1 / 31

Errors in Sizing up The Situation

Errors in Sizing up The Situation. Creating Premises Cognitive Orientations that produce 1. Dominan Styles 2. Auxiliary Styles. Information Recognized And judgements made. Preferred Types of Data And means of Drawing Conclusions. Dealing with Complexity Rules of thumb and

hilde
Download Presentation

Errors in Sizing up The Situation

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Errors in Sizing up The Situation

  2. Creating Premises Cognitive Orientations that produce 1. Dominan Styles 2. Auxiliary Styles Information Recognized And judgements made Preferred Types of Data And means of Drawing Conclusions Dealing with Complexity Rules of thumb and Heuristics used to cope with limitations in processing information 4. Errors in Sizing Up The Situation Gambar 4.1 menunjukan bagaimana keputusan dibuat Pemrosesan informasi di level mikro Cognitive style di level makro Dalam pengambilan ke- putusan ada kesukaran tersembunyi yang dapat membuat keliru sehingga menghasilkan keputusan yang miskin. Bab ini membantu pengambil keputusan menghindari kesukaran yang berkaitan dengan konflik, dwiarti, dan ketidakpastian pada pengambilan keputusan yang berat.

  3. The Windows Merubah cara dalam memandang suatu keputusan menghasilkan perspektif yang berbeda. Keputusan yang sulit membutuhkan type multiple cara memandang (Nutt and Backoff, 1987). Contoh (untuk mengilustrasikan) Ada hotel tepat dibawah The Great Barrier Reef di Gold Coast Australia yang menyediakan suatu pandangan yang mencolok dari Gelombang Lautan Pasifik. Saat Sunrise deburan ombak bercampur dengan cahaya fajar membuat pandangan yang mempesona. Pandangan yang mencolok ini hanya terpaku pada satu titik. Jika view dipindahkan ke kanan tampak seperti dataran tinggi Miami. View sebelah utara, menonjolkan kabut dengan matahari terhalang gedung. View sebelah kiri tampak bagian selatan sejauh mata memandang Bias terjadi pada informasi yang dibutuhkan untuk memahami keputusan. Untuk menghindari bias, informasi harus relevan. Bias mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.

  4. The Windows Penggunaan asumsi sebagi target dalam pengambilan keputusan adalah salah. Contoh, Proses pengambilan keputusan terhadap keluhan beban kerja opertor telepon terpokus pada jadwal kerja. Konteks masalah diasumsikan pada beban kerja. Ketika keluhan terjadi lagi, pemeriksaan dilakukan lagi ternyata keluhan itu akibat autokrasi pengawas. Keputusan diambil berdasar asumsi merupakan kegagalan sebelum proses pengambilan keputusan dimulai. Untuk menghindari kegagalan, harus mengubah cara dalam pengambilan keputusan dengan beberapa view. Contoh, sebuah perusahaan dapat melihat komplain dari pelanggan sebagai kejengkelan/gangguan atau dipandang sebagai sebagai sumber informasi berharga tentang produk atau pelayanan perusahaan. Keputusan yang berat membutuhkan kerangka yang hati-hati, mencari keputusan dengan beberapa perspektif sebelum beberapa komitment dibuat. Aturan yang dibutuhkan untuk membantu pengambil keputusan oleh perspektif yang diambil.

  5. Intuisi dan pemakaiannya dalam pengambilan Keputusan • Intiusi yaitu diketahui, tanpa menggunakan alasan atau logika. • Dalam pengambilan keputusan intuisi digunakan untuk identifikasi, interprestasi informasi dan membuat judgment. • Intuisi sangat diperlukan dalam efisiensi terhadap pilihan yang rutin dalam kehidupan sehari - hari. Intuisi membantu pengambil keputusan untuk menyimplikasikan informasi secara cepat. • Intuisi tidak dapat digunakan pada keputusan yang berat karena akan menimbulkan kekeliruan. Keputusan yang berat membutuhkan informasi yang sistematik dan berhati-hati dalam memprosesnya. Intuisi dapat keliru karena kesalahan atau ketidakcukupan koneksi. • Ketika dihadapkan dengan keputusan yang berat, pembuat keputusan harus memahami kecurigaan/ketidakpercayaan terhadap intuisinya.

  6. 1. Decision Environment 2. Schema 3. Information Acquisition 7. Outcome 6. Action 4. Information Processing 5. Choice Bagaimana Judgments dibuat Gambar 4.2 memvisualisasikan bagaimana judgments dibuat. Komponen model ini secara luas dikenal oleh psikolog dan scientis management yang mempelajari pengambilan keputusan. Hogarth (1980), Nisbett and Ross (1980) and Hammond, McGlelland, and Mumpower (1980) Gambar 4.2

  7. Bagaimana Judgments dibuat • Kata kunci model ini : Pembuat Keputusan, keputusan dan kebutuhannya, lingkungan dimana pembuat keputusan membuat judgment. • Contoh kasus. Keputusan harus diambil yaitu mengganti atau memperbaiki mobil yang rusak akibat kecelakaan. Lingkungan terdiri dari informasi tentang nilai mobil, resiko perbaikan seperti adanya kerusakan tersembunyi yang mengakibatkan terbatasnya umur kendaraan, dan besarnya asuransi yang diterima. Pembuat keputusan (pemilik mobil) mengaplikasikan schemas untuk menganalisa keputusan yang akan diambil. Pemilik mobil harus mengetahui “total cost” jika mengganti mobil atau memperbaikinya. Mengetahui dengan pasti besar asuransi diterima. Jika mengambil keputusan merperbaiki harus diperhitungkan kemungkinan kerusakan tersembunyi yang dapat meningkatkan biaya perbaikan sehingga melebihi harga mobil. Kerusakan tersembunyi adalah masalah nyata. Perusahaan asuransi tahu dari pengalaman biaya kerusakan tersembunyi dapat melebihi nilai penggantian mobil. Jika mobil diperbaiki dan ada kerusakan tersembunyi selama perbaikan, perusahaan asuransi mungkin menolak untuk menandatangani biayanya. Pemilik mobil harus memperkuat ramalan-ramalannya.

  8. Kelakuan Pengambilan Keputusan • Keputusan perbaikan mobil dapat digunakan untuk mengilustrasikan komponen dalam model judgment. Environment merupakan factor yang berhubungan dengan keputusan. Lingkungan ini terdiri dari level-level system, seperti layanan perusahaan asuransi, kondisi ekonomi, dan lain-lain. • Lingkungan keputusan terdiri dari informasi penting tentang inti masalah yang menuntut keputusan (box 1) dan keyakinan tentang lingkungan (box 2). Dari lingkungan ini menentukan bentuk dan langkah yang langsung diambil. Keyakinan ini mungkin bisa menyebabkan pengambil keputusan terpaku pada issue yang salah. Schema mencakup “apakah” dan “bagaimana” representasi yang digunakan oleh pengambil keputusan. • Penerimaan informasi (box 3), pemrosesan informasi (box 4) dan menghasilkan keputusan (kotak 5). Pengambil keputusan mendapat informasi dari memory (penyelesaian asuransi) dan lingkungan (harga mobil dan penanganan perbaikan yang dipertimbangkan) dan proses informasi ini menentukan apakah diterima biaya penyelesaiannya atau menolaknya. Pemilik mobil akan menggunakan schema untuk mengekstrak dan menginterprestasikan informasi dari lingkungan (box 6). Pemilik mobil mempelajari outcome: biaya dan kondisi sesungguhnya dari mobil. (box 7)

  9. Perbandingan Model normative dan Behavioral • Langkah pengambilan keputusan seperti gambar 4.1 adalah behavioral, menggambarkan langkah yang diambil pengambil keputusan menghadapi keputusan yang berat. • Langkah ini berbeda dengan langkah yang disebutkan dalam Bab 3 (Model Normatif). Motivasi untuk mempercepat pengambilan keputusan menarik pengambil keputusan untuk mensubstitusi skema dengan menyimplikasikan penerimaan dan pemrosesan informasi untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan, mendapatkan pilihan, dan mengetes asumsi. • Aktivitas (kotak 2) dalam gambar 4.2 mengganti langkah-langkah tiga-langkah-pertama dari proses pengambilan keputusan yang direkomendasikan pada Bab 3. Langkah ini mempelajari hubungan antara action dan feedback dari outcome. Feedback ini adalah informal dan sering tidak lengkap atau tanpa ditemukan refleksi dari informasi yang diklarifikasi pada outcome keputusan

  10. Sumber-Sumber Bias • Contoh perbaikan mobil mengilustrasikan bagaimana beberapa macam bias dapat terjadi dalam pengambilan keputusan, yaitu: • Pertama, informasi yang diperoleh baik dari memory atau lingkungan dapat tidak lengkap, menyesatkan dan salah. • Informasi yang diproses dengan suatu pendekatan tertentu bisa menghasilkan kesimpulan keliru. • Cara yang dipilih terlalu cepat, dapat juga menghasilkan bias. • Feedback informal yang menghubungkan sebuah pilihan dengan langkah pengambilan keputusan deduksinya dapat keliru. • Factor yang menghambat pengambilan keputusan diatasi dari pemrosesan informasi dengan memahami isu dan problem, dan dapat memancing tindakan untuk membentuk judgment.

  11. Sumber-Sumber Bias • Kelakuan pemrosesan informasi manusia dapat dikarakterisasi dengan pengenalan selektif, mempelajari secara bertahap, aturan yang digunakan untuk menselaraskan kesimpulan yang dibuat, keterbatasan memori, dan lain-lain. Bias ditanggulangi dari bagaimana informasi diperoleh dan diproses, langkah yang mungkin diambil, dan mempelajari sukses atau gagal. • Keterbatasan manusia dalam menangani informasi diimbangi dengan pengumpulan pengalaman dari observasi lingkungannya. Pengalaman menganjurkan bagaimana seharusnya informasi diantisipasi, diterima, dan diinterprestasikan. Beberapa pola informasi harus difahami untuk melihat bagaimana pengambil keputusan membuat pilihan. Kesimpulan: Bias dapat timbul pada penerimaan informasi, pemrosesan informasi, mengekspresikan kesimpulan dan mempelajari sukses dan gagal.

  12. Error dalam mendapatkan informasi Bias dapat terjadi ketika pengambil keputusan mengextrak informasi yang ada dengan memory mereka supaya berhubungan dengan keputusan yang akan mereka ambil. Error terjadi dari ketidakfahaman dan menjadi penyebab dari kekeliruan dalam pengambilan keputusan. Pengambil keputusan mengambil secara parsial informasi yang di dapat secara mencolok (Cyert and March,1963).

  13. Availability Heuristik diaplikasikan pada informasi yang diperoleh • Informasi yang ada dapat menimbulkan bias yang signifikan. Pengambil keputusan sering menggambarkan terlalu dini informasi yang ada sebelum mendiagnostiknya. Informasi yang ada dapat menjadi keliru ketika asumsi yang digunakan tidak relevan dengan permasalahan yang ada. • Pengambil keputusan yang merespon dengan cepat informasi yang diperoleh menggunakan aturan oleh Tversky and Kahneman (1973) disebut sebagai “Availability Heuristik”. Pengambil keputusan mengambil Availability Heuristik untuk membuat judgment tentang frekuensi dan kemiripan kejadian di masa mendatang yang cocok dengan keadaan dan kecepatan informasi yang diperoleh. Penyalahgunaan Availability Heuristik yaitu pengambil keputusan tidak menggunakan informasi yang dibutuhkan untuk memahami tentang apa keputusan itu. Availability Heuristik digunakan secara spontan tanpa prosedur aturan yang baik oleh pengambil keputusan yang mengaplikasikannya dan tetap berusaha untuk menjastify penggunaanya setelah ditunjukkan bahwa penggunaannya menjadi cenderung salah (Maier, 1931). • Bias digolongkan dalam 3 kategory, yaitu penyampelan (sampling Bias) , penyimpanan (storage Bias) dan pemanggilan kembali (recall Bias).

  14. Sampling Bias Initial Sampling Bias. Pengambil keputusan sering menyandarkan pada pengalaman pribadi dan memperlakukannya seperti merepresentasikan random sample event. Contoh, jika kita baru pertama ke Las Vegas, kemudian kita ikut taruhan dan kalah maka setuju dengan pendapat bahwa yang meninggalkan Las Vegas itu pemenang dan yang kalah. Orang menggambarkan data dari lingkungan untuk memperkuat kesan awal atau pengaruh.

  15. Storage Bias Storage Bias Bias dalam penyimpanan informasi juga dapat menimbulkan kesalahan. orang lebih condong untuk membentuk dan mengingat sesuatu khusus yang lebih penting membuat sesorang lebih menyimpan memory dibanding bukan hal-hal khusus. Contoh Hari peristiwa pembunuhan Kenedy membuat orang lebih mudah mengingatnya dibanding mengingat kejadian orang yang tidak dikenal. Pengambil keputusan menggambarkan, menerima dan mengingat informasi dan membentuk memory karena perasaan, kekeluargaan, berdasarkan hubungan, dan rasa suka. Hal tersebut dapat mengakibatkan bias dalam informasi dan mengakibatkan error ketika digunakan.

  16. Recall Bias Recall Bias Recall bergantung pada pola. Beberapa pola berbeda, mungkin lebih baik dari yang lainnya. Contoh: seorang pemain catur mempunyai recall yang baik ketika biji caturnya pada posisi tertentu di papan caturnya seperti terjadi selama game berlangsung (Tversky and Kahneman, 1971). Tetapi jika biji catur itu diletakan secara random, maka baik yang bukan pemain atau master catur mempunyai recall yang miskin. Meskipun master mempunyai recall yang lebih baik dibanding bukan pemain karena memiliki pengalaman dengan pola yang akan membantunya. Recall bias berhubungan dengan pola informasi. Informasi yang konsisten dengan type tertentu lebih cocok untuk diingat dan di panggil kembali tanpa error atau distorsi.

  17. Persepsi Selektif Persepsi dari informasi yang relevan tidak lengkap tetapi selektif. Masalah selektivitas menjadi lengkap lebih meresap ketika informasi diperoleh lebih dari satu kali. Study tentang persepsi ini ditemukan pada orang yang sering mendapat informasi dibanding memprosesnya. Pengambil keputusan secara selektif mendiagnostik informasi. Selektivitas menggunakan pengalaman, antisipasi dan ekspektasi. Berdasarkan Persepsi selektif, juga dapat menimbulkan Bias, yaitu: 1. Experience Bias. 2. Antisipation Bias 3. Causality Bias

  18. Experience Bias Experience Bias. Pengalaman dapat menjadi guru yang hebat, tetapi cenderung pada apa yang telah kita fahami. Pengambil keputusan lebih suka mengidentifikasi dan bertindak pada masalah yang konsisten dengan pengalamannya. Contoh Manager Pemasaran hanya tertarik dengan bidangnya, manager keuangan menganalisa dari sisi keuangan sehingga dapat menjadi bias.

  19. Antisipation Bias Antisipation Bias, Pengambil keputusan mengantisipasi informasi yang akan diobservasi ketika bertemu dengan tipe tertentu dari keputusan, dan kemudian mencari informasi, dan membuat ramalan sendiri. Contoh mahasiswa baru medical pada program orientasi akan cenderung diperkenalkan informasi yang hanya berhubungan dengan sekolah medik dan pilihan mereka pada universitas. Sehingga hal ini dapat menghasilkan bias.

  20. Causality Bias Causality Bias, Pengambil keputusan juga mencari informasi konsisten untuk dugaan tentang kausality. Contoh, pewawancara mencari informasi untuk mengkonfirmasi suatu masalah. Maka dia hanya mencari informasi yang menyebabkan hal tersebut saja, informasi yang lain diabaikan. hal ini akan menimbulkan bias

  21. Jelas dalam menimbang pentingnya informasi • Pengambil keputusan, dipengaruhi oleh informasi yang jelas (Walster, 1966). Pengambil keputusan memerlukan informasi yang jelas. Smart advertiser, seperti TV memainkan peranan ini. • Pengalaman mempunyai pengaruh kuat dalam ingatan berhubungan dengan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri dan orang lain (Nisbett and Ross, 1980). • Informasi yang jelas lebih disukai dan mudah diingat dibanding informasi yang tidak jelas. Untuk melihat informasi yang jelas, informasi harus emotionally appealing, konkret, image-provoking, dan personal (Nisbett and Ross, 1980). Setiap factor berkontribusi terhadap cara pengambil keputusan menimbang informasi.

  22. Emmotional appeal • Keputusan pada masa perang dan damai masih memprovokasi pertimbangan emosional di dalamnya. contoh informasi mempengaruhi orang tahu secara jelas. Perhatian seseorang tertuju pada berita yang menggambarkan kematian teman karena kecelakan lalu luntas. Informasi yang sama juga didengar yaitu kematian orang yang tidak dia kenal. Orang itu akan merecall sekitar kematian temannya secara spesifik, tentang waktu, lokasi kecelakaan, kondisi jalan, dan linnya, sedangkan kematian orang yang tidak dikenal akan diabaikan. • Emotional interest dari event berhubungan dengan derajat kebutuhan, harapan, perkiraan, motive dan nilai (Nisbett and Ross, 1980).

  23. Konkret • Detail dan spesifik membantu menghasilkan informasi yang jelas. Mengindikasikan siapa yang termasuk, langkah apa yang diambil, dan kontek situasi bagaimana yang membuat informasi konkret. Contoh kongkret membangkitkan imaginasi lebih mudah diingat (Nisbett and Ross, 1980). Contoh Siaran warta berita menggambarkan pemecatan CEO dapat dinyatakan: “Presiden perusahaan XYZ akan meninggalkan postnya bulan depan untuk mengajar pada universitas lokal”. Pengumuman ini mempunyai sedikit pengaruh dibanding “Joe Doe, presiden perusahaan XYZ, telah dibebastugaskan menyusul dimergernya perusahaan XYZ tersebut dengan perusahaan competitor utamanya, dan dia akan mengajar paruh waktu sambil mencari pekerjaan tetap”. Bagian terakhir lebih jelas. • Orang mempunyai pemahaman yang susah tentang hal negative atau menemukan informasi yang salah, karena sifat kekonkretannya yang dianggap merupakan kekurangan. Informasi positif dan tersedia lebih jelas dan cocok untuk digunakan disbanding informasi negative.

  24. Proximity • Kejelasan dihubungkan oleh dekatnya seseorang atau ketertutupan suatu kejadian dalam lokasi, waktu, dan sekitarnya (Nisbett and Ross, 1980). Kejadian yang dialami seseorang satu jam lalu lebih jelas dibanding kejadian satu bulan lalu, atau dibanding pengamatan orang lain di kota lain. • Efek proximity mempunyai hubungan yang harus dipertimbangkan pada aksi. Pengaruh emosional bisa tinggi atau rendah terhadap efek proximity

  25. Presentasi Data • Keputusan juga dipengaruhi oleh bagaimana informasi tersedia. Urutan, mode informasi, campuran kualitatif dan kuantitatif, display, konteks, dan negative atau informasi yang tidak dikonfirmasikan dapat mempunyai efek bias yang menyebabkan objektivitas menjadi terbatas dan menghasilkan error (Dickson, Senn, dan Chervany, 1977).

  26. Order effect • Informasi dalam proses pengambilan keputusan, didapatkan secara bertahap. Ordering memungkinkan menimbulkan tekanan pada informasi awal dan sekarang, tergantung pada kejadian yang sedang diamati. Contoh manager penjualan sering mengekstrapolasi penjualan pada basis pengalamannya terbaru, khususnya jika pengalaman memberi kesan peningkatan dramatis atau penurunan yang tinggi pada penjualan. Efek jangkar juga bisa terjadi. Informasi terkini memberikan performansi yang miskin dalam situasi yang memberi efek dengan emosional tinggi, seperti cost yang tinggi mengikuti system kontrol inventory, dapat persis cocok ketika informasi bertahap level informasinya dapat diterima. Menerima “kegagalan performansi” mungkin dari efek pemahaman, seperti skill seseorang yang dibutuhkan untuk mengoperasikan system, atau fluktuasi dalam aktivitas bisnis yang memberikan ketegangan sementara. Meskipun demikian ekspresi awal dapat menghasilkan tanda-tanda kegagalan di banyak cara yang sama dalam kesan awal seseorang sering terjadi dalam informasi yang tidak dikonfirmasikan.

  27. Order effect • Order dimana informasi didapatkan dihasilkan disebut primacy atau effect recency. Informasi yang diperoleh dengan cepat pada proses pengambilan keputusan sering berpengaruh tidak proporsional dalam pilihan terakhir. Sederhana “kesan pertama sangat penting” menbawa efek meresap. Efek terkini, dengan informasi yang lama mempunyai hubungan tidak semestinya pada keputusan, juga pengamatan, meski ada sedikit hubungan dibanding effek primacy. Kedua tipe efek ini secara luas menghasilkan bias • Efek primacy terjadi karena pengambil keputusan cenderung pada pendekatan keputusan dengan teory atau atau keterangan. Mereka mengumpulkan informasi awal untuk konfirmasi apakah keputusan tersebut cocok dengan informasi bertahap yang dipandang dalam situasi experiment (Asch, 1946), Contoh : pewawancara dapat berubah kesannya terhadap yang diwawancarai ketika informasi awal positif (individu tampak pandai dan tekun) atau negative (individu yang sama tampak menurutkan kata hati atau keras kepala).

  28. Order effect • Komitment premature dan kegagalan untuk memperbaiki keputusan diperkuat oleh pengalaman. Pengambil keputusan sering melihat sesuatu statis atau tanpa perubahan dan mengira tujuannya tetap sama (Heider, 1958). • Pengambil keputusan menemukan ketidakpastian amat berat. Pengalaman mereka menolong ketika mereka memperoleh informasi dan mengikutinya untuk memulai berurusan dengan keputusan (Nutt, 1984). Informasi ini sangat berat untuk dibuang, meski ketika nilainya menjadi meragukan dalam penemuan informasi bertahap.

  29. Display • Display informasi dapat membantu atau juga dapat menghalangi pengambil keputusan. Informasi yang melewati batas (overload) dapat direduksi dengan display. Tetapi ketika display data logis dan komplit, penghilangan- penghilangan yang penting tidak cocok dilakukan. Contoh Konsultasi mengenai informasi harga dan performansi pada penerbit VCRs dengan teknik Consumer Report yaitu informasi tentang konsumen diperoleh dari daftar kunjungan. Menggunakan format consumer report dalam pengumpulan informasi dapat mereduksi efek-efek seperti factor persuasive sales yang mendramatisir bahwa konsumen lebih suka beberapa keistimewaan produk khusus. Bagaimanapun, konsumen akan melihat perkembangan baru, seperti efek digital, karena format Consumer report menyangkal keistimewaan ini.

  30. Display • Display mungkin membuat informasi overload ketika informasi terus membanjiri pembuat keputusan. Contoh jika sebuah artikel di Consumer Report menggambarkan cost dan performansi dari VCRs yang ditawarkan terlalu detail, pembeli potensial mungkin tidak bisa melihat keistimewaan yang penting. Managemen information system (MIS) kadang-kadang menghasilkan type dari masalah ini. MIS menjadi ditinggalkan oleh organisasi untuk dua keadaan: ketidakmampuan MIS menyediakan informasi berhubungan dengan pengambilan keputusan, dan beban dari pengambil keputusan dengan volume informasi yang tidak jelas penggunaannya (Nutt, 1986). Kerancuan pada display dapat menyebabkan pengambil keputusan menuju keputusan tunggal dan kemungkinan kesimpulannya salah.

  31. Kata Kunci • 1. Model dari judgment dapat digunakan untuk identifikasi umber bias dalam • mendapatkan dan menggunakan informasi. • 2. Pengambil keputusan memperkenalkan informasi dengan selektif dan memberi • informasi yang dengan cepat tersedia. • 3. Error dalam informasi berasal dari: • a. Kesukaran dalam mengestimasi secara akurat frekuensi kejadian. • b. Pemberian event dipengaruhi kekeluargaan (banyak pertimbangan). • c. Menekankan informasi consisten dengan pengalaman masa lalu. • d. Berdasarkan gambaran dan tidak menghitung nilai informasi yang valid. • e. Order effects, dimana informasi yang baru diperkenalkan mempunyai banyak pertimbangna (lebihberat) dibandingkan informasi yang diperkenalkan sebelumnya. • 4. Konteks yang keliru akan terkerangka pada keputusan, sehingga diagnostic • informasi diabaikan • 5. Menyandarkan secara eksclusive pada informasi yang tersedia dapat • menghasilkan kontek penyesatan (kekeliruan).

More Related