1 / 23

Class ARACHNIDA

Class ARACHNIDA. PHYLUM : ARTHROPODA CLASS : ARACHNIDA ORDO : 1. ACARINA (TICKS : CAPLAK & MITES: TUNGAU) 2. ARANEIDA (Laba-laba)) 3. SCORPIONIDA(Scorpion ). ORDO ACARINA TICKS (CAPLAK) & MITES (TUNGAU). DIFERENSIASI TICKS - MITES.

Download Presentation

Class ARACHNIDA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Class ARACHNIDA PHYLUM : ARTHROPODA CLASS : ARACHNIDA ORDO : 1. ACARINA (TICKS : CAPLAK & MITES: TUNGAU) 2. ARANEIDA (Laba-laba)) 3. SCORPIONIDA(Scorpion)

  2. ORDO ACARINATICKS (CAPLAK) &MITES (TUNGAU)

  3. DIFERENSIASITICKS - MITES

  4. TICKS-MITESPENULAR/PENYEBAB PENYAKIT TICKS PENULAR: Arbovirus grup B (Kyasanur forest disease,Omsk hemorrhagic fever), Riketsiosis (Rocky Mountain spotted fever,Epidemic typhus), Bakteri (Relapsing Fever,Tularemia). PENYEBAB: dermatosis, TOKSINtick paralysis MITES PENULAR: Rickettsial Pox, Scrub Typhus, Epidemic Hemorrrhagic Fever. PENYEBAB: Alergi, Akariasis (infestasi tungau di saluran napas, paru,sinus, rongga telinga,dll.), DERMATITIS (Sarcoptes scabieiskabies; larva Trombicula, Demodex)

  5. Poisonous Arthropods ACARINA (ticks & mites) ARANEIDA (spider) SCORPIONIDA (scorpion) CHILOPODA (centipedes) HYMENOPTERA (bees) LEPIDOPTERA ( kupu) COLEOPTERA (beetles) HEMIPTERA (reduviidae)

  6. ARTHROPODS TOXINS • SIFAT : TOKSIK / IRITANS • GEJALA SISTEMIK/ LOKAL tergantung pada: *KEPEKAAN INDIVIDU * SIFAT/JENIS TOKSIN • HEMOLITIK hemolisis RBC • HEMORAGIKperdarahan • NEUROTOKSIK CNS/Perifer • LOKAL :dermatitis, iritasi * CARA MASUK TOKSIN • Gigitan • Sengatan • Kontak lengsung (kulit,respirasi) • Semprotan (whip scorpion) * LINGKUNGAN (temp. MASUK TOKSIN, kondisi penderita)

  7. TICKS (Caplak)1.Hard ticks (famili IXODIDAE)2.Soft ticks (fam. ARGASIDAE) • HARD TICKSIXOVOTOXIN(neurotoxin)  CNS & neuromuscular junction • GEJALA : sakit kepala, kejang, ticks paralyse bisa fatal • TINDAKAN: • LEPASKAN GIGITAN : menetesi ticks dengan Eter, Chloroform, Jodium • KORTIKOSTEROID lokal • SIMTOMATIK: kompres DINGIN, calamine lotion

  8. Mites (tungau)terutama tungau unggas “Chigger” • GEJALA: gatal hebat, perdarahan lokal, demam • PENGOBATAN: • simtomatik • acaricides (bensilbensoat, dimetilptalat) • PENCEGAHAN: repellent

  9. Scorpion ordo Scorpionida • Toxin: hemolitik, neurotoksik • Gejala: * paralisis otot respirasi,lidah, tenggorok. Balita dapat fatal * kejang otot perut * konvulsi * mual, muntah * sianosis * hiperhidrosis,hipersalivasi • Terapi: * torniquet * kompres dingin (cryotherapy): etil klorid, kompres es * Jika perlu: infus glukose/ insulin, napas buatan

  10. Ordo HYMENOPTERA • SENGAT:adalah ovipositor (saluran telur) yang berubah fungsi menjadi kelenjar racun, menghasilkan cairan basa dan cairan asam. • TOXIN: APITOXIN terdiri dari: asam formiat , saponin , histamin , melittin (hemolitik) dehidrogenase inhibitor (menghambat mobilisasi sel hidrogen. lebih kuat dari kobra) hyaluronidase (memudahkan menembus jaringan) SIFAT TOXIN : • Hemolitik  melena, hemoglobinuri • Hemoragik perdarahan • Neurotoksik paralisis otot • Histaminik  alergi, urtikaria, edema, asma, sianosis, syok TINDAKAN: • Ambil sengat • Terapi: ringan (antihistamin, kortikosteroid lokal), berat: (adrenalin, glukonas kalsikus i.v.) Bila perlu: oksigen & trakeotomi. • Desensitasi ekstrak toksin pada pekerja perlebahan.

  11. ARANEIDALatrodectus mactans , Loxosceles, Tarantula • Latrodectes mactans (Blackwidow spider) gigitan tak sakit TOXALBUMIN Arachnidisme: • NEUROTOXIN : kejang otot perut, dada, kaki, • Gangguan respirasi, gangguan bicara, hiperhidrosis • Aktivasi: ulkus peptikum, apendisitis, pankreatitis, kolik batu ginjal / empedu. • TERAPI: * Glukonas kalsikus, atropin, fisostigmin, adrenalin, kortison. * Antivenin (risiko hipersensitif) * Hidroterapi / kompres panas • Loxosceles  Necrotic arachnidism(gangren) • Tarantula  gejala lokal

  12. VECTOR CONTROLArthropods Control • PEMUSNAHAN SERANGGA PATOGEN • PENGENDALIAN SERANGGGA: PEMBERANTASAN SEHINGGA JUMLAHNYA TIDAK MENYEBABKAN TERJADINYA PENULARAN PENYAKIT.

  13. VECTOR CONTROLArthropods control *Mechanical control: *musnahkan breeding places (keringkan lagun, PSN, bakar sampah) * kawat nyamuk *Biological control: *ikan, katak di sawah *sterilisasi nyamuk jantan *Bacillus thuringiensis *Entomopathogenic nematoda ( Heterorhabditis) *Chemical control : *insektisida *repellent FILE: ARTHROPODS CONTROL

  14. INSECTICIDESINSEKTISIDA DASAR PEMBAGIAN * STADIUM serangga target +Imagosida + Larvisida + Ovisida *TEMPAT MASUK insektisida: • Stomach poison (racun perut) • Contact poison (racun kontak) • Fumigans (per inhalasi) *SUSUNAN KIMIA insektisida: • Inorganik ( arsen, sulfur, merkuri, fluorine) • Botanical (pyrethrum-bunga chrysanth, rotenon, nikotin) • Chlorinated hydrocarbon • Organophosphor • Carbamate

  15. MEMILIH INSEKTISIDAtepat sasaran memperkecil efek samping FAKTOR yg harus diperhatikan: • SPESIES SERANGGA TARGET • STADIUM SERANGGA • LINGKUNGAN / SIKLUS HIDUP • SIFAT BIOLOGI

  16. KEMASAN INSEKTISIDA • SPRAYING = Space spraying kontak langsung terhadap serangga terbang = Residual spraying: kontak serangga dg endapan insektisida pada dinding. • AEROSOL, partikel sangat halus (asap, gas, kabut) • DEBU (terikat bedak / pyrophylliteconc.<10%) • GRANUL(conc.rendah dlm larutan inorganik, mis.attapulgit • UMPAN (bait)

  17. CHLORINATED HYDROCARBON INSECTICIDES SIFAT: • STABIL: thd iklim, hujan, sinar matahari RESIDUAL INSECTICIDE • TEMPAT MASUK : : KULIT, MULUT, RESPIRASI • AKUMULASI : LIVER & JARINGAN ORGAN • TEMPAT KERJA : CNS • INTOXICATION :cephalgia, insomnia, convulsi, depresi, pingsan, mati.  TIDAK ADA ANTIDOTE/ penawar racun) • CONTOH:DDT ( DICHLORODIPHGENYL TRICHLOROETHAN) , BHC (BENZENE HEXA CHLORIDE), CHLORDANE, DIELDRIN, ENDRIN, etc.

  18. ORGANOPHOSPHOR INSECTICIDES SIFAT: • Kurang stabil • ABSORPSI : Kulit, Gastrointestinal, Respirasi • Tempat Kerja : NEUROMUSCULAR JUNCTION • INTOKSIKASI : AKUT, BERAT,FATAL (hiperhidrosis, hipersalivasi, cephalgia, diare, kejang perut, konvulsi, koma, respiratory failure  mati). PUPIL MATA : MIOSIS ANTIDOTE: ATROPIN SULFAT • CONTOH: parathion, malathion, diazinon, dichlorvos

  19. TATALAKSANAINTOKSIKASI INSEKTISIDA *ORGANOPHOSPHOR*ORGANOCHLORIN 1. ATROPINISASI 2-4 mg i.v. 1. DEKONTAMINASI REAKTIVATOR : + KUMBAH LAMBUNG pyridine-aldoxime (PAM) / diacetylmonoxime (DAM) + DEKONTAMINASI 2. OKSIGEN 2. OKSIGEN 3. RESPIRASI BUATAN 3.ANTIKONVULSI 4. ANTIKONVULSI 4. RESPIRASI BUATAN *CARBAMAT : OXIME KONTRAINDIKASI

  20. RESISTENSI INSEKTISIDA 1. RESISTEN BAWAAN (Natural resistant) • Induk Sensitif  keturunan sensitif • Induk Resistenresisten • Induk Sensitif– MUTASIRESISTEN 2. RESISTEN DIDAPAT (Acquired resistant): artropoda sensitif  insektisidaSUBLETHALRESISTEN ----------------------------------------------------- JENIS RESISTENSI • CROSS RESISTANCE RESISTEN terhadap Insektisida yang SAMAGolongan (Diazinon+Malathion) ( DDT+ENDRIN ) organophosphat organoklrorin • DOUBLE RESISTANCE : BEDA Golongan ( DDT+ MALATHION)

  21. Jika terjadi resistensinaikkan dosis/ganti insektisida intoksikasi/ pencemaran lingkungan FAKTOR MEMPENGARUHI RESISTENSI • ENZIM penetralisir insektisida • LEMAK penyerap insektisida • KULIT TEBAL menghambat kontak • STADIUM serangga: insektisida yg bekerja pada semua stadium cepat resisten • PANJANG SIKLUS HIDUP serangga: makin pendek siklus  cepat resisten (LC nyamuk<LC kecoa ) 6. GENE pengatur resistensi: gene pengatur sedikit  cepat resisten

  22. REPELLENTmenjauhkan / mengusir serangga • Digosokkan pada kulit badan • Disemprotkan ke pakaian • Bentuk: cairan, pasta, sabun SYARAT: • Tidak lengket, tidak iritasi kulit, tidak beracun, tidak merusak pakaian, tahan lama, bau enak • Contoh: DEET (diethyl toluamide), Ethylhexanediol

  23. REFERENCES • Brown,H.W. Basic Clinical Parasitology, Latest Edition.Appleton-Century-Crofts,New York. • Faust and Russel:Craig &Faust ‘s Clinical Parasitology, Seventh Ed.Lea and Febiger,Philadelphia. • James and Harwood:Herm’s Medical Entomology, Sixth Ed. The Macmillan Company, London. • Soedarto(1989).Entomologi Kedokteran, EGC.Jakarta. • Soedarto(1992).Atlas Entomologi Kedokteran, EGC, Jakarta. • 6. Soedarto(2008). Parasitologi Klinik, Airlangga University Press,Surabaya. • 7. Soedarto(2011). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Sagungseto, Jakarta

More Related