1 / 8

Oleh : Triyanto Ardi K3308059 P. Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD SEBAGAI UPAYA MEMAKSIMALKAN IMPLEMENTASI KBK 2004 PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI KELAS X SMAN 5 SEMARANG. Oleh : Triyanto Ardi K3308059 P. Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta. TUJUAN PENELITIAN.

garry
Download Presentation

Oleh : Triyanto Ardi K3308059 P. Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD SEBAGAI UPAYA MEMAKSIMALKAN IMPLEMENTASI KBK 2004 PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI KELAS X SMAN 5 SEMARANG Oleh : Triyanto Ardi K3308059 P. Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta

  2. TUJUAN PENELITIAN Mengungkap pengaruh pendekatan pembelajaran , gaya belajar siswa, dan interaksi keduanya terhadap prestasi belajar kimia

  3. LATAR BELAKANG PENELITIAN • Guru perlu mengajarkan mata pelajaran kimia sesuai tuntutan kompetensi yang disyaratkan didalam KBK 2004. • Keragaman latar belakang siswa dalam hal implementasi KBK 2004 di SMP bahwa sebagian besar siswa tidak memperoleh mata pelajaran kimia di SMP. • Keragaman motivasi, minat dan kemampuan siswa sehingga diperlukan pemilihan model pembelajaran yang tepat. • Guru mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan materi prasyarat yang dibutuhkan siswa sebelum masuk ke materi utama yang tentunya membutuhkan tambahan waktu belajar di kelas. • Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagian besar masih berorientasi pada kurikulum sebelumnya yang belum berorientasi kepada peserta didik (siswa).

  4. METODE PENELITIAN • Penelitian ini dirancang sebagai penelitian tindakan kelas dengan objek siswa kelas X SMAN 5 Semarang pada semester gasal 2006. Tindakan kelas yang direncanakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dengan 4 tahap utama yaitu: penyajian materi oleh guru, siswa belajar didalam tim yang terdiri 4-5 siswa, pemberian kuis dan penghargaan tim berdasarkan hasil penilaian kuis. • Data penelitian diambil dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan kuis. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data aktifitas siswa selama proses pembelajaran (aspek afektif dan psikomotorik) sedangkan kuis digunakan untuk memperoleh data hasil belajar (aspek kognitif).

  5. HASIL PENELITIAN • Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahap, diperoleh evaluasi dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran serta nilai/skor yang diperoleh siswa maka tim peneliti menganggap siklus I ini dapat diakhiri untuk selanjutnya masuk ke siklus II. Pada siklus pertama ini, siswa telah mengenal model pembelajaran kooperatif STAD. Siswa telah menunjukkan prestasi yang cenderung meningkat berdasarkan skor/nilai kuis yang diperoleh. • Siklus kedua diawali dengan pencapaian skor/nilai kuis yang kurang baik disebabkan peneliti mencoba mengubah pola waktu pelaksanaan kuis. Kuis pertama dan kedua pada siklus I diberikan 15 menit menjelang jam pelajaran selesai pada akhir minggu. Pada kuis ketiga pelaksanaan diubah menjadi 15 menit pertama jam pelajaran pada awal minggu dengan pertimbangan pada minggu sebelumnya adalah jam pelajaran ditiadakan dan siswa ditugasi untuk belajar mandiri.

  6. Berdasarkan hasil tes yang ketiga disimpulkan bahwa siswa cenderung malas untuk belajar jika tidak ada tes/kuis. Guru selanjutnya memberikan evaluasi dan arahan kepada siswa untuk selalu belajar bukan karena akan ada tes/kuis tetapi untuk tujuan menuntaskan materi belajar. • Hasil kuis yang keempat siswa telah mampu meningkatkan kembali perolehan nilainya. Hal lain yang cukup baik adalah pada kuis yang keempat ini selisih nilai antar anggota tim relatif lebih sedikit jika dibandingkan pada siklus I disebabkan sesi diskusi memang telah berjalan dengan baik. Sesi diskusi telah dimanfaatkan siswa yang kurang pandai untuk meningkatkan pemaha-mannya melalui diskusi dengan anggota tim yang lebih pandai.

  7. Hasil dari kuis kelima menunjukkan adanya peningkatan nilai/skor jika dibandingkan pada kuis sebelumnya. Walaupun skor paling tinggi belum mampu melampaui skor tertinggi pada kuis keempat tetapi skor rata-rata pada kuis kelima ini meningkat jika dibandingkan pada kuis ketiga dan keempat. Sedangkan skor pada kuis keenam menunjukkan perubahan yang sangat baik terutama jika dilihat dari pencapaian nilai rata-rata yang cukup tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dan guru telah memahami dan mampu mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif STAD secara baik.

  8. KESIMPULAN • Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD di kelas X SMAN 5 Semarang mampu memaksimal-kan implementasi KBK 2004 pada mata pelajaran Kimia yang ditunjukkan oleh aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik selama pembelajaran berlangsung. • Berdasarkan hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered. • Siswa dengan beragam kemampuan mampu meningkatkan pemahaman dalam mempelajari kimia melalui tim/kelompok STAD. • Pemberian penghargaan atas tim dengan rata-rata peningkatan terbaik pada tiap-tiap pemberian kuis mampu meningkatkan motivasi untuk mengoptimalkan efektifitas pembelajaran kelompok

More Related