1 / 22

SYARIAH ISLAM

SYARIAH ISLAM. Penertian syariah Perbedaan syariah dan fikih Kandungan syariah Fungsi syari’ah Syari’ah dari masa kemasa. A.Pengertian syari’ah.

carsyn
Download Presentation

SYARIAH ISLAM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SYARIAH ISLAM Penertian syariah Perbedaan syariah dan fikih Kandungan syariah Fungsi syari’ah Syari’ah dari masa kemasa

  2. A.Pengertian syari’ah Secara bahasa ,syari’ah artinya jalan lurus menuju mata air. Mata air digambarkan sebagai sumber kehidupan, syari’ah berarti jalan lurusmenuju sumber kehidupan yang sebenarnya. Sunmber hidup manusia yang sebenarnya adalah Allah. Untuk menuju Allah ta’ala, harus menggunakan jalan yang dibuat oleh Allah tersebut (syari’ah). Syari’ah ini menjadi jalan lurus yang harus ditempuh seorang muslim. Allah berfirman dalam Q.s. al-jatsiyah/45 ayat 18 Kemudian kami jadikan kamu berada idsuatu syari’ah itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.

  3. lanjutan Secara istilah, syari’ah adalah hukum-hukum yang ditetapkan allah ta’ala untuk mengatur manusia baik dalam hubungannya dengan allah , engan sesame manusia, dengan alam semesta, dan dengan makhluk ciptaanya. Syaria’h ini ditetapkanoleh allah untuk kaum muslimin, baik yang dimuat dalam al-qur’an maupun dalam sunah rosul. Para fuqaha (ahli fikih) menjelaskan syari’ah untuk menunjukan nama hukum yang ditetapkan oleh allah untuk para hamba-nya denagn perantara rasul-nya supaya hambanya melaksanakan dengan dasar iman , baik hokum itu mengenai hokum formal atau hukum etika.

  4. Lanjutan • Menurut husein nasr, syari’ah atau hokum ilahi islam merupakan inti agama islam sehinggga seseorang dapat dikatakan sebagai muslim jika ia menerima legitiminasi syari’ah seklaipu ia tidak mampu melaksanakan ajaranya.pendapat nasr ini menekankan bahwa yang terpenting adalah menerima syari’ah islam, walaupun belum mampu melaksanakanya. Firman allah dalam surat al-baqarah /ayat 286: • Allah tidak membebani seseoarang melainkan sesuai dengan kesanggupanya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan ) yang diusahakan dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakanya. (mereka berdo’a) : “ya tuhan kami, janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya tuhan kami, janganlah jangan engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami,maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”

  5. lanjutan • Berdasarkan ayat diatas, jelas semua yang dibebankan kepada manusia, ia sanggup untuk melaksanakanya. Allah adalah pembuat hukum yang tinggi. • Syari’ah islam adalah penjelmaan konkrit kehendak allah di tengah manusia hidup bermasyarakat.syari’ah merupakan prinsip yang tercantum dalam al-qur’an dan prinsip al-qur’an itu sendiri.dalam hal ini dibutuhkan contoh-contoh dari nabi, melalui perilaku dan ucapan nabi tersebut, manusia dapat memahami kehendak allah ta’ala itu.oleh karena itu nabi dan rosul patut di contoh dalam melaksanakan syari’ah tersebut. Menurut yusuf al-qardhawi, kesempurnaan syari’ah islam tampak dalam menembus keadaan berbagai probelama dengan segenap penyelesaianny, memandangnya dengan sebuah • Pandanagan yang mencakup dan menyeluruh, berdasarkan tentang pengetahuan tentang kondisi, hakikat, motovasi dan keinginan jiwa manusia, berdasarkan pada situaasi dan kondisi kehidupan manusia dan aneka ragham kebutuhan maupun gejolak jiwanya, serta berusaha untuk menghubungkan dengan nilai-nilai agama dan akhlak.

  6. Lanjutan Apabila kita perhatikan seluruh isi al-qur’an, maka tampak jelas bahwa hokum-hukum yang adadi dalamnya sarat dengan kondisi. Artinya tidak terpisah dari kenyataan hidup yang dihadapi manusia pada saat itu.al-qur’an bersifat utopis (tidak berdiri di ruang kosong), tetapi benar-benar realistis.oleh karena itu kita dapatmelihat sisi fleksibilitas teknis pelaksanaan dari hokum tersebut. Orang yang mengetahui hal ini dengan baik, maka ia akan mampu memahami posisi dan kehebatan syari’ah islam dalam berbagai persoalan. Sebenarnya cacat manusia, karena hanya melihat salah satu aspek saja, mengabaikan aspek lainya.atau juga karena kaku memahami masqasid al-syar’I (tujuan hukum) tersebut.

  7. Lanjutan Beberapa prinsip dasar syari’ah islam yang bersifat kontekstual (waqi’iyyab) seperti:Syari’ah isalam memperhatikan fitrah manusia.Syari’ah islam mengatur hukum dalam realistis kehidupan dan kebutuhan manusia.Syari’ah islam mempertimbangkan sisi darurat yang sewaktu-waktu terjadi pada manusia.Syari’ah islam mendorong agar kebutuhan manusia disalurkan melalui jalan yang benar, karena pada dasrnya manusia menyukai kebenaran. • Atas dasar konstitusi tersebut, syari’ah islam mengandung prinsiip umu yaitu : • Memudahkan dan menghilangkan kesulitan; • Memperhatikan tahapan waktu dalam pelakasanaannya. • Memperhatikan realitas situasi dan kondisi. • Syariah yang mengatur hubungan manusia dengan allah disebut dengan ‘ibadah’ sedangkan yang mengatur huungan manusia dengan manusia atau alam lainya disebut mu’amalah. Semua itu adalah hukum-hukum allah ta’ala untuk keselamatan hidup manusia di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaanya di dunia dan akhirat.

  8. B.PERBEDAAN SYARI’AH DAN FIKIH • secara keilmuan perlu dipahami apa itu syari’ah dan apa itu fikih. Kata syari’ah mempunyai makna hukum yang suci sepenuhnya dan mengandung nilai-nlai uluhiyah, sedangkan fikih merupakan ilmu tentang syari’ah. Kata syari’ah mengingatkan kita kepada ilmu hasil. • Tata kehidupan seseorang muslim diatur dengan hokum-hukum syari’ah berdasarkan al-qur’an dan alsunah..hukum syari’ah tersebut dikodifikasikan secara lebih jelas, rinci dan operasional melalui ijtihad oleh para ulama.HASIL KODIFIKASI HUKUM SYARI’AH HUKUM syari’ah ini disebut fikih.

  9. lanjutan • Fikih pada awalnya, bermakna pemahaman. Kemudian berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri yang disebut ilmu fikih. Ilmu fikih ini diturunkan dan disusun dari syari’ah islam. • Fikih islam tak ubahnya bagaikan wujud material yang tumbuh dari sesuatu yang sudah ada.fikih mencapai kesempurnaan tidak secara sekaligus, melainkan tumbuh secara bertahap dari sesuatu yang telah ada sebelumnyasampai mencapai puncak kematangan dan kesempurnaan. • Bangsa arab telah mengenal kata syari’ah jauh sebelumnya kata fikih. • Kata syari’ah dan turunanya disebutkan dalam surat al-qur’an. Allah berfirman : “ kemudian kami jadikan kamu diatas satu syari’ah, maka ikutilah ia”. Pengertian syari’ah dalam ayat ini digunakan sebagai imbangan bagi syariah nabi musa dan syariah nabi isa.dalam ayat tersebut kata syari’ah berarti agama secara umum.sementara kata fikih dalam pengertiaaya yang kita kenal sekarang ini baru dikenal dalam bahasa arab setelah (pasca) periode awal islam.

  10. lanjutan • IBN Khaldun dalam muhaddimah mengatakan:”fikih adalah pengetahuan tentang hokum-hukum Allah mengenai perbuatan-perbuatan orang-orang mukallaf sebagai wajib, haram, sunat, makruh dan mubah. Hukum-hukum itu diambil dari al-qur’an, sunat nabi dan dalil-dalil yang ditetapkan oleh perbuatan hukum (syar’i) untuk mengetahuinya.jika hokum-hukum tersebut di gali dari dalil-dalil itu maka itulah yang dinamakan fikih. Pada islam , menurut ibn khaldun bahwa orang-orang yang menggali hokum – hokum itu dikenal dengan nama qurra’ untuk membedakan dari orang-orang yang tidak bisa membaca al-qur’an.kemudian wilayah kekuasaan islam meluas dan lantaran mempelajari al-qur’an, orang-orang arab tidak buta huruf. • Jadi, fikih berisi peraturan- peraturan pelaksanaan yang memberi pegangan dan pedoman dalam berperilaku.hukum syari’ah yang yang telah dikodifikasikan secara meluas yang berkaiatan dengan aspek ibadah dalam bentuk fikih ibadah.sedangkan yang berkaiatan dengan aspek social kemasyarakatan dikodifikasikan dalam bentuk fikih mua’malah.

  11. Kitab-kitab fikih itu disusun oleh banyak ulama menurut metode masing-masing. Tetapi ada empat pakar fikih yang diikuti kebanyakan kalangan sunni hingga sekarang yaitu : • Fikih hanafi, disusun oleh abu hanifah ; • Fikih malaiki, disusun oleh imam abu hanifah; • Fikih syafi’I disusun oleh imam muhamad bin idris asy-syafi’I; • Fikih hambali , disusun oleh imam muhamad bin hambal; Penyusuna fikih yang ke empat diatas sudah selesai dalam dua abad pertama sesudah rasullulah. Para imam madzab menganjurkan para generasi selanjutnya jangan bertaklit buta.

  12. Imam abu hanifah dan abu yusuf berkata:“tidak boleh bagi seseorang berkata dengan perkataan kami sehingga ia mengetahui dari mana kami ambil perkataan kami itu”Imam maliki berkata :“aku ini hanya seseorang manusia mungkin salah dan mungkin benar, oleh sebab itu periksalah pendapatku itu. Semua yang sesuai al-qur’an dan al-sunah ambilah ia dan segala yang tidak sesuai tinggalkanlah”. Imam syafi’I berkata: “apa yang telah aku katakan, padahal nabi telah berkata berlainan dengan perkataan itu , maka apa yang shabib diterima dari nabi itulah yang lebih patut kamu turuti dan jangan kamu bertaklit kepadaku”.

  13. Imam ahmad berkata :“jangan kamu bertaklit kepada-ku, jangan pula kepada malik, syafi’I, dan ats-tsaury, dan ambilah hokum itu dari tempat mereka mengambil”. Dalam fikih khususnya terhadap masalah furu’iyah, (masalah cabang) banyak perbedaan pendapat atau iktilaf. Iktilaf di antara umat sebenarnay dapat menjadi rahmat, karena dengan iktilaf itu semua orang saling memberikan nasehat tentang kebenaran dan kesabaran. Akan tetapi, akibat kejahatan manusia, perbedaan pendapat itu sering mengarah pada perpecahan.

  14. C.KANDUNGAN SYARI’AH • syari’ah biasanya dibagi menjadi dua subjek yang berhubungan dengan ibadah yang disebut ibadat dan yang berhubungan dengan kemasyarakatan yang disebut mu’amalat. Dengan menganalisis subjek-subjek tersebut, kita dapat melihat bahwa syari’ah bukan hanya mencakub kehidupan beragama secara pribadi tetapi juga menyentuh aktivitas manusia secara kolektif seperti ekonomi, social, politik, budaya, kedokteran, pendidikan, teknologi dan lain-lain. • Syari’ah dalam aspek pertama yaitu ibadah merupakan perbuatan paling inti dalam islam, yaitu shalat, zakat, puasa, dan haji. Seluruh madzab fikih memaparkan secara rinci ajaran yang berkiatan dengan ibadah-ibadah tersebut.

  15. lanjutan • Syari’ah dalam aspek kedua yaitu mu’amalah merupakan aplikasi dari ibadah dalam hidup bermasyarakat. Buah dari ibadah adalah tercermin dalam bermua’malah. Dengan demikian, tidak mungkin menolak syari’ah bagi seorang muslim yang menerima islam sebagai agama. • sebagai bahan penegasan dalam aspek ibadah, hal pokok yang diwajibkan itu termuat dalam hokum islam, yaitu shalat, zakat, puasa, dan haji.kewajiaban ini menduduki posisi yang paling tinggi dalam al-qur’an. Shlat merupakan kewajiban pertama yang diperintahkan kepada nabi. Shlat merupakan langkah permulaan dalam mencapai kemajuan rohani. Shlat disebut miraj; kenaikan rohani yang paling tinggi.

  16. Shalat membantu mewujudkan sifat ketuhanan dalam batin. Terwujudnya sifat ketuhanan bukan saja mendorong manusia untuk berbuat tanpa pamrih kepada sesamanya, melainkan pula memungkinkan manusia mencapai derajat rohani dan akhlak yang paling sempurna. • Jika kita telah ayat permulaan al-qur’an, shlat dapat memperkembangkan diri sendiri. Orang yang beriman, mendirikan shlat, dan menjalankan zakat berada pada jalan yang benar, mereka adalah orang-orang yang muflibun, perhatikan qs. Al-baqarah/2 ayat 3-5; (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalt dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada kitab (al-qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturtunkan sebelummu, serta mereka yakin adanya (kehidupan)akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. Kata muflihun berakar dari falaha artinya sukses dan tercapainya sesuatu yang diinginkan dengan kehidupan dunia. Falah itu ada 2 macam, pertama bertalian dengan kehidupan dunia, dan kedua berkaitan dengan kehidupan akhirat.

  17. Kedudukan shalat dalam perkembangan batin manusia begitu penting, hingga pada tiap-tiap adzan dan iqamah , seruan bayya’alash(mari menjalan kan shlat) selalu disusul dengan seruan hayya’alal falah (mari menuju falah/kemenangan).Dalam ayat ini, sungguh beruntung (aflaha) kaum mukmin yang khusyu dalam shlatnya .qs.al-mukmin/23ayat 1-2:Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shlatnya. • Iman kepada allah asas pokok tiap-tiap agama. Tetapi tujuan agama bukan sekedar mengajarkan adanya allah secara teori, melainkan lebih dari itu untuk menanamkan keyakinan bahwa allah adalah daya kekuatan bagi kehidupan manusia. Sarana untuk mencapai tujuan besar tersebut adalah shlat.. Mohonlah pertolongan dengan jalan sabar dan shalat ; sesunggunhnya ini adalah berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu, yaitu orang-orang yang tahu bahwa mereka akan kembali kepada-nya (qs.albaqarah/2 ayat 45-46)

  18. Sesungguhnya shlat itu mencegah perbuatan keji dan munkar (qs.al-ankabut/29 ayat 45). Perbuatan baik itu akan menghapuskan perbuatan buruk(qs.hud/11 ayat 14). • D. fungsi syari’ah Hukum merupakan landasan tatanan berdirinya satu bangsa. Hukum perlu memcahkan masalah-masalah zaman yang terus ada dan berganti-ganti dari waktu kewaktu. Hukum-hukum allah jauh lebig efektif untuk mencegah segala bentuk kejahatan yang meraja lela. Fungsi syari’ah yaitu : • Menghantarkan manusia senagai hamba allah yang mukhlish. • Menghantarkan manusia sebagai khalifah allah. • Menunjukan kebahagiaan dunia akhirat. • E.Syari’ah islam dari masa ke masa allah pada mulanya menurunkan berbagai syari’ah kepada nabi-nabi dengan memperhatikan keadaan sebagai umat dan zamanya. • Masyarakat islam pada zaman terdahulu hidup dengan kehadiran realitas yang menyelami al-qur’an dan perilaku nabi yang di contohkan, baik oleh para sahabat atau generasi pertama sesudah meereka. • Pada periode awal generasi sahabat belum ada kondifilasi madzab fikih.berbagai syari’ah dan syari’ah itu sendiri belum di dikondifikasikan dan dirumuskan dalam kitab-kitab fikih, tetapi realitasnya benar-benar telah terwujud.

  19. Secara alamiah masyarakat arab terdahulu telah mengenal hokum-hukum yang mengatur kehidupan dan hubungan kemasyarakatan mereka. Akan tetapi, hokum-hukum itu tidak di tetapkan oleh kekuasaan legislative seperti yang terjadi sesudah ajaran al-qur’an dan al-sunah nabi,tetapi merupakan tradisi dan adat istiadat yang sebagian besarnya diambil dari Negara-negara tetangga yang mempunyai hubungan dengan mereka. • Selanjutnya dari sejarah bangsa-bangsa, kita mengetahui bahwa setiap masyarakat betapapun tingkat budayaan dan intelektualnya, mempunyai kaidah hukum yang mengatur hubungan perdagangan dan transaksi-transaksi financial, mengatur masalah-masalah perseorangan dalam membangun keluarga seperti perkawinan dan lainb-lain, mengatur tindak pidana kejahatan dengan menentapkan hukuman yang dapat membuat jera pelakunya dan yang mengatur masalah-masalah kehidupan yang lain.

  20. Masyarakat arab semenanjung Arabia, tidak dikecualikan dari kenyataan di atas yang menjadi landasan kehidupan pribadio, bangsa, masyarakat dan kebudayaan manusia. Dari sejarah kita mengetahui bahwa bangsa arab pada zaman jahiliyah mengenal banyak hukum yang menjadi landasan masyarakat mereka yang meliputi bidang, yang pada saat berikutnya ada yang di revisi islam dengan hukum-hukum yang dibawa rassulullah muhamad saw. Masyarakat arab mengenal banyak macam transaksi seperti jual-beli, gadai, dan sewa menyewa. Dalam al-qur’an dan sunah rosul, isalm menetapkan tidak tidak sedikit macam tarnsaksi itu yang dipandang baik untuk dilestarikan dan seraya membuang yang tidak baik. Ukuran tidak baik itu adalah dampak dari hukum tersebut pada kepentingan bersama dan kemaslahatan umat secra keseluruhan dengan tidak memihak pada orang kaya atau orang miskin.

  21. Misalnya riba ,adalah salah satu transaksi yang dilarang dalam ajaran alqur’an dan sunnah rasul karena mengandung unsur mengambil harta orang lain dengan jalan beli. Masyarakat arab juga telah mengenal sewa menyewa dan bagi hasil (mudharabah). Akad-akad ini dilestarikan oleh islam karena dampaknya positif dan dibutuhkan dalam kehidupan praktis. Kemudian fikih di masa-masa berikutnya membuat kaidah, syarat dan batas-batasanya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga secara bersama-sama kemaslahatan kedua belah pihak yang mengadakan transaksi dalam batas-batas yang telah ditentukan allah dan rasul-nya. Perkembangan selanjutnya, muncul peluang makin besar terjadinya interprestasi yang beragam terhadap hokum allah.

  22. Konsekuaensinya perlu mendasarkan pada sumber pokok kembar al-qur’an dan as-sunnah yang secara berangsur-angsur para fukaha (ahli hukum) mulai mengenali metode pengumpulan prinsip-prinsip tertentu melalui ijtihad seperti yang dikenal dalam madzab fikih. • Jadi, sejak dahulu umat manusia memebutuhkan syari’ah. Tanpa syari’ah, kehidupan manusia akan kacau karena jika sepenuhnya hukum diserahkan pada kebebasan akal manusia akan terjadi inkonsistensi(kerancauan ),karena hasil akal yang satu dengan yang lainnya bisa berbeda secara tajam. Akan tetapi dengan panduan syaria’ah itu manusia dapat menemukan titik temu persamaannya.berdasarkan hal itu, hingga sekarang dan akan dating jelas kebutuhan manusia terhadap syaria’at islam untuk mengatur pola hidup dan kehidupan yang harmonis dalam sega bidang (shat, zakat, puasa, haji, ekonomi, polotik, pendidikan, teknologi, dan lain-lain). • Dan diridhoi allah ta’ala.

More Related