1 / 11

Cara belajar yang baik

Cara belajar yang baik. OLEH: Eko wahyu saputra (1 O OO2 177 ). 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10. 1.

neve-wagner
Download Presentation

Cara belajar yang baik

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Cara belajar yang baik OLEH: Eko wahyu saputra (1O OO2 177) 12345678910

  2. 1 Menentukan bagaimana cara-cara belajar yang baik bukanlah soal yang mudah. di samping faktor yang ada di dalam diri orang itu sendiri, banyak pula faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri.Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana cara-cara belajar yang baik?”, banyak eksperimen yang dilakukan oleh para ahli psikologi. Dari sekian banyak penelitian dan percobaan yang dilakukan, sekian banyak pula jawaban yang dikemukakan. Namun, di antara jawaban-jawaban yang heterogen itu terdapat pula beberapa yang bersifat umum yang dapat kita pergunakan sebagai pegangan. 12345678910

  3. 2 a. Metode keseluruhan kepada bagian (whole to part method)Di dalam mempelajari sesuatu kita harus memulai dahulu dari keseluruhan, kemudian baru mendetail kepada bagian-bagiannya. Misalnya kita akan mempelajari sebuah buku. Mula-mula kita perhatikan lebih dahulu isi buku tersebut, urutan bab-babnya dan subbab masing-masing. Dari gambaran keseluruhan isi buku tersebut barulah kita mengarah kepada bagian-bagian atau bab-bab tertentu yang kita anggap penting atau yang merupakan inti pokok buku tersebut. Metode ini berasal dari pendapat psikologi Gestalt. 12345678910

  4. 3 b. Metode keseluruhan lawan bagian (whole versus part method)Untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya tidak terlalu luas, tepat dipergunakan metode keseluruhan seperti menghafal syair, membaca buku cerita pendek, mempelajari unit-unit pelajaran tertentu, dan sebagainya. untuk bahan-bahan yang bersifat non verbal, seperti keterampilan, mengetik, menulis, dsb. lebih tepat digunakan metode bagian. 12345678910

  5. 4 c. Metodecampuranantarakeseluruhandanbagian (mediating method)Metodeinibaikdigunakanuntukbahan-bahanpelajaran yang skopnyaluas, atau yang sukar-sukar, sepertimisalnyatatabuku, akunting, danbahankuliah lain padaumumnya. d. Metoderesitasi (recitation method)Resitasidalamhaliniberartimengulangiataumengucapkankembali (sesuatu) yang telahdipelajari. Metodeinidapatdigunakanuntuksemuabahanpelajaran yang bersifat verbal maupun non verbal. Di dalammatakuliahMetodologiPengajaranmetoderesitasiinidisebut “metodepemberiantugas”. yang berartibahwapemberiantugasitubermaksud agar siswadiharuskanmengulangipelajaran yang telahdipelajariataudiajarkan. 12345678910

  6. 5 e. Jangkawaktubelajar (leght of practice periods)Dari hasil-hasileksperimenternyatabahwajangkawaktu (periode) belajar yang produktifsepertimenghafal, mengetik, mengerjakansoalhitungan, dsb. adalahantara 20-30 menit. Jangkawaktu yang lebihdari 30 menituntukbelajar yang benar-benarmemerlukankonsentrasiperhatianrelatifkurangatautidakproduktif. Jangkawaktutersebutdiatastidakberlakubagimatapelajaran yang memerlukan ‘pemanasan’ padapermulaanbelajarnyasepertiuntukbelajarsejarah, geografi, ilmufilsafat, dsb. Di sampingitu, kitaharusingat pula bahwabesarnyaminat yang adapadadiriseseorangterhadapsuatupelajarandapatmemperpanjangjangkawaktubelajarnyasehinggamemungkinkanlebihdari 30 menit. Bahkanpadaorangdewasadapatlebih lama lagi. 12345678910

  7. 6 f. Pembagian waktu belajar (distribution of practice periods)Dari berbagai percobaan telah dapat dibuktikan, bahwa belajar yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat tidak efisien dan tidak efeaktif. oleh karena itu, untuk belajar yang produktif diperlukan adanya pembagian waktu belajar. Dalam hal ini “hukum Jost” tentang belajar, 30 menit 2 x sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif daripada sekali belajar selama 6 jam (360 menit) tanpa berhenti. 12345678910

  8. 7 g. Membatasi kelupaan (counteract forgetting)Bahan pelajaran yang telah kita pelajari seringkali mudah dan lekas dilupakan. maka untuk jangan sampai lekas lupa atau hilang sama sekali, dalam belajar perlu adanya “ulangan” atau review pada waktu-waktu tertentu atau setelah/pada akhir suatu tahap pelajaran diselesaikan. guna review atau ulangan ini ialah untuk meninjau kembali atau mengingatkan kembali bahan yang pernah dipelajari. Adanya review ini sangat penting, terutama bagi bahan pelajaran yang sangat luas dan memakan waktu beberapa semester untuk mempelajarinya. 12345678910

  9. 8 h. Menghafal (cramming)Metode ini berguna terutama jika tujuannya untuk dapat menguasai serta mereproduksi kembali dengan cepat bahan-bahan pelajaran yang luas atau banyak dalam waktu yang relatif singkat seperti misalnya belajar untuk menghadapi ujian-ujian semester atau ujian akhir. Namun, metode ini sebenarnya kurang baik karena hasilnya lekas dilupakan lagi segera setelah ujian selesai. 12345678910

  10. 9 • Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatanKita mengenal ungkapan quick learning means quick forgetting. Di dalamnya terdapat korelasi negatif antara kecepatan memperoleh suatu pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuan itu. Hasil-hasil eksperimen yang telah dilakukan tidak mempunyai cukup bukti untuk menolak ataupun membenarkan generalisasi tersebut. untuk bahan pelajaran yang kurang mempunyai arti, mungkin generalisasi itu tepat dan benar. Akan tetapi, untuk bahan-bahan pelajaran yang lain tidak dapat dipastikan kebenarannya. 12345678910

  11. 10 j. Retroactive inhibitionKita telah mengetahui dari beberapa teori belajar yang telah dibicarakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat asosiaasi dan interrelasi antara berbagai pengalaman yang kemudian membentuk pola-pola pengertian atau pengetahuan yang terorganisasi di dalam diri kita. Asosiasi dan interrelasi itu terjadi karena hasil pengulangan-pengulangan yang teratur, karena adanya hubungan-hubungan berlanjut di dalam waktu dan ruang, karena intensitas stimulasi, mempunyai hubungan stuktural yang logis, dan sebagainya.Berbagai pengetahuan yang telah kita miliki itu, di dalam diri kita seolah-olah merupakan unit-unit yang selalu berkaitan satu sama lain, bahkan sering pula yang satu mendesak atau menghambat yang lain. Proses seperti ini di dalam psikologi disebut retroactive inhibition. Inhibition berarti larangan atau penolakan. Jadi, pada waktu terjadi proses reproduksi di dalam jiwa kita, atau dengan kata lain pada waktu terjadi proses berpikir, terjadi adanya penolakan atau penahanan dari suatu unit pengetahuan tertentu terhadap unit yang lain sehingga terjadi kesalahan dalam berpikir. 12345678910

More Related