1 / 19

PEMETAAN PERSOALAN PEREMPUAN KECAMATAN KOTA BARU DI KOTA JAMBI

PEMETAAN PERSOALAN PEREMPUAN KECAMATAN KOTA BARU DI KOTA JAMBI. BAGIAN SOSIAL SETDA KOTA KERJASAMA DENGAN PUSAT PENELITIAN GENDER UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2007. LATAR BELAKANG. Fenomena permasalahan perempuan pada semua sektor strategis Pembangunan terus ada dan cenderung meningkat .

alain
Download Presentation

PEMETAAN PERSOALAN PEREMPUAN KECAMATAN KOTA BARU DI KOTA JAMBI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMETAAN PERSOALAN PEREMPUAN KECAMATAN KOTA BARU DI KOTA JAMBI BAGIAN SOSIAL SETDA KOTA KERJASAMA DENGAN PUSAT PENELITIAN GENDER UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2007

  2. LATAR BELAKANG • Fenomena permasalahan perempuan pada semua sektor strategis Pembangunan terus ada dan cenderung meningkat. • Kesenjangan pola relasi antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan. • bidang pendidikan terutama kesenjangan di tingkat SLTP, kurangnya daya tampung untuk menerima lulusan SMP, persyaratan nilai evaluasi akhir yang menjadi standar SMP. angka putus sekolah pada jenjang SMP cukup besar, dan putus sekolah pada jenjang SMA yang paling besar hampir mencapai 78,06 %. • Sektor Ekonomi, tingginya TPAK laki-laki dibanding perempuan, keterlibatan perempuan sebagai pencari nafkah di sektor informal sebagai tonggak ekonomi. • Isu lain yang muncul saat ini meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang lebih banyak disebabkan oleh faktor ekonomi sehingga perlu penanganan secara komprehensif agar seluruh sisi yang mempengaruhi bisa dicari jalan keluarnya.

  3. LATAR BELAKANG • Kota Baru • Kecamatan terluas diantara kecamatan lainnya yakni 37 % dari luas Kota Jambi. • Kepadatan penduduk sebanyak 1.153/Km2. Berdasarkan sex ratio lebih besar penduduk laki-laki dibanding penduduk perempuan di setiap kelurahan yang ada di kecamatan Kota Baru. • Terdapat kelurahan yang tidak memiliki sarana dan prasarana baik dari tingkat TK sampai ke tingkat menengah. • Distribusi penduduk yang tidak merata, • Terjadi juga tindak kriminal baik dari anak-anak maupun kekerasan terhadap rumah tangga dan anak. • Persoalan yang sampai saat ini masih menonjol adalah lokalisasi PSK yang terdapat di Kota Baru.

  4. LATAR BELAKANG Perempuan dan pertanian • Terdapat kelompok tani yang berjumlah 105 kelompok tani dengan anggota sebanyak 1.117 orang anggota. • Usaha home industri perempuan dengan perkembangan stagnan dalam beberapa tahun terakhir ini (pra-survei, 2007).

  5. LATAR BELAKANG Isu gender lain • Adanya kaum lansia yang ditangani oleh Pemerintah. Table jumlah lansia di Kota Jambi, tahun 2007. • Lokasi LP Jumlah Kota 273158 (Sumber : Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan masyarakat Tresna Werdha “Budi Luhur”, 2007)

  6. TUJUAN KEGIATAN Tujuan dari Kegiatan Pemetaan persoalan perempuan di Kota Jambi adalah : • Memetakan persoalan perempuan yang krusial di Kecamatan Kota Baru untuk dieksplorasi pada sektor strategis pembangunan. • Melakukan analisis terhadap persoalan pada sektor strategis di Kota Jambi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang relevan dengan Pengarus Utamaan Gender • Merumuskan rekomendasi program/kegiatan yang relevan untuk mendukung program pembangunan pemberdayaan perempuan dalam konteks berbagai kebijakan PUG.

  7. METODOLOGI • Wilayah Penelitian adalah Kecamatan Kota Baru dengan mengambil sampel kelurahan yang dikaitkan dengan fenomena persoalan yang mengemuka : • Kelurahan Rawasari (Lokalisasi) • Kenali Asam Atas (KDRT Mengemuka) • Simpang III Sipin (Usaha Rumah tangga dan Unit perdagangan) • Bagan Pete (Simpang Rimbo) (Rawan kriminalitas terutama di kawasan Terminal Simpang Rimbo) • Dari keempat kelurahan tersebut, dipilih masing-masing satu Rukun Tetangga (RT), dengan dasar pemilihan RT berdasarkan informasi yang didapat dari kelurahan mengenai potensi atau persoalan perempuan yang mengemuka.

  8. LATAR BELAKANG • 1.3.2. Pengumpulan Data dilakukan dengan cara : • - Tekhnik Pengumpulan Data, tekhnik pengambilan sampel menggunakan snowball sampling, yaitu mengambil sampel berdasarkan kemudahan yang dikaitkan dengan fenomena persoalan yang mengemuka. • - Field Research, pengumpulan data primer untuk menggali persoalan perempuan terjadi di Kota jambi melalui metode : • a. Survei ke lokasi penelitian untuk melakukan pengamatan langsung • b. Wawancara mendalam dengan responden terpilih. • c. Penyebaran kuisioner kepada responden terpilih • - Library Research, pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber literatur, peraturan daerah, Renstra Kota Jambi, SK walikota dan laporan laporan yang relevan seperti informasi, usaha kecil dan home industri, perempuan dan pertanian, serta KDRT. • 1.3.3. Metode Analisis Data • Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan persoalan perempuan diberbagai sektor antara lain sektor perempuan dan ekonomi, perempuan dan KDRT, perempuan dan pertanian. Analisis deskriptif yang dilakukan juga didukung oleh pengolahan data kuantitatif yang menggunakan data base yang relevan, presentase dari satu permasalahan di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.

  9. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI • 5.1. KESIMPULAN • Dari uraian dan analisis pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : • - Tingkat pendidikan perempuan responden di Kecamatan kotabaru umumnya berada dalam tahap pendidikan dasar dan menengah yaitu SMA dan SMP. Sebagian kecil tamat SD, tidak bersekolah dan berpendidikan tinggi (S1). Tingkat pendidikan dalam level dasar ini memberikan keterbatasan pada pengalaman belajar ibu sehingga berimbas pada pola memotivasi yang rendah pada anak dan kurangnya daya juang untuk memfasilitasi anak ke pendidikan tinggi. Budaya patriaki yang menganggap prioritas pendidikan lebih kepada anak laki-laki juga menjadi factor penting lainnya sebagai penyebab rendahnya partisipasi perempuan dalam pendidikan. :

  10. KARAKTERISTIK RESPONDEN • - Dalam bidang ekonomi, perempuan berperan ganda baik sebagai istri dan ibu maupun sebagai pencari nafkah utama maupun pendamping bagi kehidupan rumah tangganya. Usaha yang ditekuni masih dalam skala usaha rumah tangga dan usaha mikro kecil yang bervariasi dalam bidang perdagangan, jasa dan home industri. Karena skala usaha yang terbatas, maka tingkat profitabilitas usahapun cenderung rendah. Anggapan bahwa usaha yang dijalankan adalah sebagai sampingan berpengaruh terhadap pola operasi usaha dan manajemen yang dilakukan seadanya (tidak ada perencanaan usaha dan pembukuan).

  11. - Dalam bidang pertanian, umumnya perempuan yang bekerja di sector pertanian bergerak di bidang pertanian tanaman muda (holtikultura). Persoalan yang mereka hadapi adalah : • Pola pertanian masih tradisional dengan mengandalkan musim. Sehingga pada musim kemarau lahan pertanian mengalami kekeringan. Upaya mesin pompa air yang ada tidak memadai karena kecilnya daya mesin. • Mahalnya biaya produksi (pupuk). Ketergantungan pada pupuk kimiawi disebabkan karena pengetahuan yang terbatas dan keterampilan yang kurang mengenai pupuk organic (pupuk kandang dan kompos).

  12. Keterbatasan modal kerja. Modal yang ada berasal dari modal sendiri dan bantuan pemerintah yang mesti dikembalikan setelah habis panen. • Berbagai kendala ini menimbulkan keterbatasan produktifitas perempuan di bidang pertanian sehingga hasil usaha yang ada hanya mampu menjadi alternative pemenuhan kebutuhan hidup. Masih sedikit perempuan yang dapat menjadikan pertanian sebagai penopang utama hidup, hal ini bisa terjadi karena perempuan dibantu oleh pasangannya dalam menjalankan usaha pertaniannnya.

  13. - Kekerasan dalam Rumah tangga terhadap perempuan di lokasi penelitian selama rentang waktu pengamatan cenderung mengalami peningkatan. Kasus yang tercatat umumnya adalah kasus kekerasan fisik berupa penganiayaan yang disebabkan oleh masalah suami mabuk, ingin kawin lagi dan masalah lain (salah paham). Kasus KDRT mengemuka karena disebabkan oleh : • a. Budaya patriaki yang menganggap bahwa perempuan dan anak adalah dibawah kuasa laki-laki melanggengkan bahwa istri bias diperlakukan apapun oleh suaminya. • b. Perihal Moralitas dari pasangan. • Banyak KDRT terjadi disebabkan karena masalah moral dimana pasangan menganiaya karena mabuk, adanya wanita lain sehingga suami ingin menikah lagi • c. Masalah Ekonomi • Konflik yang muncul juga disebabkan karena masalah ekonomi dimana pendapatan suami kadang tidak cukup, suami yang tidak bekerja ataupun tingkat kebutuhan yang semakin tinggi yang tidak sesuai dengan tingkat pendapatan. • d. Sikap Istri • KDRT juga kadang dipicu oleh sikap istri yang tidak bias menyesuaikan diri pada tempatnya. Beberapa kasus KDRT muncul dilapangan karena dipicu oleh sikap istri yang terlalu menuntut, cerewet pada saat suami lelah dan sering mengungkit-ungkit masalah. • Isu lain lansia perempuan, dimana kondisi perempuan lebih menurun dan lemah dari kondisi laki-laki. Sulitnya mengatasi prilaku tua dan kurangnya SDM untuk pemeliharaan lansia yang sudah berprilaku seperti anak kecil. Selain itu pendanaan yang terkesan lambat dalam pengucurannya membuat tindakan preventif bila terjadi sesuatu yang sifatnya urgen sulit untuk diambil oleh keterbatasan dana dan tidak tersedianya dana berjaga-jaga.

  14. 5.2. SARAN • Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan perlu dilakukan sebagai upaya perbaikan kedepan untuk memperbaiki derajat dan daya hidup serta produktifitas perempuan maka disarankan : • Walaupun tingkat pendidikan perempuan sudah berada pada level pendidikan dasar dan menengah, namun masih terdapat kesenjangan dimana sangat sedikit sekali perempuan yang tamatan pendidikan tinggi. Untuk memberikan pengalaman belajar sehingga perempuan mampu menjadi motivator dan fasilitator bagi anak-anak mereka untuk bersekolah dan melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari pendidikan dasar, maka perempuan perlu diberi pelatihan untuk pengembangan kapasitas mereka sebagai ibu pendidik misalnya mengarhakan anak untuk membaca, perpustakaan keliling bagi ibu dan anak, pembatasan jam menonton televise sehingga waktu belajar lebih banyak bagi anak.

  15. Untuk mengatasi persoalan perempuan dalam bidang ekonomi yaitu sebagai pencari nafkah dengan produktifitas yang masih rendah, maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan berusaha dari yang seadanya menjadi professional dengan melakukan pendampingan untuk memberikan pembekalan manajemen dan kewirausahaan, motivasi dan kewirausahaan serta pembukuan usaha kecil dan pemasaran praktis bagi usaha kecil

  16. Dalam bidang pertanian, upaya yang perlu dilakukan dititikberatkan pada pemberdayaan dan peningkatan produktivitas usaha pertanian yang meliputi: • Bantuan Sarana Produksi Pertanian dalam bentuk skim kredit murah atau bersubsidi, misalnya pupuk, bibit dan peralatan pertanian • Penyuluhan intensive mengenai budidaya pertanian dan agrobisnis

  17. Untuk mengatasi dan menyelesaikan persoalan KDRT maka perlu dilakukan upaya yang sinergis antar berbagai pihak yang terkait dengan persoalan KDRT yaitu : • Bagi perempuan perlu dilakukan sosialisasi yang lebih meluas mengenai : • UU no 23 tahun 2004 sehingga mereka memahami posisi dan haknya sebagai warga hukum yang berhak mendapatkan perlindungan dalam konteks keutuhan rumah tangga mereka. • Keberadaan Lembaga advokasi bagi perempuan yang mengalami masalah KDRT diantaranya adalah (P2TP2A), LSM peduli perempuan dan Perangkat hukum (kepolisian), dengan demikian perempuan mengetahui kemana mereka akan mengadukan persoalannya untuk mendapatkan penyelesaiannya.

  18. - Untuk memberikan efek jera kemasyarakat dan sekaligus memberikan kepastian hukum bagi KDRT maka kasus-kasus yang berada dalam penyelesaian perlu mendapatkan pemberitaan yang proporsional di media massa sehingga masyarakat mengetahui secara meluas bahwa KDRT ditangani dengan serius. • - Lebih menggalang dukungan dari masyarakat untuk proaktif memberikan laporan bila terjadi kasus KDRT disekitarnya dengan memberikan nomor hotline atau kepastian kerahasiaan terhadap pelapor. Upaya ini bias dilakukan saat hari Ibu, hari pendidikan dll.

  19. e. Bagi Perempuan PSK di Lokalisasi untuk memutuskan kausasi sikular mantan PSK yang membentuk masyarakat miskin baru di wilayah luar lokalisasi, maka perlu dirancang program berkesinambungan untuk membuat : • - PSK yang masih beroperasi memiliki keterampilan (salon, menjahit, tata boga) sehingga mereka punya pilihan untuk menjalani profesi yang berbeda. • - untuk mantan PSK yang telah bermukim membentuk komunitas miskin pemerintah perlu turun tangan melalui dinas terkait untuk membantu dengan program subsidi jaring sosial berupa santunan disertai upaya peningkatan daya hidup mereka. • Pimpinan mencoba mencari dana untuk dijadikan dana berjaga-jaga serta membuat pos sendiri untuk dana ini dalam budget planning sebelum tahun berjalan. Selain itu menambah sumber daya untuk mengurus terutama bagi lansia yang tidak memiliki penyandang dana.

More Related