1 / 10

E-procurment : Jujur dan Bersih

E-procurment : Jujur dan Bersih. Melihat realitas lelang barang jasa setelah era electronic system. Definisi. Versi PP 54/2010 E-Procurement : p engadaan barang/jasa dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai UU

jerod
Download Presentation

E-procurment : Jujur dan Bersih

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. E-procurment : Jujur dan Bersih Melihat realitas lelang barang jasa setelah era electronic system

  2. Definisi • Versi PP 54/2010 • E-Procurement : pengadaan barang/jasa dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai UU • E-tendering : tata cara pemilihan penyedia barang/jasa secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia terdaftar, dengan sistem pengadaan elektronik dan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan • Bappenas, 2008 : pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik berbasis web/internet yang diselenggarakan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE • Mustafa (2011) : pengadaan barang/jasa pemerintah menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi dalam setiap proses dan langkahnya.

  3. Tujuan • Versi PP 54/2010 : menghindari dan mencegah • Pertentangan kepentingan pihak terkait, • Pemborosan dan kebocoran keuangan negara • Penyalahgunaan wewenang dan atau kolusi untuk keuntungan pribadi,yang merugikan negara • Versi Efendi : • Mendorong pasar yang terintegrasi nasional, yang efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas • Mempercepat proses lelang

  4. Dasar Hukum e procurment UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE, Perpres No. 54 Tahun 2010 dan Peraturan Kepala LKPP No. 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara e-Tendering.

  5. Konsep dasar pengadaan

  6. Suap Pengadaan Barang Jasa Susan Rose-Ackerman (2006), • Tujuan suap • Agar dapat diikutsertakan dalam daftar prakualifikasi dan membatasi peserta tender. • Untuk mendapatkan informasi mengenai proyek dari orang dalam. • Untuk mengatur spesifikasi tender sehingga menjadi satu-satunya yang lolos prakualifikasi. • Untuk memenangi kontrak. • Dampak suap : penggelembungan harga dan penurunan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.

  7. Indikasi penyimpangan lelang dari Temuan BPK (Analisis LHP) • Bentuk-bentuk temuan • Penambahan nilai proyek pada saat proses pengadaan berjalan • Perubahan spesifikasi barang/jasa yang dihasilkan • Barang/jasa mangkrak dan tidak terpakai • Penambahan waktu pengerjaan dan ketiadaan denda sesuai dengan ketentuan • Tindakan sanksi (yang direkomendasikan BPK) • Mengembalikan nilai proyek berlebih, pembayaran denda atau pengembalian barang/jasa yang mangkrak • Sanksi pidana nyaris tidak ada sehingga hanya sebatas teguran kepada pemilik lelang (SKPD) atau penyedia jasa (perusahaan) • Temuan BKP masih memungkinkan LHP BPK dalam ketgori penilaian WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) sepanjang hasil temuan ditindaklanjuti

  8. Potensi Penyimpangan • Kasus-kasus penyimpangan pengadaan barang jasa • Pada sistem lelang tender : penggunaan “bendera” ganda atau “fiktif” pada saat lelang untuk memuluskan menang tender • Pada sistem penunjukan : penggunaan bendera “pinjaman” atau anak perusahaan agar masuk spesifikasi penyedia • Sistem pengerjaan sub kontrak yang berdampak penurunan kualitas spesifikasi tender atau waktu pengerjaan overlimit • Problem krusial • E procurement tidak didesain untuk menghadapi kasus • Ketentuan tidak pidana korupsi tidak akan berlaku sebelum ada dugaan kerugian negara • Temuan “berdampak kerugian negara” oleh BPK hanya mendapatkan sanksi “mengembalikan kepada kas keuangan negara”

  9. Penyimpangan vs e procurement • Penyimpangan bersifat sistemik dan laten karena bediri diatas asas saling menguntungkan • E procurement tidak dapat mengatasi penyimpangan, karena • Bagi penyedia : • Temuan kasus tidak bersifat menghentikan (black list) penyedia yang bersangkutan. Hanya tidak boleh ikut dalam 2-3 lelang berikutnya • Jika terhenti, penyedia bisa menggunakan penyedia lain (pinjam nama) • Bagi pengelola anggaran • Tidak ada sanksi tegas dengan adanya temuan atau keterlibatan penyimpangan

  10. Metode Pembenahan • Pembenahan sistem hukum pengadaan barang jasa • Pelanggaran pengadaan harus dapat “mengendus” model bendera ganda atau fiktif • Menciptakan sistem e procurement berbasis integritas penyelenggara negara dan reformasi sistem tender • Keberanian PPK dan ULP untuk memblack list penyedia barang/jasa nakal dan mengumumkan kepada publik • Kejujuran PPK dan ULP dalam menyelenggarakan lelang • Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pengadaan barang jasa • Pengumuman tidak dibatasi hanya pada saat pengumuman pelelangan dan hasil lelang • Tetapi juga pengumunan terbuka siapa saja penydia yang mengikuti lelang beserta profilnya • Masyarakat mendapatkan informasi detail pada saat pengerjaan barang/jasa (tidak sebatas nilai proyek dan penyedia barang/jasa saja)

More Related