1 / 39

OBAT-OBAT OTONOM

OBAT-OBAT OTONOM. STIKes Mitra Kencana. Sistem Saraf Otonom. Sistem Saraf Otonom. Adalah susunan saraf yang bekerja tanpa mengikuti kehendak kita, mis detak jantung, berkedip, kesadaran, dll Berdasarkan fungsinya SSO dibagi: Saraf simpatis (adrenergik dan adrenolitik)

elton
Download Presentation

OBAT-OBAT OTONOM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. OBAT-OBAT OTONOM STIKes Mitra Kencana

  2. Sistem Saraf Otonom

  3. Sistem Saraf Otonom • Adalah susunan saraf yang bekerja tanpa mengikuti kehendak kita, mis detak jantung, berkedip, kesadaran, dll • Berdasarkan fungsinya SSO dibagi: • Saraf simpatis (adrenergik dan adrenolitik) • Saraf parasimpatis (kolinergik dan antikolinergik

  4. Kedua saraf bekerja berlawanan tetapi dalam beberapa hal bisa bersifat sinergis • Rangsangan dari NS memerlukan neurohormon / neurotransmiter • Saraf simpatis : adrenalin/epinefrin • Saraf parasimpatis : asetilkolin

  5. Penggolongan • Obat yang berkhasiat terhadap saraf simpatis : a. Simpatomimetik/adrenergik, obat yang meniru efek perangsangan saraf simpatis, mis efedrin, isoprenalin, dll b. Simpatolitik/adrenolitik , obat yang meniru efek bila saraf simpatis ditekan atau melawan efek adrenergik, mis propanolol, dll

  6. Obat yang bekerja terhadap saraf parasimpatis a. Parasimpatomimetik/kolinergik, yaitu obat yang meniru perangsangan dari saraf parasimpatis, cth pilokarpin, fisostigmin b. Parasimpatolitik/antikolinergik, obat yang meniru bila saraf parasimpatis ditekan, cth alkaloid belladona

  7. Adrenergik • Kerja obat adrenergik dapat dibagi dalam 7 jenis : 1. Perangsangan perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, kelenjar liur dan keringat 2. Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus, pembuluh darah otot rangka

  8. 3. Perangsangan jantung: peningkatan denyut dan kontraktilitas. 4. Perangsangan SSP : pernafasan, aktivitas psikomotor, pengurangan nafsu makan 5. Efek metabolik : peningkatan glikogenolisis, lipolisis 6. Efek endokrin : sekresi insulin, renin 7. Efek prasinaptik

  9. Obat adrenergik bekerja secara langsung pada reseptor adrenergik di membran sel efektor, mis isoproterenol bekerja pada reseptor beta • Beberapa obat adrenergik bekerja secara tidak langsung, dimana menimbulkan efek adrenergik melalui pelepasan noradrenalin, mis efedrin, amfetamin.

  10. Adrenergik/simpatomimetik • Berdasarkan titik kerjanya pada sel efektor dari organ ujung adrenergik dibagi menjadi reseptor α (α1, α2) dan β (β1, β2) • Αlfa-1 : mengaktivasi organ-organ efektor seperti otot polos (vasokonstriksi) dan sel-sel kelenjar dengan efek bertambahnya sekresi ludah dan keringat

  11. Alfa-2 : menghambat pelepasan noradrenalin pada saraf-saraf adrenergik dengan efek turunnya tekanan darah • Beta-1 : memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung • Beta-2 : bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak

  12. Adrenergik bekerja langsung • Epinefrin Epinefrin berinteraksi terhadap reseptor α dan β. Pada dosis rendah efek β (vasodilatasi) menonjol, sedangkan pada dosis tinggi efek α menjadi efek terkuat.

  13. Kardiovaskuler : Inotropik +, Kronotropik + Curah jantung Epinefrin Respirasi : Bronkhodilatasi (beta 2) Hiperglikemia : Terjadi peningkatan Glikogenolisis di hepar Lipolisis : Aktifasi cAMP untuk Hidrolisis triasil Gliserol mjd as lemak Bebas dan gliserol

  14. Penggunaan Epinefrin • Bronchospasme : mrp obat utama yg digunakan pada keadaan gawat asma akut dan syok anafilaktik • Glaukoma : epinefrin 2 % mengurangi TIO, mengurangi produksi cairan humor • Syok anafilaktik : obat pilihan untuk reaksi hipersensitifitas • Anestesi : memperpanjang efek anestesi lokal dengan vasokonstriksi di tempat suntikan

  15. Norepinefrin • Kerja kardiovaskuler : vasokonstriksi, refleks baroreseptor. • Penggunaan : syok karena dapat meningkatkan tahanan tepi, tidak digunakan pada asma.

  16. Isoproterenol Kerja : Kardiovaskuler : inotropik +, kronotropik + Paru-paru : bronchodilatasi, mengatasi serangan asma akut

  17. Dopamin merupakan prekursor metabolik awal norepinefrin. Mengaktifkan reseptor adrenergik α dan β. Kerja : Kardiovaskuler : inotropik +, kronotropik + Ginjal dan alat viscera : dilatasi arteriol ginjal.

  18. Dobutamin • Fenileprin • Metoksamin • Klonidin • Metaproterenol • Terbutalin • Albuterol

  19. Adrenergik bekerja tidak langsung Adrenergik bekerja tidak langsung menyebabkan pelepasan norepinefrin dari ujung pre sinaptik, obat ini memperkuat epinefrin endogen tetapi tidak langsung mempengaruhi reseptor pasca sinaptik.

  20. Amfetamin Dapat memacu SSP sehingga digunakan pada pengobatan depresi • Tiramin tidak digunakan dalam klinik, ditemukan pada makanan fermentasi seperti keju dan anggur

  21. Adrenergik kerja ganda Bekerja ganda memacu pelepasan norepinefrin dari ujung presinaptik dan juga mengaktifkan adrenoreseptor pada membran pasca sinaptik • Efedrin • Metaraminol

  22. Penggunaan

  23. Penggunaan • Shock, dengan memperkuat kerja jantung (β1) dan melawan hipotensi (α1), cth adrenalin dan noradrenalin • Asma, dengan efek bronkodilatasi (β2), cth salbutamol dan turunannya, adrenalin, efedrin, dll • Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh melalui penghambatan pelepasan noradrenalin (alfa-2), cth metildopa, klonidin, dll

  24. Rhinitis, menciutkan selaput lendir yang bengkak (alfa), cth imidazolin, efedrin, dll • Midriatikum, memperlebar pupil mata (alfa), cth fenileprin, nafazolin • Anoreksan, mengurangi nafsu makan pada obesitas, cth fenfluramin, mazindol. • Penghambat his dan dismenore, relaksasi pada otot rahim (β2), cth isoxuprin, ritordin

  25. Adrenolitik • Berdasarkan mekanisme kerjanya, digolongkan menjadi : • Alfa bloker : obat yang memblokir dan menduduki reseptor alfa sehingga melawan vasokonstriksi perifer. Efek utamanya adalah vasodilatasi perifer dan digunakan pada gangguan sirkulasi, cth imidazolin, prazosin, dll

  26. Beta bloker : obat yang menduduki reseptor beta sehingga melawan efek stimulasi noradrenalin pada jantung dan efek bronkodilatasinya. Digunakan pada pengobatan ggn jantung (angina pektoris, aritmia, hipertensi), cth propanolol • Penghambat neuron adrenergik post ganglion : mencegah pembebasan neurohormon, efeknya : dilatasi otot polos dan pembuluh darah

  27. Kolinergik • Efek yang ditimbulkan : - stimulasi aktivitas sal cerna, sekresi kel ludah, getah lambung, air mata, dll - memperlambat sirkulasi darah dan mengurangi kegiatan jantung, vasodilatasi dan penurunan tekanan darah - memperlambat pernafasan dengan menciutkan saluran nafas, meningkatkan sekresi dahak

  28. - kontraksi otot mata dengan miosis, menurunkan TIO dan memperlancar keluarnya air mata - Kontraksi kandung kemih dan ureter. Efek samping kolinergik : mual, muntah, diare, sekresi ludah, keringat dan air mata, bradikardi, bronkokonstriksi.

  29. Penggunaan : glaukoma, myastenia gravis, atonia

  30. Asetilkolin • Kerja : • Menurunkan denyut jantung dan curah jantung • Menurunkan tekanan darah • Pada sal. Cerna : meningkatkan sekresi saliva, memacu peristaltik

  31. Betanekol • Mempunyai struktur yang berkaitan dengan asetilkolin • Penggunaan terafi : pada urologi untuk kasus atonic bladder • Efek samping : berkeringat, salivasi, penurunan TD, bronkospasme

  32. Karbakol • Penggunaan terafi : miotikum pada mata • Efek samping : pada dosis optalmologi ES kecil bahkan tidak ada

  33. Pilokarpin • Kerja : penggunaan topikal pada kornea dapat menimbulkan miosis • Digunakan untuk terapi glaukoma

  34. Anti kolinergik • Mengikat kolinoreseptor tetapi tidak memicu efek intraseluler diperantarai reseptor

  35. Atropin • Kerja : • Mata : menimbulkan midriasis, TIO meningkat, sikloplegia (ketidakmampuan memfokus untuk penglihatan dekat) • GI : antispasmodik • Urologi : mengurangi hipermotilitas kandung kemih (digunakan pada kasus enuresis) • Kardiovaskuler : bradikardia (dosis rendah), takikardia (dosis tinggi)

  36. Sekresi : blok kelenjar saliva sehingga menimbulkan serostomia (pengeringan mukosa mulut) • Digunakan sebagai antidotum insektisida

  37. Skopolamin • Efek lebih nyata pada SSP dibanding atropin • Penggunaan : terbatas pada pencegahan motion sickness

More Related