1 / 34

CAHAYA

CAHAYA. Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna.

reidar
Download Presentation

CAHAYA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna –warna mempunyai kecepatan perambatan yang sama, tetapi frekuensi dan panjang gelombang masing-masing warna berbeda-beda. Persamaannya memenuhi : c = .  = 3x108 m/s • Sifat Gelombang Cahaya yang akan kita pelajari adalah 1. Pemantulan cahaya 2. Pembiasan cahaya 3. Jalannya cahaya pada alat – alat optik.

  2. Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

  3. Pemantulan Cahaya • Pemantulan cahaya ada 2 yaitu : 1. Pemantulan Difuse ( pemantulan cahaya baur) yaitu : pemantulan cahaya kesegala arah 2. Pemantulan cahaya teratur yaitu pemantulan cahaya yang mempunyai arah teratur

  4. p i • Bila seberkas cahaya jatuh pada suatu permukaan maka cahaya ada yang dipantulkan oleh permukaan tersebut • Sifat-sifat pemantulan berkas cahaya itu diselidiki oleh Willebord Snellius(1581-1626). Dari hasil penyelidikan ini dapat dihasilkan suatu hukum yang disebut Hukum Pemantulan snellius; yang berbunyi : 1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar. 2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (p)

  5. p i Pemantulan cahaya oleh cermin • Pemantulan cahaya oleh cermin berlangsung secara teratur, sehingga menghasilkan pantulan yang jelas. Hukum pemantulan dari huggen : 1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar. 2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (p)

  6. Sifat-sifat banyangan pada pemantulan oleh cermin datar • S’ = S • H’ =h • Banyangan bersifat manya dan tegak

  7. B’ B C h h’ D O S’ S Lukisan pembentukan banyangan oleh cermin datar Dari sifat kesebangunan OAB dengan OA’B’ diperoleh : AB = A’B’ atau h = h’ OA = OA’ atau s=s’

  8. Pembesaran banyangan

  9. Pemantulan cahaya oleh cermin lengkung • Cermin lengkung adalah cermin yang permukaannya lengkung. Ada dua jenis cermin lengkung yaitu : 1. cermin cekung : permukaan yang memantulkan cahaya bagian dalamnya. bersifat mengumpulkan sinar yang datang padanya 2. cermin cembung : permukaan yang memantulkan cahaya bagian luarnya. bersifat menyebarkan sinar yang datang padanya

  10. Hubungan antara jarak benda, jarak banyangan dan jarak fokus Hubungan antara jarak benda (s), jarak banyagan (s’), dan jarak fokus (f) pada cermin lengkung adalah :

  11. Dengan ketentuan sebagai berikut : • Bila benda nyata (didepan cermin), maka s bertanda (+) • Bila benda maya (dibelakang cermin), maka s bertanda (–) • Bila bayangan nyata (didepan cermin), maka s’ bertanda (+) • Bila bayangan maya (dibelakang cermin), maka s’ bertanda (–) • Bila f dan R di depan cermin (cermin cekung), maka f dan R bertanda (+) • Bila f dan R di belakang cermin (cermin cembung), maka f dan R bertanda (-)

  12. Lukisan pembentukan bayangan oleh cermin cekung • Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus • Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama • Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan melalui titik pusat cermin

  13. S S’ h M f S O h’ h’ M h f S’ O

  14. Lukisan pembentukan bayangan oleh cermin cembung • Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus • Sinar datang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama • Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan akan dipantulkan seolah-olah datang dari titik pusat cermin

  15. 1 3 2 h f R h’ O S’ S

  16. IV I II III IV I II III Analisis banyangan pada cermin lengkung • Untuk mempermudahkan kita dalam menganalisis banyangan pada cermin lengkung dibagi dalam beberapa wilayah sebagai berikut :

  17. Dengan pembagian wilayah tersebut , sifat-sifat bayangan yang terjadi pada cermin lengkung dapat ditentukan dengan mudah. Sistem penentuannya sebagai berikut : • Jumlah nomor ruang bayangan dan benda selalu 5 • Benda yang terletak di ruang II dan III akan menghasilkan bayangan nyata dan terbalik • Benda yang terletak di ruang I dan IV akan menghasilkan bayangan maya dan tegak • Bila nomor ruang benda lebih kecil daripada nomor ruang bayangan, maka bayangan diperbesar • Bila nomor ruang benda lebih besar daripada nomor ruang bayangan, maka bayangan diperkecil

  18. Perbesaran bayangan pada cermin lengkung • Pembesaran bayangan pada cermin lengkung dapat dirumuskan sebagai berikut :

  19. Pembiasan cahaya • Pengertian cahaya yang melalui bidang batas antara dua medium, akan mengalami perubahan arah rambat atau pembelokan. Peristiwa perubahan arah rambat cahaya dapat pada batas dua medium tersebut pada dasarnya disebabkan adanya perbedaan kecepatan merambat cahaya pada satu medium dengan medium yang lain. Peristiwa inilah yang disebut sebagai pembiasan cahaya

  20. Garis normal Sinar datang v1 i N1 Medium 1 Medium 2 N2 r v2 Sinar bias Hukum Snellius pada pembiasan

  21. Persamaan umum snellius tentang pembiasan adalah : Dimana : * n1 dan n2 menyatakan indeks bias medium 1 dan 2 * v1 dan v2 menyatakan kecepatan merambat cahaya dalam medium 1 dan 2

  22. Garis normal x i n1 udara n2 i’ kaca d r Kaca plan-paralel udara r’ Pembiasan cahaya pada kaca plan-paralel

  23. d = ketebalan kaca plan paralel X = jarak pergeseran sinar

  24. C B n1 n2 U D R i1 S r1 r2 P i2 Q T B Pembiasan cahaya pada prisma A

  25. Sudut Deviasi Minimum : • Berlaku : Menurut Snellius : Untuk sudut Dmin dan β yang kecil, maka :

  26. Pemantulan Sempurna Pada sudut kecil boleh dikatakan semua sinar dibiaskan Ketika sudut bias mencapai 900, seluruh sinar dipantulkan oleh bidang batas Sudut 900 disebut juga sudut kritis atau sudut batas Pemantulan sempurna hanya dapat terjadi jika cahaya datang dari zat yang mempunyai kerapatan lebih besar ke zat yang mempunyai kerapatan lebih kecil. Jika ik menyatakan sudut kritis dan nm menyatakan indeks bias medium, maka :

  27. Udara air Pemantulan sempurna ik

  28. Pembiasan Cahaya oleh Lensa Tipis • Lensa tipis merupakan benda tembus cahaya yang terdiri atas dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar. • Macam-macam lensa tipis : 1. lensa cembung-cembung (bikonveks) 2. Lensa Cembung-datar (plan konveks) 3. Lensa Cembung-Cekung (konkave konveks) 4. Lensa Cekung – Cekung (Bikonkave) 5. Lensa Cekung – Datar ( plan Konkave) 6. Lensa Cekung – Cembung ( Konveks-konkave)

  29. 1 2 3 4 5 6 Gambar

  30. Hubungan antara f, R, dan n pada lensa tipis S = Jarak benda dari lensa S’ = Jarak banyangan dari lensa n1 = Indeks bias medium sekitar lensa n2 = indeks bias medium lensa R1 = jari-jari lensa pada arah sinar datang R2 = jari-jari kelengkungan lensa pada arah sinar bias.

  31. Ketentuan nilai : • Bila S berada sepihak dengan sinar datang, diberi notasi (+) • Bila S berlainan pihak dengan sinar datang, diberi notasi (-) • Bila S’ berada sepihak dengan sinar bias, diberi notasi + • Bila S’ berlainan pihak dengan sinar bias, diberi notasi (-) • Bila R berada sepihak dengan sinar datang, diberi notasi (-) • Bila R berlainan pihak dengan sinar datang, diberi notasi (+)

  32. Pembesaran banyangan Kekuatan lensa Kekuatan lensa ganda

  33. (-) f2 2 f2 A A’ f1 2 f1 Lukisan pembentukan banyangan oleh lensa tipis

  34. Gambar sinar lensa cembung (+) ( + ) f2 2 f2 2 f1 f1

More Related