yang diharapkan, kalau yang bersangkutan menjalani proses belajar • Anak didik diberikan sejumlah perntanyaan yang merangsang, mengingatkannya ( recall ) terhadap konsep yang dipelajarinya dan dimilikinya untuk mengungkapkan perbendaharaan pengetahuannya. • Anak didik diberitahukan kata kunci yang menyarankan anak didik ke arah pembentukan kaidah tertentu yang diharapkan. • Diberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengekspresikan dan menyatakan kaidah tersebut dengan kata – katanya sendiri. • Anak didk diberikan kesempatan untuk menyusun rule dalam bentuk statement formal.

  19. 8. PROBLEM SOLVING ( PEMECAHAN MASALAH ) • Problem solving adalahbelajarmemecahkanmasalah. • Langkah – langkahpemecahanmasalahadalahsbb : • Merumuskandanmegaskanmasalah • Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis. • Mengevaluasi alternatif pemecahan yang di kembangkan. • Mengadakanpengujiandanverifikasi.

  20. 7. Memilihsistembelajarmengajar. • Para ahli teori belajar mengembangkan berbagai cara pendekatan atau sistem pengajaran atau proses belajar mengajar antara lain : a. INQUIRY – DISCOVERY LEARNING Adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar ini guru menyajikan bahan prngajaran tidak dalam bentuk final, tetapi anak diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.

  21. ProsedurINQUIRY – DISCOVERY LEARNINGsebagaiberikut : • Simulation, Guru bertanya dengan mengajukan persoalan/ anak disuruh membaca, mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. • Problem statement.Anak didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan. Permasalahan yang dipilih harus dirimuskan dalam bentuk pentanyaan/hipotesis yakni penyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. • Data Collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis anak diberi kesempatan untuk mengumpulkan ( collection ) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber, melakukanuji cobasendiri dan sebagainya. • Data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingakatr kepercayaan tertentu. • Verification/pembuktian. Berdasarkan hasil pengolaan dan tafsiran atau informasi yang ada, penyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan, di cek, apakah terjawab/tidak, apakah terbukti/tidak. • Generalization. Berdasarkan hasil verifikasi, anak didik belajar menarik kesimpulan/ generalisasi tertentu.

  22. b. EKP0SITORY LEARNING. • Sistemini guru menyajikandalambentuk yang telahdipersiapkansecararapi, siematisdanlengkap, sehinggaanakdidiktinggalmenyimakdanmencernanyasecaratertibdanteratur. Prosedurnyasebagaiberikut : • Preparasi. Guru mempersiapkan (bahan) selengkapnya secara sistematis dan rapi • Appersepsi. Guru bertanya atau memberikan uaraian singkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan. • Presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah/menyuruh anak didik membacabahan yang telah dipersiapkan • Resitasi. Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari / anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata – katanya sendiri tentang pokok masalah yang telah dipelajari secara lisan maupun tulisan.

  23. c. MASTERY LEARNING • Dalamsistembalajarini guru harusmengusahakanupaya – upaya yang dapatmengantarkankegiatananakdidikkearahtercapainyapenguasaanpenuhterhadapbahanpelajaran yang diberikan. Dalamhaliniadaduabuahkegiatanantara lain : • KegiatanPengayaan, yaitukegiatan yang diberikansiswa –siswakelompokcepatsehinggasiswatersebutmenjadilebihkayapengetahuandanketrampilan /lebihmendalamibahanpelajaran yang dipelajari. • KegiatanPerbaikan, yaknikegiatan yang diberikankepadasisw – siswa yang belummenguasaibahanpelajaran yang diberikanoleh guru denganmahsudmempertinggitingkatpenguasaanterhadapbahanpelajarantersebut.

  24. Kegiatan pengayaan dibagi menjadi dua macam : • Kegiatan pengayaan yang berhubungan dengan topik madul pokok. • Kegiatan pengayaan yang tidak berhubungan dengan topik modul pokok. Langkah – langkahnya : • Memberikankegiatan yang tidakberhubungandengantopikmodultetapimasihdalamruanglingkupbidang study yang sama. • Memberikan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan topik modul dan juga tidak dalam bidang study yang sama.

  25. Sedang kegiatan perbaikan dapat dilakukan dengan jalan : 1. Mengganti metode mengajar dengan metode mengajar yang lain • Menyuruh membaca buku – buku sumber yang mengandung konsep yang sama. • Peer tutor ( tutor sebaya ). • Dalampelaksanaan program perbaikankadangkala guru disibukkandenganberbagaikegiatandikelaskarenabanyaknyasiswa yang gagalmenguasaibahanpelajaran. Akantetapikarenabanyanyasiswa yang ditangani, maka guru dapatmemintabantuankepadasiswa yang semestinyaikutpengayaanuntukmenjadi tutoring, manfaatnya : • Ada kalanya hasilnya lebih baik bagi anak yang enggan/ takut kepada gurunya. • Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas. • Bagi tutor merupakankesempatanuntukmelatihdirimemegangtanggungjawabdalammengembantugasdanmelatihkesabaran. • mempererat hubungan antar sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.

  26. d. HUMANISTIK EDUCATION • Karakteristik pokok dalam metode ini antara lain bahwa guru hendaknya jangan membuat jarak terlalu tajam dengan siswanya. Ia harus menempatkan diri berdampingan dengan siswa sebagai siswa senior yang selalu siap menjadi sumber/ konsultan berbicara. TarafakhirdariprosesiniadalahSelf actualization.

  27. e. PENGORGANISASIAN KELOMPOK BELAJAR. • Pengorganisasian kelompok belajar anak didik disarankan : • Kelompokbelajartunggal ( N 1 ), metode yang sesuaiadalah tutorial, pengajaranberprogram, studi individual ( independent study) • Kelompokkecil ( N 2 – 20 ) metodebelajarnya : Diskusi, seminar, klasikal (class room teaching) denganteknikbervariasisesuaidengankempuan guru. • Kelompok belajar besar ( N Lebih 40 orang ), metode belajarnya : Kuliah/ceramah

More Related