10 likes | 142 Views
47. mengenai akhir penawanannya. Frankl (dalam Koeswara,. 1992) melaporkan,. didalam kamp masih bisa dijumpai sejumlah tawanan yang "heroik", artinmya dalam situasi yang serba kekurangan pun masih bisa bertindak "berbeda", tidak
E N D
47 mengenai akhir penawanannya. Frankl (dalam Koeswara, 1992) melaporkan, didalam kamp masih bisa dijumpai sejumlah tawanan yang "heroik", artinmya dalam situasi yang serba kekurangan pun masih bisa bertindak "berbeda", tidak menyerah begitu saja kepada lingkungan yang bisa mengarahkan pada demorfasi psikis atau primitivasi. Kisah kamp-konsentrasi tersebut sengaja penulis kutip karena teori ketidakberdayaan dari Seligman terilhami dari kisah PD II dan begitu juga mengenai makna hidup dalam logoterapinya Frankl. Walaupun Frankl tertarik tentang makna hidup sejak remaja, namun mencapai puncak kematangan konsepnya setelah keluar dari tawanan PD II kamp-konsentrasi tersebut. Letak hubungan antara kedua konsep teori tersebut didasarkan pada pernyataan Frankl (dalam Koeswara, 1992) bahwa manusia sekarang hidup secara sementara (provasional) dari satu hari kehari berikutnya, karena mereka tidak tahu pasti apa yang hilang dari diri mereka. Gaya hidup provasional orang-orang sekarang ini sudah mirip dengan gaya hidup sebagian besar tawanan kamp- konsentrasi. C.l. Ketidakberdayaan dan ketidakbermaknaan Seligman, Abramson, Semmel dan Baeyer (1979), menyatakan adanya kecenderungan orang membuat penjelasan kausal atas peristiwa baik atau buruk yang menimpanya. Menggunakan gaya atribusi pesimistik untuk menyikapi peristiwa tidak dapat di kendalikan, ketika dalam kondisi tidak berdaya disebabkan harga dirinya rendah. Kemudian, digeneralisasikan melampaui situasi dan waktu. Abramsom (dalam Atkinson dkk, tt) mengilustrasikan bila seseorang