1 / 28

Pendekatan Teori Kepemimpinan

Pendekatan Teori Kepemimpinan. Pendekatan Teori Sifat. Pemahaman awal terfokus pada karateristik sifat yang dimiliki seorang pemimpin. Menurut teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat-sifat tertentulah yang bisa menjadi seorang pemimpin.

kirra
Download Presentation

Pendekatan Teori Kepemimpinan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pendekatan Teori Kepemimpinan

  2. Pendekatan Teori Sifat • Pemahaman awal terfokus pada karateristik sifat yang dimiliki seorang pemimpin. • Menurut teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat-sifat tertentulah yang bisa menjadi seorang pemimpin. • Stogdill mengevaluasi 100 studi tentang pendekatan teori sifat dan menemukan beberapa sifat yang berhubungan dengan efektivitas kepemimpinan.

  3. Menurut Daft (1999) tiga sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu • kepercayaan diri, • kejujuran • serta motivasi.

  4. Teori X dan Y • Efek dari asumsi teori X dan Y adalah munculnya fenomena ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya (self-fullfilingprophecy), yaitu pemimpin membuat perkiraan, berasumsi sebelumnya, berprasangka atau merumuskan keyakinan yang menjadi kenyataan karena pemimpin meramalkannya dan bertindak seakan-akan itu benar.

  5. Asumsi dan keyakinan dasar pemimpin tentang bawahannya akan mempengaruhi perilaku pemimpin sendiri dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku bawahannya. • Kedua jenis asumsi dinamakan sebagai teori X dan teori Y yang masing-masing teori ini menegaskan dua perbedaan keyakinan pemimpin di dalam melihat dan menilai manusia (bawahannya).

  6. Perbedaan Teori X dan Teori Y

  7. Penelitian Iowa University • Penelitian pertama dilakukan oleh Ronald Lippit, Talph K White, dibawah bimbingan Kurt Lewin tahun 1930-an dari Iowa State University yang menghasilkan tiga gaya kepemimpinan yaitu • Gaya kepemimpinan autokratis • Gaya kepemimpinan laissez faire • Gaya kepemimpinan demokratis

  8. Gaya kepemimpinan autokratis • Pemimpin autokratis digambarkan sebagai pemimpin yang memiliki kekuasaan secara penuh, kekuasaannya bersifat sentralistik, menekankan kekuasaan jabatan, dilaksanakan dengan paksaan serta memegang sistem pemberian hadiah dan hukuman. • Gaya kepemimpinan laisses faire • Pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada bawahannya untuk melakukan apa saja. Pemimpin hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil saja.

  9. Gaya kepemimpinan demokratis • Pemimpin yang demokratis digambarkan sebagai pemimpin yang mendelegasikan wewenang pada bawahan, mendorong partipasi bawahan, menekankan kemampuan bawahan dalam menyelesaikan tugasnya dan memperoleh penghargaan melalui kekuasaan pengaruh bukan jabatan.

  10. Teori Kontinum Kepemimpinan • Penelitian berikutnya dari Tannembaum dan Schmidt yang menggambarkan gagasannya bahwa ada dua bidang pengaruh yang ekstrem, pertama adalah bidang pengaruh pimpinan dan yang kedua adalah bidang pengaruh kebebasan bawahan. • Jarak antara bos-centered dan subordinate-centered tergantung keadaan situasi organisasi dan pemimpin menyesuaikan perilaku mereka agar sesuai dengan situasi organisasi.

  11. Jika waktu membebani pemimpin dan bawahan terlalu lama untuk belajar mengambil keputusan maka pemimpin akan cenderung menggunakan gaya autokratis. • Sebaliknya, jika bawahan mampu untuk belajar mengambil keputusan secara cepat, maka pemimpin cenderung menggunakan gaya partisipatif.

  12. Boss-centered Subordinate-centered Penggunaan Kekuasaan Oleh Pemimpin Daerah Kebebasan Bawahan pemimpin membuat keputusan dan mengumumkannya pemimpin menjual keputusannya pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan pemimpin menyampaikan keputusan sementara untuk perubahan Pemimpin menjelaskan masalah, meminta masukan dan membuat keputusan Pemimpin menjelaskan batasannya dan meminta kelompok membuat keputusan Pemimpin memperbolehkan bawahan berfungsi secara penuhdalam batasan yang dijelaskan pemimpin Kontinum Kepemimpinan

  13. Penelitian Ohio State University • Penelitian dari Ohio State University yang melakukan survey untuk memahami dimensi perilaku pemimpin yang melibatkan bawahan yang diberi nama Leader Behavior Description Questionnaire (LBDQ). • Hasil survey menghasilkan dua kategori luas dari perilaku pemimpin, yaitu dimensi pertimbangan (consideration) dan inisiasi struktur (initiating structure).

  14. Pertimbangan (consideration) • Menggambarkan perilaku pemimpin yang empati dan sensitif terhadap bawahan, menghormati ide dan erasaan mereka dan berusahan menciptakan kepercayaan timbal-balik dengan bawahan. • Pemimpin ini menunjukkan apresiasi, mendengar permasalahan secara hati-hati dan mencari masukan bawahan berkaitan dengan keputusan penting. • Inisiasi struktur (initiating structure) • Menggambarkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada penyelesaian tugas, mengerahkan aktivitas organisasi secara ketat untuk mencapai tujuan tertinggi. • Perilaku pemimpin mencakup membuat perencanaan, menetapkan dan menjelaskan tujuan organisasi, memberikan instruksi spesifik tentang bagaimana cara menyelesaikan tugas dan membuat peraturan dengan tangan besi.

  15. Penelitian University of Michigan • Peneliti dari University of Michigan meneliti dimensi perilaku pemimpin melalui produktivitas kelompok atau bawahan sehingga secara langsung membandingkan mana perilaku pemimpin yang efektif dan mana perilaku pemimpin yang tidak efektif. • Hasil yang diperoleh ada dua dimensi perilaku pemimpin yaitu berpusat pada bawahan (employee-centered) dan berpusat pada tugas (job-centered).

  16. Pemimpin yang berpusat pada bawahan • Lebih menekankan pemenuhan kebutuhan bawahannya sebagai manusia. • Mereka adalah pemimpin yang memberikan dukungan, perhatian dan motivasi pada bawahan, menciptakan hubungan emosional yang dekat, bertidak sebagai fasilitator dan berusaha memenuhi kebutuhan bawahannya sebisa mungkin. • Pemimpin yang berpusat pada tugas • Lebih menekankan pada penyelesain tugas melalui efisiensi, perencanaan kerja, pemberian instruksi dan pengawasan ketat. • Pemimpin jenis ini menekankan pada bawahan pencapaian tujuan tertinggi dan memaksa bawahan untuk mampu menunjukkan prestasinya.

  17. Teori Kisi Kepemimpinan • Hasil penelitian Blake dan Mouton dari University of Texas juga menemukan dua dimensi perilaku pemimpin, dimana interaksi keduanya akan menghasilkan lima macam gaya kepemimpinan. • Dimensi tersebut adalah berorientasi pada orang (concern of people) dan berorientasi pada hasil (concern of result).

  18. Kelima jenis gaya tersebut adalah (Robert Blake dan Anne McCanse, 1991) : 1.1 Gaya manajemen pengalah (impoverishedstyle). 1.9 Manajemen santai (country club style). 5.5 Gaya pertengahan (middle of the roadstyle). 9.1 Gaya kedudukan-otoritas atau gaya kerja (authority compliance). 9.9 Gaya tim (team style).

  19. Kisi Kepemimpinan Tinggi (1.9) Manajemen Santai Perhatian yang penuh atas kebutuhan manusia terhadap hubungan yang memuaskan, menghasilkan suasana organisasi yang hangat dan menyenangkan. (9.9) Manajemen Tim Pekerjaan diselesaikan oleh orang yang bertanggung jawab melalui resiko bersama dalam tujuan organisasi menghasilkan hubungan berdasarkan kepercayaan dan penghargaan 9 8 7 6 (5.5) Manajemen Pertengahan Kinerja organisasi yang memadai diperoleh melalui penyeimbangan keperluan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan mempertahankan moral manusia pada tingkat yang memuaskan. Orientasi pada orang 5 4 3 (1.1) Manajemen Pengalah Penggunaan usaha minimal untuk menyelasikan pekerjaan adalah memadai untuk mempertahankan keanggotaan organisasi. (9.1) Ketundukan-Otoritas Efisiensi kerja diperoleh dari pengaturan kondisi kerja dengan cara sesedikit mungkin melibatkan unsur manusia. 2 1 Tinggi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tinggi Orientasi pada hasil

  20. Tema Studi Perilaku Pemimpin

  21. Teori Kepemimpinan Kharismatik • Teori ini berlandaskan keyakinan bahwa pemimpin yang kharismatik mempunyai kekuatan yang tidak tampak’ melalui pancaran menyeluruh sang pemimpin yang dapat mempengaruhi bawahan secara sangat luar biasa. • Menurut Robert House, pemimpin karismatik mempunyai karateristik mencolok, seperti kepercayaannya pada bawahan yang besar, harapan yang tinggi bagi bawahannya, visi ideologi yang mempunyai pengaruh kuat dan menggunakan contoh dan teladan pribadinya pada bawahannya.

  22. Bass menambahkan bahwa pemimpin kharismatik memiliki kemampuan lain yang ditunjukkannya, seperti keterampilan berdebat dan persuasif yang tinggi, keahlian teknis dan kemampuan untuk menumbuhkan perubahan sikap, perilaku dan emosional para pengikutnya.

  23. Pemimpin kharismatik yang etis: Menggunakan kekuasaan untuk melayani orang lain Mempertimbangkan & belajar dari kritikan Meluruskan visinya dengan kebutuhan & aspirasi pengikut Menstimulasi pengikut untuk berpikir mandiri & mempertanyakan pandangan pengikutnya Komunikasi dua-arah & terbuka Melatih, mengembangkan, & mendorong pengikut, membagi penghormatan dengan orang lain. Mendasarkan diri pada nilai moral internal untuk memuaskan kepentingan organisasi & masyarakat (Howel & Avolio, 1992) Pemimpin kharismatik yang tidak etis: Menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadinya Mementingkan visi pribadinya Menolak & menyensor kritik perbedaan Menuntut bawahan untuk patuh mengikuti keputusan pemimpin tanpa pertanyaan Komunikasi satu-arah Tidak peka terhadap kebutuhan pengikut Mendasarkan diri pada nilai moral eksternal untuk memuaskan kepentingan diri sendiri Pemimpin Kharismatik yang Etis dan Tidak Etis

  24. Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional • Kepemimpinan transformasional dicirikan sebagai pemimpin yang berfokus pada pencapaian perubahan nilai-nilai, kepercayaan,sikap, perilaku, emosional dan kebutuhan bawahan menuju perubahan ang lebih baik di masa mendatang. • Pemimpin transformasional merupakan seorang agen perubahan yang berusaha keras melakukan transformasi ulang organisasi secara menyeluruh sehingga organisasi bisa mencapai kinerja yang maksimal di masa depan.

  25. Kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin dan bawahan, tanpa adanya upaya untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Mereka lebih banyak mengawasi, mengontrol, dan memberikan perintah-perintah untuk diselesaikan oleh bawahannya. • Kekuasaannya berdasarkan pemberian hadiah atau hukuman, penegakan aturan dan standar kerja organisasi yang harus dipatuhi oleh setipa bawahan tanpa pengecualian.

  26. Karakteristik pemimpin transformasional yang efektif (Luthans, 1995): - mereka mengidentifikasikan dirinya sendiri sebagai agen perubahan - mereka mendorong keberanian & pengambilan resiko - mereka percaya pada orang-orang - mereka dilandasi oleh nilai-nilai - mereka adalah seorang pembelajar sepanjang hidup (lifelongs learners) - mereka memiliki kemampuan untuk mengatasi kompleksitas, ambiguitas, & ketidakpastian - mereka juga adalah seorang pemimpin yang visioner

  27. Perbedaan karakteristik antara pemimpin transaksional & pemimpin transformasional Kepemimpinan Transaksional: • Pengaruh melalui penerapan hadiah & hukuman. • Pengawasan ketat & pengendalian bagi pelanggaran aturan & standar organisasi. • Melakukan intervensi jika standar kinerja tidak terpenuhi. • Menimpakan tanggung jawab pada bawahan & menghindari pembuatan keputusan.

  28. Kepemimpinan Transformasional: • Menciptakan visi & kekuatan misi, menanamkan kebanggaan pada diri bawahan, memperoleh & memberikan penghormatan, serta menumbuhkan kepercayaan di antara bawahan. • Mengkomunikasikan harapan tertinggi, menggunakan simbol untuk menekankan usaha tinggi, mengekspresikan tujuan penting dalam cara yang sederhana. • Menumbuhkan & meningkatkan kecerdasan, rasionalitas, & pemecahan masalah secara hati-hati terhadap bawahan. • Memberikan perhatian secara personal, membimbing & melayani tiap bawahan secara individual, melatih & memberikan saran-saran, menggunakan dialog & diskusi untuk mengembangkan potensi & kinerja bawahan.

More Related