1 / 16

PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR HUMANISTIK

PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR HUMANISTIK. Profesional Orang yang menyandang suatu profesi : “Dia orang yang profesional”. Penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya :

elle
Download Presentation

PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR HUMANISTIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR HUMANISTIK

  2. Profesional • Orang yang menyandang suatu profesi : “Dia orang yang profesional”. • Penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya : istilah profesional dikontraskan dengan “non-profesional” atau “amatiran”

  3. KONSELING PROFESIONAL • Dapat dipertanggungjawab- kan dasar keilmuan dan teknologinya • Berdasar acuan dari pendekatan konseling tertentu

  4. TINGKAT KEPROFESIONALANPELAYANANKONSELING • PRAGMATIK • DOGMATIK • SINKRETIK • EKLEKTIK • MEMPRIBADI

  5. TINGKAT PRAGMATIK • penyelenggaraan konseling yang menggunakan cara-cara yang menu-rut pengalaman konselor pada waktu terdahulu dianggap memberikan hasil yang optimal, meskipun cara-cara tersebut sama sekali tidak berdasarkan pada teori tertentu.

  6. TINGKAT DOGMATIK • Konselor telah menggunakan pendekatan tertentu, bahkan pendekatan tersebut di-jadikan dogma untuk segenap permasa-lahan dari semua klien • Siapapun kliennya dan apapun permasa-lahannya konselor menggunakan pende-katan yang telah dijadikan dogma

  7. TINGKAT SINKRETIK • Konselor telah menggunakan sejumlah pendekatan konseling, namun pengguna-an pendekatan tersebut bercampur aduk tanpa sistematika ataupun pertimbangan yang matang • Pendekatan-pendekatan yang digunakan sekedar dicomot dan diterapkan untuk menangani permasalahan tanpa memper-hatikan relevansi dan ketepatannya.

  8. TINGKAT EKLEKTIK • Konselor memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai pende-katan konseling dengan berbagai teknologinya, dan berusaha memilih serta menerapkan sebagian atau satu kesatuan pendekatan beserta tekno-loginya sesuai dengan kondisi dan permasalahan klien

  9. Konselor tidak mencampur aduk pende-katan yang digunakan, namun dipilah-pilah, masing-masing dipilih secara cermat untuk menangani permasalahan klien • Konselor tidak mengangungkan atau men-jadikan suatu pendekatan konseling ter-tentu sebagai dogma • Konselor secara mendasar memahami kapan menggunakan atau tidak menggu-nakan pendekatan konseling tertentu.

  10. TINGKAT MEMPRIBADI • Konselor secara mendalam menguasai sejumlah pendekatan konseling beserta teknologinya • Konselor mampu memilih dan menerapkan secara tepat pendekatan berserta teknologinya untuk menangani permasalahan klien • Konselor mampu memberi warna pribadi yang khas sehingga tercipta praktik konseling yang benar-benar ilmiah, tepat guna, produktif, dan unik.

  11. Pandangan terhadap Manusia • dilahirkan dgn pembawaan dasar yang baik; • memiliki kecenderungan yg bertujuan positif, konstruktif, rasional, dan sosial; • berkeinginan untuk maju;

  12. memiliki kapasitas untuk menilai diri dan mampu membawa dirinya utk mengaktualisasikan diri; • memiliki kesadaran diri; • memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk memilih/memutuskan nasibnya sendiri; • mencari makna yang unik dalam hi-dupnya

  13. Belajar akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinnya. • Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinnya sesuai dengan minat dan kemampuan.

  14. KONSELING • Membantu klien agar merasa bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupan yang dipilihnya

  15. Menghilangkan penghambat ak-tualisasi potensi diri • Menemukan dan menggunakan kebebasan memilih • Menyajikan kondisi untuk memfasilitasi klien menyedari kebe-radaannya secara otentik • Memahami potensinya dan me-nyadari bahwa ia dapat bertin-dak sesuai dengan potensinya/ kemampuannya

  16. KEBERADAAN OTENTIK • Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang • Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang • Siap memikul tanggung jawab atas pilihannya

More Related