1 / 1

29 dalam kehidupan modern, tapi justru mengakui kemajuan peradaban modern karena

29 dalam kehidupan modern, tapi justru mengakui kemajuan peradaban modern karena IPTEK. Kedua, menyakinkan tentang keterbatasan IPTEK untuk membuka misteri kehidupan manusia yang paling hakiki yaitu mengenai keberadaan manusia dalam

Download Presentation

29 dalam kehidupan modern, tapi justru mengakui kemajuan peradaban modern karena

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 29 dalam kehidupan modern, tapi justru mengakui kemajuan peradaban modern karena IPTEK. Kedua, menyakinkan tentang keterbatasan IPTEK untuk membuka misteri kehidupan manusia yang paling hakiki yaitu mengenai keberadaan manusia dalam jagad raya ini. Hakekat hidup yang dimaksudkan berkisar pada asal mula kehidupan, untuk apa manusia hidup dan ke mana akhir dari hidup ini. IPTEK tidak mampu menjelaskan "arti hidup" yang merupakan dimensi dari hakekat dari kehidupan manusia. Dipilihnya agama sebagai institusi untuk membuka rahasia terdalam manusia, karena agama yang dimaksud tidak terbatas pada lembaga keagamaannya, namun lebih mengarah pada dimensi spiritualitasnya. Nashir (1997) mengatakan sekularisasi merupakan proses pada sektor-sektor kehidupan masyarakat dan kebudayaan dipisahkan dari dominasi institusi dan simbol-simbol religius. Dengan semangat humanisme sekuler dan rasionalitas manusia menjadi angkuh, karena mengesampingkan bahkan mengingkari hal-hal yang religius dan gaib. Dikatakan oleh Syari'ati (1996) bahwa pada abad 18, 19 dan sampai sekarang bahwa para pemikir sekuler mengatakan "singkirkan Tuhan" dari kaidah moral dan gantikan dengan hati nurani, sebab manusia makhluk yang mempunyai kata hati yang bersifat bawaan. Kata hati ini menurutnya tumbuh dari jati diri manusia. Sekarang menjadi jelas bahwa sumber ketidakbermaknaan hidup muncul sebagai wujud dari pemberontakan jiwa (baca; fitrah), terhadap penolakan keberadaan Tuhan. Hal ini menjadi sangat ironis bila keinginan "menyingkirkan Tuhan" dari kaidah moral dengan mengganti dengan kata hati, tetapi yang terjadi malah "pemberontakan hati nurani" (baca; fitrah) terhadap keberadaan Tuhan tersebut.

More Related