1 / 54

Academic Research in Market-Based Accounting

Academic Research in Market-Based Accounting. Dr. Zaenal Fanani, SE., MSA., Ak. S1, S2, S3 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya Malang Email: fanani_unair@yahoo.com, facebook: zaenal_ppsub@yaho.com, Hp: 08125296854

risa
Download Presentation

Academic Research in Market-Based Accounting

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Academic Research in Market-Based Accounting Dr. Zaenal Fanani, SE., MSA., Ak. S1, S2, S3 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya Malang Email: fanani_unair@yahoo.com, facebook: zaenal_ppsub@yaho.com, Hp: 08125296854 Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga

  2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ARAH RISET AKUNTANSI • Beaver (1996); Market Based Accounting Research • faktor-faktor internal (endogenous factors); tersedianya jurnal-jurnal riset ilmiah, working paper, skripsi, tesis, dan disertasi serta simposium-simposium riset Akuntansi (SNA) • faktor-faktor eksternal (exogenous factors) ; pengaruh dari displin ilmu lain, seperti misalnya ilmu finansial, psikologi, matematik, ekonometrik, dan statistik

  3. Faktor Internal • Jurnal internasional dapat diakses melalui: proquest, spingerlink, sciencedirect, ebsco, sagepub, emeraldinsight; seperti: JAR (Journal of Accounting Research) yang banyak memberikan topik-topik Penelitian metodologi, JAE (Journal of Accounting and Economics) yang banyak memberikan topik-topik penelitian akuntansi positif, AR (The Accounting Review) yang banyak memberikan topik-topik penelitian akuntansi secara unum. • jurnal Indonesia yang terakreditasi melalui: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/, seperti JRAI (Jurnal Riset Akuntansi Indonesia), JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia), Gadjah Mada IJB (International Journal of Bussiness), Jurnal Akuntansi Indonesia (JAKI). • Working paper (www.ssrn.com) • skripsi, tesis, dan disertasi melalui (http://garuda.dikti.go.id/) • Simposium penelitian akuntansi (SNA 1-13)

  4. Faktor eksternal • Perkembangan ilmu; • Disiplin ilmu psikologi; keprilakuan akuntansi, Psylogical finance dan behavorial finance • ilmu matematik memungkinkan peneliti untuk mendapatkan topik di area riset analitikal yang membuktikan hipotesis dengan matematik • Disiplin ilmu ekonometrik dan statistik memungkinkan mendapatkan topik-topik baru di bidang riset metodologi, seperti perbaikan metodologi riset akuntansi dengan menggunakan metode baru, fenomena non­linear dan lain sebagainya.

  5. Lanjutan… • ketersediaan basis data secara elektronik • Amerika Serikat ,Center for Research and Security Prices, Euromonitor (www.euromonitor.com), datastream (http://extranet.datastream.com), http://finance.yahoo.com/, www.datafinancial.com/ • di Indonesia terbantu oleh www.idx.co.id, pusat data danbisnisekonomi UGM (pdbe.feb.ugm.ac.id ), pusat data ekonomidanbisnis UI (http://pdeb.fe.ui.ac.id/pdeb/pdeb/page.php) • lingkunganpelaporankeuangan. • PerubahanIingkunganinibiasanyadiikutiolehmunculnyastandarakuntansi yang baruuntukmengantisipasiperubahanini ; krisismoneterditahun 1997 yang menyebabkanbanyakperusahaanmengalamikerugiantransaksinilaimatauangasing. IAI dengan PSAK nyamengantisipasidenganmengeluarkanstandaruntukmengijinkanmengkapitalisasikerugiannyajikaberhubungandenganpembelianaktiva, tetapiharusdiperlakukansebagaibiayajikakerugiantransaksikursadalahbukandaritransaksiaktiva

  6. Riset Akuntansi Berbasis Pasar Modal • Efisiensi Pasar (Market Efficiency) • Model Valuasi (Valuation Models) • Kandungan Informasi Akuntansi • Analisis Fundamental • Koefisien Respon Laba (Earning Response Coefficient/) • Kualitas Laba • kos kapital (Cost of Capital) • Konsekuensi Ekonomi • Transfer Informasi • Kandungan Informasi Selain Laba

  7. Efisiensi Pasar (Market Efficiency) • Fama (1970) mendefinisikan efisiensi pasar sebagai “harga sekuritas merefleksikan secara penuh semua informasi yang tersedia”. (CRSP) • Implikasinya terhadap riset akuntansi • Jika pasar yang efisien, maka keuntungan (laba) dari analisa fundamental manfaatnya sangat terbatas. Dengan kata lain, akuntansi tidak memberikan nilai tambah karena bukan merupakan sumber informasi yang tepat waktu • Sebaliknya, jika harga sekuritas bereaksi terhadap informasi akuntansi yang baru, maka informasi akuntansi berguna.

  8. Efisiensi Pasar (lanjutan) • Tidajenispengujian: Efisiensipasarsecarainformasi, Operasionaldankeputusan. • Pengujianefisiensipasarsecarainformasiada 3, yaituefisiensipasarbentuklemah, setengahkuat, dankuat • Efisiensipasarbentuklemahjikaharga-hargasekuritasmencerminkansecarapenuhinformasimasalalu, teknikpengujiannyadenganmenggunakanpengujianterhadappendugaan return • Contoh: Fama (1965) mengujiruntunperubahanhargasaham, Ball dan Watts (1972) mengujiruntunperubahanhargaakuntansi • EfisiensiPasarbentuksetengahkuatjikahargasekuritassecarapenuhmencerminkansemuainformasi yang dipublikasikantermasukinformasi yang beradadalamlaporankeuangan,. Adaduametodepengujiannya; yaitukandunganinformasidanStudiPeristiwa. • Kandunganinformasi , tujuannyamelihatkandunganinformasidarisuatuperistiwa yang terjadi • Contoh Copeland (1979) kandunganinformasistock split, Miller dan Modigliani (1961) tentangpengumumandividen (tidakrelevandalammenentukannilaiperusahaan) • StudiPeristiwayaitumengujireaksipasarterhadapperistiwa yang informasinyadipublikasikankepasar • Contoh: Fama et al. (1969) tentangstock split, Ritter (1988) tentang IPO, AharonydanSwary (1980) tentangpengumumandividen, Salinger (1992) tentangmerger

  9. Efisiensi Pasar (lanjutan) • Efisiensipasarbentukkuatjikaharga-hargasekuritasmencerminkansecarapenuhsemuainformasi yang tersediatermasukinformasiprivat. Hargasekuritasmencerminkan data masalalu, data sekarang yang sedangdidistribusikan, dan data privat. Metodepengujiannyadenganmenggunakanpengujianterhadapinformasiprivat. Informasiprivat yang akandiujitidakdapatdiobservasisecaralangsung, sehinggamenggunakan 2 proksiyaitu return daricorporate insider dan return dariportofolioreksadana. • Insider Trading, perdagangansekuritas yang dilakukanolehcorporate insider. Corporate insider adalahpejabatperusahaan, manajemen, direksidanpemegangsahammayositas • ContohSaffe (1974) tentangmembelisuatusekuritas yang banyakdijualolehinsiderdapatmenghasilkanabnormal return yang tinggi, Finnerty (1976) tentang data populasikegiatantransaksi yang dilakukanolehinsider • Return dariReksadana. Jikareksadanadapatmenghasilkan return yang tinggi , kemungkinanmanajerreksadanamendapatkaninformasiprivat yang tidakdipublikasikan • Contoh:Sharpe (1966) dan Jensen (1968) bahwareksadanatidakmendapatkanabnormal return yang berlebihan

  10. Efisiensi Pasar (lanjutan) • Pengujian efisiensi pasar secara operasional, yaitu kondisi harga ekuritas yang benar menunjukkan biaya transaksi yang efisien (murah), atau kemampuan pasar modal untuk menyediakan likuiditas, eksekusi transaksi dengan cepat, dan biaya perdagangan yang rendah. Cara mengujinya dengan menggunakan bid-ask spread • Bid-ask spread mengukur informasi yang tidak simetris antara dealer dengan investor • Contoh: Glosten dan Milgrom (1985) serta Venkatesh dan Chiang (1986) hasilnya ketika dealer merasa tingkat informasi tidak simetris meningkat, mereka melebarkan bid-ask spread untuk mengurangi kemungkinan kerugian dari pedagang yang mempunyai informasi.

  11. Efisiensi Pasar (lanjutan) • Pengujianefisiensipasarsecarakeputusan, yaitumempertimbangkanketersediaaninformasidankecanggihanpelakupasar. Empatfaktor yang dipertimbangkandalampengujianefisiensipasarsecarakeputusanyaituabnormal return, kecepatanreaksi, nilaiekonomis, ketepatanreaksi. • Hipotesismekanistik. Adanyahubunganantaralabaperusahaandenganalirankasnya. • Contoh: Watts dan Zimmerman (1986) perubahanmetodeakuntansi yang dilakukanolehperusahaanberargumentasibahwamanajerperusahaanmengubahprosedurakuntansiuntukmeningkatkanlabaperusahaandengantujuanmengangkatsahamnya • Hipotesisno-effect. Tidakadaperubahanhargasekuritas yang disebabkanolehsuatuperistiwa. • Pasardikatakanefisiensecarakeputusanjikahipotesisno-effect terjadiuntukperistiwa yang tidakmempengaruhilabasertaalirankasdantidaktidakefisienjikahipotesisno-effect terjadiuntukperistiwa yang tidakmempengaruhilabatetapimempengaruhialirankas.

  12. Efisiensi Pasar (lanjutan) • AnomaliPasar. Yaitusuatufenomena yang terjadiberulang-ulangdansecarakonsistenmenyimpangdarikondisipasaryagefisiensecarainformasi. Adabeberapabentukanomaliyaitu • Price Earning Ratio (PER) rendah. • Sekuritas PER rendahmengalahkansekuritas PER tinggi (Basu, 1977) • EfekUkuran Perusahaan Kecil • Perusahaan-perusahaanberukurankecilmemberikan return yang lebihbesardibandingkandengan return yang diberikanperusahaanbesar (Banz, 1981) • EfekKalender • Waktutertentumenghasilkan return lebihtinggisecarasistematisdankonsistendibandingkanwaktu yang lain • EfekWaktudalamhari • Hargasaham NYSE meningkat 30 menitsebelumpasar modal ditutupdan 45 menitpertamasetelahpasardibukauntukharisenin (Haris, 1986) • EfekHaridalamminggu • Hari-haritertentudalamsatuminggusecrasistematismemberikan return yang lebihtinggidibandingkandengan return yang dihasilkanpadahari-hari yang lain. Senincenderungrendah, Jumatcenderungtinggi • Bulandalamtahun • Bulantertentu (januari) dalamsatutahunsecrasistematismemberikan return yang lebihtinggidibandingkandengan return yang dihasilkanpadabulan yang lain.

  13. Efisiensi Pasar (lanjutan) • Efek Return JangkaPanjang. • Adanyapenurunandanpeningkatan return jangkapanjang • IPO dan SEO • Return jangkapanjangnegatif (Loughramdan Ritter ,1995) • Merjer • Return jangkapanjangnegatif (Asquith ,1983) • PemecahanSaham • Return jangkapanjangpositif (Desai dan Jain, 1997) • PembelianKembaliSaham • Return jangkapanjangpositif (LakonnishokdanVermaelen, 1990) • New Listing • Return jangkapanjangnegatif (DharandanIkenberry, 1995) • InisiasiDividen • Return jangkapanjangpositif (Michaelyet al., 1995) • PenghapusanDividen • Return jangkapanjangnegatif (Michaelyet al., 1995) • Penjualananakperusahaan • Return jangkapanjangpositif (Cusatiset al., 1993) • KontesProksi • Return jangkapanjangnegatif (IkenberrydanLakonnishok, 1993)

  14. Model Valuasi (Valuation Models) • Model atau teori yang menghitung nilai perusahaan. Nilai Perusahaan adalah nilai sekarang dari aliran kas bersih yang akan diterima perusahaan tersebut pada masa mendatang. • Sebuah Perusahaan memiliki nilai bagi pemiliknya karena aset bersih perusahaan merupakan akumulasi kesejahteraan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

  15. Model Valuasi (lanjutan) • Hubunganantaranilaiperusahaandandividen NP=nilaiperusahaan, E=Ekspektasi, D=Dividen, RF= sukubungabebasrisiko • Model ValuasiTeori Surplus Bersih. Asumsinya investor memilikikeyakinandanpreferensi yang homogen, keduaadanyahubungan surplus bersihantaraekuitasdanlaba NB=Nilaibuku, LA= Laba abnormal Kelemahan: Penentuan nilai akhir laba abnormal secara ad hoc

  16. Model Valuasi (lanjutan) • Model ValuasiTertutup (Ohlson, 1995). Laba abnormal memilikiperilakuruntutwaktutertentusehingganilaiperusahaandapatdihitungberdasarkan data akuntansisekarangdansatuperiodekedepan. NP=nilaiperusahaan, NB=NilaiBuku, LA=laba abnormal, VL= dampakvariabel lain (non akuntansi) Kelemahan: hasil valuasi lebih rendah dari harga pasar

  17. Model Valuasi • Model Feltham and Ohlson (1995) • Nilaiperusahaanadalahsebesarnilaibukuditambahlabaoperasiabnormal,saldoasetoperasi, variabel lain 1, variabel lain 2 NSB=Nilai Perusahaan, NB=NilaiBuku, LOA=Labaoperasi abnormal, (labaoperasitahunini, 705) AO=asetoperasi, VL1= variabel lain 1, VL2= Variabelalian 2 Kelebihan: memperhitungkan konservatisme laporan keuangan dan pertumbuhan serta variabel lain

  18. Kandungan Informasi Akuntansi • Efisiensi pasar lanjutan punya gagasan bahwa variabel akuntansi memiliki kandungan informasi untuk pasar sekuritas • Riset pertama akuntansi yang menguji manfaat data akuntansi di pasar modal dilakukan oleh Ball and Brown (1968). Riset ini manguji apakah laba akuntansi mengandung informasi sehingga berguna di pasar modal. Riset sejenis ini dikenal sebagai riset tentang kandungan informasi (information content) dari laba • Laba Akuntansi = Aliran kas + Akuntansi akrual • Komponen mana yang paling informatif? (Dechow 1994, Sloan 1996)

  19. Kandungan Informasi Akuntansi (lanjutan) • Terdapat dua pengujian yaitu studi peristiwa dan studi asosiasi • Studi peristiwa:Apakah peristiwa (seperti pengumuman laba) menyampaikan informasi baru untuk pelaku pasar yang tercermin dalam perubahan tingkat atau variabilitas harga saham atau volume perdagangan selama periode waktu yang singkat sekitar acara tersebut • Studi asosiasi: Pengujian korelasi positif antara ukuran kinerja akuntansi (misalnya, laba atau arus kas dari operasi) dan return saham, baik diukur atas jangka panjang, periode waktu kontemporer, misalnya, satu tahun • Does not assume accounting reports are only source of information to market • No causal connection is inferred

  20. Kandungan Informasi Akuntansi (lanjutan) • Bukti: Masalah Akuntansi • Hubungan laba kejutan dengan return saham (Ball and Brown 1968) • Volatilitas return dan volume perdagangan (bukti aliran informasi ke pasar) meningkat selama pengumuman laba (Beaver 1968) • Informasi akuntansi tidak tepat waktu (harga saham laba mempengaruhi laba) (Beaver et al., 1980) • Laba tidak informatif terhadap harga saham mendatang (atau mungkin pasar tidak efisien), tetapi harga saham informatif terhadap laba mendatang. • Respon pasar terhadap informasi laba sifatnya asimetris (kabar baik dimasukkan ke dalam harga lebih cepat daripada berita buruk) (Bernard and Thomas 1989, 1990) • Laba berkorelasi lebih tinggi dengan return saham daripada arus kas (Wilson 1986, 1987; Dechow 1994)

  21. Analisis Fundamental (AF) • Fokus utama analisis fundamental adalah mengidentifikasi sekuritas harga yang salah (Graham & Dodd’s 1934 Security Analysis) • Analisis fundamental digunakan untuk menentukan nilai intrinsik perusahaan, riset ini berusaha mengevaluasi kesalahan penentuan harga saham yang berhubungan dengan penilaian fundamental dan ramalan analis. AF memerlukan penggunaan informasi dalam F/S saat ini dan masa lalu, dalam hubungannya dengan industri dan data makroekonomi ke dalam nilai intrinsik perusahaan • Contoh: Ou and Penman (1989) tentang hubungan harga dengan laba mendatang, Lev and Thiagarajan (1993) tentang kinerja perusahaan dengan laba mendatang dan variabel makroekonomi

  22. Koefisien Respon Laba (Earning Response Coefficient/ERC) • Yaitu tingkat sensitifitas return tidak normal dalam merespon perubahan laba yang tidak diekspektasi (Scott, 2010). • Studi tentang kandungan informasi laba menunjukkan bahwa laba akuntansi mengandung informasi dan digunakan di pasar modal Kandungan informasi ini ditunjukkan dengan adanya reaksi pasar berupa abnormal return akibat dari pengumuman laba. • Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah faktor apa yang dapat mempengaruhi reaksi pasar terhadap pengumuman laba tersebut. Peneliti kemudian mencoba meregresikan laba tidak diekspektasi dengan abnormal return. Koefisien hasil regresi ini disebut dengan koefisien respon laba (earnings response coefficients atau ERC), Rumusnya CAR=f(UE).

  23. Koefisien Respon Laba (lanjutan) • Terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi ERC, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan keinformatifan ERC. • Literatur sebelumnya telah mengidentifikasi empat faktor penentu (Kormendi and Lipe 1987; Easton and Zmijewski 1989; and Collins and Kothari 1989) • Persistensi (+), pertumbuhan (+), beta (-), & suku bunga (-) • Faktor-faktor yang berhubungan dengan keinformatifan ERC • Contoh: Lipe (1986) ERC relatif stabil, Easton dan zmijewski (1989) respon pasar terhadap laba bervariasi tergantung jenis perusahaan dan rentang waktu

  24. kualitas laba sendiri tidak memberikanmakna dan digunakan dengan interpretasi berbeda Schipper dan Vincent (2003) memandang kualitas laba terkait dengan konsep pendapatan Hicksyaitusebagai kondisi ketika laporan laba merepresentasikan pendapatan Hodge (2003) mendefinisikan kualitas laba sebagai kondisi ketika laporan pendapatan bersih berbeda dari laba sebenarnya Kualitaslaba Chan et al. (2004) melihat kualitas laba sebagai kondisi ketika laporan laba mencerminkan hal dasar Mikhail et al. (2003) menggunakan definisi lain yaitu kondisi ketika laba masa lalu perusahaan berkaitan dengan arus kas masa depan Richardson et al. (2001) kualitas laba adalah kondisi ketika kinerja laba bertahan sampai periode selanjutnya kualitas laba didefiniskan sebagai representasi akurasi dari kinerjakeseluruhanperusahaandankinerjapasar modal yang diwujudkandalambentukimbalan Kualitas Laba

  25. Kategori pertama menggunakan konsep persistensi, variabilitas dan prediktabilitas Kualitas laba Kategori kedua dihasilkan dari hubungan antara kas, akrual, dan pendapatan Kategori keempat implementasikeputusan Kategori ketiga menghubungkannya dengan konsep kualitatif dalam kerangka konseptual FASB. (relevansi, reliabilitas, dan komparabilitas/ konsistensi) Kualitas Laba (lanjutan) Schipper dan Vincent (2003)

  26. Kualitas Laba (lanjutan)

  27. Latar Belakang Penelitian Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan: Faktor-Faktor Penentu dan Konsekuensi Ekonomik • Dinamis : • SiklusOperasi • Volatilitaspenjualan • Statis • Ukuran Perusahaan • Umur Perusahaan Faktor-Faktor Penentu Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Konsekuensi Ekonomik • ProporsiKerugian • Proporsilaba/rugi • RisikoInstitusi • Likuiditas • Leverage • Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Faktorial second order(akuntansi dan pasar) • Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Faktorial berbasis akuntansi • Kualitas akrual • Persistensi • Prediktabilita • Peratalabaan • Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Faktorial Berbasis Pasar • Relevansi nilai • Ketepatwaktuan • Konservatisme • Risikolingkungan • Klasifikasiindustri • KonsekuensiEkonomik • Asimetriinformasi • StrukturKepemilikan • Kepemilikanmanajerial • Kepemilikaninstitusional • PangsaPasar • Konsentrasipasar • Kualitas Auditor • Kualitasaudito • Investasi • Pertumbuhan Kontrol Uji Sensitifitas • Ukuran Perusahaan • Leverage • Beta • Kos Kapital • Kepercayaan Investor

  28. Kos Kapital (Cost of Capital) • Kos Kapital adalah tingkat pendapatan yang dapat diperoleh suatu bisnis bila bisnis itu memilih investasi lain dengan risiko yang ekuivalen, dengan kata lain, biaya kesempatan yang hilang dari dana yang digunakan sebagai akibat dari suatu keputusan investasi

  29. Kos Kapital (lanjutan)

  30. Studi Konsekuensi Ekonomis (Economic Consequence Study) Di mulai dari awal tahun 1970­an, studi tentang konsekuensi ekonomis mulai banyak dilakukan di Amerika Serikat. Studi ini ingin melihat konsekuensi ekonomis yaitu efek terhadap harga saham untuk perbedaan-perbedaan dan perubahan-perubahan dari metode dan prosedur akuntansi. Efek dari harga saham akibat metode atau prosedur akuntansi yang berbeda tergantung dari ada atau tidak efeknya terhadap pajak dan arus kas (Lev and Ohlson, 1982).

  31. Konsekuensi Ekonomi (Lanjutan) Beaver & Dukes (1973); tidak menemukan perbedaan reaksi harga saham untuk perusahaan-perusahaan yang menggunakan metode akuntansi depresiasi dipercepat untuk keperluan pajak dan metode depresiasi dipercepat.atau garis lurus untuk keperluan pelaporan Archibald (1972) dan Kaplan & Roll (1972) yang tidak menemukan reaksi harga saham selama bulan pengumuman laba untuk perusahaan-perusahan yang merubah dari metode dipercepat ke metode garis lurus tetapi tidak merubah metodenya untuk keperluan pajaknya. Sunder (1975) menguji perusahaan-perusahaan yang berpindah ke metode persediaan LIFO. Untuk masa inflasi, perubahan ini akan mengakibatkan penurunan laba yang dilaporkan tetapi meningkatkan arus kas. Sunder menemukan positip excess return seIama 12 bulan setelah pengumuman perubahan tersebut

  32. Konsekuensi dari Regulasi Beberapa pihak meregulasi pelaporan akuntansi di Amerika Serikat, yaitu SEC dan FASB dengan FAS dan APB opinion-nya. Regulasi ini mempunyai konsekuensi dari biaya pelaporan akuntansi. Karena mengandung biaya, efektifitas dari regulasi perlu diperiksa. Riset tentang konsekuensi dari regulasi pada dasarnya adalah menguji efektivitas dari regulasi yang harus ditaati oleh perusahaan. Contoh regulasi; SEC,1978 tentang keharusan pengungkapan untuk perusahaan yang mengganti auditornya dan pengungkapan terhadap tanggung jawab sosial.

  33. Relevansi Nilai Kieso et al. (2007:33) agar memiliki relevansi nilai, informasi akuntansi harus mampu membuat sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil. Penelitian relevansi nilai menguji asosiasi antara harga saham sebagai variabel dependen dan variabel akuntansi. Angka akuntansi diistilahkan dengan “relevansi nilai” jika berhubungan secara signifikan dengan variabel dependen atau berhubungan dengan nilai pasar ekuitas (Ohlson, 1995; dan Barth, 2000)

  34. Signaling theory (Teori Sinyal) Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.

  35. Signaling Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. .

  36. Pengungkapan (Disclosure) Pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien Hendikson, Breda, (1992). Dalam interpretasi yang lebih luas, pengungkapan terkait dengan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan maupun informasi tambahan (supplementary communications) yang terdiri dari catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal pelaporan, analisis manajemen tentang operasi perusahaan di masa yang mendatang, prakiraan keuangan dan operasi, serta informasi lainnya Wolk dan Tearney, (1997)

  37. Transfer Informasi Riset di area ini menginvestigasi respon harga saham suatu perusahaan akibat pengungkapan atau pengumuman informasi dari perusahaan lain. Bukti yang ada menujukkan bahwa walaupun transfer informasi antar perusahaan di industri yang sama (intra­industry information transfers) terjadi tetapi efeknya masih lemah. Contoh riset transfer informasi adalah tentang pengumuman laba (Foster, 1981), tentang peramalan laba oleh manajemen (Baginski, 1987; dan Han, Wild, and Ramesh, 1989) dan tentang pengungkapan sukarela (Pownall and Waymire, 1989)

  38. Kandungan Informasi Selain dari Laba Laporan keuangan tidak hanya terdiri dari laba akuntansi saja, tetapi terdiri dari banyak informasi yang lainnya seperti informasi arus kas dan komponen-komponennya, informasi dividen dan rasio-rasio keuangan dan lain sebagainya.

  39. Pilihan Manajemen • Teori Akuntansi Positif (Kontrak) • Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) • Konservatism dan Akuntansi • Manajemen Laba • Corporate Governance • Kepemilikan Manajerial/Insider Trading • Data Akuntansi Selain Laba sebagai Pengukuran

  40. Teori Akuntansi Positif (kontrak) • Teori Akuntansi Positif (PAT) (Watts and Zimmerman 1978) memprediksi bahwa penggunaan angka akuntansi dalam kontrak kompensasi dan hutang sertaproses politik mempengaruhi pilihan akuntansi suatu • Contoh studi tentang kontrak kompensasi manajer untuk meminimalisir biaya-biaya agensi (Smith dan Watts, 1982), pilihan akuntansi dapat memengaruhi kekayaan (Watts dan Zimmerman, 1978), Biaya-biaya politik (Stigler, 1971; Peltzman, 1976), metode akuntansi memengaruhi biaya-biaya organisasional (Watts, 1974, 1977)

  41. Teori Akuntansi Positif (kontrak) • Watts and Zimmerman (1986) mengusulkan dua buah hipotesis yang berhubungan dengan perspektif di dalam teori akuntansi positifnya; • Hipotesis utang/ekuitas (debt/equity hypothesis) • Hipotesis ukuran perusahaan (size hypothesis) atau disebut juga dengan hipotesis kos politik (political cost hypothesis).

  42. Hipotesis utang/ekuitas Hipotesis utang/ekuitas menyatakan bahwa perusahaan cenderung untuk menurunkan rasio utang/ekuitas dengan cara meningkatkan laba sekarang dengan menggeser dari laba-laba periode besok Motivasi perusahaan melakukan ini adalah untuk menghindari kedekatan terhadap kovenan utang dan untuk mendapatkan suku bunga pinjaman yang lebih rendah, karena semakin rendah rasio utang/ekuitas semakin rendah risiko kebangkrutan perusahaan.

  43. Hipotesis ukuran perusahaan Hipotesis ukuran perusahaan atau hipotesis kos politik menyatakan bahwa perusahaan cenderung untuk menurunkan laba sekarang dengan menggeser ke laba-laba periode besok. Motivasi perusahaan melakukan ini misalnya adalah untuk menghindari tekanan politik seperti menghindari tuduhan monopoli dengan menunjukkan bahwa laba perusahaan tidak berlebihan seperti yang dicurigai Ini juga digunakan untuk melobi ke konggres untuk memproteksi industri dari barang impor yang menyebabkan keuntungan industri merosot, menghindari tuntutan serikat kerja dengan menunjukkan bahwa laba perusahaan menurun dan lain sebagainya Motivasi lain perusahaan melakukan earnings management adalah untuk perataan laba (income smoothing). Tujuan dari perataan laba ini adalah untuk membuat risiko perusahaan lebih kecil dengan membuat fluktuasi laba menjadi rendah.

  44. Pengungkapan Sukarela • Pengakuan versus Pengungkapan (mungkin tidak sukarela) • Peramalan manajemen – panduan ekpektasi pasar investor, analis, dll.) • Kabar buruk – biasanya diungkapkan segera (Skinner 1994) • Mengurangi ancaman litigasi • Kabar baik – mungkin disimpan untuk laba kejutan (Soffer et al. 2000) • Mengurangi biaya pengungkapan • Waktu mungkin termotivasi oleh insider trading (Noe 1999) • Laba Pro Forma (Doyle et al., 2003)

  45. Konservatisme dan Akuntansi • Apakah F/S menjadi lebih informatif terkait pendapatan ekonomi saat ini (yaitu, perubahan nilai pasar) jika GAAP diubah untuk mengizinkan manajer dapat memanfaatkan pengeluaran R & D? • Perlakuan akuntansinya • pengakuan kerugian segera, sementara menunda keuntungan • Pilihan yang menghasilkan lebih rendah laba bersih dan / atau aset • Example: Ahmed et al. (2002) dengan rumus Rasio nilai buku terhadap nilai pasar, Givoly dan Hayn (2000) dengan cara pendapatan bersih sebelum item-item luar biasa dan depresiasi dikurangi cash flow operasi

  46. Manajemen Laba • Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai "intervensi terarah dalam proses pelaporan eksternal dengan maksud memperoleh beberapa keuntungan pribadi kepada manajer atau pemegang saham." (perataan) • Dapat berupa peningkatan-penurunan laba (Healy 1985)

  47. Manajemen Laba (lanjutan) • Penggunaan model discretionary accruals untuk proksi manajemen laba • Tidak ada model terbaik untuk discretionary accruals (Jones 1991, Dechow et al 1995) • Berhubungan dengan kinerja dan pertumbuhan • Bias item non transitory (Collins and Hribar 2000) • Diperbaiki dengan model terbaru

  48. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) • Apakah perbedaan dalam struktur tata kelola perusahaan mempengaruhi tingkat asimetri informasi di pasar modal dan, pada gilirannya, mempengaruhi waktu dan kekuatan hubungan antara return sekuritas dan informasi laba? • Tidak ada pengukuran terbaik • Hak pemegang saham (Gompers et al., 2003) • Karakteristik Dewan (Klein 1998)

  49. Kepemilikan Manajerial/Insider Trading • Apakah kepemilikan manajerial mempengaruhi keinformatifan angka akuntansi karena pemisahan kepemilikan perusahaan dan kontrol? • Warfield, Wild and Wild (1995) menunjukkan kepemilikan manajerial secara positif berhubungan dengan kekuatan penjelas labauntuk return dan berbanding terbalik dengan besarnya penyesuaian akuntansi akrual

  50. Data Akuntansi Selain Laba sebagai Pengukuran Beberapa riset menguji data akuntansi selain laba "bottom line" dalam hubungannya dengan kinerja perusahaan. Data akuntansi ini misalnya adalah data arus kas yang digunakan untuk memprediksi laba di masa mendatang. Data akuntansi lainnya yang banyak digunakan adalah dalam bentuk rasio. Altman (1968) menggunakan rasio-rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Peneliti lainnya menggunakan rasio-rasio akuntansi, misalnya leverage sebagai proksi kedekatan dengan kovenan. Data akuntansi lain yang digunakan sebagai alternatif laba yang mulai banyak diteliti adalah EVA (economic value added).

More Related