1 / 3

Resume Buku "Membentuk Karakter Cara Islam" M. Annis Matta Oleh : Wahyudi*

Resume Buku "Membentuk Karakter Cara Islam" M. Annis Matta Oleh : Wahyudi* Tak dapat dipungkiri lagi bahwasanya sekarang merupakan masa-mas yan amat rusak yang penuh dengan qhodoyah-qhodoyah yang terjadi dalam tubuh umat. Baik itu yang memang

jolene
Download Presentation

Resume Buku "Membentuk Karakter Cara Islam" M. Annis Matta Oleh : Wahyudi*

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Resume Buku "Membentuk Karakter Cara Islam" M. Annis Matta Oleh : Wahyudi* Tak dapat dipungkiri lagi bahwasanya sekarang merupakan masa-mas yan amat rusak yang penuh dengan qhodoyah-qhodoyah yang terjadi dalam tubuh umat. Baik itu yang memang menjadi masalah yang selalu ada maupun yang kontemporer. Salah satunya menyerang moral/karakter pada diri umat manusia yang menimbulkan ketegangan global antarmasyarakat manusia dan tiada lagi rasa aman bagi diri manusia tersebut, kemudian masalah ini menyebarkan perasaan pesismisme pada individu-individu yang merasa teranealisasi dari masyarakat. Tidak hanya itu, krisis moral ini menghilangkan kesimbangan antar politik, sosial, ekonomi, budaya yang pada akhirnya mengancam peradaban umat manusia dan tidak sedikit fenomena ini menampilkan banyak sekali kasus-kasus yang kita lihat pada media informasi terkait pembunuhan, perceraian, bunuh diri, kriminalitas, narkoba, aborsi dan sebagainya. Namun semua itu pastilah ada jalan keluarnya, karena Allah SWT memberikan peluang itu sendiri dan berbagai macam cara untuk memperbaikinya dengan ruh dakwah. Hal ini dapat kita teladani pada sesosok sahabat Rasulullah yang mulia, Umar Bin Khatab ra. dimana kehidupanya dapat berubah 180 derajat dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang karena hidayah dariNya sebagaimana dikatakan dalam QS. An Nuur (40), bahwasanya kalau saja bukan Allah yang memberikan cahaya petunjuk dari Allah SWT maka tidak sedikitpun dia akan mendapat petunjuk. Islam memiliki misi dan visi yang sangat luar biasa dalam perkara akhlak. Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa orang yang paling beliau cintai dan akan duduk terdekat dalam majelis pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan inti tugas Rasulullah SAW ialah bagaiamana menyempurnakan akhlak sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Malik ra. "Sesungguhnya aku diuttus hanya untuk menyempurnakan akhlak" Orang yang paling baik akhlaknya pun dikatakan paling sempurna imanya oleh Rasul dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu Hurairah. Dalam Al qur'an sering kali kita menemukan ayat yang menyebutkan dan menggadengkan antar iman dan amal shalih dimana bila kita tadabburi dengan seksama kedua hal inipun pada akhirnya akan menghasilkan akhlak. Dan perbandinganyapun akan berbanding lurus, semakin baik iman dan amal shalih seseorang niscaya semakin baik pula akhlaknya. Akhlak dalam islam tidak hanya sebatas hubungan antara manusia dengan manusia dengan manusia dan dengan lingkungan serta diri sendiri, namun juga dengan Allah SWT. Akhlak mencakup seluruh wilayah kepribadian manusia mulai dari pemikiran, keyakinan, hatti dan jiwa. Dan dalam dimensi kehidupan terdapat akhlak individu dan akhlak sosial. Begitu juga

  2. pada sektor kehidupan manusia yaitu akhlak dalam berpolitik, sosial, ekonomi dan militer(perang/damai). Inilah hasil dari kumpulan nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan yang terdapat pada kalimat Laa Ilaaha Illallah. Islam meletakan nilai moralnya dalam tiga konteks yaitu akal-dapat memahami salah atau benar-, hati-dasar fitrah dan nurani yang dapat menilai kebaikan dan keburukan-, dzauq(citarasa) yang dapat menilai antara keindahan dan keburukan. Penilaian-penilaian dalam islampun tidak mengedepankan tiga kemampuan tersebut saja yang ada pada diri manusia. Tetapi dimulai dari pembenaran yang bersumber dari Al qur'an dan As Sunnah. Kita juga harus mengetahui akar-akar dari akhlak yang tercela yang merupakan kebalikan akhlak terpuji. Ibnul Qayyim menyebutkan terdapat dua akar penyakit akhlak yang melahirkan akhlak tercela, ialah Syubhat dan Syahwat. Penyakit syubhat biasanya timbul dari kedangkalan ilmu yang merupakan bentuk dari lemahnya akal. Sedangkan syahwat timbul dari lemahnya kemauan akan kebaikan dan kuatnya kemauan akan kejelekan yang merupakan bentuk dari lemahnya jiwa. Kita memahami bahwa tindakan kita ada yang berasal dari proses sadar dan yang berasal dari ketidaksadaran/refleks.dari kedua bentuk tindakan ini yang pasti akan kuta pertanggungjawabkan kepada Allah SWT adalah ketika dalam keadaan sadar. Dan untuk dalam keadaan tidak sadar terkadang tercemin dari jiwa kita entah itu ketika tidur, bahkan dalam keadaan gila. Ada beberapa faktor internal pembentuk tindakan sadar kita, yaitu insting biologis, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan pemikiran kemudian faktor eksternalnya adalah lingkunga keluarga, sosial, masyarakat dan pendidikan. Islam agama yang sempurna sendiripun telah memberikan porsi yang seimbang terhadap dua faktor diatas, yaitu akhlak fikriyah(bawaan) dan akhlak muktasabah(lingkungan). Dalam perkembanganya, akhlakpun memiliki fase-fase yang berbeda dalam setiap pertambahan umur manusia yang terpengaruh dari unsur fisik dan unsur akal manusia itu sendiri. Maka dari pada itu tahapan-tahapan yang ada dalam perkembangan perilaku ini menjadi sangat penting untuk dipahami terutama untuk tujuan-tujuan tarbiyah(pendidikan) dan pengembanga terarah. Kita dapat melihat bahwa dari akal maka tumbuh sifat memilih kemudian pikiran yang dipilih menjadi sebuah visi, begitu pula hati akan memutuskan terkait apa yang dirasakan dan kemudian menjadi mental dan begitu pula pada fisik yang melakukan yang akhirnya itub menjadi sebuah sikap yang lambat laun menjadi karakter orang tersebut. Sehingga untuk membentuk kepribadian islam memiliki proses dimana kepribadian akan terbentuk setelah mengikuti beberapa proses sebagaimana proses di atas. Adapun metode dalam mengubah karakter menurut nilai-nilai yang sesuai dengan islam ialah :

  3. - - - Melakukan perbaikan cara berpikir(terapi kognitif). Melakukan perbaikan dalam cara merasa(terapi mental). Melakukan perbaikan dalam cara berperilaku(terapi fisik). Adapun mekanisme dari ketiga metode ini secara singkat adalah sebagai berikut : - Terpai kognitif pengosongan  pengisian  kontrol  doa'a - Terapi mental Pengarahan  penguatan  kontrol  do'a - Terapi fisik Atur gizi+olahraga+istirahat+cek kesehatan+doa *) Mahasiswa/ADK UIN Maliki Malang Jurusan Teknik Informatika '07

More Related