1 / 39

Draft Panduan Umum Model dan Prosedur Kerjasama Pemuliaan Partisipatif Pertanian

Draft Panduan Umum Model dan Prosedur Kerjasama Pemuliaan Partisipatif Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2006. LATAR BELAKANG. Varietas unggul : sebagai komponen utama dalam sistem usahatani

jude
Download Presentation

Draft Panduan Umum Model dan Prosedur Kerjasama Pemuliaan Partisipatif Pertanian

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DraftPanduan UmumModel dan Prosedur KerjasamaPemuliaan Partisipatif Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2006

  2. LATAR BELAKANG • Varietas unggul : • sebagai komponen utama dalam sistem usahatani • ‘fix variable’ yang didukung oleh ‘annual variables’ untuk keragaan optimalnya • Sistem perakitan varietas unggul dan diseminasinya belum optimal • Dominasi institusi formal • Kelambatan dalam menghasilkan varietas unggul baru • Kelambatan dalam diseminasi varietas unggul yang dihasilkan • Varietas unggul banyak yang sudah dilepas (TP= 108; Bun= 72; Horti= 585), tapi sebagian kecil saja yg berkembang di masyarakat • Permintaan pasar atau preferensi konsumen terhadap varietas unggul yang dihasilkan ? • Peningkatan varietas/benih impor dan usulan pelepasannya oleh swasta (hortikultura)

  3. LATAR BELAKANG…… • Paradigma ‘RESEARCH FOR DEVELOPMENT’ • Perakitan varietas unggul berorientasi kepada kebutuhan pengguna/pasar • Kekuatan dan Peluang : • Sumberdaya genetik pertanian dan SDM serta fasilitas lingkup Badan Litbang Pertanian dan institusi lain • Potensi pelaku bisnis/mitra kerjasama dalam memahami preferensi pasar/konsumen, promosi dan pemasaran, serta dukungan finansial • Keragaman kebutuhan daerah akan varietas unggul baru • Kekayaan intelektual • Pemuliaan partisipatif untuk mempercepat pengadaan varietas unggul baru sesuai kebutuhan pengguna

  4. LATAR BELAKANG…… • Pemuliaan partisipatif : • Mempercepat diperolehnya varietas unggul baru sesuai kebutuhan pengguna/petani/mitra/konsumen • Melibatkan calon pengguna/mitra dalam proses pemuliaan • Membangun keterkaitan/kerjasama produsen – konsumen varietas unggul baru (cost sharing) • Kebersamaan dalam penguasaan kekayaan intelektual • Benefit sharing dalam komersialisasi varietas unggul baru

  5. LATAR BELAKANG…… • Faktor-faktor Penting : • Perundang-undangan yang berlaku (Budidaya, PVT, Otda, Keuangan dll.) • Keragaman antar dan inter kelompok komoditas pertanian (TP, Horti, Bun, Nak) • Posisi Komoditas dalam struktur Pembangunan Pertanian (Strategis, Sumber Pertumbuhan Baru, Substitusi Impor dsb.) • Komoditas public domain Vs. Komersial • Keterkaitan Pengelolaan SDG, Pemuliaan, Perbenihan dan komersialisasi

  6. Panduan UmumModel dan Prosedur Kerjasama Pemuliaan Partisipatif Pertanian • SK. Kepala Badan Litbang Pertanian : 155/Kpts/OT.100/J/6/06 • Tim Penyusun Panduan Umum Pemuliaan Partisipatif Pertanian • Drs. Firdaus Kasim (Puslitbang Tanaman Pangan) • Dr. M. Winarno, MSc. (Puslitbang Hortikultura) • Dr. Ir. Nurliani Bermawie (Puslitbang Perkebunan) • Dr. Bess Tiesnamurti (Balai Penelitian Ternak)

  7. DAFTAR ISI • KATA PENGANTAR • DAFTAR ISI • DAFTAR TABEL • DAFTAR GAMBAR • DAFTAR LAMPIRAN • PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Karakteristik Usaha Agribisnis 1.3. Prosedur/Metode Pemuliaan 1.4. Industri Benih • MAKSUD DAN TUJUAN 2.1. Maksud 2.2. Tujuan

  8. DAFTAR ISI…… • KETENTUAN UMUM 3.1. Ciri Pokok 3.2. Pelaku 3.3. Materi 3.4. Input 3.5. Proses • LANDASAN HUKUM 4.1. Undang-Undang 4.2. Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri Pertanian

  9. DAFTAR ISI…… • PROSEDUR DAN MODEL 5.1. Pemuliaan Partisipatif dalam Kerangka Umum Pemuliaan 5.2. Seleksi Plasma Nutfah 5.3. Hibridisasi/penciptaan keragaman genetik 5.4. Seleksi Dasar 5.5. Evaluasi 5.6. Model Pemuliaan Partisipatif (Model I, II, dan III) 5.7. Aspek Administrasi

  10. DAFTAR ISI…… • DAYA DUKUNG DAN HAMBATAN 6.1. Faktor Pendukung 6.2. Faktor Penghambat 6.3. Keberlanjutan Program PUSTAKA LAMPIRAN • Petunjuk Teknis • Log Book • Formulir Fieldbook

  11. MAKSUD DAN TUJUAN Pemuliaan Partisipatif : • Suatu model manajemen pemuliaan yang melibatkan pengguna dalam penentuan ideotipe varietas unggul yang dibutuhkan, yang pelaksanaannya dilakukan melalui kemitraan • Pendekatan kolaboratif antara peneliti/pemulia/penyelenggara pemuliaan dan petani/pengguna/pengusaha/konsumen dalam menghasilkan varietas unggul yang dibutuhkan Penerapan Pemuliaan Partisipatif : • Memperpendek jarak antara proses perakitan varietas dan pengguna • Meningkatkan akurasi penentuan ideotipe varietas unggul • Memanfaatkan sumberdaya secara sinergis dari berbagai institusi pemerintah ataupun swasta (fasilitas, dana, keahlian dan pengalaman) • Meningkatkan efisiensi aktivitas pemuliaan

  12. MAKSUD DAN TUJUAN….. TUJUAN : • Memberikan petunjuk mengenai kerjasama Pemuliaan Partisipatif Pertanian (PPP) : • Ketentuan Umum (ciri pokok PPP, pelaku, materi, input, proses) • Landasan Hukum (UU, PP, Kepmen) • Prosedur dan Model (aspek pemuliaan tanaman, teknis, aspek administrasi, dan kekayaan intelektual)

  13. KETENTUAN UMUM Sifat Kerjasama Menurut Tahapan Pemuliaan TAHAP I TAHAP II TAHAP III VARIETAS KOMERSI - Bank gen Breeding UNGGUL ALISASI Pengkayaan Seleksi Maintenance Hibridisasi Perbanyakan Konservasi Rekayasa Kelestarian Orientasi Keuntungan Sifat Keberlanjutan Pendek Panjang Acak Goal Akurat

  14. Opsi Keterkaitan Mitra dalam Model Pemuliaan

  15. Model Umum Kerjasama Pemuliaan • Pemuliaan Ulang-Alik : • Kerjasama antara Lembaga Penyelenggara Pemuliaan atau Pemulia (LPP/P) dengan institusi formal (biasanya Pemda) atau pengusaha benih sebagai Mitra kerjasama Pemuliaan (MP) • Materi pemuliaan berupa kandidat siap uji • Pengujian dilakukan bersama-sama LPP/P dan MP • Proses pemuliaan dapat terjadi bolak-balik : LPP/P-MP-LPP/P-MP dst. (perbaikan) sampai diperoleh varietas unggul yg ideal menurut MP

  16. Model Umum Kerjasama Pemuliaan……. • Pemuliaan kemitraan pada tahap tertentu dari proses pemuliaan • Kerjasama pada tahap tertentu dari serangkaian kegiatan pemuliaan Pada tahap 1, tahap 2, atau tahap 1-2 • Biasanya antar institusi formal (LPP/P), atau LPP/P dengan MP • Berorientasi bisnis atau nirlaba

  17. Model Umum Kerjasama Pemuliaan……. • Pemuliaan Partisipatif • Kerjasama antara LPP/P dengan MP pada tahap 1-3 atau tahap 2-3 • Menghasilkan varietas unggul sesuai permintaan konsumen • Berorientasi bisnis • Pemuliaan pesanan • Kerjasama LPP/P dan MP hanya pada tahap 3 • LPP/P mengerjakan sendiri dgn ideotipe berdasarkan masukan dari MP • Seluruh proses menjadi tanggung jawab LPP/P

  18. Pelaku Pemuliaan Partisipatif • Pelaku pemuliaan partisipatif adalah lembaga penyelenggara pemuliaan/pemulia (LPP/P) dan mitra • Mitra : badan usaha atau perorangan • Pengusaha Benih = konsumen 1 • Distributor benih = konsumen 2 • Petani/Pekebun = konsumen 3 • Konsumen akhir = konsumen 4 = konsumen produk pertanian dan/atau petani

  19. Hak dan KewajibanPelaksana Pemuliaan Partisipatif

  20. Hak dan KewajibanPelaksana Pemuliaan Partisipatif…..

  21. Materi dalam Pemuliaan Partisipatif • Tetua yg digunakan dalam proses pemuliaan, baik berasal dari LPP/P atau MP. Porsi terbesar dalam ‘sharing profit’. • Perangkat lunak yg disepakati bersama dan diperlukan dlm : • Melindungi kepentingan kedua belah pihak (MOU, MTA, legalitas notaris) • Memandu penyelenggaraan kegiatan (juknis, logbook, fieldbook)

  22. Proses Pemuliaan Partisipatif • Tahap Pemuliaan I: Bank gen • Penyusunan rencana (TOR) eksplorasi, konservasi dan utilisasi SDG oleh LPP/P • LPP/P menawarkan program tersebut kepada mitra, atau mitra berinisiatif untuk terlibat dalam penyelenggaraan bank gen • Pembuatan kesepahaman kerja (Memorandum Of Understanding) • Penyusunan perencanaan terinci (proposal, juknis, logbook dan fieldbook) • Penandatanganan naskah kontrak kesepakatan kerjasama • Pelaksanaan kegiatan • Publikasi dan komersialisasi (kalau ada)

  23. Proses Pemuliaan Partisipatif…….. • Tahap Pemuliaan IIa: Rekayasa varietas oleh pemulia • Rekayasa varietas oleh LPP/P dengan ideotipe ditentukan oleh LPP/P • Evaluasi dan seleksi superior • Genotipe terpilih ditawarkan (TOR) kepada mitra untuk observasi • Pembuatan kesepahaman kerja (Memorandum Of Understanding) • Penyusunan perencanaan terinci (proposal, juknis, logbook dan fieldbook) • Penandatanganan naskah kesepakatan kerjasama • Observasi, evaluasi dan seleksi genotipe yang disukai mitra • Pelepasan varietas dan penentuan pemegang hak PVT (sesuai dengan naskah kerjasama dan kesepakatan) • Pemindahan hak komersialisasi

  24. Proses Pemuliaan Partisipatif…….. • Tahap Pemuliaan IIb: Rekayasa varietas, ideotipe ditentukan oleh pemulia dan mitra • Pembuatan nota kesepahaman kerja (Memorandum Of understanding) • Penyusunan perencanaan terinci (proposal, juknis, logbook dan fieldbook) • Penandatanganan naskah kesepakatan kerjasama • Rekayasa varietas oleh penyelenggaraan pemuliaan oleh penyelenggaraan pemuliaan • Evaluasi dan seleksi superior oleh mitra • Pelepasan varietas dan penentuan pemegang hak PVT (sesuai dengan naskah kerjasama dan kesepakatan) • Pemindahan hak komersialisasi

  25. Proses Pemuliaan Partisipatif…….. • Tahap Pemuliaan III: Ideotipe varietas atas pesanan mitra • Rekayasa varietas oleh penyelenggaran pemuliaan dengan ideotipe ditentukan oleh mitra • Pembuatan kesepahaman kerja (Memorandum Of Understanding) • Penyusunan perencanaan terinci (proposal, juknis, logbook dan fieldbook) • Penandatanganan naskah kesepakatan kerjasama • Penyelenggaraan pemuliaan • Evaluasi dan seleksi superior oleh mitra • Pemindahan hak komersialisasi kepada mitra pemesan

  26. , Pemerintah : Penyedia perundangan (PVT, budidaya dst .) Kelengkapan : Prosedur standar , MOU, kesepakatan , juknis , logbook , fieldbook Model PB II: Rekayasa Model PB I: Model PB III: Bank gen Pesanan Model PB IIa Model PB IIb * Eksplorasi terseleksi Kandidat unggul Pengkayaan Tak Generasi lanjut Maintenance Hibridisasi Konservasi Mutasi Uji multilokasi / VARIETAS KOMERSI - Bank gen Breeding Evaluasi observasi UNGGUL ALISASI Seleksi Transgenik Tujuan : Kelestarian kekayaan SDH/SDG, keuntungan ekonomi : Sifat kemitraan Kejujuran dan keterbukaan Model yang akan dikembangkan : Jaring kerja , dinamika dan keberlanjutan umum * Paling PROSEDUR DAN MODEL PPP Model Pemuliaan Partisipatif dalam Kerangka Pemuliaan Secara Umum

  27. Model I : Bank Gen • Kegiatan managemen sumber genetik, bertujuan memelihara dan menyediakan materi pemuliaan (fisik) dan informasi bagi pemulia dan pengguna lainnya • Keuntungan bagi MP • 1. Mempunyai hak akses terhadap seluruh data koleksi (kecuali kode koleksi) • 2. Mempunyai Hak Prioritas Tingkat I dalam pemberian lisensi atau hak PVT • Kegiatan : • a. Eksplorasi, b. Pemeliharaan koleksi, c. Pengamatan dan pencatatan data, d. Manajemen data, e. Publikasi, f. Tukar-menukar materi pemuliaan dan/atau data dengan pihak lain • Komersialisasi yang mungkin: • a. Publikasi ilmiah/populer, b. Tukar-menukar materi dan/atau data, c. Penjualan lisensi komersialisasi atau hak PVT hasil seleksi kultivar elit • Bentuk Materi Pemuliaan • a. Biji, b. Tanaman di lapang, c. Dalam bentuk in vitro

  28. Model I : Bank Gen……… • Unsur-unsur resiko teknis • a. Hilangnya material pemuliaan karena dicuri • b. Rusak/matinya material pemuliaan • c. Tercampur dengan varietas lain • d. Resiko proses, yaitu resiko a–c yang menyebabkan terhambatnya proses pemuliaan selanjutnya • SDM dan fasilitas minimal yang diperlukan • a. Pemulia • b. Teknisi pengamat • c. Teknisi komputasi • d. Satu set perangkat computer Pentium IV • e. Lahan/laboratorium/rumah koleksi

  29. Acuan sharing tanggung jawab dan indek bobot sharing model I Angka pada model adalah kemungkinan sharing yang disepakati

  30. Model II : Rekayasa • Model kerjasama antara LPP/P + MP dengan tujuan akhir menghasilkan populasi pemuliaan baru sampai dengan terpilihnya varietas unggul baru • Keuntungan bagi MP • 1. Mempunyai hak akses terhadap seluruh data populasi pemuliaan hasil kegiatan (kecuali kode koleksi) • 2. Mempunyai Hak Prioritas Tingkat II (HPT II) dalam pemberian lisensi atau hak PVT • 3. Pada keadaan dimana MP: • a. Memutuskan untuk membeli dan memiliki hak PVT atas suatu varietas yang dihasilkan dalam kerjasama PPP, maka MP dipandang sebagai MP murni, namun mendapat prioritas dalam sebuah lelang hak PVT • b. Kalah dalam lelang, maka MP tetap dipandang sebagai bagian dari LPP • c. Membeli hak lisensi komersial kepada pemegang hak PVT, maka MP tidak kehilangan statusnya sebagai bagian dari LPP

  31. Model II : Rekayasa…….. • Kegiatan: • Melakukan pemeliharaan calon tetua yang akan direkayasa • Melakukan pemuliaan sesuai dengan metode yang ditentukan (hibridisasi, mutasi, seleksi, dan transformasi genetik) • Melakukan pemeliharaan/penyimpanan populasi pemuliaan hasil rekayasa • Melakukan perbanyakan populasi pemuliaan hasil rekayasa (kalau diperlukan) • Evaluasi lanjutan • Melakukan pengamatan dan pencatatan data • Komersialisasi yang mungkin: • Publikasi ilmiah/populer • Tukar-menukar material dan/atau data • Penjualan hak PVT kepada pihak lain atau MP yang berminat • Bentuk Materi Pemuliaan : • Biji hibrida, Bibit/tanaman di lapang, Dalam bentuk in vitro

  32. Model II : Rekayasa…….. • Unsur-unsur resiko teknis : • Hilangnya materi pemuliaan karena dicuri • Rusak/matinya material pemuliaan • Tercampur dengan varietas lain • SDM dan fasilitas minimal : • Pemulia • Teknisi perbanyakan/pemeliharaan dan pengamat • Teknisi komputasi • Satu set perangkat computer • Lahan untuk uji observasi

  33. Tabel 6. Acuan sharing kewajiban dan indek bobot sharing model II Acuan sharing tanggung jawab dan indek bobot sharing model II

  34. Tabel 7. Acuan model pesanan Model III : Pesanan

  35. Tabel 7. Acuan model pesanan Model III : Pesanan……….

  36. DAYA DUKUNG DAN HAMBATAN • Faktor Pendukung • Potensi kekayaan SDH/SDG Indonesia masih cukup tinggi, memberi peluang yang luas bagi terciptanya varietas unggul baru • Permintaan terhadap benih dari varietas unggul, di masa depan akan makin meningkat seiring dengan dinamika nasional maupun global • Pelaksanaan program • Dukungan institusional secara penuh dari lembaga penyelenggara pemuliaan.

  37. DAYA DUKUNG DAN HAMBATAN…… • Faktor Penghambat • Dalam jangka waktu pendek–menengah, tekanan terhadap keberadaan SDH/ SDG nasional diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini memperkecil peluang terciptanya varietas unggul baru yang baru dan unik • Masih banyaknya pebisnis benih maupun konsumen yang impor minded • Pelaksanaan program • Pada beberapa komoditas siklus pemuliaannya cukup panjang, sehingga mempersempit keinginan calon MP untuk bekerjasama • Kekhawatiran akan hilangnya materi genetik (dicuri, rusak, bocor, dsb.) pada pihak yang bekerja sama. perlu diupayakan prosedur yang dapat memperkecil peluang terjadinya hambatan itu. • Setiap wilayah memiliki kebiasaan bercocok tanam yang spesifik, sehingga perlu disusun petunjuk teknisnya • Adanya perbedaan ketelitian pengamatan antar pelaksana

  38. DAYA DUKUNG DAN HAMBATAN…… • Keberlanjutan Program • Melakukan inisiasi jalinan kerjasama yang harmonis • Menyusun konsep dan prosedur pelaksanaan jalinan kerjasama PPP • Melakukan verifikasi konsep PPP yang telah disempurnakan, • Membentuk jejaring jalinan kerjasama PPP.

  39. Terima Kasih ,,…….

More Related