1 / 47

PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA (SPH )

PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA (SPH ) Editing by Wiwik Andriyani L N. Dosen: Pak Pratomo. A. STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA. TANAMAN SAYURAN TANAMAN BUAH-BUAHAN TANAMAN BIOFARMAKA (OBAT-OBATAN) TANAMAN HIAS. PENDAHULUAN.

judith
Download Presentation

PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA (SPH )

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURASTATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA (SPH) Editing by WiwikAndriyani L N Dosen: Pak Pratomo

  2. A. STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA • TANAMAN SAYURAN • TANAMAN BUAH-BUAHAN • TANAMAN BIOFARMAKA (OBAT-OBATAN) • TANAMAN HIAS

  3. PENDAHULUAN • Sebelum tahun 1970, BPS dan Deptan mengumpulkan data sendiri-sendiri, HASILNYA BERBEDA. • Berdasarkan Instruksi Bersama Dirjen Tanaman Pangan dan KBPS SK 47/DDP/XI/1972 TANGGAL 20 November 1972 ditetapkan kerjasama antara BPS dan DITJEN TANAMAN PANGAN. • Instruksi Mendagri No. 3 tahun 1973 ditujukan kepada SEMUA GUBERNUR untuk membantu pelaksanaan pengumpulan data. • Instruksi Menko Ekuin tahun 1973 kepada Menteri Pertanian dan KBPS untuk melaksanakan cara perhitungan produksi Pertanian.

  4. KEGUNAAN DATA STATISTIK • Evaluasi • Perencanaan Pembangunan • Penentuan kebijakan

  5. SYARAT DATA STATISTIK YANG BAIK • OBJEKTIF yaitu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan bukan apa yang diharapkan. • REPRESENTATIF yaitu harus mewakili keadaan sebenarnya (berkaitan dengan sampel). • TELITI yaitu tingkat kesalahannya kecil.

  6. LANDASAN OPERASIONAL • Berdasarkan Instruksi Bersama Dirjen Tanaman Pangan dan KBPS SK 47/DDP/XI/1972 Tanggal 20 November 1972 ditetapkan kerjasama antara BPS dan Ditjen Tanaman Pangan. • UU no. 16 Tahun 1997 tentang statistik (Lembaran Negara Tahun 1997 no. 39, Tambahan Lembaran negara Nomor 3683) • PP No. 51 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik • Kesepakatan bersama Nomor 443/TU-010/A/5/06 Tahun 2006 I/V/KS/2006 antara DEPTAN dan BPS tentang pelaksanaan kegiatan Data Entry SP

  7. METODOLOGI

  8. Lanjutan Metodologi

  9. LanjutanMetodologi

  10. Lanjutan Metodologi

  11. LanjutanMetodologi c. Cara Penaksiran SumberInformasi : pedagang, perangkaibunga (florist), asosiasi, koperasi, PKK, Posyandu,UPGK, BalaiBenihHortikultura, UPT BalaiPengawasandanSertifikasiBenihTanamanPangandanHortikultura (BPSB TPH)

  12. Lanjutan Metodologi d. Buku Register kecamatan Hasilpenaksiranluas, produksi, hargatanamanhortikulturaper desadicatatpadabuku register kecamatansecaraperiodiksesuaidenganperiodepelaporan. Lampiran 1/Register e. Kuesioner SPH Dari buku register kecamataninformasidisalinkedalamkuesioner SPH-SBS, SPH-BST, SPH-TBF, SPH-BF, SPH-alsin, SPH-BN sesuaijenisdankelompoktanamanhortikulturasertaperiodepelaporan.

  13. Pengisian Daftar isian • Harus menggunakan pensil. • Penulisan huruf harus jelas dan menggunakan huruf BALOK. • Kode wilayah harus diisi dengan benar. • Penulisan angka harus dalam satuan bilangan bulat.

  14. PEMBULATAN ANGKA Semua isian Daftar Isian SP Adalah dalam bilangan bulat. Cara pembulatan: • Semua bilangan di belakang koma yang nilainya kurang dari 0,5 dibulatkan ke bawah. • Semua bilangan di belakang koma yang nilainya lebih dari 0,5 dibulatkan ke atas. • Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan 0,5 dan bilangan didepannya bilangan genap, maka dibulatkan ke bawah. • Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan 0,5 dan bilangan didepannya bilangan ganjil, maka dibulatkan ke atas.

  15. SPH-SBS, SPH-BST, SPH-TBF, SPH-TH, SPH-ALSIN, SPH-BN • CAKUPAN WILAYAH : • Seluruh kecamatan di Indonesia. • PETUGAS PENGUMPUL DATA : • KCD/Mantri Tani • JUMLAH RANGKAP : • 4 rangkap (BPS Propinsi,BPS Kabupaten/Kota, Diperta Kabupaten/Kota, Arsip KCD)

  16. SPH-SBS (Laporan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim) TANAMAN SAYURAN SEMUSIM): adalah tanaman sumber vitamin,mineral dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga,buah dan umbinya, yang berumur kurang dari satu tahun. Tidak dibedakan tanaman yang ditanam di daerah dataran tinggi dan dataran rendah, begitu juga yang ditanam di lahan sawah dan lahan bukan sawah

  17. SPH-SBS (Laporan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim) • TANAMAN SAYURAN SEMUSIM (< 1 tahun): - Dipanen sekaligus : adalah tanaman sehabis panen langsung dibongkar. Contoh :bw. merah, bw. putih, bw. daun, kentang, kol/kubis, kembang kol, petsai/sawi, wortel,lobak dan kacang merah. - Dipanen berulang kali/lebih dari satu kali : adalah tanaman yang dipanen lebih dari satu kali. Contoh : kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, paprika, jamur, tomat, terung, ketimun,buncis, labu siam, kangkung dan bayam.

  18. SPH-SBS (Lanjutan) • TANAMAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM : Adalah tanaman sumber vitamin, mineral dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah, berumur kurang dari 1 tahun, dapat berbentuk rumpun, menjalar dan berbatang lunak. Contoh : semangka, melon, blewah dan stroberi c) HARGA JUAL PETANI: adalah rata-rata harga jual petani per satuan yang telah ditentukan pada masing-masing komoditas yang dihitung dalam rupiah di tingkat petani yang berlaku umum di kecamatan pada periode laporan. Formuir DAFTAR ISIAN SPH-SBS

  19. PEMERIKSAAN DAFTAR SPH-SBS(LAPORAN TANAMAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM) Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : • Kolom (8) = kol (3) – kol (4) – kol (6) + kol (7) • Kolom (9) harus terisi bila kol (4) ada isian • Kolom (10) harus terisi bila kol (5) ada isian • Kolom (11) harus terisi bila kol (9) dan atau kol (10) ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : • Kolom (3) bulan laporan = kolom (8) bulan lalu

  20. SPH-BST(LAPORAN TANAMAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN TAHUNAN) • TANAMAN BUAH-BUAHAN TAHUNAN :

  21. Lanjutan SPH-BST • TANAMAN SAYURAN TAHUNAN Contoh : melinjo, petai, jengkol • TANAMAN PRODUKTIF : Adalah tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan yang sudah pernah/memberikan hasil pada triwulanan laporan, walaupun pada periode laporan sedang tidak menghasilkan, akan tetapi masih dapat diharapkan hasilnya pada periode berikutnya. • TANAMAN PRODUKTIF yang MENGHASILKAN Adalah tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan yang pada triwulanan bersangkutan dipetik hasilnya (dipanen). Dengan demikian tanaman produktif menghasilkan tidak termasuk tanaman yang belum dipetik hasilnya karena masih muda atau sedang berbunga. DAFTAR ISIAN SPH-BST

  22. PEMERIKSAAN SPH-BST(LAPORAN TANAMAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN TAHUNAN) Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : • Kolom (10) = kol (3) - kol (4) + kol (5) = kol (6) + kol (7) + kol (8) + kol (9) • Jika Kolom (7) ada isian maka kolom (11) harus ada isian • Jika Kolom (11) ada isian maka kolom (12) harus ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : • Kolom (3) triwulan laporan = kolom (10) triwulan yang lalu

  23. SPH-TBFLAPORAN TANAMAN BIOFARMAKA • Cakupan pengumpulan data tanaman biofarmaka melalui SPH-TBF adalah pada usaha budidaya yang mempunyai tujuan komersial (jika sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual) • Tanaman Biofarmaka Tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik dan kesehatan yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, umbi (rimpang) ataupun akar. Tanaman biofarmaka dibedakan 2 Kelompok yaItu : 1. Rimpang : terdiri dari jahe, laos/lengkua, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temukunci, temuireng dan dlingo/dringo 2. Non Rimpang : terdiri dari kapulaga, mengkudu/pace, mahkota dewa, keji beling, sambiloto dan lidah buaya. DAFTAR ISIAN SPH-TBF

  24. PEMERIKSAAN SPH-TBFLAPORAN TANAMAN BIOFARMAKA Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : • Kolom (8) = kol (3) - kol (4) – kol (6) + kol (7) • Kolom (4) ada isian maka kol (9) harus ada isian • Kolom (5) ada isian maka kol (10) harus ada isian • Kolom (11) harus ada isian jika kol (9) dan atau kol (10) ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : • Kolom (3) Triwulan laporan = kolom (8) triwulan lalu

  25. SPH-THLAPORAN TANAMAN HIAS • Cakupan pengumpulan data tanaman hias melalui SPH-TH adalah pada usaha budidaya yang mempunyai tujuan komersial (jika sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual) • Tanaman Hias Adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan estetika baik karena bentuk tanaman, warna dan bentuk daun, tajuk maupun bentuk pohon/batang, warna dan keharuman bunganya, sering digunakan sebagai penghias pekarangan, taman atau ruangan di rumah, gedung perkantoran, hotel, restauran maupun untuk kelengkapan upacara adat dan keagamaan. DAFTAR ISIAN SPH-TH

  26. PEMERIKSAAN SPH-THLAPORAN TANAMAN HIAS Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : • Kolom (8) = kol (3) - kol (4) – kol (6) + kol (7) • Kolom (4) ada isian maka kol (9) harus ada isian • Kolom (11) harus ada isian jika kol (9) dan atau kol (10) ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : • Kolom (3) triwulan laporan = kolom (8) triwulan lalu

  27. SPH-ALSIN ( ALAT & MESIN PERTANIAN HORTIKULTURA) • ALSIN Pertanian Hortikultura meliputi : 1. Alsintan Budidaya 2. Alsintan Panen/Pasca Panen 3. Alsintan Pengolahan DAFTAR ISIAN SPH-ALSIN b) Kolom (5) merupakan penjumlahan kol. (3) & kol. (4)

  28. SPH-BN(LAPORAN PERBENIHAN HORTIKULTURA) • Produsen/Penangkar Benih : orang, perusahaan, badan hukum atau instansi yang memproduksi benih untuk diedarkan atau diperdagangkan. Antara lain :penangkar benih,Balai benih hortikultura dan instalasinya, Balai penelitian yang memproduksi benih horti, BUMN dan BUMD yang bergerak dibidang produksi benih, dan perusahaan swasta. • Jika penangkarkan lebih dari satu jenis tanaman, maka dihitung untuk setiap jenis tanaman. • Pedagang/Penyalur Benih: orang (perorangan), badan hukum atau instansi pemerintah yang melakukan kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan benih kepada masyarakat, baik untuk diperdagangkan maupun tidak. • Jika menjual lebih dari satu jenis tanaman, maka dihitung pada masing-masing jenis tanaman DAFTAR ISIAN SPH-BN

  29. PEMERIKSAAN SPH-BN(LAPORAN PERBENIHAN HORTIKULTURA) • Kolom (3) terisi maka kolom (4) dan kolom (5) harus ada isian kecuali bila penangkar tersebut baru mulai tanam dan belum pernah menghasilkan benih maka kolom (5) kosong/tidak ada isian • Kolom (6) terisi maka kolom (7) harus ada isian

  30. PENGOLAHAN DATA A.Tahapan Pengolahan daftar isian SPH • Penerimaan Dokumen • Penyuntingan,Penyandian & Pemeriksaan • Entry data dan Imputasi B. Pengolahan Rekapitulasi Daftar Isian SPH 1. Pengolahan Produksi dan Luas Panen • Sayuran dan buah semusim • Tan. Biofarmaka & Tan. Hias • Tanaman Buah & sayuran tahunan 2. Pengolahan Harga

  31. PELAPORAN • PelaporanKab.( RKSP), rangkap 3: BPS propinsi, diperta,arsipdinaskab. • Pelaporan Prop.(RPSP), rangkap 3: DirjenHorti, BPS prop, arsipdiperta RKSP DAN RPSP DAPAT DIPEROLEH DARI Program Pengolahan yang Disediakan PENYAJIAN DATA HORTIKULTURA • Statistiktanamansayuran yang menyajikanluaspanen, produksidanproduktivitasselamasatutahun • Statistiktanamanbuah, biofarmakadantanamanhiasmenyajikanjumlahtanaman yang sedangmenghasilkan.

  32. DaftarIsianfrekuensiJawa *) LuarJawa *) SPH-SBS bulanan Tgl 5 setelah tgl 10 stlh bln berakhir bln berakhir SPH-BST tgl 5 setelahtgl 10 stlh SPH-TBF triwulanantrwberakhirtrwberakhir SPH-TH SPH-ALSIN tahunantgl 5 setelahtgl 10 stlh SPH-BN thnberakhirthnberakhir JadwalPelaporan SPH

  33. Lanjutan MetodologiJadwal Pelaporan Rekapitulasi SPH

  34. ORGANISASI LAPANG Jakarta, Oktober 2010

  35. TUGAS DAN TANGGUNGJAWABDEPTAN/DINAS PERTANIAN DAN BPS • BPS menyerahkanbuku register kecamatandandaftar SPH keDinasPertanian, yang selanjutnyamembagikannyakepetugaskecamatan (KCD). • Petugaskecamatanmengumpulkan data dilapangdanmenyampaikankeDipertaKab/Kota. • DipertaKab/Kota memeriksakelengkapan data dankebenaranisianlaporankemudianmembuat RKSPH. Dokumen RKSPH dikoordinasikandengan BPS Kab/Kota kemudiandikirimkeDipertaPropinsi. • BPS Kabupaten/Kota memeriksakelengkapan data danmelakukanvalidasiisiandaftar SPH, melakukan entry data danmengirimkanhasilke BPS Propinsi. • DipertaPropinsimemeriksakelengkapan data danmelakukanvalidasiisianlaporan RKSPH danmembuat RPSPH. Hasil RPSPH dikoordinasikan/disinkronkandengan BPS Propinsiuntukmenyusun ASEM dan ATAP daerah • BPS, DitjenHortikulturasertaPusdatinPertanianberkoordinasiuntukmelakukankompilasidanvalidasiuntukmenghasilkan data nasional.

  36. Pelaporan Daftar Isian Statistik Pertanian Hortikultura

  37. Arus Pelaporan Rekapitulasi Statistik Pertanian Hortikultura

  38. PERAN BPS KABUPATEN/KOTA • Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. • Monitoring pelaporan sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkandiperlukan kartu kendali penerimaan dokumen (receiving-batching dokumen dengan teliti). • Pemeriksaan dokumen (SP dan RKSP) sesuai prosedur yang telah ditetapkan. • Melakukan pengawasan lapangan dan cek lapangan hasil pelaporan SP yang tidak wajar. • Melakukan entry dan pengolahan data dengan program SIMSPH. • Melakukan sinkronisasi hasil pengolahan data yang dilakukan BPS (SIMSPH) dengan Diperta (RKSP). DIPERTA SERING MELAKUKAN RALAT DATA PRODUKSI ATAUPUN LUASPANEN  RALAT DILAKUKAN HARUS DARI RALAT LAPORAN SP KECAMATAN BUKAN DATA REKAP KABUPATEN/KOTA

  39. PENGOLAHAN DATA A.Tahapan Pengolahan daftar isian SPH • Penerimaan Dokumen • Penyuntingan,Penyandian & Pemeriksaan • Entry data dan Imputasi B. Pengolahan Rekapitulasi Daftar Isian SPH 1. Pengolahan Produksi dan Luas Panen • Sayuran dan buah semusim • Tan. Biofarmaka & Tan. Hias • Tanaman Buah & sayuran tahunan 2. Pengolahan Harga

  40. PELAPORAN • Pelaporan Kab.( RKSP), rangkap 3: BPS propinsi, diperta,arsip dinas kab. • Pelaporan Prop.(RPSP), rangkap 3: Dirjen Horti, BPS prop, arsip diperta RKSP DAN RPSP DAPAT DIPEROLEH DARI Program Pengolahan yang Disediakan

  41. PENGOLAHAN (SPH) • Sejaktahun 2008 pengolahandilakukandi BPS Propinsi/Kabupaten/Kota, kecuali Maluku Utara dan Papua. • Raw data SIMSPH adadi BPS Kabupaten/Kota, BPS Propinsidan BPS. • BPS melakukankompilasidanvalidasi data untuk level nasional. • BahansinkronisasidenganDipertaKabupaten/Kota adalahTABULASIhasil entry data dengan SIMSPH.

  42. VALIDASI DATA • Kelengkapanisiansetiapkolomdansetiapperiodelaporan (kesinambunganisiansetiapperiodelaporan). • Data kecamatan yang tidakrespondiestimasidenganratio estimateberdasarkankecamatan lain padakabupaten yang samadan series data bulan/triwulansebelumnya. • Konsistensiisianjumlahtanamanmenghasilkan/luastanamanakhirtriwulan yang laludenganawaltriwulanlaporan. • Konsistensi/kewajaranjumlahtanamanproduktifdenganjumlahtanamanmenghasilkan. • Kewajaranproduktivitasdalam range yang sudahditetapkan minimum danmaksimumnya. • Polaperkembanganluaspanen/jumlahtanamanmenghasilkan, produksidanproduktivitassetiapperiode (bulanan/triwulanan/ tahunan).

  43. ESTIMASI PENYAJIAN • Level propinsi (untuk nasional), kabupaten (untuk propinsi) untuk data luas panen (tanaman semusim) atau jumlah pohon menghasilkan (tanaman tahunan) dan produksi hasil kompilasi data tingkat kecamatan. • Tahunan ( 1 tahun) untuk tanaman semusim dan triwulanan untuk tanaman tahunan/obat/hias. • Produktivitas merupakan hasil penghitungan: • Tanaman buah-buahan dan sayuran semusim, tanaman biofarmaka, tanaman hias: • produktivitas = produksi (habis dan belum habis) dibagi dengan luas panen (habis ditambah belum habis pada akhir periode) • Tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan: • produktivitas setiap triwulan = produksi setiap triwulan dibagi jumlah tanaman menghasilkan setiap triwulan • BPS BELUM MENYAJIKAN JUMLAH POHON MENGHASILKAN DAN PRODUKTIVITAS SELAMA SATU TAHUN (untuk tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan)

  44. SINKRONISASI DATA SEBELUM PENYAJIAN DATA DILAKUKAN VALIDASI (SINKRONISASI) DATA ►Tk.Prop : BPS Prop & Distan Prop Bersama BPS Kab/Kota & Distan Kab/Kota Level penyajian: menurut Kabupaten/Kota ►Tk.Pusat : BPS & Deptan Bersama BPS Prop & Distan Prop. Level Penyajian: Menurut Propinsi Angka Sementara (ASEM) tahun t-1 pada bulan Maret tahun t Angka Tetap (ATAP) tahun t-1 pada bulanJuni tahun t

  45. PERMASALAHAN • Anggapan bahwa komoditas hortikultura bukan komoditas strategis, sehingga data hortikultura belum dianggap penting. • Perhatian terhadap data hortikultura masih kurang. • Ketidaktepatan waktu pelaporan. • Ketidaklengkapan laporan. • Untuk Maluku Utara, Maluku, Papua dan Papua Barat belum ada laporan SP dari setiap kecamatan. • Belum semua komoditas hortikultura (Menurut SK Mentan ada 323 jenis) dicakup dalam pelaporan. • Penyajian data hanya terbatas pada luas panen/jumlah pohon menghasilkan, produksi dan produktivitas. • Produktivitas tidak berdasarkan hasil pengukuran nyata di lapangan, tetapi dari perhitungan hasil laporan produksi dan luas panen/jumlah pohon menghasilkan.

  46. MANFAAT/KEGUNAAN DATA HORTIKULTURA • Penyusunan NBM. • Analisis ketersediaan pangan. • Penyusunan PDB atau PDRB sektor pertanian sub sektor tanaman pangan. • Analisis data inflasi. • Dasar kebijakan mikro sub sektor hortikultura.

More Related