1 / 27

SOSIOLOGI UMUM (KPM 130)

SOSIOLOGI UMUM (KPM 130). Koordinator Matakuliah Sosiologi Umum Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Website: http://skpm.fema.ipb.ac.id. POKOK BAHASAN 4 KELEMBAGAAN SOSIAL. Sub Pokok Bahasan.

taji
Download Presentation

SOSIOLOGI UMUM (KPM 130)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SOSIOLOGI UMUM (KPM 130) Koordinator Matakuliah Sosiologi Umum Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Website: http://skpm.fema.ipb.ac.id

  2. POKOK BAHASAN 4KELEMBAGAAN SOSIAL

  3. Sub PokokBahasan PengertianKelembagaanSosial PerspektifKelembagaanSosialdanCiri-cirinya PelembagaanSosial PenggolonganKelembagaanSosial KontrolSosial, KonformitasdanDeviasi

  4. 1. PengertianKelembagaanSosial

  5. “Social institution”BUKAN“Institute” (lembaga yang merujukkepadasuatu badan atau asosiasi atau organisasi) • “Social institution”diterjemahkansebagai : • “Lembagakemasyarakatan” (Soekanto, 1990) • “Pranatasosial” (Koentjaraningrat, 1964) • “Bangunansosial” (Soziale-Gebilde) “KelembagaanSosial”atau“Kelembagaan”

  6. MasyarakatdanKebudayaan --- Kelembagaan Kebudayaan “Sistem Norma” Masyarakat “Kelakuan Berpola” “Kelakuanberpoladarimanusiadalamkebudayaannya” (Koentjaraningrat, 1964)

  7. Sistem Norman Kelakuan Berpola Peralatan Fisik Personel KomponenKelembagaanSosial (Koentjaraningrat, 1964)

  8. Kelembagaan(Institution) Kelembagaan Tata Abstraksi Tata Abstraksi “Sistem Norma” Kelompok Organisasi Birokrasi Komunitas “Kumpulan Orang” “Tata abstraksi yang lebih tinggi dari grup, organisasi, dan sistem sosial lainnya”(Bertrand, 1974)

  9. Kongkrit Abstrak Assosiasi Kelembagaan Institut Pertanian Bogor Perguruan Tinggi Keluarga Perkawinan Bank BRI Perkreditan Rumahsakit PMI Kesehatan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Penelitian “Wujudkongkritkelembagaansosialadalahassosiasi (association)” (Soekanto, 1990)

  10. Koentjaraningrat (1964) • “Suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat” • SoerjonoSoekanto (1990) • “Himpunannorma-normadarisegalatingkatan yang berkisarpadasuatukebutuhanpokokdi dalamkehidupanmasyarakat”

  11. FungsiKelembagaanSosial • Memberi pedoman berperilaku kepada individu / masyarakat; • Menjaga keutuhan; • Memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan kontrol sosial (social control);

  12. 2. PerspektifKelembagaanSosialdanCiri-cirinya

  13. PerspektifPertama Kompleksperaturandanperanansosialsecaraabstraksedangkanassosiasisebagaibentukorganisasikongkrit • Secaraprinsipilmemandangpenting proses pelembagaan(institutionalization)danpembaharuankelembagaansosial

  14. PerspektifKedua Bahwakelembagaanmaupunasosiasisebagaibentukorganisasisosial • Kelembagaanbersifatlebihuniversaldanpenting • Asosiasibersifatkurangpentingdanbertujuanlebihspesifik Mampumembedakanberagamasosiasisebagaibentuk-bentukorganisasisosialdengantujuan-tujuanspesifik

  15. Ciri-ciri pokokyang membedakan kelembagaan sosial dengan konsepsi lain (Soekanto, 1990): • Merupakan pengorganisasian pola pemikiran yang terwujud melalui aktivitas masyarakat & hasil-hasilnya • Memiliki kekekalan tertentu • Mempunyai satu atau lebih tujuantertentu • Mempunyai lambang-lambang yang secara simbolik menggambarkan tujuan • Mempunyai alat untuk mencapai tujuan tertentu • Mempunyai tradisi tertulis atau tidak tertulis

  16. 3. PelembagaanSosial

  17. Pelembagaan sosial: proses perkembangan kelembagaan sosial • Meliputi lahirnya peraturan dan norma-norma baru (proses strukturalisasi dan enkulturasi) • Terjadi dimana-mana dan terus menerus dalam masyarakat • Proses pengaturan dan pembinaan pola-pola prosedur (tatacara) disertai beragam sanksi dalam masyarakat (mengenalmengakuimenghargaimentaati menerimainternalisasi) Tingkat internalisasi “dinilai” berdasarkan kuat atau lemahnya ikatan yang dimiliki oleh norma tersebut

  18. Tingkatan Norma • Cara(usage), lebihmenonjolpadahubunganantarindividudalammasyarakatataumenunjukpadasuatubentukperbuatan • Kebiasaan(folkways),mempunyaikekuatanmengikat yang lebihbesardibandingkancara • Tata kelakuan(mores),merupakankebiasaan yang dianggapsebagaicaraberperilakudanditerimasebagainorma-normapengatur • Adatistiadat(customs),adalahtata-kelakuan yang kekalsertakuatintegrasinyadenganpola-polaperilakumasyarakat

  19. Tingkatan Norma BerdasarkanSanksi

  20. 4. PenggolonganKelembagaanSosial

  21. PenggolonganKelembagaanSosialBerdasarkanKebutuhanPokok (Khusus) KehidupanManusia

  22. Penggolongankelembagaanberdasarsektor (Uphoff, 1992): • SektorPublikdi tingkatlokalmencakupadministrasidanpemerintahlokaldenganbirokrasidanorganisasipolitiksebagaibentukorganisasi yang mutakhir. • SektorPartisipatorisesuaidengannamanya, tumbuhdandibangkitkanolehmasyarakatsecarasukarela, misalnyaorganisasi non-pemerintah (Ornopatau NGO atau LSM). • SektorSwastayang berorientasikepadaupayamencarikeuntungan, yaknidalambidangjasa, perdagangan, danindustri.

  23. PenggolonganKelembagaanberdasarkanSektordi Tingkat Lokalitas

  24. 4. KontrolSosial, Konformitas, danDeviasi

  25. Tujuan: mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat, • Berdasarkan sifatnya, pengendalian sosial (kontrol sosial) dapat berupa preventif atau represif, atau keduanya • Suatu proses pengendalian sosial dapat dilaksanakan dengan pelbagai cara: tanpa kekerasan (persuasive) ataupun dengan paksaan (coersive) • Conformity berarti proses penyesuaian atau penyelarasan diri dengan masyarakat, dengan cara mengindahkan kaidah-kaidah dan nilai-nilai • Deviationadalah penyimpangan terhadap kaidah-kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat

  26. Baca BukuTeks • Tim Editor SosiologiUmum IPB. 2003. SosiologiUmum. Bogor: BagianIlmu-IlmuSosial, KomunikasidanEkologiManusiaJurusanSosialEkonomiFakultasPertanian IPB (Halaman 29-37) • SoerjonoSoekanto. 1990. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada (Halaman 217-250) • Koentjaraningrat, 2004. KebudayaanMentalitetdan Pembangunan. Jakarta: PenerbitDjambatan (Halaman 23-26 dan 59-68)

  27. TERIMA KASIH

More Related