1 / 27

Pengolahan Citra Digital 20 10 /20 11

Pengolahan Citra Digital 20 10 /20 11. Kuliah 5 Analisis Citra 1: Deteksi Tepi Menggunakan Operator Sobel dan Canny. Ditraslasikan dari slide Dr. Ioannis Ivrissimtzis. Outline. Perbedaan Orde Pertama G radient Deteksi tepi Canny. Perbedaan Orde Pertama.

Download Presentation

Pengolahan Citra Digital 20 10 /20 11

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pengolahan Citra Digital2010/2011 Kuliah 5 Analisis Citra 1: Deteksi Tepi Menggunakan Operator Sobel dan Canny Ditraslasikan dari slide Dr.IoannisIvrissimtzis

  2. Outline Perbedaan Orde Pertama Gradient Deteksi tepi Canny

  3. Perbedaan Orde Pertama Perbedaan tingkat pertama pada arah horizontal, vertikal dan diagonal bisa dihitung menggunakan mask Mask paling sederhana yang bisa digunakan untuk menghitung perbedaan orde pertama adalah

  4. Mask Prewitt Menggunakan mask 3x3 , simetris terhadap titik tengah, kita dapat memperoleh informasi tentang arah dari tepian. Mask Prewitt dapat digunakan untuk menghitung perbedaan orde pertama

  5. Mask Sobel Mask Sobel dianggap lebih robust daripada mask Prewitt untuk menghitung perbedaan orde pertama. Mask ini secara tidak langsung men-smooth-kan data.

  6. Mask Sobel Contoh 1:Mask Sobel Mendeteksi perubahan pada arah vertikal. Yang berarti kalau mask ini memiliki respon yang baik (tinggi) tepian horizontal.

  7. Contoh 1 Citra asal Nilai absolut dari mask Sobel dengan respon yang bagus terhadap tepian horizontal Nilai absolut dari mask Sobel dengan respon yang bagus terhadap tepian vertikal

  8. Contoh 2 Citra asal Nilai absolut dari mask Sobel diagonal Nilai absolut dari mask Sobel diagonal yang lain

  9. Outline Perbedaan Orde Pertama Gradient Deteksi tepian Canny

  10. Gradien Gradienadalah suatu vektor yang menunjuk ke arah perubahan intensitas terbesar dari suatu piksel. Pada suatu citra f, gradien pada piksel (x,y) dihitung dengan: Dengan adalah perbedaan orde pertama pada arah xdan y.

  11. Gradien gradien Magnitudedari gradien dihitung dengan

  12. The gradient gradient The direction of the gradient is computed by the angle

  13. Contoh 1 Gunakan mask Sobel untuk menghitung gradien pada titik pusat citra A dan B

  14. Contoh 1 Perbedaan orde pertama pada arah x(vertikal) adalah respon dari mask Sobel Perbedaan orde pertama pada arah y (horizontal) adalah respon dari mask Sobel

  15. Contoh 1 Gradien pada titik pusat A adalah Gradien pada titik pusat B adalah

  16. Contoh 1 Gradien tegak lurus terhadap tepian.

  17. Contoh 3 Citra asal Magnitude dari gradien,hasil aproksimasi dari Versi ter-threshold dari gambar tengah, dengan nilai threshold 1/3 dari nilai intensitas tertinggi pada citra

  18. Contoh 4 Deteksi tepian dengan teknik thresholding magnitude lebih robust jika sebelumnya digunakan proses smoothing menggunakan filter Gaussian Citra yang di-smooth-kan Magnitude dari gradien yang di-aproksimasi oleh Versi ter-threshold dari gambar tengah, dengan nilai threshold 1/3 dari nilai intensitas tertinggi pada citra.

  19. Outline Perbedaan orde pertama Gradien Deteksi tepian Canny

  20. Deteksi Tepian Canny Algoritma deteksi tepi canny terdiri dari langkah-langkah berikut: Smooth kancitra masukan dengan filter Gaussian Hitung magnitude dan sudut gradien Terapkan supresi non-maxima pada magnitude gradien Gunakan analisis double thresholding and connectivity untuk mendeteksi dan menghubungajn tepian

  21. Supresi Non-maxima Pada larik (citra) magnitude gradien, tepian citra asal direpresentasikan oleh ridge yang “tebal”. Supresi non-maxima menipiskan ridge ini, dengan mempertahankan hanya nilai maksimum lokal dari magnitude gradien

  22. Supresi Non-maxima Supresi maximum pertama sekali mengkuantisasi sudut gradien ke dalam empat arah. Untuk setiap piksel, kita temukan sektor dari sudut gradien, selanjutnya tentukan untuk piksel tersebut satu dari empat arah, horizontal, - 45°, vertical, atau - 45°.

  23. Langkah selanjutnya adalah men-zero-kan magnitude gradien pada suatu piksel jika nilainya kurang dari magnitude gradien pada salah satu dari nilai piksel pada arah gradien kuantisasinya. Sebagai contoh, jika arah gradien kuantisasi adalah horizontal, maka kita membangdingkan dengan nilai magnitude gradien pada sebelah kiri dan kanannya, dan men-zero-kan jika nilainya kurang dari yang sebelah kiri atau kanannya. Supresi Non-maxima

  24. Kita mendefinisikan masing-masing sebagai hreshold tinggi dan rendah untuk nilai magnitude gradien. Tepian diperoleh menggunakan algoritma tracking, mulai dari nilai piksel di atas nilai threshold dan berhenti pada piksel-piksel dengan nilai di bawah threshold. Double thresholding

  25. Algoritma tracking tepian Mulai dari sebuah piksel yang bernilai di atas threshold yang belum pernah diproses. Track tepiannya, mengikuti sudut gradien terkuantisasi pada kedua arah dan tandai semua piksel di atas nilai threshold rendah sebagai tepian. Algoritma ini berhenti jika menemui piksel yang nilainya berada di bawah threshold rendah. Lakukan sampai semua piksel yang bernilai di atas threshold atas, diproses. Tracking Tepian

  26. Contoh 5 Citra asal Gradien ter-threshold dari citra yang di-smooth-kan Hasil algoritma Canny

  27. Ucapan Terima Kasih • Appreciation is given to Dr. Ioannis Ivrissimtzis (Durham University, UK), for making the origin of this teaching slides available for download during 2009-2010. • Slide ini adalah versi translasi dari slide ajar Dr.Ioannis Ivrissimtzis, Durham University, UK.

More Related