1 / 28

Interfacing Komputer

Interfacing Komputer. Keuntungan penerapan komputer. Sistem lebih fleksibel dalam penerapan algoritme pengendalian. Data bisa langsung disimpan dalam format digital , sehingga pengolahannya lebih cepat.

lassie
Download Presentation

Interfacing Komputer

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Interfacing Komputer

  2. Keuntungan penerapan komputer • Sistem lebih fleksibel dalam penerapan algoritme pengendalian. • Data bisa langsung disimpan dalam format digital, sehingga pengolahannya lebih cepat. • Performansi pengendalian bisa ditampilkan dengan format yang lebih baik dan lebih variatif (Human Friendly).

  3. Digital Analog Servo Motor Interfacing Apakah komputer bisa berkomunikasi langsung dengan Instrumen ukur analog ? Sinyal analog tidak bisa dimengerti oleh peralatan digital. Interface ADC, DAC, DIO Bahasa Pemerograman

  4. Jalur Signal (BUS)

  5. D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Data (Hexa) 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 1 01 0 0 0 0 0 0 1 0 02 . . . . . . . . . . 0 0 0 1 1 1 1 1 1F . . . . . . . . . . 1 1 1 1 1 1 1 1 FF • Jalur/ bus data D7 – D0 dipergunakan untuk penyaluran bit data secara dua arah

  6. Hex Hex Hex A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 Alamat (Hexa) 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 200 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 201 . . . . . . . . . . . 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 316 Jalur / bus alamat A19 – A0 dipergunakan untuk memberi alamat pada peralatan luar.Untuk tujuan interfacing tidak harus semua jalur alamat dipergunakan.

  7. Jalur/ Bus kendali berfungsi untuk mengendalikan arah aliran data yang dilakukan melalui proses pembacaan (IOR) dan penulisan (IOW). Pada proses pembacaan, jalur IOR berlogika 0 dan pada proses penulisan IOR berlogika 1 Pada proses penulisan, jalur IOW berlogika 0 dan pada proses pembacaan IOW berlogika 1

  8. Analog to Digital Converter (ADC)

  9. ADC ? Supaya Tegangan analog bisa dibaca menggunakan komputer, maka diperlukan unit pengubah besaran analog menjadi besaran digital (ADC).

  10. Exnor A B Z 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 Exnor D0 3 V + + + Vin _ _ _ 0 – 4V 2 V D1 1 V Jenis ADC • Pengubah Cepat • Pencari Jejak • Pendekatan berurutan • Metode Pengubah Cepat

  11. VFS Step = = 1 volt 2N Tegangan masukan analog 0 – 4V diubah menjadi 2 bit biner keluaran. 0 < Vin  1  D0 = 0 dan D1 = 0 1 < Vin  2  D0 = 1 dan D1 = 0 2 < Vin  3  D0 = 0 dan D1 = 1 3 < Vin  4  D0 = 1 dan D1 = 1 Keuntungan dari ADC jenis ini adalah kecepatan konversi yang tinggi. Kelemahannya: komponen yang digunakan sangat banyak.

  12. D0 output komparator Vout 8 bit DAC + _ D7 Komputer + 5V Vin ADC Pencari Jejak ADC ini menggunakan teknik pendugaan/ Tebakan. Jika Vout > Vin output komparator berlogika 1. Tebakan berikutnya: biner input diturunkan satu

  13. Binernya benar 1 1 0 0 Tebakan turun Tebakan naik JikaVout  Vin output komparator berlogika 0. Tebakan berikutnya: biner input dinaikkan satu sampai didapat perubahan logika 0 ke 1 atau 1 ke 0.

  14. Busy / Ready Start SAR Clock D7 D0 Vout DAC + _ + 5V Vin ADC Pendekatan Berurutan

  15. 1). Bit MSb (D7) diset = 1, yang lain = 0, ini berarti bilangan desimalnya = 27 = 128. Oleh DAC bit ini diubah menjadi tegangan analog. Jika keluaran komparator = 1 (tebakan terlalu tinggi), maka D7 direset = 0. Jika keluaran komparator = 0 (tebakan terlalu rendah), maka D7 tetap diset = 1. 2). Bit MSb (D7) hasil langkah 1), bit D6 diset = 1, dan yang lain = 0. Oleh DAC bit ini diubah menjadi tegangan analog. Jika keluaran komparator = 1 (tebakan terlalu tinggi), maka D6 direset = 0. Jika keluaran komparator = 0 (tebakan terlalu rendah), maka D6 tetap diset = 1.

  16. 8). Bit MSb (D7) hasil langkah 1), bit D6 hasil langkah 2), ....... , bit D1 hasil langkah 7), dan bit D0 diset = 1. Oleh DAC bit ini diubah menjadi tegangan analog. Jika keluaran komparator = 1 (tebakan terlalu tinggi), maka D0 direset = 0. Jika keluaran komparator = 0 (tebakan terlalu rendah), maka D0 tetap diset = 1. Dalam hal ini tebakan selesai. Keuntungan:Hanya memerlukan N kali tebakan untuk merubah menjadi N-bit biner (data digital).

  17. EOC +5V D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 17 14 15 8 18 19 20 21 7 11 12 Dari Clock LED 10 16 13 +5V 220 ohm 220 ohm 50 K +5V IN0 26 27 28 1 2 3 4 5 25 24 23 6 22 9 IN1 IN2 IN3 IN4 IN5 IN6 IN7 A0 A1 A2 220 ohm Start/ ALE 10 K OE ADC 8 bit yang masih cukup banyak digunakan adalah jenis 0809

  18. Terdiri dari 8 jalur masukan analog IN0 – IN7 • Dua jalur kendali: Start/ALE dan OE untuk tujuan pembacaan dan penulisan. • Satu jalur clock • Satu jalur EOC untuk memantau akhir konversi. • Tiga jalur pemilihan alamat A2, A1, dan A0. • 8 bit data hasil konversi. Untuk tujuan start konversi: start/ALE diberi logika 1. Untuk mengambil hasil konversi: OE diberi logika 1.

  19. Input A2 A1 A0 IN0 0 0 0 IN1 0 0 1 IN2 0 1 0 . . . . IN7 1 1 1 Langkah Pengoperasian • Instrumen ukur dipasang pada salah satu jalur masukan analog. • Pilih jalur yang dipasangi instrumen ukur dengan memberi kombinasi biner pada jalur A2, A1, A0

  20. 1K 1K (Output) Kaki 10 ADC 0809 680 pF Langkah Pengoperasian • Kaki 10 harus diberi sinyal clock bisa menggunakan rangkaian berikut: • Start/ALE diberi kondisi perubahan logika 0 ke logika 1 dengan periode singkat.

  21. Langkah Pengoperasian • Pantau kaki EOC untuk mengetahui selesai/tidaknya konversi. Selesai konversi  EOC = 1 • Baca hasil konversi dengan memberikan kondisi perubahan logika 0 ke logika 1 pada kaki OE. Data muncul selama OE = 1. Pada saat OE = 1, maka 8 bit data hasil konversi telahditempatkan dalam bus data sehingga memungkinkan untuk di baca.

  22. A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 Alamat (Hexa) 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 300 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 301 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 302 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 303 . . . . . . . . . . . 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 307 Decoder (Pengalamatan) Sinyal pada slot ekspansi (ISA Card)

  23. A3 A9 Enable DIR Start/ALE IOW OE IOR Penulisan  IOW = 0, Pembacaan  IOR = 0 Decoder alamat dasar 300H

  24. EOC +5V D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 17 14 15 8 18 19 20 21 7 11 12 Dari Clock LED 10 16 13 220 ohm +5V IN0 26 27 28 1 2 3 4 5 25 24 23 6 22 9 IN1 IN2 IN3 IN4 IN5 IN6 IN7 A0 A1 A2 220 ohm Start/ ALE 10 K OE +5V Alat Ukur pada input 0

  25. Program C++ # include <stdio.h> # include <dos.h> Void main(void) { int dat; outportb(0x300,0x0); // Start konversi, alat ukur pada IN0 delay(100); // menunggu selesai konversi dat = inportb(0x300); }

  26. EOC +5V D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 17 14 15 8 18 19 20 21 7 11 12 Dari Clock LED 10 16 13 220 ohm +5V +5V IN0 26 27 28 1 2 3 4 5 25 24 23 6 22 9 IN1 IN2 IN3 IN4 IN5 IN6 IN7 A0 A1 A2 220 ohm Start/ ALE 10 K OE Alat Ukur pada input 1

  27. Alamat Input 1 void main(void) { int dat; outportb(0x301,0x0); // Start konversi, alat ukur pada IN0 delay(100); // menunggu selesai konversi dat = inportb(0x301); } Program C++

  28. Terima Kasih

More Related