1 / 33

Muhammad Iftar Aryaputra

PENYERTAAN (DEELNEMING). Muhammad Iftar Aryaputra. PERISTILAHAN:. Turut campur dalam peristiwa pidana (Mr. Tresna ) Turut berbuat delik ( Karni ) Turut Serta (Utrecht) Deelneming ( Bld ) Complicity ( Ing ) Participation ( Prancis ) Penyertaan ( Moeljatno , BNA).

murielm
Download Presentation

Muhammad Iftar Aryaputra

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENYERTAAN (DEELNEMING) Muhammad IftarAryaputra

  2. PERISTILAHAN: • Turutcampurdalamperistiwapidana (Mr. Tresna) • Turutberbuatdelik (Karni) • Turut Serta (Utrecht) • Deelneming (Bld) • Complicity (Ing) • Participation (Prancis) • Penyertaan (Moeljatno, BNA)

  3. BENTUK-BENTUK PENYERTAAN Belandadan Indonesia : Pembuat (dader) danPembantuan (medeplichtige) PerancisdanBelgia : AutorsdanComplices Inggris : PrincipalsdanAccessories Jerman : Pembuat, Penganjur, danPembantu Jepang : CoPrincipal (pembuat), Instigator (penganjur), danAccessories (pembantu)

  4. LANDASAN YURIDIS PENYERTAAN: PASAL 55 KUHP: Dipidanasebagaipembuat (dader) sesuatuperbuatanpidana: Ke-1. Mereka yang melakukan, yang menyuruhlakukan, dan yang turutsertamelakukanperbuatan. Ke-2. Mereka yang denganmemberiataumenjanjikansesuatu, denganmenyalahgunkankekuasaanataumartabat, dengankekerasan, ancaman, ataupenyesatan, ataudenganmemberikesempatan, saranaatauketerangan, sengajamenganjurkan orang lain supayamelakukanperbuatan. Terhadappenganjurhanyaperbuatan yang sengajadianjurkansajalah yang diperhitungkan , besertaakibat-akibatnya.

  5. LANDASAN YURIDIS PENYERTAAN: PASAL 56 KUHP: Dipidanasebagaipembantusuatukejahatan: Ke-1. Mereka yang sengajamemberikanbantuanpadawaktukejahatandilakukan. Ke-2. Mereka yang sengajamemberikesempatan, saranaatauketeranganuntukmelakukankejahatan

  6. SKEMA PENYERTAAN DALAM KUHP INDONESIA: 1. Pelaku/Pleger 2. Menyuruhlakukan/ doenpleger PEMBUAT (DADER) 3. Turut Serta/medepleger 4. Penganjur/uitlokker Penyertaan Padasaatkejahatan PEMBANTU (MEDEPLICHTIGE) Sebelumkejahatan Dalamartiluas : setiap orang yang menimbulkanakibatyang memenuhirumusandelik. Konsekuensinya: mereka yang disebutdalamPasal 55 KUHP adalahpembuat (dader). Dalamartisempit : hanya orang yang melakukansendiriperbuatan yang sesuaidenganrumusandelik. Konsekuensinya: hanyapelaku(pleger) yang dikatagorikansebagaipembuat.

  7. PELAKU (PLEGER )

  8. PELAKU (PLEGER ) • Pelakuadalahorang yang melakukansendiriperbuatan yang memenuhirumusandelik; • Dalampraktek, sulitmenentukan, terutamadalamhalpembuatundang-undangtidakmenentukansecarapastisiapa yang menjadipembuat (maksudnya: membedakanpembuatdanpelaku-pen). • Indonesia : pembuatdalamartisempit (pelaku) diartikansebagai orang yang menurutmaksudpembuat UU harusdipandangyang bertanggungjawab; • Belanda : pembuatdalamartisempit (pelaku) adalahorang yang mempunyaikekuasaan/ kemampuanuntukmengakhirikeadaanterlarang, tetapitetapmemberikankeadaanterlarangituberlangsungterus. • Pompe : pembuatdalamartisempit (pelaku) adalahorang yang mempunyaikewajibanuntukmengakhirikeadaanterlarangitu.

  9. PELAKU (PLEGER ) • KedudukanpelakudalamPasal 55 KUHP, seringdipermasalahkan, karena : • Janggaldantidakpadatempatnya • Menurutpendapatini, Pasal 55 berada di bawah BAB V KUHP denganjudul “Penyertaandalammelakukantindakpidana”. Sedangkanpadapenyertaan, melibatkanbeberapa orang. Jaditidakadapenyertaanapabilamereka yang melakukanitudiartikansecara (pembuat) tunggal; • Sesuaidenganpandangan yang sempittentang “pembuat”. • Dapatdipahami • KarenaPasal 55 menyebut “mereka yang dipidanasebagaipembuat : mereka yang melakukan… dst”; • Pasal 55 menyebutsiapa-siapa yang dinamakanpembuat, jadiplegerjugatermasukdidalamnya; • Sesuaidenganpandangan yang luastentang “pembuat”.

  10. MENYURUHLAKUKAN (DOENPLEGER )

  11. MENYURUHLAKUKAN (DOENPLEGER ) • Melakukanperbuatandenganperantara orang lain; • Perantara yang digunakanhanyasebagai “alat” (alatsebagai “pembuatmateriil”) • Pembuatmateriiltidakbisadipertanggungjawabkan. KarakteristikDoenpleger : Ada 2 pihak yang terlibat, yaitupembuatlangsung(manusministra/auctorphysicus) danpembuattidaklangsung(manusdomina/auctorintelectualis) “alat”/manusministrayang digunakanadalahmanusia; “alat” yang digunakanberbuat (bukanalat yang mati); “alat” yang gunakantidakdapatdipertanggungjawabkan.

  12. Ketidakmampuan “alat” yang digunakandalamdoenplagerdikarenakan: MasukdalamkatagoriPasal 44, 48, 51 ayat (2) KUHP; Bila “alat” itusesatmengenaisalahsatuunsurdeliknya.  Misal A menyuruh B untukmengambiluangdirekeningmilik C, dengantandatangan yang telahdipalsu A. Padahal, B tidaktahukalautandatangan C dipalsuoleh A, karenasangatmiripnya; Bila “alat” itutidakmemilikimaksudseperti yang untukkejahatantersebut Misal A menyuruh B untukmengambilkansuatubarangdarisuatutempat. B Mengambilkanbarangterseut, dan B mengambilbarangituuntukdiserahkankepada A. dalamhaltidakadamensreadari B untukmemiilikisamasekaliuntukdirinya.

  13. Apakahdimungkinkanadamenyuruhlakukanbagi orang yang belumcukupumur? Menurut Prof. BNA, tidakadadoenplegerbagianak yang belumcukupumur. Hal inidikarenakanpadadasarnyaKUHP menganggap orang yang belumcukupumurtetapmampubertanggungjawab(dasarhukumPasal 45-47 KUHP). • Catatan: • Pasal45, 46, 47 sudahdicabutdengan UU No. 3 Tahun 1997 tetangPengadilanAnak; • Dalam UU SPP Anak, usiaanak yang dapatdipertanggungjawabkanadalah12-18tahun; • makaapabila “alat” yang digunakanberusia < 12 tahun, adamenyuruhlakukan (doenplager).

  14. CONTOH KASUS : A inginmenguasaihartawarisandarikakeknya yang sudahtua, danmemilikipenyakitjantung. Untukmelaksanakanniatnya, A menyuruhkeponakannya yang masihberumur 5 tahununtukmengagetkankakeknya yang sedangtidur. Kemudiankeponakannyabenarmengagetisikakek. Akibatperbuatannya, sikakekmendapatseranganjantungseketika, sikakekakhirnyameninggal. Pertanyaan : • Apakahadamenyuruhlakukandalamhalini? • Siapa yang dipertanggungjawbakandalamhalini? • Apabilasikeponakanberusia 15 tahun, apakahadamenyuruhlakukan?

  15. TURUT SERTA (MEDEPLEGER )

  16. TURUT SERTA (MEDEPLEGER ) • KUHP tidakmemberikandefinisiapaituturutserta (medepleger); • MenurutMemorie van Toelichting (MvT), medeplegeradalah orang yang dengansengajaturutberbuatatauturutmengerjakansuatudelik; • Pompe: ada 3 kemungkinandalammedepleger, yaitu : • Mereka (masing-masing) memenuhisemuaunsurdalamrumusandelik •  A dan B melakukanpemukulankepada C. • Salah seseorangmemenuhiunsurdelik, lainnyatidak •  Dua orang bekerjasamauntukmelakukanpencopetandalamsebuahangkot. Satu orang mengalihkanperhatiandengancaramuntah-muntah, sedangkansatunyaberaksimengambildompetpenumpang. • Tidakseorangpunmemenuhiunsurdelik, tetapisecarabersamamewujudkandelik •  A dan B melakukanpencuriandenganpengrusakandisebuahrumah (363 ayat (1) ke-5). A bertugasmerusakkuncirumah, kemudian A berjaga-jaga di depanrumah. B mengambilbarang-barang di rumahtersebut.

  17. TURUT SERTA (MEDEPLEGER ) • SYARAT ADANYA MEDEPLEGER : • Ada kerjasamasecarasadar • Di sinitidakberartiharusadapermufakatanlebihdulu, tapisudahcukupapabilaadapengertianantara orang-orang yang akanmelakukankejahatan, yang melakukansuatuperbuatandengantujuan yang sama; • Tidakadaturutserta, apabilaadaperbedaantujuan/kehendak. Misal yang satumenginginkanpenganiayaanterhadap B, sedangkan yang satumenghendakimatinya B. • Ada pelaksaaanbersamasecarafisik • Pelaksanaanbersamadisinibisadiartikansebagaiperbuatan yang langsungmenimbulkanselesainyadelikyang bersangkutan. Di siniharusadakerjasama yang eratdansecaralangsung.

  18. ContohKasus : Sulemenitipkansebuahperhiasanemaskepadakawannya, Nunung. Oleh Andre (suamiNunung) denganpersetujuanNunung, perhiasantersebutdijualtanpasepengetahuanSule, untukkepentinganpribadimereka. Pertanyaan : Apadelik yang dilakukan? Apabentukmedepleger-nya? Siapa yang bisadipertanggungjawabkan?

  19. ContohKasus : A dan B kulibangunan. A dan B mengangkatsuatubarang yang beratdarilantai 2 sebuahgedung, danmelemparkanbarangtersebutkebawah. Padawaktuakanmenjatuhkanbarangtersebut, A sudahmelihatsekelilingdanyakintidakada orang yang melintas. Kenyataannya, padasaatbarangtersebutdijatuhkan, mengenaiseseorang, danmenewaskan orang tersebut. Pertanyaan : Apadelik yang dilakukan? Apabentukmedepleger-nya? Siapa yang bisadipertanggungjawabkan?

  20. PENGANJURAN (UITLOKER)

  21. PENGANJUR (UITLOKKER ) Penganjuradalah orang yang menggerakkan orang lain untukmelakukantindakpidana, denganmenggunakansarana-sarana yang ditentukandalamPasal 55 ayat (1) ke-2. memberiataumenjanjikansesuatu, denganmenyalahgunkankekuasaanataumartabat, dengankekerasan, ancaman, ataupenyesatan, ataudenganmemberikesempatan, saranaatauketerangan, Hampirsamadengandoenpleger

  22. PERBEDAAN PENGANJURAN DAN MENYURUHLAKUKAN:

  23. PENGANJUR (UITLOKKER ) SYARAT PENGANJURAN DIPIDANA: Ada kesengajaanmenggerakkan orang lain melakukantindakpidana; MenggerakkannyadenganmenggunakansaranasebagaimanadimaksuddalamPasal 55 ayat (1) ke -2 KUHP; Putusankehendakdaripembuatmateriilditimbulkankarenaadakausalitasdarihal-hal 1 dan 2 di atas; Ada penganjuranketikapembuatmateriilsudahmelakukantindakpidanayang dianjurkanatausudahadapercobaanmelakukantindakpidana; Pembuatmateriiltersebutdapatdipertanggungjawabkan. Catatan: syaratnomor 1 dan 2 adapadapenganjur. Syaratnomor 3, 4, dan 5 adapada orang yang dianjurkan (pembuatmateriil).

  24. PENGAJURAN YANG GAGAL : • Terjadi dalam hal seseorang telah dengan sengaja menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu tindak pidana dengan menggunakan salah satu sarana dalam Pasal 55 ayat(1) ke-2, akan tetapi orang lain itu tidak mau melakukanatau mau/sudah melakukan akan tetapi tidak sampai dapat melaksanakan perbuatan yg dapat dipidana • Berlaku ketentuan Pasal 163 bis. Tidakmaumelakukan (delikbelumterjadi) Pasal 163 bis PENGANJURAN GAGAL Melakukan, tapitidakselesai (barutahappersiapan, belummasukpelaksanaan, shgtidakadapercobaan)

  25. PASAL 163 BIS : BarangsiapadenganmenggunakansalahsatusaranatersebutdalamPasal 55 ke-2, mencobamenggerakkan orang lainsupayamelakukankejahatan, diancamdenganpidanapenjara paling lama6 tahunataudenda paling banyakRp. 300,00 jikatidakmengakibatkankejahatanataupercobaankejahatanyang dipidana, tetapidenganketentuanbahwasekali-kali tidakdapatdijatuhkanpidana yang lebihberatdaripada yang ditentukanterhadapkejahatanitusendiri. Aturantersebuttidakberlaku, jikatidakmengakibatkannyakejahatanataupercobaankejahatan yang dipidanaitudisebabkankarenakehendaknyasendiri

  26. CATATAN TERHADAP PASAL 163 BIS : • Pasal 163 bismengancamterhadappenganjuran yang gagaldanpenganjuran yang tidakmenimbulkanakibat; • Pasal 163 bismerupakandelikformil, artinya, perbuatannyadititikberatkanpadaperbuatansipembuatmateriil. • KetentuanPasal 163 bismenurut Prof Moeljatnoadalahalasanpenghapuspenuntutan. PENGANJURAN BERHASIL PASAL 55 KUHP SBG DADER Penganjurdipidana, pembuatmateriiljugadipidana TP diancam > 6 tahun dipidana 6 tahun PENGANJURAN GAGAL PASAL 163 bis KUHP TP diancam < 6 tahun dipidanasesuaimaksancamanpidanadalamPasalybs. Penganjurdipidana, pembuatmateriiltidakdipidana

  27. PEMBANTUAN (MEDEPLICHTIGE )

  28. SIFAT DAN JENIS PEMBANTUAN • Pembantuan sifatnya accesoir,artinya, untuk adanya pembantuan harus ada orang yg melakukan kejahatan(harus ada yg dibantu). • Jenis pembantuan menurut Pasal 56 KUHP : • Pembantuan pada saat kejahatan dilakukan Caranya tidak ditentukan • Pembantuan sebelum kejahatan dilakukan Caranya ditentukan limitatif (memberi kesempatan, sarana, atau keterangan)

  29. PEMBANTUAN PADA SAAT KEJAHATAN MIRIPDENGAN TURUT SERTA, PERBEDAANYA? PEMBANTUAN SAAT KEJAHATAN • Hanya merupakanperbuatan membantu/menunjang (dilihatdariajaran yang obyektif); • Kesengajaanya mrpk animus socii (hanya memberi bantuan); • Tidak harus ada kerjasama yg disadari; • Tidak mempunyai kepentingan/tujuan sendiri; • Terhadap pelanggaran tidak dipidana • Maksimum pidana dikurangi sepertiga TURUT SERTA • Merupakanperbuatan pelaksanaan(dilihatdariajaran yang obyektif); • Kesengajannya mrpk animus coauctores (diarahkanpadaterwujudnya delik); • Harus ada kerjasama yg disadari • Mempunyai kepentingan/tujuan sendiri • Terhadap kejahatan maupun pelanggaran dapat dipidana • Maksimum pidananya sama dg si pembuat

  30. PEMBANTUAN SEBELUM KEJAHATAN MIRIP DENGAN PENGANJURAN, PERBEDANNYA ADALAH: • Pada Penganjuran : Kehendakjahatpada pembuat materiel ditimbulkan oleh si penganjur (ada kausalitas psikhis) • Pada Pembantuan : Kehendak jahat pada pembuat materiel sudah ada sejak semula (tidak ditimbulkan oleh si pembantu)

  31. PEMIDANAAN TERHADAP PEMBANTUAN • Pada prinsipnya, KUHP menganutbahwapembantuandipidanalebihringansebagaimanadiaturdalamPasal 57 ayat (1) dan (2); • Namunadabeberapaperkecualian, misal: • Pembantudipidanasamaberatdenganpembuat : Pasal 333 (4) KUHP • Pembantudipidanalebihberatdaripembuat : Pasal 231 ayat (3) dan 349 KUHP • Pidanatambahanuntukpembantusamadenganancamanterhadapkejahatantersebut, jadisamadengansipembuat (Pasal 57 ayat (3) KUHP) • KUHP berpendirianbahwapertanggungjawabanpembantuberdirisendiri (tidaktergantungpadapertanggungjawabansipembuat). BisadilihatdariPasal 57 ayat (4) danPasal 58 KUHP.

  32. Sebenarnyajugamerupakanbentukpenyertaan, tapi yang dilakukansetelahterjadinyadelik. Makadisinibukanmerpakanbentukpembantuan. DalamhukumpidanaJerman, bentuk2 diatasdikenaldenganistilahnachtaterschaftataubegunstigung(bentuk-bentukpermudahan) Pasal 221 KUHP : Menyembunyikanpenjahat Pasal 223 KUHP : menolong orang melepaskandaritahanan Pasal 480, 481, 482 KUHP : delikpenadahan

  33. Terimakasih SELESAI WASSALAM SemogaBermanfaat

More Related