10 likes | 199 Views
Skala Gaya Atribusi Variabel Ketidakberdayan yang dipelajari diukur dengan Skala Gaya Atribusi yang penulis susun sendiri berdasarkan format skala atribusi yang disusun oleh Semmel, Abramson, Baeyer dan Se /igman (1979) yang menggunakan dua.
E N D
Skala Gaya Atribusi Variabel Ketidakberdayan yang dipelajari diukur dengan Skala Gaya Atribusi yang penulis susun sendiri berdasarkan format skala atribusi yang disusun oleh Semmel, Abramson, Baeyer dan Se/igman (1979) yang menggunakan dua orientasi vaitu b e r ^ t ^ a a s k skala \m penulis tambahkan orientasi berkuasa, karena dengan pertimbangan sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. . Berdasar penelitian Abramson dkk, penulis tambahkan orientasi berkuasa, sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, tampaknya lebih baik dimasukkan orientasi berkuasa. Mungkin bisa disamakan dengan teori motivasi Mc Cleland. Skala ini berisi 12 hipotetik, yang terdiri 6 penjelasan dengan hasil baik dan 6 penjelasan dengan hasil buruk. Pada 12 situasi hipotetik tersebut terdiri; 2 berorientasi acheivement (berprestasi), 2 berorientasi afiliation (persahabatan), dan 2 berorientasi power (berkuasa). Jadi skala atribusi ini berisi 6 subskala yaitu; (1) situasi berprestasi dengan hasil baik, (2) situasi berafiliasi dengan hasil baik, (3) situasi berkuasa dengan hasil baik, (4) situasi berprestasi dengan hasil buruk, (5) situasi persahabatan dengan hasil buruk, dan (6) situasi berkuasa dengan hasil buruk. Masing-masng situasi terdiri tiga soal dan satu soal isian namun tidak diambil skor. Seluruh soal ada 36 aitem. Pada Skala Gaya Atribusi ini, skor bergerak antara 1 sampai 7 yang berarti semakin tinggi skor pada hasil baik, maka individu mengalami keberdayaan. Sebaliknya, bila skor yang diperoleh rendah berarti subjek mengalami ketidakberdayaan. Kemudian, semakin tinggi skor pada hasil buruk berarti individu mengalami ketidakberdayaan.