1 / 37

C. ZAMAN PERTENGAHAN

C. ZAMAN PERTENGAHAN Dari zaman pertengahan ini yang patut di bicarakan dalam studi bahasa, antara lain peranan kaum modistae, tatabahasa spekulativa, dan Petrus Hipanus.

sagira
Download Presentation

C. ZAMAN PERTENGAHAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. C. ZAMAN PERTENGAHAN Dari zaman pertengahan ini yang patut di bicarakan dalam studi bahasa, antara lain peranan kaum modistae, tatabahasa spekulativa, dan Petrus Hipanus

  2. 1. kaum modistae ini masih membicaraka pertentangan antar physis anomali dan analogai anomali, karena menurut mereka bahsa bersifat reguler dan universal2. tata bahasa spekulativa merupakan hasil integrasi deskripsi gramatiakl bahasa latin ( seperti yang di rumuskan oleh Priscia) ke dalam Filsafat skolatik.

  3. Menurut tata bahasa spekulativa kata tidak secara langsung mewakili alam dari benda yang di tunjuk, kata hanya mewakili hal adanya benda itu dalam berbagai cara, modus, subtansi, aksi, kualitas dsb.

  4. 3. Petrus Hipanus perananya dalam bidang bahasa antara laina. Dia telah memasukan psikologi dalam ananlisis makna bahasa, dia juga membedakan pengertian pada bentuk akar dan pengertian yang di kandung oleh imbuhanb. Dia membedakan nomen atas dua macam yaitu nomen subtantimvum dan nomen adjectivumc. Dia juga membedakan partesorationsis atas categorimatik dan systegorematik

  5. D. ZAMAN RENAISSANCE 1. Bahasa Ibrani Bahasa Arab dan bahasa Ibrani banyak di pelajari orang pada akhir abad pertengahan. Kedua bahasa ini resmi di akui pada akhir abad ke-14 di universitas Paris. Bahasa Ibrani perlu diketahui dan di pelajari karena kedudukan sebagi bahasa Perjanjian Lama dan Perjanjian baru.

  6. 2. Bahasa Arab • Ada dua aliran linguistik Arab, yaitu aliran basra dan aliran Kufah, yang namanya di ambil sesuai nama kota tempat kedudukan para linguis,pada abad ke-8 dengan terbitnya buku tata bahasa Arab berjudul al-kitab atau di sebut juga kitab al-Ayn karya Sibawahi yang membagi menjadi tiga kelas, yaitu nomen (ismun) verbum (fiun) dan partikel (harfun)

  7. E. ZAMAN MENJELANG LAHIRNYA LINGUISTIK MODERN Pernyataan Sir William Jones itu telah membuka babak baru dalam sejarah linguistik, yaitu dengan berkembangnya studi linguistikbandingan atau linguistik historis komparati, sreta studi mengenai hakikat bahasa secara linguistik, terlepas dari masalah fisafat Yunani kuno

  8. LINGUISTIK STRUKTURALIS Ciri-ciri tata bahasa tradisonal : • Tidak dikenal adanya perbedaan bahasa ujaran dan bahasa tulisan • Bahasa yang disusun tata bahasa dideskripsikan dengan mengambil patokan-patokan dari bahasa lain • Kaidah-kaidah bahasa dibuatsecara preskriptif (benar atau salah) • Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika • Penemuan-penemuan atau kaidah-kaidah terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan • Deskripsi bahasa hanya bertumpu pada bahasa lisan

  9. A. FERDINAND DE SAUSSURE PELOPOR LINGUISTIK MODERN • Ferdinand De Saussure (1857-1913) seorang sarjana Swiss, dianggap Bapak Linguistik modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generate terbit pada tahun 1915, sesudah meninggal, buku tersebut diterbitkan oleh Charles Bally dan Albert Sechehay berdasarkan catatan kuliah murid-murid Saussure selama beliau member kuliah di Universitas Jenewa (1906-1911).

  10. Pandangannya mengenai: • Telaah sinkronis-diakronis • Langue-parole • Significant-signifie • Hubungan sintagmatik-paradigmatik, banyak berpengaruh pada perkembangan linguistik dikemudian hari.

  11. Telaah Bahasa Sinkronis-Diakronis Sausure membedakan telaah bahasa secara sinkronis dan telaah bahasa secara diakronis. Telaah bahasa secara sinkronis adalah mempelajari bahasa pada suatu waktu tertentu Telaah bahasa secara diakronis adalah mempelajari bahasa dari waktu kewaktu. Sebelum Saussure telaah bahasa telah dilakukan secara diakronis, tidak pernah secara sinkronis. Ahli-ahli pada waktu itu belum sadar bahwa bahasa dapat ditelaah secara sinkronis. Inilah salah satu pandangan penting dari Saussure sehingga sekarang dapat memberikan pemerian terhadap suru bahasa tertentu tanpa melihat sejarah bahasa itu.

  12. Langue dan La Parole La Langue adalah keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. La Parole adalah pemakaian atau realisasi langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa , sifatnya konkret karena parole tidak lain daripada realita fisis yang berbeda dari orang satu dengan orang lain. Yang menjadi objek linguistiK adalah langue melaluai parole.

  13. Signifiant dan Signifie Signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis yang timbul dalam pikiran. Signifie adalah pengertian kesan makna yang ada dalam pikiran. Ada yang menyamakan signa itusama dengan kata; significant sama dengan makna, sedangkan signifie sama dengan bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk urutan fonem-fonem tertentu

  14. Hubungan Sintagmatik dan hubungan Paradigmatik Hubungan Sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, sifatnya linear. Hubungan sintagmatik termasuk dalam tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis.

  15. Pada Tataran Fonologi Urutan fonem-fonem pada suatu kata tidak dapat diubah tanpa menimbulkan pemaknaan makna. Misalnya pada kata (kita) terdapat hubungan fonem-fonem dengan urutan k-i-t-a, apabila urutannya diubah maka maknanya akan berubah, atau tidak bermakna sama sekali. • k > i > t > a s > a > p > u • k > i > a > t u > s > a > p • k > a > t > i s > u > p > a • k > a > i > t a > s > u > p • i > k > a > t

  16. Pada Tataran Morfologi (bentuk-bentuk bahasa) Urutan morfem-morfem pada satu kata juga tidak dapat diubah tanpa menyebabkan perbedaan makna, mungkin tidak bermakna sama sekali. Morfem adalah kesatuan bentuk bahasa terkecil yang mengandung arti dan makna. Misalnya: -setiga tidak sama dengan tigasegi -tertua tidak dapat diubah menjadi tauter

  17. Pada Tataran Sintaksis Urutan kata-kata dalam satu kalimat kadang-kadang dapat diubah tanpa mengubah arti, Misalnya: - Hari ini barangkali dia sakit - Dia sakit barangkali hari ini - Barangkali dia sakit hari ini tetapi kalimat berikut: - Nita melihat ika ≠ ika melihat nita - Ini bir baru ≠ ini baru bir

  18. Hubungan Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan. Hubungan paradigmatik dapat diperoleh dengan cara subtitusi. • Sama halnya dengan hubungan sintagmatik, hubungan paradigmatik terdapat juga dalam tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis.

  19. Tataran morfologi Tataran fonologi me rawat r ata di rawat k ata pe rawat b ata te rawat m ata

  20. -Tataran sintaksis • Ali membaca Koran • Dia memakai baju • Mereka makan kue

  21. B. Vilem Mathesius dan Aliran Praha Aliran praha terbentuk Tahun 1926 atau atas prakarsa salah seorang tokohnya, yaitu Vilem Mathesius ( 1882-1945 ). Tokoh-tokoh lainnya adalah Nikday S. Trubesckoy, Roman Jacobson Moris hole.

  22. Tentang Fonem dan Oposisi Fonem Kata Fonem berasal dari bahasa Rusia, Fonema. Pada mulanya perbedaan pengertian fonem dari for ( bunyi ) dimulai oleh sarjana Polandia lainnya yaitu Krus Zewki. Yang menggunakan dan memperkenalkannya kepada analisis bahasa lebih lanjut adalah Linguis aliran Praha ini. Dan dengan aliran dibedakan menjadi Fonetik dan Fonologi. Struktur bunyinya dijelaskan dengan memaknai kontras atau oposisi.

  23. Dan sebagai tolok ukur untuk menentukan apakah bunyi-bunyi ujaran beroperasi atau tidak adalah makna perbedaan fonetik yang tidak menimbulkan perbedaan makna adalah tidak distingtif artinya bunyi-bunyi tersebut tidak fonetis. Fonem dapat di kelompokan kedalam kelas-kelas sesuai dengan ciri-ciri pembeda dan hubungan oposisi yang ada bahwa kontras yang terjdi pada suatu oposisi tidak terjadi lain. Dalam bahasa Indonesia, misalnya kontras antara P dan B dan antara T dan D dapat terjadi pada posisi awal dan tengah seperti pada pasangan kata-kata :

  24. Paku X Baku Tati X dari Tepas X tebas petang petang X pedang X pecang Tetapi tidak dapat terjadi pada posisi akhir seperti pasangan berikut yang tidak distingtif. Jawab X jawap abad X abat Ketiadaan kontras seperti ini di sebut netralisasi dan variasi yang di hasilkan dari netralisasi tersebut dapat di lambagkan dengan P atau B dan T atau D dalam bidang fonologi alairan praha ini mengembangkan dan memperkenalkan pula suatu istilah yang disebut morfonologi sebagai kependekan Morfo-fonologi. Fonologi yang terjadi sebagai berikut akibat hubungan morfen dengan morfen.

  25. Dalam bidang Sintoksis Vilem Mothesius mencoba menelaah kalimat melalui pendekatan fungsional. Struktur formal menyangkut unsur-unsur gramatikal klaimat tersebut yaitu subjek dan predikat gramatikalnya. Struktur informasi menyangkut situasi faktual pada waktu kalimat dihasilkan.

  26. Tema adalah apa yang di bicarakan sedangkan rema adalah apa yang di katakan mengenai tema. Contoh : -kakek melirik nenek Kakek adalah adalah subjek gramatikal dan nenek adalah objek gramatikal.

  27. C. Louis Hjem Slev dan aliran Glasematik Louis Hjem Slev ( 1899-1965 ) sarjana linguistik bangsa Denmark yang menruskan ajaran De Saussure, namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain dengan peralatan metodologis dan terminologis sendiri. • Menurut Hjem Slev teori bahasa haruslah sembarang saja, artinya harus merupakan sistem dedukatif semata-mata.

  28. Sedangkan teori itu agar dapat di pakai secara empiris haruslah konsisten, tuntas, dan sederhana. Bahasa itu mengandung segi, yaitu segi ekspresi dan segi isi akhirnya dapat dikatakan sebagaimana Soussure, Hjem Slev juga menganggap bahasa sebagai suatu sistem hubungan dan mengakui adanya hubungan sintagunatik dan hubungan paradigmatik.

  29. D. Jhon R. Firth dan Aliran Firthian Jhon R. Firth ( 1890-1960 ) guru besar pada Universitas London sangat terkenal karena teorinya mengenai Fonologi Prosadi, karena itulah aliran yang di kembangkannya di kenal dengan nama aliran Prosadi satuan fonematis berupa unsur-unsur segmental yaitu konsonan dan vokal sedangkan satuan prosadi berupa ciri-ciri atau sifat struktur yang lebih panjang dari pada suatu segmen tunggal.

  30. 3 macam pokok prosadi yakni : 1- Prosadi yang menyangkut gabungan fonem, struktur kata suku kata, gabungan konsonan dan gabungan vokal 2- Prosadi yang terbentuk sendi atas jeda 3- Prosadi yang realisasi fonetisnya melampaui satuan yang lebih besar daripada fonem-fonem supra segmental.

  31. Telaah bahasa harus mmeperhatikan komponen sosiologos tiap tutur di kaji dalam konteks situasinya, yaitu orang-orang yang berperan dalam masyarakat, kata-kata yang diungkapkan mereka dan hal lain yang berhubungan.

  32. E. M.A.K. HALIDAY DAN LINGUSTIK SISTEMIKM.A.K. Haliday adalah seorang murid firth yang mengembangkan teori firth mengenai bahasa, khususnya yang berkembang degan segi kemasyrakatan bahasa. Sebagai penulis firth dan berdasarkan karangan gitegoris of the theori of grammar maka yang dikembangkan oleh haliday dikenal dengan nama neofirthian linguistik atau scale and category linguistik.

  33. Nama baru atau teoriy yang dikembangkan oleh haliday yaitu: systemic linguistik adalah:1. SL memberi perhatian pehuh pada segi kemasyarakat bahasa dan bagaimana fungsi kemasyarakatan itu terlaksana dalam bahasa 2. SL memandang bahasa sebagai pelaksana SL mengakui pentingnya perbedaan langua dan prolek, prolek merupakan prilaku kebahasaan yang sebenarnya, sedangkan laugue adalah jaringan pikiran yang dapat dipilih oleh seorang penutur bahasa

  34. 3. SL lebih mengutamakan pemberian ciri-ciri bahasa tertentu berserta variasi-variasinya tidak atau kurang tertarik pada semestaan bahasa 4. SL meganal adanya gradiasi atau kontinum. Batas butir bahasa seringkali tidak jelas. Misalnya, saja tentang bentuk-bentuk yang geratikal dan yang tidak gramatikal.

  35. F. LEONARD BLOOMFIELED dan BLOOMFIELDIANLeonard bloomfieles (1877-1949) sangat terkenel dengan bukunya laguage (1933) dan selalu dikaitkan degan aliran strukturalisme amerika. Aliran ini berkembang pesat di amerika pada tahun 1950-an ada beberapa hal yang menyebabkan perkembangan alilar ini antara lain adalah: Pada masa itu para liguis di amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu bahasa-bahasa india yang belum di perikan. Mereka ingin menerima bahasa india itu dengan cara baru yaitu secara singkronis.

  36. Suatu hal yang menarik dari ciri aliran strukturalisme amerika ini adalah cara kerja yang sangat menekan pentingnya data objektif untuk menerima suatu bahasa. Pendekatan bersifat empirik. Data di kumpulkan dengan cermat, setapak demi setapak. Bentuk-bentuk fonologi, morfologi, dan sintaksis diklafikasi berdasarkan distribusi

  37. G. KENNETH L.PIKE dan ALIRAN TAGMEMIK aliran tagmemik di peloporin oleh kenneth L. pike seorang tokoh dari summer institute of linguistik,yang mewariskan pandangan-pandangan bloomfield sehingga aliran ini bersifat strukturalisme dan antropologis. Menurut aliran ini suatu dasar dari sintaksis adalah tagmen (kata ini berasal dari kata yunani yang berarti susunan) tagmen dianologika dengan kata fonem dalam morfologi dan morfem dalam morfologi tagmen adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot tersebut . Misalnya tanda dalam kalimat pena itu berada di atas meja bentuk pena mengisi fungsi subjek dan tagmen subjeknya dinyatakan dengan pena itu.

More Related