1 / 18

Lokasi dalam Analisis Ekonomi Wilayah

Landasan Analisis Ekonomi Regional (AER)  teori lokasi . Langkah-langkah : Mendefinisikan space  konsep region. Menerapkan konsep region dalam AER

Download Presentation

Lokasi dalam Analisis Ekonomi Wilayah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. LandasanAnalisis Ekonomi Regional (AER) teorilokasi. Langkah-langkah : Mendefinisikanspacekonsep region. Menerapkankonsep region dalam AER Teorilokasi, suatuilmuyang mengkhususkananalisisnyapadapenggunaankonsepspasial. Teorilokasimerupakanfondasidanbagianyang tidakterpisahkandalam AER. LokasidalamAnalisis Ekonomi Wilayah

  2. TeoriLokasiPolapemanfaatanruang dalamsuatuwilayah. Secaragarisbesar, teorilokasidapatdikelompokkanmenjaditigakelompokpemikiran/teori, yaitu: Teoribiayaterkecil(Least Cost Theory), Teoridaerahpasar(Market Area Theory), Teoribid-rent (Bid Rent Theory). Lanjutan ...

  3. Kelompokpemikiranbaik yang mendasar-kanpadateoribiayaterkecil, teoridaerahpasarmaupunteori bid-rent, padadasarnyapendekatantersebutditujukanuntukmenda-patkanlaba yang maksimum. PendekatanMaksimasilabadirintisolehLoria 1884, seorang Italia yang menyatakan bahwa para industrialis selalu mencari lokasi yang akan menghasilkan laba maksimum. Lanjutan ...

  4. Alfred Weber (1909)  Prinsip dasar : pengusaha akan memilih lokasi yg biayanya paling kecil. Pendekatan ini dikenal sebagai Least cost theory yang menekankan analisisnya pada unsur produksi, sementara unsur per-mintaan atau pasar diabaikan. Beberapa asumsi yang mendasari teori ini : (i) Lokasi pasar dan bahan baku sudah tertentu, (ii) Bahan baku localized materials, (iii) Tidak terjadi perubahan teknologi (fixed technical coeficient), dan (iv) Ongkos transpor tetap untuk setiap kesatuan produksi dan jarak. Least Cost Theory

  5. Biaya transportasi, Upah tenaga kerja, Kekuatan-kekuatan aglomerasi. FAKTOR pemilihanlokasiuntukkegiatanekonomidalamsuatuwilayah

  6. Analisis Ekonomi Regional PoladanStruktur Pemanfaatan Ruang Wilayah Space  Region TeoriLokasi & Ekonomi Regional • 3 KelompokPemikiran/PendekatanTeoriLokasi : • Least Cost Theory • Market Area Theory • Bid Rent Theory

  7. Pertama kali Alfred Weber membahas pengaruh biaya transportasi sebagai penentu lokasi primer, kemudian memperlihatkan kedua faktor lainnya dapat memodifikasi lokasi. Dengan asumsi, biaya transportasi proporsional dengan jarak dan berat yang diangkut, maka biaya pengangkutan terkecil (least transport costs) adalah dimana berat total dari input dan output yang diangkut berada pada suatu titik minimum. Konsep ini dijelaskan dgn mengguna-kan segitiga lokasional (Gambar 2) : Faktorbiayatransportasi

  8. Gb. Lokasi optimum berdasarkanbiayatransportasiterkecil C-Pasar T-lokasi optimum M1-bahan baku M2-bahan baku

  9. Least Cost Theory Isodapan Rp E3 AC E2 E1 LokasiPengang- Kutanbiayaterkecil AR LokasiTenaga Kerjamurah O B A G3:Lokasi Optimum PendktBiayaTerkecil Transportasidantenaga Kerja (Weber) G4. Lokasi Optimum Berdasarkan BiayaTerkecil

  10. Market Area Theory Q . F Rp AC R S AR Q P P O O B F’ F A G6.: KurvaPermintaan (Losch) G5. Lokasi Optimum Berdasarkan Daerah Pasar G7. Demand Cone

  11. LOCATION RENT (LR) LR = Y(m-c) – Ytd, LR = Location rent per unit lahan, Y = Hasil per unit lahan, m = Hargajual per unit produk, c = Biayaproduksi per unit produk, t = Biayatransportasi per unit produk, dan d = Jaraklokasikegiatanekonomike pasaratau core. CONTOH : Hasil = 100 kw per ha; Hargajual = Rp 50.000 per kw; BiayaproduksiRp 30.000 per kw, Biayatransportasi = Rp 200 per kw/Km; Jarak 40 Km daripasar. LR =100x(50.000-30.000)–100x (200 x 40) = 1.200.000.

  12. Biaya Transportasi LR Bid Rent Curve • G 8 : Hubungan LR produksi pertanian dg biaya transportasi. Setiap komoditas memp. bid-rent curve tergantung karakteristik ko-moditas. Unit usaha susu mendekati pasar. Kentang dan kapas bisa jauh dari pasar. • Location rent nilainya berkurang dengan makin jauh-nya jarak kegiatan ekonomi dr pasar atau core. Biaya transportasi mening-kat dg makin jauhnya jarak kegiatan ekono-mi dari pasar/core (G 8). Jarak bisa diukur dengan cara fisik (satuan jarak) atau waktu tempuh dan biaya transportasi. Pasar Jarak dari Pasar

  13. LR, Landuse, dan Land value • Isard (1956) : Mengembangkan pola penggunaan lahan di daerah perkotaan sbg pengembangan teori lokasi penggu-naan lahan pertanian. • Alonso (1960) : Zonasi konsentrik penggunaan lahan dari pusat kota, dae-rah perkotaan, dan macam-macam pro-duksi pertanian menurut margin usaha menjadi atribut bagi hubungan Landuse dan Land value sbb : • Landusemenentukannilaitanah (land value), dan • Nilaitanah (land value) mendistribusi-kanlanduse, disebabkanperbedaankemampuanmembayarsewatanah. • Alonso (1964) : Mengembangkan teori pola penggunaan lahan berdasarkan konsep ekonomi atau location rent yang dikemukakan R.M Hurd (1924) dan R.M. Haigh (1926). • Carter (1975) melakukan studi tentang Geographi Perkotaan.

  14. LR Bid-Rent Curve • G 9 : Dalam ruang wilayah perkotaan-hinterland, pola penggunaan tanah ditentukan oleh jarak lokasi kegiatan dari core meliputi daerah perdagangan (komersial), industri, permukiman, dan pertanian. • Perdagangan mempunyai bid-rent curve yang curam, artinya lokasinya mendekati core, • Industri dan permukiman lokasinya agak jauh dari core. • Pertanian bid-rent curvenya landai artinya lokasinya jauh dari core. Core d Perdagangan Pemukiman Pertanian Industri d

  15. Teori PertumbuhanEkonomi Regional • Teori Basis Ekonomi (Economic Based Theory). • Multiplier Perdagangan Inter Regional • Teori Basis Ekspor (Export Based Model) • Model Neo Klasik • Model Cumulative Causation • Centre-Periphary atau Core-Periphery Model • DLL.

  16. Economic Base Theory STRUKTUR MODUL Multiplier Perdagangan Inter Regional Export Base Model TIORI PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL Model Neo Klasik The Cumulative Causation Model Centre-Periphery/Core-Periphery Model

  17. Teori PertumbuhanEkonomi Regional • Berbagai daerah mempunyai ting-kat kemakmuran yg berbeda. • Adanya perluasan kegiatan ekono-mi di suatu daerah akan mempu-nyai dampak multiplier (multiplier effect) perekonomian regional secara lebih luas. • Perubahan-perubahan ini dapat di-jelaskan melalui serangkaian teori ekonomi secara kolektif, yang me-nekankan saling hubungan antara sektor-sektor yang terdapat dalam perekonomian regional dan peram-batan kekuatan-kekuatan pendorong yang berasal dari salah satu sektor ke semua sektor lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung.

  18. Indeks Williamson Keterangan : • Vw = Indeks Williamson • Pi = Penduduk di daerah i. P = Penduduk nasional • Yi = Pendapatan per kapita di daerah i, • Y = Pendapatan per kapita nasional. ∑(Yi - Y)2Pi/P i VW = ---------------------- Y

More Related