1 / 21

Metode Kualitatif Untuk Administrasi Publik

Metode Kualitatif Untuk Administrasi Publik. By: Eko Budi Sulistio, M.AP. Pengertian Penelitian Kualitatif. Penelitian Kualitatif diartikan :

Download Presentation

Metode Kualitatif Untuk Administrasi Publik

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MetodeKualitatifUntukAdministrasiPublik By: Eko Budi Sulistio, M.AP

  2. PengertianPenelitianKualitatif • PenelitianKualitatifdiartikan: • Jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya (Strauss dan Corbin, 1997). • Penelitian yang menghasilkan data deskriptifmengenaikata-katalisanmaupuntertulisdantingkahlaku yang dapatdiamatidariorang-orang yang diteliti (Taylor danBogdan, 1984). • Sehingga data yang dikumpulkan adalah data yang berupa kata/ kalimat maupun gambar (bukan angka-angka). Data-data ini bisa berupa naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, memo ataupun dokumen resmi lainnya (Maleong, 1994:3).

  3. LatarBelakangMunculnyaPendekatanKualitatif • MenurutHendrarso (2007): • PenelitianKuantitatifseringmengadopsi model penelitianilmualamuntukpenelitiansosialsehinggatidakdapatmemahamikondisikehidupanmanusia yang sesungguhnya • MetodeKuantitatiftidaksepenuhnyadapatmengungkapkehidupansosialsecararinci, mendalamdanutuh. • Kehidupansosial yang sangatkomplekstidakdapatdiungkaplebihjelasolehmetodekuantitatif yang telahditentukanvariabel-variabelnyaterlebihdahulusecarategas (kaku). • Hasilpenelitiankuantitatifseringbersifatmakrodankurangterperinci.

  4. SejarahMunculnyaPendekatanKualitatif • Adanya Aliran studi dari Chicago School 1910-1940 • Para Ilmuwan melakukan pengamatan terlibat (participatory observation) • Berdasarkan catatan pribadi (personal document) • Melakukan in-depth interview (wawancara mendalam) • Berakar dari paradigma interpretatif

  5. AliranPenelitianKualitatifdalamParadigmaInterpretatif • Fenomenologi • Interaksi Simbolik • etnometodologi

  6. Fenomenologi • Tokohnya: • Edmund Husserl, Alfred Schutz, Max Weber (metodeverstehen) • Dilakukanuntukmelihatdanmempelajarikehidupansosialiniberlangsungdanmencermatitingkahlakumanusia (apa yang dikatakandanapa yang dilakukan) • Untukmengertisepenuhnyatentangkehidupansosialberlangsungharusmemahaminyadarisudutpandangpelakuitusendiri

  7. InteraksiSimbolis • Semua perilaku manusia pada dasarnya mempunyai social meanings (makna sosial) • Premis yang dikembangkan: • Manusia bertindak atas sesuatu berdasarkan bagaimana mereka memberi arti terhadap sesuatu itu • Meanings (makna) merupakan produk sosial yang muncul dari suatu interaksi sosial • Social actor memberikan makna melalui proses interpretasi

  8. Jadi, untuk mempelajari tingkah laku manusia kita harus memahami sistem makna yang diacu oleh manusia yang dipelajari. • Tokoh IS: • Charles Horton Coley • George Herbert Mead • Herbert Blumer

  9. Etnometodologi • Mengkajitentangbagaimanaindividumenciptakandanmemahamikehidupannyasehari-hari • Fokuspenelitiannyaadalahrealitassosialdarikehidupanmanusiasehari-hari yang bersifatmikro • Yang ditekankanadalahhal-halnyatadanapaadanyamenurut yang dilihatdandiketahui. • Tokohnya: • Garfinkel (1967), d. Lawrence Wieder (1974),

  10. Kesimpulannya… • Peneliti Kualitatif menangkap proses interpretatif dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang yang diteliti. • Diasumsikan peneliti tidak memahami arti segala sesuatu dari orang-orang yang diteliti • Karena itu peneliti harus menterjemahkan sesuatu sesuai dengan apa yang dipahami oleh orang yang diteliti

  11. PerbedaanPenelitianKualitatifdanKuantitatif

  12. Kritik atas Pendekatan Kuantitatif (Sukidin, 2002) • Metode Kuantitatif banyak membelenggu empirisme dan rasionalisme subjek kajian • Dianggap gagal dalam mengungkap realitas sosial yang unik dan beragam, yang hanya bisa didekati dengan pendekatan kualitatif • Kajian Kuantitatif terbatas pada desain ekslusifisme, terbatas pada kajian variabel tertentu dan menghilangnya (makna) generalisasi. • Kajian atas manusia tidak sama dengan kajian atas kebendaan yang bersifat statis dan linear. • Dianggap tidak mampu mempertemukan teori yang bersifat umum dengan konteks lokal • Kabur dalam mengungkap kasus atau keunikan individu.

  13. Kritik atas Pendekatan Kualitatif • Hasil penelitiannya tidak representatif • Terlalu bersifat Subjektif • Tidak dapat digunakan untuk menggeneralisir suatu fakta sosial secara universal dan hanya dapat digunakan pada “wilayah” kontekstual • Cenderung melebih-lebihkan pada penghargaan terhadap subjektifitas individu, kelompok, masyarakat dan atau suatu organisasi tertentu (Fatchan, 2001).

  14. MANFAAT PENELITIAN KUALITATIF • Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan-pergerakan sosial atau hubungan-hubungan kekerabatan (Strauss and Corbin, 1997). • Peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari (Furchan, 1992). • Dalam penelitian kualitatif, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomena yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu memusatkan perhatian kepada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lain karena ada perbedaan konteks (Sukidin, 2002). • Dengan pendekatan ini peneliti dapat memperoleh gambaran yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan dengan memfokuskan pada proses dan pencarian makna dibalik fenomena yang muncul dalam penelitian, dengan harapan agar informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif, mendalam, alamiah dan apa adanya.

  15. Pendekatan kualitatif ini bermaksud memperoleh pemahaman yang mendalam (insight) dan menyeluruh (whole) terhadap fenomena yang terjadi melalui proses wawancara mendalam dan observasi partisipasi dalam memahami makna fenomena yang ada tersebut serta makna simbolis dibalik realita yang ada. Oleh karena itu penelitian ini akan menitik beratkan pada upaya untuk memberikan deskripsi (gambaran) umum secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat fenomena yang diselidiki dari suatu objek penelitian serta dipaparkan dengan apa adanya.

  16. PERTIMBANGAN MELAKUKAN PENELITIAN KUALITATIF • Minimal ada dua alasan: • Karena masalah itu sendiri yang mengharuskan menggunakan penelitian kualitatif. Misalnya, penelitian yang bertujuan untuk menemukan sifat suatu pengalaman seseorang dengan suatu fenomena, seperti gejala kesakitan, konversi agama atau gejala ketagihan dan sebagainya. • Penelitian bertujuan untuk memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadang kala merupakan sesuatu yang sulit untuk digunakan untuk mencapai dan memperoleh suatu cerita, pandangan yang segar, dan cerita mengenai segala sesuatu yang sebagian besar udah dan dapat diketahui.

  17. Dengan metode kualitatif ini diharapkan mampu memberikan suatu penjelasan secara terperinci tentang fenomena yang sulit disampaikan dengan metode kuantitatif (Fatchan, 2001).

  18. KarakteristikPenelitianKualitatif • Latar Alamiah  kenyataan dipahami dalam konteks keutuhan (entity). • Manusia sebagai Alat (instrumen)  Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data yang utama. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah melakukan adaptasi/ penyesuai terhadap subjek penelitian (participant-observation) • Metode Kualitatif  hal ini dilakukan dalam rangka: (a) menyesuaikan metode kualitatif dengan kenyataan lebih mudah, (b) metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan informan/ responden, (c) Mudah menyesuaikan diri dengan pengaruh bersama dan nilai-nilai yang dihadapi.

  19. Analisa Data secara Induktif  dilakukan karena beberapa alasan: (a) mudah menemukan kenyataan-kenyataan ganda dalam data, (b) menjadikan hubungan peneliti-responden lebih eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel, (c) lebih mampu menguraikan latar secara penuh, (d) mampu menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan, (e) memperhitungkan nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik. • Teori dari Dasar  (a) tidak ada teori a priori yang dapat mencakup kenyataan-kenyataan ganda yang mungkin ditemui, (b) lebih mempercayai dengan apa yang dilihat sehingga berusaha untuk netral, (c) teori dasar dianggap lebih responsif terhadap nilai-nilai kontekstual;

  20. Deskriptif  data yang dikumpulkan adalah kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. • Lebih mementingkan Proses daripada hasil  tidak tergesa-gesa mengambil keputusan-kesimpulan • Adanya “batas” yang ditentukan oleh “Fokus”  penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. • Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data  penelitian tidak menggunakan konsep validitas, reliabilitas dan objektifitas sebagaimana penelitian klasik (kuantitatif)

  21. Desain bersifat sementara  desain penelitian disusun secara terus menerus, sehingga ada kemungkinan untuk selalu berubah menyesuaikan dengan kenyataan di lapangan • Hasil Penelitian dirundingkan dan disepakati bersama  hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan sumber data, sebab susunan kenyataan yang diperoleh dari sumber data-lah yang akan diangkat dalam laporan penelitian.

More Related