1 / 39

MALVIN EMERALDI RSUP Fatmawati

Gawat Darurat Maternal. Perdarahan Post Partum. MALVIN EMERALDI RSUP Fatmawati. Pendahuluan. Pendahuluan. Obyektif. Definisi Etiologi Faktor risiko Diagnosis Pencegahan Penatalaksanaan. Definisi. Definisi Lama Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam

ronni
Download Presentation

MALVIN EMERALDI RSUP Fatmawati

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Gawat Darurat Maternal Perdarahan Post Partum MALVIN EMERALDI RSUP Fatmawati

  2. Pendahuluan

  3. Pendahuluan

  4. Obyektif • Definisi • Etiologi • Faktor risiko • Diagnosis • Pencegahan • Penatalaksanaan

  5. Definisi • Definisi Lama • Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam • Kehilangan darah > 1000 mL setelah persalinan sesar (SC) • Definisi Fungsional • Setiap kehilangan darah yang memiliki potensia untuk menyebabkan gangguan hemodinamik • Insidens • 5% dari semua persalinan

  6. Etiologi 4T • Tone - Atoni uterus • Tissue - Sisa plasenta/bekuan • Trauma - laserasi, ruptur,inversio • Thrombin - koagulopati

  7. Faktor Risiko

  8. Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan

  9. Perdarahan pascapersalinan termasuk kegawatdaruratan obstetrik Prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan • Sebagian besar kegawatdaruratan dapat dihindari  perencanaan yang benar, ikuti petunjuk klinis, pemantauan seksama • Reaksi terhadap kegawatdaruratan  kerja tim dg anggota yang mengetahui : klinis pasien, diagnosis, penanganan, manfaat dan efek samping obat, peralatan gawat darurat dan cara kerjanya

  10. Pencegahan • Bersiap dan waspada • Manajemen aktif kala 3 • Oksitosin profilaksis setelah persalinan atau setelah lahir bahu anterior • 10 U IM or 5 U IV bolus • 20 U/L N/S IV tetesan cepat • Penjepitan dan pemotongan tali pusat secara cepat • Peregangan tali pusat terkendali dengan perasat Brand-andrew

  11. Active v.s Expectant Third Stage Management Cochrane Library Issue 1, 2000

  12. Penatalaksanaan Penanganan Umum • Jangan tinggalkan pasien sendiri • Mintalah bantuan. Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat • Lakukan pemeriksaan secara tepat KU ibu, termasuk tanda vital • ABC (Jaga jalan napas, O2, cairan) • Bila dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan penanganan syok.

  13. Penatalaksanaan Diagnosis – Apakah ini HPP? • Pertimbangkan faktor risiko • Lakukan observasi jumlah perdarahan • Perhatikan darah yang keluar dari vagina setelah operasi sesar • Ingat !!! • Darah yang hilang selalu dianggap sedikit dari yang seharusnya

  14. Penatalaksanaan SYOK(+)/ (-) ????

  15. Perdarahan post partum ABC • A = airway • B = breathing • C = circulation

  16. Penatalaksanaan SYOK Tanda dan gejala : • Nadi cepat dan lemah (110 x/mnt atau lebih) • Tekanan darah yang rendah (sistolik < 90 mmHg) • Tanda lain : pernafasan cepat, pucat, akral dingin, gelisah, urin sedikit • Prinsip dasar penanganan : tujuan utama menstabilkan kondisi pasien, memperbaiki volume cairan sirkulasi darah, mengefisiensikan sistem sirkulasi darah.

  17. Penanganan awal : Minta bantuan, periksa seksama KU ibu & td vital ABC : • Jaga jalan napas, berbaring miring kiri, beri O2 5-6 L/mnt • Infus 2 buah dengan kanula jarum besar nomor 16 sambil diambil contoh darah untuk cross darah • Berikan paling sedikit 2000 cc cairan dalam 1 jam pertama. • Setelah kehilangan cairan terkoreksi berikan infus rumatan 500-1000 cc per-6-8 jam • Kateterisasi, ukur urin • Pantau tanda-tanda vital tiap 5’  15’  30’ 1 jam • Penanganan khusus : • Identifikasi dan atasi penyebab syok • Dalam obstetri  syok ec perdarahan

  18. Penatalaksanaan Diagnosis – Apa penyebab? • Nilai fundus • Periksa saluran genitalia bawah • Eksplorasi uterus • Sisa plasenta • Ruptur uterus • Inversio uterus • Nilai faktor perdarahan

  19. Penanganan Khusus • Pastikan bahwa kontraksi uterus baik : • Pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah • Berikan oksitosin 20 unit drip dalam RL 500 cc 20-40 tetes / menit • Lakukan kateterisasi, pantau cairan keluar-masuk • Periksa kelengkapan plasenta • Periksa kemungkinan robekan perineum, vagina, serviks atau ruptura uteri • Jika perdarahan terus berlangsung, siapkan rujukan

  20. Jika perdarahan teratasi, periksa kadar hemoglobin : • Hb < 7 g/dl atau Ht < 20% (anemia berat) : • Beri transfusi sampai dengan Hb >7 g/dl • Hb 7-11 g/dl : • Beri sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 120 mg ditambah asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan

  21. 1. Atonia uteri Masase uterus, pasang minimal 2 IV line Oksitosin 20-40 IU dlm RL 500 cc 20-40 tts, Ergometrin 0,2 mg IM/IV Perlukaan (-), retensio/ sisa plasenta (-) Uterus tidak berkontraksi Ergometrin 0,2 mg dapat diulang 15’ dari I Misoprostol 1000 mcg rektal Kompresi bimanual Kompresi aorta abdominalis perdarahan (+) Tampon uterus Rujuk RS Ligasi arteri atau histerektomi

  22. Postpartum Hemorrhage • Management - Bimanual Massage

  23. RETENSIO PLASENTA • Plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir • Plasenta sudah lepas, inkarseratio plasenta • Plasenta adhesiva, plasenta akreta-perkreta • Perasat Brandt-Andrew • Manual plasenta • Bila diagnosis plasenta inkreta  histerektomi

  24. Plasenta manual • Dilakukan bila plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir • Berikan sedativa dan analgetik jika diperlukan (untuk relaksasi dan mencegah refleks vagal) • Masukkan tangan secara obstetrik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat, sementara tangan yang lain menahan fundus uteri • Lepaskan implantasi plasenta • Jika plasenta tidak dapat dilepaskan  plasenta akreta

  25. INVERSIO UTERI • Bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri • Derajat 1, 2, 3 • Terjadi tiba-tiba pada kala III, akibat tindakan • Gejala : nyeri, perdarahan • Diagnosis : fundus uteri tidak teraba, pada derajat 3 dapat ditemui ostium tubae • Reposisi pervaginam segera dalam anestesi umum, bila perlu laparotomi

  26. Replacement of Inverted Uterus

  27. Replacement of Inverted Uterus

  28. 4. PERLUKAAN & PERISTIWA LAIN DALAM PERSALINAN • Perlukaan vulva • Pada primipara hati-hati laserasi periuretral • Ruptur perineum grade 1, 2, 3 , 4. Pemberian laksans dan diet rendah serat pada grade 3-4 • Perlukaan vagina • Sering pada ekstraksi dengan forceps • Dapat terjadi kolpaporeksis. Hati-hati  fistula

  29. Robekan serviks • Lakukan eksplorasi • Ruptura uteri - Lakukan eksplorasi kavum uteri • Ditemukan sebagian besar pada bagian bawah uterus • Ruptura uteri spontan, ruptura uteri traumatik (pada versi ekstraksi), ruptura uteri pada parut uteri (lebih sering pada seksio sesarea klasik dibanding profunda)

  30. Emboli air ketuban • Masuknya air ketuban melalui vena endoserviks atau sinus vena yang terbuka di daerah tempat perlekatan plasenta • Adanya rambut lanugo, verniks kaseosa, mekoneum menyumbat pemb darah kapiler. Zat asing dari janin menimbulkan reaksi anafilaksis • Hematoma obstetrik • Karena pertolongan persalinan, karena penjahitan luka episiotomi atau ruptura perinei yang kuarng sempurna • Hematoma infralevatorial atau supralevatorial • Lakukan eksplorasi dan hemostasis

  31. Kesimpulan Prinsip dasar merujuk kasus gawat darurat : • Kondisi pasien cukup stabil • Stabilisasi penderita dengan : oksigen, infus dan transfusi, obat • Transportasi • Didampingi tenaga terlatih dan keluarga • Ringkasan kasus • Komunikasi dengan keluarga

  32. Postpartum Hemorrhage • Management - Evolution Panic Panic Hysterectomy Pitocin Prostaglandins Happiness

  33. Referensi • Alarm Course, in Management of Post partum hemorrhage • SOGC Clinical Practice Guidelines in Prevention and Management of Postpartum Haemorrhage. No.99, April 2000

  34. Lampiran

  35. Evidence Kesimpulan: Pemberian prostaglandin dan juga misoprostol tidak lebih baik dibandingkan dengan pemberian injeksi uterotonika konvensional pada manajemen aktif kala III terutama pada wanita dengan risiko rendah

  36. Terima Kasih

More Related