1 / 57

Andrew Fiade Kamis, 06 November 2014

Route dan Routing Protocol. Andrew Fiade Kamis, 06 November 2014. Topics. 6.1 Introduction to Static Routing 6.2 Dynamic Routing Overview 6.3 Routing Protocols Overview. Pengenalan Routing. R outers mempelajari jaringan untuk meneruskan paket Terdapat 2 cara dalam memperoleh informasi :

marah-rutledge
Download Presentation

Andrew Fiade Kamis, 06 November 2014

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript

  1. Route dan Routing Protocol Andrew Fiade Kamis, 06 November 2014 http://www.mercubuana.ac.id

  2. Topics • 6.1Introduction to Static Routing • 6.2Dynamic Routing Overview • 6.3Routing Protocols Overview http://www.mercubuana.ac.id

  3. Pengenalan Routing • Routers mempelajari jaringan untuk meneruskan paket • Terdapat 2 cara dalam memperoleh informasi: • Dynamically: • Informasi dipelajari dari router lain • Statically: • Konfigurasi manual • Ketika jaringan berubah, admin network harus menambah dan menghapus static routing • In large networks it requires a tremendous amount of administrative time and is often configured in conjunction with a dynamic routing protocol • Untuk network skala kecil, jarang melakukan perubahan network http://www.mercubuana.ac.id

  4. Routing dan route protokol • routing protocol digunakan oleh router untuk secara dinamis menemukan semua network di sebuah internetwork, dan memastikan bahwa semua router memiliki routing table yang sama. Pada dasarnya sebuah routing protocol menentukan jalur (path) yang dilalui oleh sebuah paket melalui sebuah internetwork. Contoh dari routing protocol adalah RIP, IGRP, EIGRP, dan OSPF. http://www.mercubuana.ac.id

  5. Routing dan route protokol • routed protokol dapat digunakan untuk mengirimkan data user (paket) melalui jaringan yang sudah ada. Routed protokol ditugaskan ke sebuah inteface dan menentukan metode pengiriman paket. Contoh dari routed protokol adalah IP dan IPX. http://www.mercubuana.ac.id

  6. Router vs Switch http://www.mercubuana.ac.id

  7. Ilustrasi http://www.mercubuana.ac.id

  8. ilustrasi http://www.mercubuana.ac.id

  9. Mempelajari routing • Alamat tujuan • Router-router tetangga (neighbor routers) dari mana sebuah router bisa mempelajari tentang network remote. • Route yang mungkin ke semua network remote • Route terbaik untuk setiap network remote. • Bagaimana menjaga dan memverifikasi informasi routing. http://www.mercubuana.ac.id

  10. Kelebihan Routing Statis • Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router, yang berarti kita mungkin dapat membeli router yang lebih murah daripada jika kita menggunakan routing dinamis. • Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router, yang berarti kita mungkin dapat menghemat uang untuk link WAN • Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk mengizinkan akses routing ke network tertentu saja. http://www.mercubuana.ac.id

  11. Kelemahan Routing Statis • Administrator harus benar-benar memahami internetworking dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasi router dengan benar. • Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, administrator harus menambahkan sebuah route ke semua router secara manual. • Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri. http://www.mercubuana.ac.id

  12. Static route operation • Static route operations can be divided into 3 parts: • Admin network konfigurasi router • Router installs route dalam routing table • Packets di routed menggunakan static route • Untuk beberapa alasan static routes digunakan sebagai backup jika dynamically routegagal dalam mempelajari route • Untuk menggunakan keduany, dengan merubah distance http://www.mercubuana.ac.id

  13. Konfigurasi Static Routing • Ip route [destination_network] [mask] [next-hop_address or exit interface] [admistrative_distance] [permanent] • Ket: • Ip route Perintah ini digunakan untuk menciptakan routing statis. • Destination_address Network yang kita tempatkan di routing table. • Mask Subnet mask yang digunakan di network. http://www.mercubuana.ac.id

  14. Next-hop_address Alamat dari router di hop berikutnya (next-hop) yang akan menerima paket dan meneruskannya ke network remote. Alamat next-hop address adalah sebuah interface router yang berada disebuah network yang terhubung secara langsung. Kita harus mampu melakukan ping ke interface router ini sebelum kita menambahkan route. Jika kita mengetikkan alamat di hop berikutnya yang salah, atau interface ke router sedang mati, route statis akan muncul di konfigurasi router, tetapi tidak di routing table. http://www.mercubuana.ac.id

  15. Exit interface Kita dapat menggunakan ini untuk menggantikan next-hop_address jika kita menginginkannya, tetapi ini hanya dapat diterapkan di sebuah link point-to-point, seperti sebuah WAN. Perintah ini tidak akan bekerja pada sebuah LAN seperti Ethernet. http://www.mercubuana.ac.id

  16. Administrative_distance Secara default, route statis memiliki sebuah administrative distance (jarak administrasi) 1 (atau bahkan 0 jika kita menggunakan sebuah exit interface dibandingkan sebuah alamat next-hop). Kita dapat mengubah nilai default dengan menambahkan apa yang disebut administrative weight (bobot administrasi) pada akhir dari perintah ini. http://www.mercubuana.ac.id

  17. Permanent jika interface dimatikan (shut down), atau router tidak dapat berkomunikasi ke router hop berikutnya, secara otomatis route akan dibuang dari routing table. Pilihan permanent akan membuat entri route ini tetap ada di routing table meski apa pun yang terjadi. http://www.mercubuana.ac.id

  18. Routing Default • routing default untuk mengirimkan paket-paket ke sebuah network tujuan yang remote yang tidak ada di routing table, ke router hop berikutnya. Kita hanya dapat menggunakan routing default pada network-network stub yaitu network yang hanya memiliki satu jalur keluar (exit path) dari network itu. http://www.mercubuana.ac.id

  19. Untuk mengkonfigurasikan sebuah route default, kita menggunakan wildcard di alamat network dan lokasi mask dari sebuah route statis. Bahkan sebenarnya, kita dapat menganggap sebuah route default sebagai route statis yang menggunakan wildcard daripada informasi network dan mask. • Berikut ini adalah syntax perintah yang kita gunakan untuk menambah sebuah route default ke sebuah routing table : • Ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 [next-hop_address] http://www.mercubuana.ac.id

  20. Static route operation next-hop IP address of the adjacent routercould have been used . • If the router cannot reach the outgoing interface that is being used in the route, the route will not be installed in the routing table. Ex: when the interface is down • Administrative Distance is an optional parameter (value 0-255) http://www.mercubuana.ac.id

  21. Since theadmindistance was notspecified, it will default to 1 or 0 when the route is installed in the routing table http://www.mercubuana.ac.id

  22. Configuring default route forwarding • Default routes are used to route packets with destinations that do not match any of the other routes in the routing table. • A default route is a special static route that uses the format: • ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 [next-hop-address | outgoing interface] • If the packet does not match a specific route in the routing table, it will be routed to the 0.0.0.0 network. • Any IP address will always yield the network address 0.0.0.0 when ANDed with the mask 0.0.0.0 http://www.mercubuana.ac.id

  23. Configuring default route forwarding • Static routes wereconfigured on Hoboken to make networks 172.16.1.0 and 172.16.5.0 accessible. It should now be possible to route packets to both of these networks from Hoboken. • However, neither Sterling nor Waycross will know how to return packets to any non-directly connected network. http://www.mercubuana.ac.id

  24. Verifying static route configuration • After static routes are configured verify that they are present in the routing table and that routing is working as expected • show running-config to verify that the static route was entered correctly • show ip route to make sure that the static route is present in the routing table • ping a node on the statically defined network. • Run a tracerouteto the same network http://www.mercubuana.ac.id

  25. Introduction to routing protocols • Routing Protocol: • Allows one router to share information with other routers regarding the networks it knows about as well as its proximity to other routers. • The information receivedusing a routing protocol is used to build and maintain a routing table. • Routed Protocol: • Used to direct user traffic. • Provides enough information in its network layer address to allow a packet to be forwarded from one host to another http://www.mercubuana.ac.id

  26. Routing Dinamis • Ketika routing protokol digunakan untuk menemukan network dan melakukan update routing table pada router. Ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis dan default, tapi ia akan membebani dalam hal proses-proses di CPU router dan penggunaa bandwidth dari link jaringan. Sebuah routing protokol mendefinisikan kumpulan peraturan yang digunakan oleh router ketika router berkomunikasi tentang informasi routing dengan router-router yang bertetangga. http://www.mercubuana.ac.id

  27. Terdapat dua jenis routing protokol yang digunakan di internetwork: internet gateway protocol (IGP) dan exterior gateway protocol (EGP). IGP digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing dengan router-router yang berada di autonomous system (AS) yang sama. Sebuah AS adalah sekumpulan network yang berada dibawah sebuah domain administrasi yang sama, yang pada dasarnya berarti semua router yang berbagi informasi routing table yang sama adalah berada di AS yang sama. Sedangkan EGP digunakan untuk berkomunikasi antar-AS. Sebuah contoh EGP adalah Border Gateway Protocol (BGP) http://www.mercubuana.ac.id

  28. AD • Administative Distance (disingkat AD) digunakan untuk mengukur apa yang disebut trustworthiness (ke-dapat-dipercaya-an) dari informasi routing yang diterima oleh sebuah router dari router tetangga. Sebuah administrative distance adalah sebuah bilangan bulat dari 0 sampai 255, dimana 0 adalah yang paling dapat dipercaya dan 225 berarti tidak akan lalu lintas data yang akan melalui route ini. http://www.mercubuana.ac.id

  29. Jika sebuah router menerima dua update mengenai network yang sama, maka hal pertama yang dicek oleh router adalah AD. Jika satu dari route yang di-advertised (diumumkan oleh router lain) memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka route dengan AD terendah tersebut akan ditempatkan di routing table. http://www.mercubuana.ac.id

  30. Jika kedua route yang di-advertised memiliki AD yang sama, maka yang disebut metrics dari routing protokol(misalnya jumlah hop atau bandwidth dari sambungan) akan digunakan untuk menemukan jalur terbaik ke network remote. Router yang di-advertised dengan metrics terendah akan ditempatkan di routing table. Tetapi jika kedua route memiliki AD dan metric yang sama, maka routing protokol akan melakukan load-balance (pengimbangan beban) ke network remote (yang berarti router akan mengirimkan paket melalui kedua link yang memiliki AD dan metric yang sama tersebut). http://www.mercubuana.ac.id

  31. Tabel AD http://www.mercubuana.ac.id

  32. Jika sebuah network terhubung secara langsung, router akan selalu menggunakan interface yang terhubung ke network itu. Jika seorang administrator mengkonfigurasikan sebuah route statis, router akan lebih mempercayai route statis tersebut dibandingkan route dinamis yang dipelajari dari router lain. Kita dapat mengubah administrative distance dari route statis tetapi secara default mereka memiliki AD 1. http://www.mercubuana.ac.id

  33. Jika anda memiliki sebuah route statis, route yang diumumkan oleh RIP (RIP-advertised route), dan sebuah route yang diumumkan oleh IGRP (IGRP-advertised route), maka secara default router akan selalu menggunakan route statis kecuali jika kita mengubah AD dari route statis tersebut. http://www.mercubuana.ac.id

  34. Routing Dinamis • Distance Vektor • Link State • Hybird http://www.mercubuana.ac.id

  35. Distance Vektor • Protokol distance-vector menemukan jalur terbaik ke sebuah nerwork remote dengan menilai jarak. Setiap kali sebuah paket melalui sebuah router disebut sebagai sebuah hop. Route dengan hop yang paling sedikit ke network yang dituju akan menjadi route terbaik. Vektor menunjukan arah (direction) ke network remote. Baik RIP dan IGRP adalah routing protokol jenis distance-vector. RIP dan IGRP mengirimkan semua routing table ke router-router tetangga yang terhubung secara langsung. http://www.mercubuana.ac.id

  36. Link State • Pada protokol link-state atau yang juga disebut protokol shortest-path-first setiap router akan menciptakan tiga buah tabel terpisah. Satu dari tabel ini mencatat perubahan dari network-network yang terhubung secara langsung. Satu tabel lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan tabel yang terakhir digunakan sebagai routing table. Router yang link-state mengetahui lebih banyak tentang internetwork dibandingkan semua jenis routing protokol yang distance-vector. OSPF adalah sebuah routing protokol IP yang sepenuhnya link-state. Protokol link-state mengirimkan update-update yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua router lain di network. http://www.mercubuana.ac.id

  37. Hybird • Protokol hybrid menggunakan aspek-aspek dari routing protokol jenis distance-vector dan routing protokol jenis link-state. Sebagai contoh adalah EIGRP. Tidak ada cara tunggal untuk mengkonfigurasikan routing protokol untuk digunakan di semua bisnis atau pekerjaan. Mengkonfigurasikan routing protokol adalah hal yang harus kita lakukan secara kasus-per-kasus. Jika kita mengerti bagaimana cara kerja routing protokol yang berbeda, kita dapat membuat keputusan yang baik, kuat, dan yang benar-benar memenuhi kebutuhan semua orang di semua jenis bidang usaha. http://www.mercubuana.ac.id

  38. Distance vector routing protocol features • Pass periodic copies of the entire routing table from router to router. • Also known as Bellman-Ford algorithms • Similar to the signs found at a highway intersection. A sign points towards a destination and indicates the distance to the destination. Further down the highway, another sign points toward the destination, but now the distance is shorter http://www.mercubuana.ac.id

  39. Distance Vector Routing • Each router begins by identifying its own neighbors. • The interface that leads to each directly connected network has a distance of 0. • Router B learns about other networks based on information received from Router A • Router B adds a distance vector number which increases the distance vector. • Routersdo not know the exact topology of an internetworkas each router only sees its neighbor routers http://www.mercubuana.ac.id

  40. Link-state routing protocol features • Also known as Dijkstras algorithm or as SPF (shortest path first) algorithms • Maintain a complex database of topology information • Have full knowledge of distant routers and how they interconnect • Link-state routing uses: • Link-state advertisements (LSAs) –An LSA is a small packet of routing information that is sent between routers. • Topological database –A topological database is a collection of information gathered from LSAs. • SPF algorithm –The SPF algorithm is a calculation performed on the database resulting in the SPF tree. • Routing tables –A list of the known paths and interfaces. http://www.mercubuana.ac.id

  41. Link-state routing protocol features • Network discovery processes for link state routing • LSAs are exchanged between directly connected routers with information about directly connected networks • These LSAs are accumulated on each router and a topological database is constructed • The SPF algorithm uses this database to calculate shortest path • It then builds a tree, with itself as the root, consisting of all possible paths to each network • It sorts these paths Shortest Path First (SPF) • Lists the best paths and ports to these destination networks in the routing table http://www.mercubuana.ac.id

  42. Link-state routing protocol • The router that first becomes aware of a topology change forwards the information to all other routers • Each router keeps track of its: • neighbor routers • neighbor’s name • Link (interface) status • Cost of the link to the neighbor • Construct an LSA packet that lists its neighbor’s details • Send out this packet • When it receives an LSA packet it records it in its database • Draws a topology map with the accumulated LSAs • Each time an LSA causes a change to the database, the SPF algorithm is recalculated • The routing table is updated http://www.mercubuana.ac.id

  43. Link State Concerns • CPU Usage: more processing requirements than distance-vector protocols • RAM: holds info from various databases, holds the topology tree, and the routing table • Bandwidth during the initial discovery process is heavy because LSA packets are sent to all routers • After this initial flooding, bandwidth usage is minimal since LSAs are only sentwhen topology changes http://www.mercubuana.ac.id

  44. Path Determination • A router determines the path of a packet using 2 basic functions: • A path determination function • Occurs at the network layer. • The router uses the routing table to determine the best path • A switching function • Process used by a router to accept a packet on one interface and forward it to a second interface on the same router • A key responsibility of the switching function is to encapsulate packets in the appropriate frame type for the next data link http://www.mercubuana.ac.id

  45. Routing Configuration • Enabling an IP routing protocol on a router involves the setting of both global and routing parameters. • The router command starts a routing process and allows you to select a routing protocol • The network command enables the routing process to determine which interfaces participate in the sending and receiving of routing updates • Uses broadcasts and multicasts to communicate with other routers • Syntax: Lab_A(config)#routerprotocol [options] http://www.mercubuana.ac.id

  46. Routing Configuration • Network numbers are based on the network class addresses, not subnet or individual host addresses • Ex: router(config)#router riprouter(config-router)#network 172.16.0.0 http://www.mercubuana.ac.id

  47. Routing Protocols • IP routing protocolsare found at the Internet layer of the TCP/IP suite.Examples include: • RIP– A distance vector interior routing protocol • IGRP– Cisco's distance vector interior routing protocol • OSPF– A link-state interior routing protocol • EIGRP–Cisco’s advanced distance vector interior routing protocol • BGP– A distance vector exterior routing protocol http://www.mercubuana.ac.id

  48. RIP and IGRP • Routing Information Protocol (RIP) was originally specified in RFC 1058. • A distance vector routing protocol. • Hop count is used as the metric for path selection. • If the hop count is greater than 15, the packet is discarded. • Updates are broadcast every 30 seconds, by default. • Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) is a proprietary protocol developed by Cisco. • A distance vector routing protocol • Bandwidth, load, delay and reliability are used to create a composite metric. • Updates are broadcast every 90 seconds, by default. http://www.mercubuana.ac.id

  49. OSPF and EIGRP • Open Shortest Path First (OSPF) is a nonproprietary protocol. • A link-state routing protocol • Open standard routing protocol described in RFC 2328. • Uses the SPF algorithm to calculate the lowest cost to a destination. • Routing updates are flooded as topology changes occur • EIGRP is a Cisco proprietary enhanced distance vector routing protocol • Uses load balancing • Uses a combination of distance vector and link-state features. • Uses Diffused Update Algorithm (DUAL) to calculate the shortest path. • Updates are broadcast every 90 seconds or as triggered by topology changes • Border Gateway Protocol (BGP) is an exterior routing protocol. • It is a distance vector exterior routing protocol. • Used between ISPs or ISPs and clients. • Used to route Internet traffic between autonomous systems. http://www.mercubuana.ac.id

  50. Autonomous systems and IGP vs EGP • Interior gateway protocols are used in a network whose parts are under the control of a single organization. • Exterior gateway protocols are used between networks controlled by two or more organizations. Ex: • between ISPs • between a company and an ISP • IP exterior gateway protocols require three sets of information before routing can begin: • A list of neighbor routers with which to exchange routing information. • A list of networks to advertise as directly reachable. • The AS number of the local router http://www.mercubuana.ac.id

More Related