1 / 17

Growth Pole Theory

Growth Pole Theory . Kutub Pertumbuhan / Pusat Pengembangan ( Growth Pole Theory ), yi salah satu teori yg paling terkenal dlm ilmu ekonomi regional. Kepopuleran teori ini timbul karena 2 hal : Alat analisis yg menggabungkan prinsip - prinsip konsentrasi dan desentralisasi , shg

reece
Download Presentation

Growth Pole Theory

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Growth Pole Theory KutubPertumbuhan/PusatPengembangan (Growth Pole Theory), yisalahsatuteoriyg paling terkenaldlmilmuekonomi regional. Kepopuleranteoriinitimbulkarena 2 hal : Alatanalisisygmenggabungkanprinsip- prinsipkonsentrasidandesentralisasi, shg tujuanpembangunan regional (pertumbuh- an & pemerataanpembangunanwilayah) dapatdicapai. Alatyg paling ideal untukmenggabungkan kebijaksanaandan program pembangunan wilayahdanperkotaansecaraterpadu.

  2. Francois Ferroux (1955) :Konsep “Growth Pole” • Banyakparaakhlidanbuku-buku yang menghubungkanteoripusatpengembanganinidenganteknikperencanaanwilayah. KonsepGrowth Pole ataupoles de croissancediperkenalkanoleh Francois Ferroux (1955) sebagaiseorangakhliperencanaanwilayahberkebangsaanPerancis yang pendapatnyabersumberdariteoriinnovasiciptaan Schumpeter. • MenurutFerroux : berdasarkanfaktadasarperkembangankeruangan (spasial), pertumbuhantidakterjadidisembarangtempatdanjugatidakterjadisecaraserentak; pertumbuhanituterjadipadatitik-titikataukutub-kutubperkembangan, denganintensitas yang berubah-ubah; danpertumbuhanitumenyebarsepanjangsaluran-saluran yang beranekaragamterhadapkeseluruhanperekonomian.

  3. Gore, C (1984) : growth pole telahdidefinisikanolehberbagaipakarsecaraberbeda-bedadanlebihspesifik : • Boudeville (1966) : kutubpertumbuhan regional, yisekelompokindustriygmengalamiekspansiygberlokasidisuatudaerahperkotaandanmendo-rongperkembangankegiatanekonomilebihlan-jut keseluruhdaerahpengaruhnya. • MCCrone (1969) suatupusatpertumbuhan yang terdiridarisuatukompleksindustri yang salingberkaitandanmendapatkeunggulanekonomidarikeuntunganlokasi (locational proximity).

  4. Gore, C (1984) : growth pole telahdidefinisikanolehberbagaipakarsecaraberbeda-bedadanlebihspesifik : • Nichols (1969) suatupusatpertumbuhanadalahsuatupusatkegiatanekonomidiperkotaanygmengalamipertumbuhansecaraself sustaining, dansampaisuatutitikpertumbuhanitudidorongkeluardaerahpusatterutamakedaerah-daerah yang kurangberkembang. • Parr (1973) suatupusatpengembanganmenyajikansuatupusatperkotaandgnukuranpopulasi yang terdefinisikanmeliputisalahsatukarakteristikpertumbuhan (a) pertumbuhanpenduduk (kesempatankerja) pd tingkatyglebihbesardari rata-rata ukuran regional, dan (b) pertumbuhanabsolutpenduduk (kesempatankerja) yang lebihbesardaripadapertumbuhan regional. • Lasuen (1974) pusatpengembanganadalahsekelompokindustriygbesarygmempunyaiketerkaitanygkuatmelaluihubungan input-output antara leading industridisekitarnyaygsecarageografimembentukkluster. Leading industrimendorongkeseluruhkelompok, menginovasi, dantum-buh pd tempatyglebihcepatdaripadaindustri-industrieksternalkepusat.

  5. Gore, C (1974) menyarikanintipengertian growth pole) : • Suatu aglomerasi spasial dari industri yang saling berkaitan. • Suatuaglomerasispasialdariindustri yang salingberkaitan yang mengandungsuatupertumbuhanindustri propulsive. • Suatuaglomerasispasialdariindustri yang salingberkaitan, yang berlokasidisuatupusatkota, yang melaluiekspansinyamendorongpertumbuhanpadadaerah hinterland. • Suatupusatperkotaan yang tumbuhygmendorongpertumbuhanpadadaerah hinterland. • Suatu pusat kota yang mengalami pertumbuhan.

  6. Kesimpulan Pusat pengembangan/kutub pertumbuhan merupakan suatu konsentrasi industri atau kegiatan ekonomi pada suatu tempat tertentu yang kesemuanya saling berkaitan melalui hubungan input-output dengan industri utama (leading and propulsive indusatry).

  7. Menurut Ferroux, growth pole lebih menyangkut economic region dp geographic region, yg didasarkan pd konsep, sbb : 1. Leading/Propulsive Industry, Pada kutub pertumbuhan, perusahaan-perusahaan propulsip yg besar yg termasuk leading industries mendominasi unit-unit ekonomi lainnya. Suatu leading industry mempunyaiciri-ciri, al sbb : • Kaitan-kaitanantarindustriygkuat dg sektor-sektorlainnya. Kaitaninidapatberbentukkaitankedepan (forward linkage) dankebelakang (backward linkage). • Permintaanterhadapproduknyamempunyaielastisitaspendapatanygtinggi, ygproduknyabiasanyadijualkepasar-pasarnasional.

  8. Perusahaan Propulsip (propulsive firm) : Suatuperusahaanpropulsip (propulsive firm) dicirikansebagaiperusahaan yang antara lain relatifbesardanmenimbulkandorongan-doronganpertumbuhan yang nyatakepadalingkungannya.

  9. Richardson (1978) menyimpulkan : Jikakegiatanekonomiygsalingberkaitandikon-sentrasikan pd suatutempatttt, pertumbuhanekonomidaerahygbersangkutanakanmeningkatlebihcepatdibandingjikakegiatanekonomitsbtersebardanterpencarkeseluruhpelosokdaerah. Dg demikian, dapatdinyatakan : jikasebuahpusatpengembangandidirikan pd suatudaerahygrelatifmasihkurangberkembang, lajupertumbuhan pd daerahygbersangkutanakandapatditingkatkan, shgperbedaankemakmuranantarwilayahsecarabertahapakandapatdikurangi.

  10. 2. EfekPolarisasiatau Backwash Effect Konsepdasartentangefekpolarisasidan backwash effect sangateratkaitannya dg teoripusatpengembanganini. Konsepinimenyatakanbahwapertumbuhandari leading industries (propulsive growth) akanmendorongpolarisasidari unit-unit ekonomilainnyadaridaerah hinterland kekutubpertumbuhan. Proseskonsentrasispasialsumberdayakedalamsuatupusatataucoredisebutbackwash (Myrdal) ataupolarisasi (Hirschman) (Bradford, M.G and W.A. Kent, 1980). Dampakpolarisasibagipusatpengembanganadalahadanyakeuntunganaglomerasi, namundapatmenimbul-kanpolarisasigeografikdenganmengalirnyasumberdayakedankonsentrasikegiatanekonomipadapusat-pusat yang jumlahnyaterbatasdisuatudaerah.

  11. Agglomeration Economies(Keuntunganaglomerasi) Kekuatan utama dari setiap pusat pengembangan, dapat dibagi 3 jenis, sbb : 1. Keuntungan Skala Usaha (Scale Economies), yaitu keuntungan yg bersifat intern bagi perusahaan, yg timbul karena pusat pengembangan memung-kinkan perusahaan industri yg tergabung di dlm-nya beroperasi dg skala besar, karena adanya jaminan sumber bahan baku dan pasar, yang memungkinkan adanya efisiensi perusahaan.

  12. 2. Keuntungan-keuntungan Lokalisasi (Localization Economies) Keuntungan yg bersifat ekstern bagi perusahaan tetapi intern bagi perkembangan industri, akibat saling keterkaitan antar industri, sehingga kebutuhan bahan baku dan pemasaran dapat dipenuhi dengan mengeluarkan ongkos angkut yg minimum. Keuntungan-keuntungan lokalisasi seperti itu ditimbulkan karena kedekatan lokasi dari perusahaan2 yang saling berkaitan, berkembangnya kelompok tenaga terampil, kemudahan saling tukar bahan dan produk, kemungkinan tumbuhnya perusahaan pengolah bahan-bahan sisa, dan berkembangnya jasa-jasa bagi perusahaan-perusahaan baik spesialis maupun reparasi, dan adanya kemudahan menggunakan fasiltas R&D (Research and Development).

  13. 3. Keuntungan-keuntungan Urbanisasi (Urbanization Economies), Keuntungan yg bersifat ekstern bagi perkembangan industri ttp intern bagi perkembangan daerah perkotaan, yg timbul karena tersedianya fasilitas pelayanan sosial ekonomi yg dapat dipergu-nakan secara bersama shg pembebanan ongkos untuk masing-masing perusahaan industri dapat diminimumkan.  Wujudnya adalah turunnya biaya rata-rata tiap perusahaan. Efek dari polarisasi ini adalah berkembangnya pasar tenaga kerja perkotaan, kemudahan memasuki pasar yg lebih besar, tumbuh-nya sektor swasta dan pemerintah yg dapat menyediakan berba-gai macam jasa bagi penduduk dan industri. Jasa pengangkutan, perdagangan, aneka ragam fasilitas sosial, kebudayaan, rumah sakit, sekolah, dan tempat hiburan. Dalam mewujudkan polarisasi ini, prasarana yg berkembang yang menyediakan fasilitas-fasilitas pd pusat untuk melayani daerah yg lebih luas, mungkin mempunyai peranan yg sama pentingnya dg peranan yg dimainkan oleh suatu kompleks leading industries.

  14. Hambatan Polarisasi dan Kerugian Aglomerasi Urbanisasi besar-besaran. Berkembangnya penduduk menimbulkan permasalahan lingkungan di daerah perkotaan itu sendiri. Leading industri itu sendiri dapat merosot. Memang pada tahap tertentu dengan berkembangnya penduduk dapat menurunkan biaya rata-rata perusahaan, namun setelah itu kerugian-kerugian skala mulai melebihi manfaat-manfaat aglomerasi. Beberapa kerugian tersebut ditimbulkan dengan makin naiknya biaya pelayanan umum, makin naiknya harga-harga faktor produksi seperti upah dan sewa tempat/bangunan. Biaya sosial (external costs) juga makin meningkat, seperti konversi lahan pertanian ke non-pertanian, kebisingan, polusi udara, menurunnya debit dan kualitas air, kemacetan lalu lintas, dan semakin jauhnya jarak perjalanan yang harus ditempuh. Lebih jauh lagi berakibat pada terjadinya pengangguran dan kemiskinan di daerah perkotaan. Hal ini telah menjadi masalah besar yang dapat mendorong terjadinya kerusuhan-kerusuhan/konflik sosial.

  15. Beberapa pendapat untuk memaksimumkan keuntungan aglomerasi, sebagai berikut : • Hermansen dalam Kulklinski (1972) menyarankan agar dl penentuan pusat pengembangan, memadukan teori pusat pengembangan dg teori tempat sentral (Christaller Losch Central Place Theorem), karena pemilihan lokasi suatu pusat pengembangan dan penentuan ukurannya ditentukan oleh potensi hirarki suatu kota. • Kulklinski dan Petrella (1972), Hansen (1972 dan 1975), Parr (1973) Moseley (1974) menyarankan agar memadukan teori pusat pengem-bangan dg teori Export Base Model, agar potensi daerah ybs secara komperatip (comperative advantage) harus dijadikan pertimbangan yg cukup penting dl menentukan prioritas jenis kegiatan ekonomi (industri), karena jika tidak, keuntungan aglomerasi tidak akan dapat dimaksimumkan, dan pusat pengembangan sbg pendorong pertumbuhan wilayah akan menjadi kurang berfungsi. • Penataan ruang untuk daerah perkotaan secara optimal juga mrp persyaratan utama untuk mengurangi hambatan polarisasi dan terjadi kerugian-kerugian aglomerasi.

  16. 3. Spread Effect atau Trickle Down Effect • Konsep Spread Effects menyatakanbahwapadawaktunya, kualitaspropulsipdinamik (output) darikutubpertumbuhanakanmemencarkeluardanmemasukiruangdisekitarnya (hinterland), sehinggadenganterdistribusinya output daripusatpengembangandapatmendorongpertumbuhanruangdisekitarnya.

  17. Sikapterhadapkonsep growth pole iniada 3 (tiga) macam : • Optimis (optimism), adanyakemungkinanbahwa dg mendorongpertumbuhandibeberapapusat (centers) dptmeningkatkanpertum-buhandaerahsekitar (hinterland) melaluispread effect. • Pesimis (Pesimism). Walaupun Myrdal dan Hirschman sudahmembicarakan spread effect atau trickling down effect sebagailawandaribackwasch effect ataupolarisation effect. Namundemikian, masihterdapatkeraguan yang cukupbesarmengenaikekuatanrelatifdari spread effect dibandingkandengan backwash effect. Berdasarkankenyataanmenunjukkantidakseimbangnyaperkembanganantara backwash effect dengan spread effect, dimanaperkembangan backwash effect jauhlebihcepatdp spread effect. • Melihatpusat-pusatpertumbuhansecaralebihluas, yaitusebagaisuatuaspekperencanaanpembangunan yang lebihkomprehensif.

More Related