1 / 36

Pendidikan Nilai di Era Global

Pendidikan Nilai di Era Global. Outline. Apa itu pendidikan? Apa itu nilai? Apa itu pendidikan nilai? Apa itu global isasi ? Kecenderungan apa yang terjadi di era global? Apa kaitannya dengan pendidikan nilai? Mengapa masih perlu pendidikan nilai? Bagaimana menyajikan pendidikan nilai?.

liz
Download Presentation

Pendidikan Nilai di Era Global

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pendidikan Nilai di Era Global

  2. Outline • Apa itu pendidikan? • Apa itu nilai? • Apa itu pendidikan nilai? • Apa itu global isasi? • Kecenderungan apa yang terjadi di era global? • Apa kaitannya dengan pendidikan nilai? • Mengapa masih perlu pendidikan nilai? • Bagaimana menyajikan pendidikan nilai?

  3. Pendidikan • Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, yaitu menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (KH Dewantoro) • Intisari atau eidos dari pendidikan ialah pemanusiaan manusia-muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani, itulah yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik, yang jumlah dan macamnya tak terhitung (Driyarkara) • Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No 20 tahun 2003)

  4. Pendidikan • Pendidikan dapat dipandang dalam arti luas dan dalam arti teknis • Dalam artinya luas pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan dengan pertumbuhan atau perkembangan jiwa (mind), watak (character), atau kemampuan fisik (physical ability) individu. • Pendidikan dalam artian ini berlangsung terus (seumur hidup). Kita sesungguhnya belajar dari pengalaman seluruh kehidupan kita • Dalam arti teknis, pendidikan adalah proses dimana masyarakat, melalui lembaga-lembangan pendidikan (sekolah), dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari generasi ke generasi

  5. Nilai • Nilai dalam bhs Inggris value, atau valere (bhs. Latin) yg bermakna harga • Sesuatu yang bernilai berart sesuatu itu berharga • Penghargaan/kualitas thd suatu hal yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia karena sesuatu itu Menyenangkan (peasent), Berguna (useful), Memuaskan (satifing), Menguntungkan (profitable), Menarik (interesting), Keyakinan (belief) • Contoh nilai : keadilan, kejujuran, tanggung jawab, keindahan, kerapian, keamanan, keharmonisan, dst • Karakteristik nilai : realitas abstrak, normatif, berfungsi sebagai daya dorong manusia

  6. Mozaik nilai • Ragam nilai meliputi : klasifikasi nilai, kategori nilai dan hierarki nilai • Klasifikasi nilai : nilai instrumental dan nilai terminal (means values & end values); nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik; nilai personal dan nilai sosial; nilai subyektif dan nilai obyektif; nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving) • Kategori nilai: nilai teoritik, nilai ekonomis, nilai estetik, nilai sosial, nilai agama, nilai politik • Hierarki nilai : nilai kenikmatan-nilai kehidupan-nilai kejiwaan-nilai kerohanian (Max Scheller); nilai inti-nilai sekuler-nilai operasional (James Lipman); nilai dasar-nilai instrumental-nilai praksis (Filsafat Pancasila) • Kategori nilai dasar : nilai logis, nilai estetis, nilai etis (kebenaran, keindahan, kebaikan)

  7. Nilai dan Pendidikan • Nilai adalah jantungnya pendidikan • Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah ketercapaian suatu nilai • Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (ps 3 UU No 20 th 2003) • Tujuan pendidikan kita didominasi oleh nilai etis (moral) daripada rasional dan keindahan, namun dalam praktek internalisasi nilai etis kurang dibanding nilai rasionalitas

  8. Pendidikan Nilai • Dalam arti luas : bimbingan kepada peserta didik agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan melalui proses internalisasi nilai dan pembiasaan bertindak • Dalam arti sempit: bimbingan kepada peserta didik akan aspek /ranah/domain afektif • Pendidikan nilai dimaknai pula sebagai pendidikan afektif, pendidikan akhlak, pendidikan watak, pendidikan budi pekerti, pendidikan karakter, pendidikan kesusilaan, pendidikan moral • Tujuan pendidikan nilai : 1) menerapkan pembentukan nilai pada anak, 2) menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai, 3) membimbing perilaku yang konsisten dengan nilai (UNESCO, 1994)

  9. Pendidikan Nilai • Mengapa nilai kebaikan harus dibina dan dibimbing? • Karakter yang baik adalah lebih patut dipuji daripada bakat yang luar biasa. Hampir semua bakat adalah anugerah. Karakter yang baik adalah sebaliknya, tidak dianugerahkan kepada kita. Kita harus membangunnya sedikit demi sedikit- dengan pikiran, pilihan, keberanian dan usaha keras (John Luther) • Sesungguhnya semua manusia memiliki suara hati / kata hati/ suara batin/ hati nurani/ hati kecil yang mengajak kebaikan • Manusia diberi potensi baik dan buruk (jalan ketagwaan dan jalan keburukan) tergantung manusia itu sendiri mengusahakannya (QS Asy Syams; 7-10) • Ada sebuah cerita dan film yang mengungkapkan hal tersebut

  10. Cerita tentang karakter • Alkisah ada seorang kakek berkata kepada cucunya; ‘’Dalam diri saya ada dua serigala, yaitu serigala baik dan jahat. Serigala yang baik tidak pernah menyerang. Ia hidup damai tenteram dengan semua yang ada di sekelilingnya. Ia hanya menyerang kalau memang ia harus mempertahankan diri, dan itu pun dilakukannya dengan baik dan adil.’’ • ‘’Tetapi serigala yang satu ini, wah ! penuh dengan kemarahan. Kejadian sekecil apapun pasti akan membuatnya marah. Ia membenci dan memerangi siapa saja,walaupun tanpa alasan yang jelas. Ia tidak pernah bisa berpikir jernih, karena rasa kebencian dan kemarahannya telah menguasai akal sehatnya”. • Lanjut kakek, “Alangkah sulitnya hidup dengan dua jenis serigala yang ada di dalam diri kakek ini ,karena keduanya berusaha menguasai jiwa saya,dan saling bersaing. Kemudian sang cucu memandang kakeknya dengan penuh rasa ingin tahu, dan bertanya :”Serigala mana yang menang, kakek?” Kakek menjawab dengan pandangan serius ,”Yang menang tentu saja yang saya beri makan”. • Filmnya apaan sih?

  11. Status Pendidikan Nilai • Sebagai konsentrasi kajian ilmiah akademik : konsentrasi Pendidikan Nilai pada Pendidikan Umum di SPs UPI • Mata pelajaran moral dan agama : PKn, PAI, PAK, dst • Bidang studi pembulat :mata kuliah dasar umum • Program integrasi: program IMTAG, Lifeskill, Pendidikan Karakter, ESQ • Program ekstrakurikuler, berintikan kepribadian • Kurikulum tersembunyi/ the hidden curriculum • Keseluruhan dimensi pendidikan

  12. Global-isasi • Global artinya sejagat. Era global berarti era kesejagatan • Menurut Malcolm Waters (1995) ada tiga tema atau dimensi utama globalisasi yaitu economic globalization , political globalization dan cultural globalization. • Isu globalisasi meliputi economic, cultural dan environmental yang memiliki implikasi penting bagi suatu negara bangsa (Kate Nash, 2000). • Kecenderungan global menurut Asiz Wahab (2006) secara umum meliputi : the global economy, technology and comunication dan population and environment • Dimensi Budaya : globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture)

  13. Dampak globalisasi bagi nilai • Globalisasi memunculkan pergeseran nilai, nilai lama meredup, muncul nilai baru • Globalisasi yang menyebabkan terjadinya interaksi antar budaya, disamping mampu memunculkan pengaruh positif tetapi juga telah menimbulkan pengaruh negatif, seperti semakin memudarnya penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, rasa cinta tanah air, serta berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma, dan pandangan hidup bangsa Indonesia. (RPJMN 2010-2014) • Proses globalisasi telah memperlemah atau melongsorkan bentuk-bentuk identitas kultural suatu bangsa (Kalidjernih, 2007) • Globalisasi menciptakan konflik nilai , nilai lokal versus nilai global: goyang ngebor

  14. Dampak globalisasi dalam Pendidikan • Pergeseran substansi pendidikan ke pengajaran. Makna pendidikan yang syarat dengan nilai-nilai moral bergeser pada pengajaran sebagai transfer pengetahuan • Pragmatisme dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai proses hominisasi dan humanisasi, telah terdepak oleh nilai-nilai pragmatis demi mencapai tujuan materiil • Kokohnya paham behaviorisme dalam dunia pendidikan. Paham ini mengacu pada pertimbangan atribut atribut luar seperti perubahan perilaku yang dapat diamati, misal ukuran NILAI • Melemahnya peran-peran penting pelaku pendidikan (guru, ortu, tokoh) dan tripusat pendidikan (sekolah, keluarga dan masyarakat)

  15. Declined of Value education In the 20th century ? • Berkembangnya paham evolusi Darwinisme yang memandang semua hal termasuk nilai/moral adalah berubah. Jadi tidak ada yang abadi dalam kehidupan ini termasuk nilai • Berkembangnya aliran positivisme radikal yang membedakan secara tegas antara fakta (teramati) dan nilai (tidak terukur) sehingga nilai adalah relatif dan privat, • Berkembanganya personalisme yang mengagungkan kebebasan, hak dan otonomi individu. Sebagai akibatnya terjadi delegitimasi otorias moral baik dari pihak keluarga, sekolah, lembaga agama dan negara • Tumbuhnya gagasan pluralisme yang bersifat pengakuan terhadap perbedaan termasuk perbedaan nilai yang dianut • Menguatnya sekulerisme, yang mana gagasan pendidikan nilai melanggar pemisahan antara lembaga agama dan negara (Thomas Lickona : The Return of Character Education, 1993)

  16. 10 TANDA KEMUNDURAN BANGSA 1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. 2. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk. 3. Pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan. 4. Meningkatnya perilaku yang merusak diri seperti narkoba, sex bebas dan alkohol. 5. Kaburnya pedoman moral baik dan buruk. 6. Penurunan etos kerja. 7. Rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan guru. 8. Rendahnya rasa tanggungjawab baik sebagai individu dan warganegara. 9. Ketidakjujuran yang telah membudaya. 10. Adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama (Thomas Lickona)

  17. Nilai apa yang diperlukan di era global • Martabat Manusia sebagai nilai tertinggi (UNESCO, 1991) yang didalamnya mencakup; • Nilai kesehatan : kebersihan, kebugaran fisik, keharmonisan dengan alam • Nilai kebenaran : pengetahuan, berfikir kritis, kreatif • Nilai kasih sayang: integritas, kejujuran, kasih sayang, kebermaknaan diri, disiplin, spiritual (keyakinan kepada Tuhan) • Nilai tanggung jawab sosial : saling menghormati, peduli, menghargai hak asasi, kedamaian, keadilan sosial, partisipasi publik • Nilai efisiensi ekonomi: pemelihaaan sumber daya, etika kerja, produktivitas, kewirausahaan • Nilai nasionalisme : rasa pesatuan, menghargai pahlawan, kebanggaan, tanggung jawab publik, solidaritas, cinta negara

  18. Nilai apa yang diperlukan • Honesty, compassion, courage, kindness, self-control, cooperation, diligence or hard work, all the kinds of qualities that we need to both lead a fulfilling life and to be able to live together harmoniously and productively (Educating for Character by Thomas Lickona, 1992) • Jujur, Tanggung Jawab, Disiplin, Kerjasama, Adil, Visioner, dan Peduli sebagai The Seven Spiritual Core Values (Ary GA, ESQ 165) • Religius, Manusiawi, Bersatu, Demokratis dan Adil (Pancasila)

  19. Karakter warga yang bagaimana? • the ability to look at and approach problem as a member of global society • the ability to work with others in a cooperative way and to take responsibility for one’s rules /duties within society • the ability to understand, accept, appreciate anf tolerate cultural differences • the capacity to think in a critical and systematic way • the willingness to resolve conflict in a non violent manner • the willingness to change one’s life style and consumption habits to protect the environment • the ability to be sensitive towards and to defend human rights (eg. rights of women, ethnic minorities) and • the willingness and ability to participate in politics at local, national and internasional levels (Cogan & Derricot, 1998)

  20. Pendidikan Moral pentingkah? • To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace society (Theodore Roosevelt) • People don’t naturally or spontaneously grow up to be morally excellent or practically wise. The become so, if at all, only as the result of life long personal and community effort (Aristotle) • Sejak kanak-kanak harus dibekali dengan pendidikan moral sehingga mereka bisa “fall in love with virtue and hate vice” (Plato) • Persoalan pokok yang dihadapi dalam sistem pendidikan nasional saat ini dan di masa yang akan datang adalah memperkokoh pendidikan budi pekerti melalui proses pengajaran, pengasuhan pemberian bimbingan kepada peserta didik. Pendidikan watak dan budi pekerti merupakan elemen dasar yang sangat penting dalam pembangunan karakter bangsa (Megawati SP, 2003) • Pendidikan nilai telah lama berkembang di indonesia melalui cerita dan nyanyian lokal

  21. Pendidikan Nilai Pentingkah? • Hasil seminar Pusat Inovasi, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas (2004): • (1) Semua pembicara sependapat tentang pentingnya peranan Pendidikan Budi Pekerti dalam rangka pembinaan generasi muda; • (2) Esensi Pendidikan Budi Pekerti sebenarnya telah ada dalam kurikulum yang berlaku saat ini, yang diajarkan melalui PMP dan PPKn, namun hasilnya belum sesuai dengan harapan masyarakat; • 3) Untuk masa yang akan datang ada dua kemungkinan modus Pendidikan Budi Pekerti yang dapat dipilih, yakni: pertama, berdiri sendiri sebagai suatu mata pelajaran, dan kedua terintegrasikan dalam mata pelajaran civics, pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan. Namun demikian sebahagian besar para pembicara cenderung merekomendasikan untuk dipilih alternatif modus kedua

  22. Sumber Nilai? • Nilai dan dari sumber apa pendidikan nilai? • Nilai dapat bersumber dari agama, nilai bersama (common values) dan dari khasanah lokal • Pada masa Orde Baru, sumber pendidikan nilai selalu dikaitkan dengan nilai-nilai dasar Pancasila (sebagai filosofi atau pandangan-dunia bangsa Indonesia) yang kemudian disajikan dalam mata pelajaran PMP-PPKn • Kecenderungan yang terjadi, pendidikan moral terlalu negara-sentris, deduktif, kering, hambar, bahkan cenderung ideologis dan pro-status quo • Di negara sekuler, pendidikan nilai dilaksanakan melalui pelajaran pendidikan kewarganegaraan, sedang di negara agama pendidikan nilai dilaksanakan melalui pelajaran agama (Syarkawi, 2006) • Bagaimana pendidikan nilai di Indonesia pada kondisi sekarang?

  23. Pendekatan Pendidikan Nilai Pendekatan dalam pendidikan moral dibedakan menjadi tiga (3) yaitu; • Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development • Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development • Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development

  24. Pendekatan Lain • Ada lima pendekatan dalam pendidikan nilai yakni: (1) Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach), (2) Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach), (3) Pendekatan analisis nilai (values analysis approach), (4) Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach), dan • Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) (Superka, et. al. 1976). • Tiap model memiliki kelebihan dan kekurangan • Pendekatan penanaman nilai dan model Affektive Moral Development telah lama berkembang di Indonesia, yang masyarakatnya memiliki tradisi lisan

  25. Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) • pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai dalam diri siswa. • pendekatan ini sebenarnya merupakan pendekatan tradisional • pendekatan ini dipandang indoktrinatif, tidak sesuai dengan perkembangan kehidupan demokrasi • Pendekatan ini mungkin tidak sesuai dengan alam pendidikan Barat yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan individu • namun, pendekatan ini digunakan secara meluas dalam berbagai masyarakat, terutamanya dalam penanaman nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya

  26. Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach) • memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri • menanamkan nilai kepada subyek didik dengan melalui kesadarannya sendiri • dapat dikatakan bahwa teknik ini mengikuti aliran konstruktivisme

  27. Contoh Klarifikasi Nilai Guru menyajikan ttg gotong royong (dg cerita, gambar, film, dsb) • Apa sajakah nilai-nilai yg terkandung dalam kegiatan gotong royong? • Nilai kerjasama • Nilai kepedulian sosial • Nilai tanggung jawab, dll

  28. Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) • memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial • lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial

  29. Langkah – langkah Analisis Nilai • Penyajian Cerita • Identifikasi Fakta • Menguji Posisi Siswa • Mengkaji akibat • Menguji alasan • Mengubah cerita • Menyimpulkan • Tindak lanjut

  30. Contoh cerita untuk analisis nilai Pada waktu pulang sekolah Amir dan Hasan menemukan dompet di jalan. Setelah dibuka, ternyata berisi KTP dan uang sebesar Rp 500.000,- beserta surat surat berharga si pemiliknya yaitu Pak Subrata. Hasan ingat bahwa ibunya sakit keras dan biaya untuk berobat tidak ada. Maka atas kesepakatan mereka berdua, uang tsb dipakai untuk membelikan obat. Dompet serta isi lainnya disimpan Hasan. Semenjak menemukan dompet itu, Amir dan Hasan selalu gelisah. Ahkirnya sepakat mereka mengembalikan sisa uang serta isi dompet tsb kepada pemiliknya. Setelah bertemu pak Subrata, Hasan mengutarakan maksud baiknya, yaitu menemukan dompet di jalan dan yg sebagian uangnya telah dipakai untuk membelikan obat bagi ibunya yg sedang sakit. Namun apa yg terjadi, pak Subrata marah-marah. Bahkan mereka dituduh mencuri.

  31. Analisis Nilai • Penyajian cerita “Anak-anak, pagi ini Pak guru punya cerita bagus, sekarang dengarkan dg seksama” 2. Mengidentifikasi fakta • Jelas cerita tadi, anak-anak? • Apa judul cerita tadi? • Siapa saja yg ada dalam cerita tsb?, dsb

  32. Analisis Nilai 3. Menguji Posisi Siswa Bagaimana sikap Ibu Hasan dalam cerita tsb?, dst 4. Mengkaji akibat Bagaiman akibat dari sikap dan tindakan Pak Subrata? 5. Menguji alasan Bagaimana seandainya kamu menjadi Amir?

  33. Analisis Nilai 6. Mengubah cerita Nah, anak-anak kita sudah menyepakati bagaimana kita harus bersikap. Selanjutnya marilah kita ubah bagaimana cerita itu seharusnya 7. Menyimpulkan Apa yg dapat kamu simpulkan dari cerita tadi ? (mengarah pada nilai dan norma) 8. Tindak lanjut

  34. Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach) • memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. • mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. • didasarkan pada dilemma moral dengan menggunakan metoda diskusi kelompok • dimulai dengan penyajian cerita yang mengandung dilemma. Dalam diskusi tersebut, siswa didorong untuk menentukan posisi apa yang sepatutnya dilakukan oleh orang yang terlibat, apa alasan-alasannya. • memberi kebebasan penuh kepada siswa untuk berpikir dan sampai pada kesimpulan yang sesuai dengan tingkat perkembangan moral reasoning masing-masing

  35. Contoh cerita untukpenalaran moral (pend. Kognitif) Sekelompok wisatawan sedang menikmati keindahan danau dg sebuah perahu. Tiba-tiba perahu oleng dan akhirnya terbalik. Seluruh penumpangnya terlempar ke danau. Mereka berteriak meminta pertolongan. Saat itu kamu yg juga sebagai salah satu penumpang perahu bisa bertahan dg cara memegang sebilah papan yg kebetulan mengambang di danau itu. Didekatmu ada seorang anak kecil, seorang gadis dan kakek yg minta tolong agar bisa berpegangan pada papan itu. Namun jika papan itu digunakan untuk 3 orang tidak muat bahkan bisa tenggelam. Papan itu hanya muat untuk dua orang yaitu kamu dan seorang lagi yg ditolong. Dalam keadaan darurat seperti ini , siapa yg harus kamu utamakan untuk ditolong?

  36. Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) • memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. • melibatkan siswa sekolah menengah atas dalam melakukan perubahan-perubahan sosial

More Related