1 / 73

MEMBANGUN DAYA TARIK DAERAH UNTUK INVESTASI

MEMBANGUN DAYA TARIK DAERAH UNTUK INVESTASI. Triarko Nurlambang PUSAT PENELITIAN GEOGRAFI TERAPAN UNIVERSITAS INDONESIA. Mengapa investasi daerah penting ? Permasalahan investasi di Indonesia / daerah Bagaimana meningkatkan daya tarik investasi daerah ? a. Pengembangan kompetensi

ted
Download Presentation

MEMBANGUN DAYA TARIK DAERAH UNTUK INVESTASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MEMBANGUN DAYA TARIK DAERAH UNTUK INVESTASI Triarko Nurlambang PUSAT PENELITIAN GEOGRAFI TERAPAN UNIVERSITAS INDONESIA

  2. Mengapainvestasidaerah • penting? • Permasalahaninvestasidi • Indonesia /daerah • Bagaimanameningkatkan • dayatarikinvestasidaerah? • a. Pengembangankompetensi • intidaerah • b. Komunikasipemasaran

  3. MENGAPA INVESTASI (FDI/ Foreign Direct Investment) PENTING?

  4. BENEFITS AND RISKS Benefits: Although the benefits of FDI are well known, the magnitude of the potential effects is determined by the economic characteristics of a given country and a host of other factors. FDI can have a direct impact on economic growth, income generation and job creation. Higher levels of FDI can also trigger increasing levels of total trade of goods and services and a variety of other linkages with the domestic economy, such as technology transfer, human capital formation, creation of new industries and greater integration into the world economy. RISKS: Yet, FDI may also entail risks, such as displacement of local industries, environmental degradation or loss of sovereignty. In the case of countries with lower levels of development, key binding constraints to fully benefit from FDI are associated with low levels of skilled labour, non-functioning or nonexistent infrastructure, poor access to basic services, limited technology and lack of or underdeveloped financial markets. Sumber: UNCTAD, 2008

  5. Sumber: UNCTAD, 2008

  6. Apa yang dipertimbangkan dalam membuat Kebijakan Investasi? • Spesifik: • StrukturInstitusionaldanmekanismeuntukmempromosikandanmemfasilitasi • investasidanlayanansetelahinvestasi; • PerlakuanKebijakan yang konsistendenganPerdaterhadap investor , mis. • Perlindungan investor, penempatandankompensasi, dll.; • Perjanjianinternasionaluntukinvestasi , mis. Perjanjian bilateral dan • multilateral; dan • Koherenantaratujuankeseluruhanpembangunandanperaturan yang berlaku • bagi FDI • Peraturan lain yang terkait: • Perpajakan; • Kendalipertukaranuang, ijinperdagangan, dan transfer modal; • Pasartenagakerja, termasukmengukurpengaruhnyaterhadaptenagaasing; • Hakkepemilikantanah; • ManajemenLingkunganHidup; • PraktekGood Governance danakuntansi; • Peraturandanperundangan; • Kompetisi; • PerlindunganIntellectual property/ Hak paten; • Transfer of technology; • Peraturansektorkhusus, sepertidalam bid. Telekomunikasi, perbankan, pertambangan, dll., dan • Perjanjianperdagangan regional danintegrasinya

  7. APA PERMASALAHAN BERINVESTASI DI INDONESIA ?

  8. Permasalahan Layanan Publik (Prosedur Investasi) dan Daya Saing Sumber: Subarsono dalam Dwiyanto (2005) • Menurut World Economic Forum, Daya Saing Global Indonesia mengalami peningkatan dari urutan 69 (2005/6) menjadi urutan 50 (2006/7) dari 125 negara yang disurvey • Apakah, dengan demikian, daya tarik Indonesia bagi investor menjadi lebih tinggi daya saingnya? Bagaiaman kontribusi Pelayanan Publik? • Jika belum, bagaimana mengatasinya? Apa kriteria dan ukuran serta bagaimana mengawasi pelaksanaan ketetapan peraturan dan perundangan Pelayanan Publik untuk menunjukkan ada peningkatan ?

  9. Indonesia

  10. PERUBAHAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN NASIONAL NEW OLD

  11. DASAR PEMIKIRAN PARADIGMA VISI BERBASIS LOKAL GENIUS MISI STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PENCAPAIAN TUJUAN (VISI&MISI) KNOWLEDGE & SKILLS NATIONAL AND GLOBAL ORIENTATION INNOVATION CULTURE INDUSTRY AND REGIONAL STRENGHTS FAVORABLE INVESTMENT CLIMATE

  12. VISI DAN MISIRPJP NASIONAL 2005-2025 VISI Indonesia yang Mandiri, Maju, AdildanMakmur • MISI • Mewujudkanmasyarakatberakhlakmulia, bermoral, beretika, berbudayadanberadabberdasarkanfalsafahPancasila • Mewujudkanbangsa yang berdayasaing • Mewujudkanmasyarakatdemokratisberlandaskanhukum • Mewujudkan Indonesia aman, damaidanbersatu • Mewujudkanpemerataanpembangunandanberkeadilan • Mewujudkan Indonesia asridanlestari • Mewujudkan Indonesia menjadinegarakepulauan yang mandiri, maju, kuat, danberbasiskepentingannasional • Mewujudkan Indonesia berperanpentingdalampergaulanduniainternasional

  13. PERMASALAHAN DAERAH ERA OTDA & GLOBALISASI Peran Lembaga Riset Daerah Belum Berfungsi Target PAD Belum Mengacu Pada PAM (Pendapatan Asli Masyarakat) Pemanfaatan Sumber Daya Belum Optimal Knowledge & Know how SDM Cenderung Rendah Program Diklat SDM Daerah Belum Optimal Regulasi Daerah Yang Kurang Kondusif Industri Belum Berbasis Pada Keunikan Lokal Pemda Masih Cenderung Birokrat Infrastruktur Daerah Yang kurang Mendukung Non Direct Export Masih Dominan Retribusi Lintas Daerah Membuat Komoditi Daerah Tidak Kompetitif Belum Terbentuk Lembaga Perdagangan Daerah Sejenis Trading House

  14. Evaluasi Investasi dan Bisnis Yang Ada Di Daerah Informasi Yang perlukan Tambahan UTAMA Profil Investasi Dan BISNIS 1. Produksi dan Kapasitas 2 Jenis/ukuran Investasi 3. Pemasaran 4. Asal Bahan Baku Utama 5. Teknologi 6. Nilai Tambah 7. Jml Tenaga Kerja 8. Kontribusi pada Daerah 1 Investasi/TK 2 Produktivitas TK 3.Tenaga Kerja Lokal 4.Sarana Pelatiha TK 5.Status Perusahaaam 6.Tingkat Pencemaran 6 Lainnya (spesifik) Jenis dan Prioritas Investasi Investasi yang Strategis, Maju dan Prospektif Investasi belum Maju tapi prospek Investasi yang perlu dibantu Investasi Yang sudah Tidak punya prospek

  15. Regional Attractiveness Index(PWC,2002) The Regional Attractiveness Index (RA-Index), as we developed it, is a view regarding to the relative capacity of a region to develop and to attract investments that sustain economic growth. Areas with significant socio-economic potential generally attract investment, as they tend to offer adequate infrastructure, human resources and business opportunities However, less developed areas may become equally attractive for certain categories of investors, generally risk-takers willing to benefit from the incentives available for investments in these particular areas or niche players looking for very specific resources. By understanding political, economic, business, social and living standard environment of a specific region, investors may develop more useful forecasts and build better insights into where they should concentrate their business activity.

  16. Peringkat Daya Saing Daerah (per tahun 1999) Sumber: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan – BI, 2001

  17. Aturan Pemda Bidang Investasi (Peringkat per data tahun 1999) Peraturan Pemda (Perda) tentang Investasi, baik yang baru maupun perluasan investasi; apakah sangat kondusif bagi aktifitas bisnis?  jawaban pada skor Sumber: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan – BI, 2001

  18. BAGAIMANA MEMBANGUN DAYA TARIK INVESTASI ? a. Membangun Kompetensi Inti Daerah

  19. WINNING STRATEGIES THROUGH VALUE CREATION Competitive Strategy Competitive Strategy Competitive Advantage Competitive Advantage Distinctive Competencies Generic Strategy Organizational Capabilities Competitive Position Resource Available: Tangibles, Intangibles, HR Market Attractiveness Resource Based Strategy Market Based Strategy

  20. Strategic Routing Entry Model Pokok-pokok Pemikiran Strategis Visioning Memasuki Pasar Global International Trade Visioning End Product Core Business Foreign Direct Invest. CAPACITY BUILDING Core Product Join Venture Knowledge Based Economy Internet Core Competency Building Contractual Arrangement Direct Export Indirect Export Existing T1 T2 T3

  21. Nasional Regional Perusahaan Industri Sektor Ekonomi Propinsi Kabupaten Satu Kabupaten Satu Kompetensi Inti Membangun Indonesia In-Corporate SAKA SAKTI

  22. KOMPETENSI TANGIBLE INTANGIBLE SDM FISIK KEUANGAN TEKNOLOGI REPUTASI BUDAYA KETRAMPILAN & PENGETAHUAN KHUSUS KOMUNIKASI & INTERAKTIF MOTIVASI SYARAT : AKSES KE PASAR TIDAK MUDAH DITIRU KONTRIBUSI KE STAKE HOLDER Startegi Daya Saing FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN INDUSTRI DAYA SAING STRATEGI KAPABILITAS ORGANISASI COLLECTIVE LEARNING

  23. Produk akhir 1 2 3 ATASE PERDAGANGAN TRADING HOUSE ITPC KOMPETENSI KABUPATEN 4 THE ROOT OF COMPETITIVENESS THE ROOT OF COMPETITIVENESS 4 5 6 7 8 9 10 11 12 ATASE PERDAGANGAN TRADING HOUSE ITPC ATASE PERDAGANGAN TRADING HOUSE ITPC ATASE PERDAGANGAN TRADING HOUSE ITPC BISNIS 1 BISNIS 2 BISNIS 3 BISNIS 4 PRODUK INTI 1 PRODUK INTI 2 KOMPETENSI KABUPATEN 1 KOMPETENSI KABUPATEN 2 KOMPETENSI KABUPATEN 3

  24. Pupuk Kandang Rotasi KACANG Daun & Buangan Padat Pupuk Kandang Daun & Buangan Padat POHON SINGKONG Tepung Tulang & Darah Buangan Padat & Cair IKAN GURAME INDUSTRI AGRI TERINTEGRASI SAPI

  25. Farmasi Daun Pakan Ternak Pangan Manusia SINGKONG Etanol Pangan Charcoal Tepung Tape Kreasi/Bunga kering pangan Batang Briquet Pellet/Pakan Ternak Papan Partikel Tepung Singkong Keripik Roti Casabe Kulit Meal Farina Pakar Ternak Tepung Milk Makanan Fou Fou African Dish Agbelima Hasil Olahan Tapioka Pearl/Flakes Asam Sitrat Asam Laktat Umbi Glukosa Tape Ketela Fruktosa Gula Sukrosa Maltosa Sirup Monosodium Daging Gaplek Pati Modifikasi Glutamat Kertas Adhesives Teknologi Baru Protein (Protein Sel Tunggal) Urea Formaidehyde Resin Pati Coadjuvant Tepung Pasta Aceto Fermentasi Alkohol/ Etanol Cyanohydrin Cuka Bahan Bakar Motor CONTOH APLIKASI SAKASAKTI BERBASIS BAHAN BAKU SINGKONG

  26. 1 FUNGSI PEMDA Menambah Pilihan Konsumsi Masyarakat Meningkatkan Pendapatan Masyarakat MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT FUNGSI PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI 3 2 MENCIPTAKAN STABILITAS NILAI TUKAR MENCIPTAKAN LAPANGAN PEKERJAAN KEGIATAN INVESTASI

  27. KERANGKA PIKIR DASAR KERJA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Keinginan masy. KKR terwujud dalam RPJP KKR RPJM 4 Tolokukurkemajuanpemb. 5 thn-3 RKPD 4 RPJM 3 Tolokukurkemajuanpemb. 5 thn-2 Visi, Misi dan Tujuan dalam RPJP KKR Upaya yang dibutuhkan RKPD 3 RPJM 2 Tolokukurkemajuanpemb. 5 thn.-1 RKPD 2 RPJM 1 Kondisi keseluruhan KKR saat ini RKPD 1 Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keinginan masyarakat (20 tahun)

  28. Penetapan Fase Pertumbuhan Kompetensi Daerah Analisa Kompetensi Inti Daerah ? ? ? ? ? Sudah tua perlu peremajaan dan inovasi (Tahap peremajaan)  grant>= investasi kapasitas ekspor Korporat sudah matang/ dewasa (tahap dewasa) grant>= investasi Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 5 Direct export Korporat sudah mulai matang/ dewasa (tahap remaja) grant>= investasi Indirect export ? Tahap awal (start-up) perlu banyak bantuan khususnya dari pemerintah (tahap “bayi-balita”)  grant> investasi Spin-off A C B1 B2 D FS kapasitas produksi • External Growth Strategy • Expansion - Merger • Diversification - Sub-contracting • Joint Venture • Internal Growth Strategy • Expansion • Diversification usul

  29. SKENARIO PEMBANGHUNAN 20 THNAN KAB. KUBU RAYA DAN RPJMD Pemda sudah matang/ dewasa (tahap dewasa) APBD< investasi Tingkat kesejahteraan, kemandirian dan ungulan Innovasi dan kreasi unggulan lokal (peremajaan)  mempertahankan keunggulan ? RPJMD 5 thnan-1 RPJMD 5 thnan-2 ? Fase Konsolidasi & membangun fondasi : kapasitas kelembagaan dan SDM Fase Pertumbuhan: Pertumbuhan ekon. daerah, kelengkapan fasum/fasos, membattasi eksploitasi SDA Direct export (External growth) Terjadi penurunan kapasitas (Penuaan) RPJMD 5 thnan-3 RPJMD 5 thnan-4 Indirect export (internal growth) Fase Pengembangan : mandiri, sejjahtera, lestari Fase Unggulan : kompetensi unggulan, daya saing tinggi, masy. Madani, LH/SDA terkendali dan produktif Neraca Pembangunan Berkelanjutan berbasis SDA/LH masih negatif Neraca Pembangunan Berkelanjutan (berbasis SDA/LH) positif kapasitas pembangunan berkelanjutan

  30. BAGAIMANA MEMBANGUN DAYA TARIK INVESTASI ? b. Membangun Kapasitas Pemasaran Daerah

  31. 4 Pendekatan Rencana Pembangunan Berkaitan Dengan Daya Tarik Kota/Daerah 1. Pembangunan Layanan Komunitas 2. Rancang-Ulang dan Rencana Perkotaan/ Lokal 3. Pembangunan Ekonomi 4. Rencana Startegi Pemasaran (Kottler, et.al, 2004)

  32. Rencana Strategis Pemasaran suatu Tempat 1. Audit Area 2. Visi, Misi dan Tujuan 3. Formulasi Strategi 4. Rencana Kerja 5. Pelaksanaan dan Kendali

  33. Rencana dan Strategi Pemasaran Rencana Strategi Analisa global Segmentasi Analisa lokal Taktik Targeting Analisa sektor unggulan Diferensiasi Nilai Positioning Marketing Mix Analisa SWOT Merk Selling Berhasil / Sukses Tujuan Usaha Pelayanan Manajemen

  34. PEMASARAN SATU KOTA

  35. CIRI DAERAH YANG SEMAKIN TIDAK MENARIK UNTUK INVESTASI; JIKA DINAMIKA MENURUN

  36. CIRI DAERAH YANG SEMAKIN MENARIK UNTUK INVESTASI; JIKA DINAMIKA TUMBUH

  37. Hard and Soft Attraction Factors Note: Hard factors adalah segala yang dapat diukur secara material Soft factors adalah sesuatu yang tidak mudah diukur dan cenderung sebagai penilaian subyektif terhadap satu lokasi (Kotler, et.al., 2002)

  38. Dari Identitas Menuju Reputasi (Konteks Komunikasi) Identitas Daerah Citra dan tampilan diri Citra dimata target prog. Pemasaran Investasi Citra dimata Masy. Umum Citra dimata Mitra Citra dimata Karyawan Citra dimata Lemb. Pemerintah PROGRAM KERJA KOMUNIKASI Reputasi Daerah

  39. Menjaga Ekuitas Identitas/Merk Kelembagaan BEST AWARENESS BEST REMODEL BEST RECOGNITION BEST AVAILABILITY BEST DELIVERY Great Brand selalu memiliki keunikan; lantas mengapa kota-kota di Indonesia selalu ingin membangun dengan konsep yang mirip? Bagaimana bisa membangun “brand kota”?

  40. MODEL INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Visi/ Misi dan Sasaran Pimpinan Deputi Deputi Deputi Deputi Unit/ tim komunikasi Perencanaan dan Pemantauan IMC • Konsistensi Positioning • Titik kontak • Target/khalayak kunci • Persepsi • Keterpautan • Interaksi Komunikasi • Keterkaitan media • Bank data • Dialog berkelanjutan • Komunikasi berbasis Misi • Fokus • Relevansi • Tujuan Jangka Panjang • Persuasif Reputasi Jalinan Hubungan Nilai Tambah Loyalitas khalayak Ekuitas “Merk” (Lembaga / Program)

  41. Best Practice Educating Communication for Influencing Positive Behaviors Principle #1: Take advantage of prior and existing successful campaigns Principle #2: Start with target market most ready for action Principle #3: Promote single, simple, doable behaviors – one at a time Principle #4: Identify and remove barriers to behavior change Principle #5: Bring real benefits into the present Principle #6: Highlight costs of competing behaviors Principle #7: Promote a tangible object or service to help target audiences perform the behavior Principle #8: Consider nonmonetary in the form of recognition and appreciation Principle #9: Have a little fun with messages Principle #10: Use media channels at the points of decision making Principle #11: Get commitments and pledges Source: Kottler & Lee, 2006

  42. Success Story – The Champion KOMPAS newspaper Principle #1: Take advantage of prior and existing successful campaigns

  43. Principle #3: Promote single, simple, doable behaviors – one at a time • PLEASE DECIDE TO SMOKE OUTSIDE • More than 6,000 children die each year in the United States from exposure to secondhand tobacco smoke. Exposure to tobacco smoke is reported to raise a child’s risk of: • Ear infections by 19% • Tubes in the ears by 38% • Asthma by 43% • Bronchitis by 46% • Tonsillectomies by 60-100% • SIDS by 200% Source: Kottler & Lee, 2006

  44. It needs a REAL CHANGE (From Awareness to Practise) Public Awareness and Understanding: the Fuel of Change Reorienting Education to Support Sustainability Pattern of Change Continue change Continue change & accelerated Shifting to Sustainable Lifestyle: Changing Consumption and Production Pattern Un-continue change (incremental change) Ethics, Culture, Equity: Sustainable as a Moral Imperative Mobilizing for Action Principle #4: Identify and remove barriers to behavior change United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, 1997

  45. Mendorong Publik Untuk Menjadikan Investasi sebagai Tujuan Pembangunan yang Penting (Model Hipotesis membangun posisi – dari awareness s/d kegiatan pembangunan)

  46. Principle #5: Bring real benefits into the present Principle #6: Highlight costs of competing behaviors http://timpakul.multiply.com/journal?&page_start=60 Contoh perhatian pemerintah untuk Perubahan Iklim dan LH Please don’t deliver these messages from contradictory character to your children Lapindo mud tragedy

  47. Principle #7: Promote a tangible object or service to help target audiences perform the behavior Principle #8: Consider nonmonetary in the form of recognition and appreciation Our Mother Nature is getting Sad and Suffer desaingrafisindonesia.files.wordpress.com

  48. Principle #9: Have a little fun with messages Source: Kottler & Lee, 2006

  49. Principle #11: Get commitments and pledges Source: Kottler & Lee, 2006

More Related