1 / 40

Static Routing

Static Routing. Routing Protocols and Concepts. Tujuan. Menentukan tugas utama dari sebuah router di dalam sebuah jaringan. Menjelaskan jaringan yang terkoneksi secara langsung, dengan interface router yang berbeda.

hastin
Download Presentation

Static Routing

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Static Routing Routing Protocols and Concepts

  2. Tujuan • Menentukan tugas utama dari sebuah router di dalam sebuah jaringan. • Menjelaskan jaringan yang terkoneksi secara langsung, dengan interface router yang berbeda. • Meneliti secara jaringan yang terhubung secara langsung dalam tabel routing dan menggunakan protokol CDP. • Menjelaskan routing statik dengan interface exit. • Menjelaskan summary dan default route. • Memperhatikan bagaimana paket dapat di-forward-kan ketika menggunakan routing statik. • Mengidentifikasikan bagaimana cara mengatur dan melakukan troubleshoot routing statik.

  3. Tugas Utama Router • Fungsisebuah Router • Pemilihanjalurterbaik • Melakukan Forward terhadappaketketujuan • Introducing the Topology • 3 buah router seri 1800 terkoneksimelalui WAN • Setiap router terkoneksikesebuah LAN yang diwakilioleh switch dan PC

  4. Tugas Utama Router • Koneksi dari sebuah Router pada WAN • Router memiliki sebuah port DB-60 yang dapat mendukung 5 macam standar kabel • Koneksi dari sebuah Router pada Ethernet • 2 tipe konektor yang dapat digunakan: Straight through dan Cross-over • Straight through digunakan untuk menghubungkan: • Switch ke Router, Switch ke PC, Router ke Server, Hub ke PC, Hub ke Server • Cross-over digunakan untuk menghubungkan: • Switch ke Switch, PC ke PC, Switch ke Hub, Hub ke Hub, Router ke Router

  5. Interface • Meneliti interface Router • Show IP route – untuk melihat tabel routing • Show Interfaces –untuk menunjukkan status dari sebuah interface • Show IP Interface brief –untuk menunjukkan sebagian dari informasi dari interface • Show running-config – menunjukkan file konfigurasi di RAM

  6. Interface • Mengkonfigurasi interface dari Ethernet • Secara default semua interface serial dan Ethernet down • Untuk menghidupkan interface, gunakan perintah No Shutdown

  7. Interface • Verifikasi interface Ethernet • Show interfaces fastEthernet 0/0 – menunjukkan status dari port fast Ethernet • Show ip interface brief • Show running-config • Interface Ethernet bekerja di ARP

  8. Interface • Mengkonfigurasi Interface Serial • Masuk ke interface configuration mode • Masukkan IP address dan subnet mask • Ketikkan perintah no shutdown • Contoh: • R1(config)#interface serial 0/0 • R1(config-if)#ip address 172.16.2.1 255.255.255.0 • R1(config-if)#no shutdown

  9. Interface • Meneliti interface Router • Interface WAN yang terkoneksi secara fisik. • Ada 2 macam sisi dari sebuah Physical Layer WAN : • Data Circuit-terminating Equipment (DCE) – Ini adalah service provider. CSU/DSU merupakan sebuah device yang bersifat DCE. (Pada jack kabel -> female) • Data Terminal Equipment (DTE) – secara umum router adalah device yang bersifat DTE. (pada jack kabel -> male)

  10. Interface • Mengkonfigurasi serial link dalam lingkungan lab • Satu sisi koneksi serial dianggap sebagai DCE. • Ini membutuhkan sebuah clocking signal – gunakan perintah clockrate. • Contoh: • R1(config)#interface serial 0/0 • R1(config-if)#clockrate 64000 • Serial Interfaces membutuhkan sebuah sinyal clock untuk mengontrol pewaktuan dalam berkomunikasi.

  11. Tabel Routing and Protokol CDP • Tujuan dari perintah debug IP routing • Memungkinkan untuk melihat perubahan yang dilakukan oleh router ketika menambah dan menambah jalur routing. • Contoh: • R2#debug ip routing • IP routing debugging is on

  12. Tabel Routing dan Protokol CDP • Mengkonfigurasi sebuah Ethernet interface • Example: • R2(config)#interface fastethernet 0/0 • R2(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.0 • R2(config-if)#no shutdown

  13. Tabel Routing dan Protokol CDP • Ketika sebuah router telah dikonfigurasi interface-nya &tidak ada protokol routing lain dikonfigurasi maka: • Routing table hanya terdiri atas jaringan yang terhubung secara langsung • Hanya device pada jaringan yang terkoneksi secara langsung yang dapat dijangkau

  14. Tabel Routing dan Protokol CDP

  15. Tabel Routing dan Protokol CDP • Checking setiap route • Perintah pingdigunakan untuk melakukan cek terhadap konektifitas end to end

  16. Tabel Routing dan Protokol CDP • Tujuan CDP • Tool Cisco layer 2 yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai peralatan Cisco yang lain yang terhubung secara langsung. • Konsep tetangga (neighbors): • 2 tipe neighbor: • Layer 3 neighbor • Layer 2 neighbor

  17. Tabel Routing dan Protokol CDP • Perintah CDP show • Perintah Show cdp neighbors • Menampilkan informasi berikut: • Neighbor device ID • Local interface • Holdtime value, in seconds • Neighbor device capability code • Neighbor hardware platform • Neighbor remote port ID • Perintah Show cdp neighbors detail • Sangat berguna dalam menentukan apakah konfigurasi sebuah alamat IP error

  18. Tabel Routing dan Protokol CDP • Disabling CDP • Untuk meng-disable CDP secara global gunakan perintah berikut • Router(config)#no cdp run

  19. Routing Statik dengan Interface Exit • Tujuan dari routing statik • Jalur (route/rute) yang dikonfigurasi secara manual digunakan ketika menjalurkan dari sebuah jaringan ke sebuah stub network

  20. Routing Statik dengan Interface Exit • Perintah IP route • Untuk mengkonfigurasi suatu route static digunakan perintah berikut: ip route • Contoh: • Router(config)# ip route network-address subnet-mask {ip-address | exit-interface }

  21. Routing Statik dengan Interface Exit • Membedah sintak static route • ip route – Perintah static route • 172.16.1.0 – Alamat jaringan tujuan • 255.255.255.0 - Subnet mask dari jaringan tujuan • 172.16.2.2 - Serial 0/0/0 interface IP address on R2, which is the "next-hop" to this network

  22. Routing Statik dengan Interface Exit • Mengkonfigurasi route ke 2 atau lebih remote network • Gunakan perintah berikut pada R1 • R1(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.2.2 • R1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.2.2

  23. Routing Statik dengan Interface Exit • 3 Prinsip routing Zinin • Principle 1: “Every router makes its decision alone, based on the information it has in its own routing table.” “Setiap router membuat keputusannya sendiri, berdasarkan informasi yang dimilikinya pada tabel routing” • Principle 2: “The fact that one router has certain information in its routing table does not mean that other routers have the same information.” “Fakta bahwa sebuah router memiliki informasi tertentu dalam tabel routing tidak berarti bahwa router lain memiliki informasi yang sama” • Principle 3: “Routing information about a path from one network to another does not provide routing information about the reverse, or return path.” “Informasi routing mengenai sebuah path/jalur dari satu network ke yang lain tidak menyediakan informasi routing mengenai jalur baliknya.”

  24. Routing Statik dengan Interface Exit • Dengan menggunakan 3 prinsip routing Zininapa yang jawaban dari pertanyaan berikut? • Apakah paket dari PC1 dapat mencapai tujuannya? • Ya, paket yang ditujukan ke jaringan 172.16.1.0/24 dan 192.168.1.0/24 akan mencapai tujuannya. • Apakah ini berarti bahwa paket dari jaringan-jaringan ini yang ditujukan ke jaringan 172.16.3.0/24 akan mencapai tujuannya? • Tidak, karena baik R2 maupun R3 tidak memiliki route ke jaringan 172.16.3.0/24.

  25. Routing Statik dengan Interface Exit • Modifying Static routes • Static route yang sudah adatidak boleh dimodifikasi. Static route yang lama harus dihapus dengan meletakkan kata nodi depan kata ip route • Contoh: • no ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.2.2 • Static route yang baru harus dituliskan ulang di konfigurasi

  26. Routing Statik dengan Interface Exit • Verifikasi Konfigurasi Static Route • Lakukan langkah berikut • Langkah 1 show running-config • Langkah 2 verifikasi bahwa static route telah dimasukkan dengan benar • Langkah 3 show ip route • Langkah 4 verifikasi rute telah dikonfigurasi di dalam tabel routing • Langkah 5 gunakan perintah ping untuk menverifikasi paket dapat mencapai tujuan dan Return path bekerja dengan baik

  27. Routing Statik dengan Interface Exit • Ethernet interfaces dan ARP • Jika sebuah static route dikonfigurasipada sebuah link Ethernet dan paket dikirim ke router hop berikutnya maka… • Alamat MAC tujuan akan menjadi alamat dari interface Ethernet dari hop berikutnya • Ini ditemukan oleh router dengan menggunakan tabel ARP • Jika tidak ditemukan maka sebuah ARP request akan dikirimkan

  28. Summary dan Default Route • Summarizing routesmengurangi ukuran tabel routing. • Route summarization adalah proses menggabungkan sejumlah static routes menjadi sebuah static route.

  29. Summary dan Default Route • Konfigurasi sebuah summary route • Langkah 1: Hapus static route yang ada • Langkah 2: Konfigurasi summary dari static route • Langkah 3: Verifikasikan static route yang baru

  30. Summary and Default Route • Default Static Route • Ini adalah sebuah route yang akan cocok dengan semua paket. Stub router yang memiliki sejumlah static routes yang berada di dalam interface yang sama merupakan kandidat yang cocok untuk default route. • Seperti route summarization default route akan mengurangi ukuran routing table. • Mengkonfigurasi default static route • Mirip seperti mengkonfigurasi static route. Kecuali bahwa alamat IP tujuan dan subnet mask semuanya nol. • Contoh: • Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 [exit-interface | ip-address ].

  31. Summary and Default Route • Static routes dan subnet masks • Proses lookup pada tabel routing ketika membandingkan alamat IP tujuan dan subnet mask akan menggunakan yang paling cocok • Default static routes dan subnet masks • Karena subnet mask digunakan pada default static route adalah 0.0.0.0, maka semua paket data akan cocok

  32. Static Routes dan Packet Forwarding • Packet forwarding dengan static routes (ingat 3 prinsip routing Zinin) • Router 1 • Packet tiba di interface Fastethernet 0/0 pada R1 • R1 tidak memiliki route ke alamat jaringan tujuan, 192.168.2.0/24 • R1 menggunakan default static route

  33. Static Routes dan Packet Forwarding • Packet forwarding dengan static routes (ingat 3 prinsip routing Zinin) • Router 2 • Paket tida di interface Serial 0/0/0 pada R2 • R2 memiliki static route ke192.168.2.0/24 melalui Serial0/0/1

  34. Static Routes dan Packet Forwarding • Packet forwarding dengan static routes (ingat 3 prinsip routing Zinin) • Router 3 • Packet tiba di interface Serial0/0/1 pada R3 • R3 memiliki route yang terkoneksi (connnected route) ke jaringan 192.168.2.0/24 melalui Fastethernet 0/1

  35. Static Routes dan Packet Forwarding • Troubleshooting a Missing Route • Tools yang dapat digunakan untuk mengisolasi masalah routing adalah: • Ping – menguji konektifitas end to end • Traceroute – untuk menemukan semua hop (router) disepanjang jalur di antara 2 titik • Show IP route – menampilkan tabel routing & memastikan proses forwarding • Show ip interface brief – menunjukkan status dari interface router • Show cdp neighbors detail – mengumpulkan informasi konfigurasi mengenai neighbor yang terkoneksi secara langsung

  36. Static Routes dan Packet Forwarding • Solving a Missing Route • Menemukan route yang hilang atau route yang salah dikonfigurasi membutuhkan tool yang tepat secara metodik • Mulailah dengan PING - jika ping gagal, maka gunakan traceroute untuk menentukan lokasi di mana paket gagal tiba • Masalah: show ip route untuk meneliti tabel routing • Jika terdapat masalah karena salah konfigurasi routing statik, hapus static route-nya dan konfigurasi ulang

  37. Static Routes and Packet Forwarding • Solving a Missing Route

  38. Summary • Router • Bekerja pada layer 3. • Fungsi best path selection & forwarding packets. • Menghubungkan Jaringan: • WAN • Kabel Serial terhubung ke serial port milik router. • Pada lingkungan lab/praktikum, clock rates harus dikonfigurasi pada sisi DCE. • LAN • Kabel straight through atau cross over cables digunakan untuk menghubungkan port fastethernet port. (tipe kabel yang digunakan tergantung pada device yang dihubungkan.) • Cisco Discovery Protocol (CDP) • Protokol yang bekerja pada layer 2. • Digunakan untuk menemukan informasi mengenai device Cisco yang terhubung secara langsung.

  39. Summary • Static Routes • This is a manually configured path that specifies how the router will get to a certain point using a certain path. • Summary static routes • This is several static routes that have been condensed into a single static route. • Default route • It is the route packets use if there is no other possible match for their destination in the routing table. • Forwarding of packets when static route is used • Zinin’s 3 routing principles describe how packets are forwarded • Troubleshooting static routes may require some of the following commands: • Ping • Traceroute • Show IP route • Show ip interface brief • Show cdp neighbors detail

More Related